Penilaian Polusi Udara pada Ruang Basemen.

226 Survei Kualitas Udara di Basemen Hotel SUR V AI KU ALIT A S

15.7 Simpulan

Dari analisis hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pada ruang basemen hotel telah terjadi defisiensi sistem ventilasi berupa; ¾ Mikroklimat; suhu kering cukup tinggi 27,6-29,0 o C, kelembaban antara 68-78, dan hampir tidak ada gerakan udara 0,04 mdet. ¾ Kadar oksigen cukup rendah 18,5 sedangkan kadar karbon dioksida tinggi 775-1200 ppm. 2. Defisiensi sistem ventilasi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan karyawan, di mana sebanyak 91,7 mereka mengeluh bahwa ruang kerjanya terlalu panas dan tidak ada gerakan udara. 3. Sedangkan gangguan kesehatan yang dialami oleh sebagian besar karyawan berupa drowsiness, dizziness dan lethargy masing-masing 83,3, gangguan saluran napas bagian atas 58,8, iritasi hidung 33,3 dan iritasi pada mata 25.

15.8 Saran

Perlu segera dilakukan intervensi berupa tindakan pengendalian kualitas udara dalam ruangan basemen dengan cara sebagai berikut. 1. Menambah suplai udara segar ke dalam ruangan dengan rerata aliran udara minimum sebesar 10 ldetorang, melalui penambahan AC-split 2. Menyediakan local exhaust ventilation untuk mengeluarkan polutan dari dalam ruangan. 3. Melakukan air cleaning dengan menggunakan electrostatic precipitators filters untuk mengikat partikel debu. 4. Pengendalian administratif penting dilakukan seperti menjaga kebersihan ruangan, pemeliharan secara teratur terhadap AC-sentral dan menyediakan tempat istirahat bagi karyawan di luar ruangan.

15.9 Kepustakaan

American Conference of Govermental Industrial Hygienists ACGIH, 1995. Threshold Limit Values and Biological Exposure Indices, Cincinati, USA. American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers ASHRAE, 1989. Ventilation for Indoor Air Quality, ASHRAE Standards- 62, Atlanta. Astrand, P.O. and Rodahl, K., 1977. Textbook of Work Physiology-Physiological Bases of Exercise, 2 nd ed. McGraw-Hill Book Company. USA. hal. 449-480. Djojodibroto, R.D., 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. hal.66-69. Grandjean, E., 1993. Fitting the Task to the Man, 4 th ed. Taylor Francis Inc. London. hal.304-329. Grantham, D., 1992. Occupational Health Safety. Guidebook for the WHSO. Merino Lithographics, Moorooka, Queensland, Australia. Hau, E., 1997. Lectures and Practical Sessions on Indoor Air Quality, The Univer- sity of Queensland, Australia. Konz, S., 1996. Physiology of Body Movement. Dalam: Bhattacharya, A and McGlothlin, J.D. Eds. Occupational Ergonomics, Marcel Dekker, Inc. USA. hal.47-61. Survei Kualitas Udara di Basemen Hotel 227 SUR V AI KU ALIT A S Keputusan Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 02MENKLHI1988, Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Sekretariat Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan Hidup, Jakarta. Lieckfield, Jr., R.G. and Farrar, A.C., 1991. Indoor Air Quality in Nonindustrial Occupational Environments, In: Clayton, G.D. Clayton, F.E. Eds. Patty’s Industrial Hygiene and Toxicology, General Principles, Ed. 4th Vol.I A, John Wiley Sons, Inc, Amerika. Manuaba, A., 2000. Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam: Wignyosoebroto, S.,Wiratno, S.E. eds. Proceedings Seminar Nasional Ergonomi. PT. Guna Widya. Surabaya. hal.1-4. McNaught, A.B. Callender, R., 1965. Illustrated Physiology. E. S. Livingstone Ltd., Edinburgh and London. hal.115-132. National Health and Medical Reaserch Council NHMRC, 1985. Recommended Methods for Monitoring Air Pollutants in The Environment, Australian Gov- ernment. National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH, 1984. A Guide to Safety In Confined Space, U.S. Departemnt of Health and Human Ser- vices, Amerika. Pearce, E., 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Diterjemahkan oleh Handoyo, S.Y., PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. hal.211-231. PUSPERKES, 1995. Penelitian Kualitas Iklim Kerja dan Kebisingan Lingkungan Kerja Perkantoran, Jakarta. Soedirman, 1991. Central Air Conditioning System and Its Influence to Indoor Air Quality In Office Works of Highrise Building, Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Jakarta, XXIV 3 dan 4: 39-47. Standards Association of Australia SAA, 1980. Mechanical Ventilation and Air Conditioning Code, Part 2, Australia. Suma’mur, P.K., 1984. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Cet. Ke-4, Penerbit PT.Gunung Agung, Jakarta. Sutajaya, I MD. Citrawathi, D.M., 2000. Perbaikan Kondisi Kerja Mengurangi Beban Kerja dan Gangguan pada Sistem Muskuloskeletal Mahasiswa dalam Menggunakan Mikroskop di Laboratorium Biologi STKIP Singaraja. Dalam: Wignyosoebroto, S.,Wiratno, S.E. eds. Proceedings Seminar Nasional Ergonomi. PT. Guna Widya. Surabaya. hal. 239-242. Tjokronegoro, A. dan Sudarsono, S., 1985. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Ed. 1 Cet. Ke-2, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta. World Health Organisation WHO, 1976. Suess, M.J. Craxford, Eds. Manual on Urban Air Quality Management, Copenhagen. Workplace Health and Safety WHS, 1992. Indoor Air Quality, A Guide for Healthy and Safe Workplaces, Queensland Government, Australia. Victorian Workcover Authority, 1997. Officewise, A Guide to Health and Safety in The Office, 3rd ed., Melbourne, Australia. 228 Survei Kualitas Udara di Basemen Hotel SUR V AI KU ALIT A S