Beban Kerja Hasil Penelitian
12.7 Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang pengaruh perbaikan stasiun kerja dan sikap kerja bagi penyetrika wanita di industri rumah tangga laundry dapat dibahas hal-hal seperti tersebut berikut ini.12.7.1 Lingkungan Kerja
a Suhu udara . Rerata suhu udara atau suhu kering pada P0 adalah 30,92 ± 0,51 o C; pada P 1 adalah 30,88 ± 0,36 o C dan pada P 2 adalah 30,48 ± 0,26 o C, secara statistik tidak signifikan p0,05. Suhu udara pada ke tiga perlakuan tersebut masih dalam batas-batas toleransi yang dapat diterima oleh pekerja tanpa menimbulkan gangguan kesehatan. Namun demikian suhu udara tersebut sudah berada di luar comfort zone yaitu 22-26 o C untuk orang Indonesia PUSPERKES, 1995. b Kelembaban Udara . Rerata kelembaban udara pada P0 adalah 76,80 ± 3,35 ; pada P1 78,00 ± 2,35 dan pada P 2 adalah 79,20 ± 2,05 , secara statistik tidak signifikan p0,05. Dibandingkan dengan rekomendasi kelembaban No Variabel n p-value 168 Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri ST ASIUN KERJ A untuk negara dengan empat musim yaitu 40-60, kelembaban di tempat kerja menyetrika tersebut jauh lebih tinggi Grantham, 1992; Grandjean, 1993; ACGIH, 1995. Tetapi apabila dibandingkan dengan kelembaban udara luar di Kabupaten Badung dengan rerata 78 ± 5, maka kondisi kelembaban tempat kerja tersebut tidak jauh berbeda Tarwaka Bakri, 2001. Di samping itu Suma’mur 1984 juga menyatakan bahwa orang-orang Indonesia pada umumnya dapat beraklimatisasi dengan baik pada suhu udara antara 29-30 o C dengan kelembaban antara 85-95. d Kecepatan Udara . Rerata kecepatan udara pada P0 adalah 0,14 ± 0,03 m det; pada P 1 adalah 0,16 ± 0,04 mdet dan pada P 2 adalah 0,17 ± 0,02 mdet, secara statistik kecepatan udara pada ketiga perlakuan tersebut juga tidak signifikan p0,05. Apabila dibandingkan dengan hasil pemantauan kecepatan udara luar di Kabupaten Badung, udara bertiup tidak tetap dengan kecepatan antara 1,26-3,85 mdet, maka kecepatan udara di tempat kerja menyetrika tersebut jauh lebih lambat Tarwaka, 2001b. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan rekomendasi kecepatan udara di tempat kerja yaitu antara 0,1-0,2 mdet, maka kecepatan udara di tempat menyetrika tersebut dalam rentangan yang dipersyaratkan Sanders McCormick, 1987; Grantham, 1992; Grandjean, 1993. Dengan demikian kecepatan udara pada ketiga perlakuan tersebut tidak menimbulkan efek fisiologis yang dapat mengganggu pekerjaan. e Intensitas penerangan . Sumber cahaya pada tempat menyetrika adalah berasal dari sinar matahari penerangan alamiah dengan menggunakan lampu TL sebagai cadangan apabila cuaca mendung atau cahaya dari sinar matahari kurang. Rerata intensitas penerangan pada P adalah 320 ± 40 luks; pada P 1 adalah 292 ± 29 luks dan pada P 2 adalah 297 ± 16 luks, secara statistik tidak signifikan p0,05. Intensitas penerangan untuk pekerjaan menyetrika pada ketiga perlakuan tersebut, dalam rentangan yang direkomendasi yaitu 240- 400 luks Armstrong, 1992; 170-350 luks Manuaba, 1986 dan 200-300 luks Sanders McCormick, 1987; Grandjean, 1993. Dengan demikian jelas bahwa, intensitas penerangan pada ketiga perlakuan di tempat menyetrika tersebut tidak menyebabkan gangguan visibilitas dan eyestrain yang dapat mempengaruhi performansi kerja.12.7.2 Beban Kerja
Dari hasil analisis data denyut nadi kerja pada P didapatkan rerata 101,39 ± 6,25 denyutmenit dalam kategori beban kerja sedang. Pada P 1 didapatkan rerata denyut nadi kerja sebesar 102,71 ± 6,79 denyutmenit, juga dalam kategori beban kerja sedang. Selanjutnya, pada P 2 rerata denyut nadi kerja turun menjadi 96,84 ± 2,68 denyutmenit dalam kategori beban kerja ringan. Denyut nadi kerja pada ketiga perlakuan tersebut dengan uji one way ANOVA ternyata tidak signifikan p0,05. Lebih lanjut dengan uji Post Hoc-LSD, denyut nadi kerja pada P 2 dibandingkan dengan P hanya turun sebesar 4,55 denyutmenit 4,49 dan secaraParts
» Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
» Pendekatan Dalam Desain Stasiun Kerja
» Pertimbangan Antropometri Dalam Desain
» Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri
» Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis
» Pengertian Kualitas Udara dalam Ruang Kerja
» Kontaminan Udara dalam Ruang Kerja
» Fisiologi Tubuh saat Bekerja dan Istirahat
» Pengaturan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
» Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
» Penurunan Kemampuan Fisik Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
» Penurunan Sistim Saraf Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
» Penurunan Kekuatan Otot Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
» Penurunan Koordinasi Gerak Anggota Tubuh
» Kloset untuk Lansia Penyediaan Sarana Kamar Mandi untuk Lansia
» Bak Penampung Air Penyediaan Sarana Kamar Mandi untuk Lansia
» Beban Kerja oleh Karena Faktor Eksternal.
