Faktor Penyebab Terjadinya Stress.

148 Stress Akibat Kerja STRESS AKIBAT KERJA individu akan menyebabkan stress bagi yang bersangkutan atau sebaliknya bahwa seseorang merasa tidak pernah dipromosikan sesuai dengan kemampuannya juga menjadi penyebab stress. 5 Faktor struktur organisasi dan suasana kerja. Penyebab stress yang berhubungan dengan struktur organisasi dan suasana kerja biasanya berawal dari budaya organisasi dan model manajemen yang dipergunakan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain, kurangnya pendekatan partisipatoris, konsultasi yang tidak efektif, kurangnya komunikasi dan kebijaksanaan kantor. Selain itu seringkali pemilihan dan penempatan karyawan pada posisi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan stress. 6 Faktor di luar pekerjaan. Faktor kepribadian seseorang ekstrovert atau intro- vert sangat berpengaruh terhadap stressor yang diterima. Konflik yang diterima oleh dua orang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda satu sama lain. Perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan tetangga dan komunitas juga merupakan faktor penyebab timbulnya stress yang kemungkinan besar masih akan terbawa dalam lingkungan kerja. Selain faktor-faktor tersebut tentunya masih banyak faktor penyebab terjadinya stress akibat kerja. Faktor-faktor lain yang kemungkinan besar dapat menyebabkan stress akibat kerja antara lain: a Ancaman pemutusan hubungan kerja. Faktor ini sering kali menghantui para karyawan di perusahaan dengan berbagai alasan dan penyebab yang tidak pasti. Salah satu contoh kasus pengeboman hebat yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002 di Legian Kuta Bali merupakan kasus yang memberikan dampak negatif di bidang ketenagakerjaan di samping dampak-dampak kemanusian, sosial dan ekonomi. Khusus pada bidang ketenagakerjaan, ribuan karyawan sektor pariwisata terancam pemutusan hubungan kerja akibat menurunnya turis yang datang ke Bali. Kondisi demikian sudah barang tentu menimbulkan keresahan bagi karyawan dan berakibat kepada timbulnya stress. b Perubahan politik nasional. Perubahan politik secara cepat berakibat kepada pergantian pemimpin secara cepat pula, diikuti dengan pergantian kebijaksanaan pemerintah yang seringkali menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Kondisi demikian tidak jarang menimbulkan kegelisahan para pegawai, akibatnya motivasi kerja menurun, angka absensi meningkat, mogok kerja dll. Keadaan tersebut juga merupakan bentuk dari adanya stress. c Krisis ekonomi nasional. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, seperti yang terjadi di Indonesia menyebabkan banyak perusahan melakukan efisiensi dalam bentuk perampingan organisasi. Akibatnya ribuan karyawan terancam berhenti kerja atau pensiun muda dan pencari kerja kehilangan lowongan pekerjaan. Stress dan depresi menjadi bahasa popular pada kalangan masyarakat pekerja maupun pencari kerja Stress Akibat Kerja 149 STRESS AKIBAT KERJA Faktor-faktor tersebut harus selalu diidentifikasi dan dinilai untuk mengetahui faktor dominan penyebab stress di tempat kerja. Melalui identifikasi dan penilaian yang cermat akan dapat segera dilakukan langkah-langkah pengendalian untuk meminimalkan pengaruh stress yang lebih parah baik bagi kepentingan organisasi maupun kepentingan individu karyawan.

10.3 Pengaruh Stress

Telah