» Beban Kerja oleh karena Faktor Internal
» Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
» Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
» Beban Kerja Mental Kepustakaan
» Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja
» Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal
» Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskuloskeletal
» Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskuloselektal
» Konsep Umum Produktivitas Kerja
» Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Asas Manfaat Kepustakaan
» Faktor Penyebab Terjadinya Stress.
» Pencegahan dan Pengendalian Stress Akibat Kerja
» Langkah Redesain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja
» Lingkungan Kerja Hasil Penelitian
» Beban Kerja Hasil Penelitian
» Keluhan Subjektif Hasil Penelitian
» Produktivitas Kerja Hasil Penelitian
» Materi dan Metode Penelitian
» Teknik Perbaikan Kondisi Kerja Pengadukan Spesi Beton
» Lingkungan Kerja Hasil dan Pembahasan
» Beban Kerja Hasil dan Pembahasan
» Keluhan Otot Kelelahan Hasil dan Pembahasan
» Produktivitas Hasil dan Pembahasan
» Manfaat Intervensi Ergonomi dalam Proses Pengadukan Spesi Beton
» Kondisi Sarana Kamar Mandi Sebelum dan Sesudah Perbaikan
» Antropometri dan Karakteristik Fisik Subjek Hasil Pengamatan Gerak-Waktu Lansia di Kamar Mandi .
» Hasil Pengukuran Kemandirian, Kelegaan dan Waktu Beraktivitas Lansia di Kamar Mandi
» Karakteristik Fisik Subjek Kemandirian
» Pengukuran Waktu Beraktivitas Pembahasan
» Mikroklimat dan Pengaruhnya terhadap Ketidaknyamanan.
» Penilaian Beban Kerja Pembahasan
» Penilaian Kadar Oksigen dan Karbon Dioksida pada Ruang Basemen.
» Penilaian Polusi Udara pada Ruang Basemen.
» Gambaran Umum dan Hasil Identifikasi
» Penilaian terhadap Hasil Wawancara dengan Karyawan
» Penilaian Faktor Fisik Lingkungan Kerja
» Penilaian Faktor Kimia Lingkungan Kerja.
» Cara Pengumpulan Data Metode Penelitian
» Analisis Data Metode Penelitian
» Keserasian Interaksi Manusia-Mesin pada Ruang ACC
» Pengaruh Interaksi Manusia-Mesin terhadap Gangguan Sistem Muskuloskeletal
» Penilaian Beban Kerja Operator ACC
» Pengaruh Shift Malam terhadap Kelelahan Subjektif
» Pengaruh Shift Malam terhadap Tingkat Kecepatan, Ketelitian dan Konstansi Kerja
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
» Penilaian terhadap Beban Kerja
» Kelelahan Akibat Kerja. Pembahasan
» Penilaian Mikroklimat di Ruang Kerja Penyetrikaan.
» Analisis Data Metode dan Materi
» Sistem Kerja pada Pekerjaan Bongkar Muat dari Kontainer
» Penilaian Lingkungan Kerja Panas
» Penilaian Beban Kerja pada Pekerjaan Bongkar Muat
» Pengaruh Aktivitas Angkat terhadap Keluhan Muskuloskeletal
» Pengaruh Pekerjaan Bongkar Muat terhadap Kelelahan
» Metode dan Materi Penelitian Hasil Penelitian
» Pengaruh Usia terhadap Ambang Dengar
» Pengaruh Masa Kerja terhadap Ambang Dengar
» Tangga Kerja Analisis Alat Bantu Kerja 1.
» Analisis Beban Kerja. Hasil dan Pembahasan
» Analisis Waktu Kerja, Istirahat dan Nutrisi
» Materi dan Metode Simpulan Saran Kepustakaan
» Pengumpulan Data Materi dan Metode
» Analisis Data Materi dan Metode
» Tuntutan Tugas Task. Hasil dan Pembahasan.
» Waktu Kerja, Istirahat dan Alokasi Pekerja
» Tingkat Ketelitian dan Tingkat Kelelahan.
» Antropometri Subjek dan Dimensi Kursi Penumpang.
» Kondisi Lingkungan Hasil dan Pembahasan
Show more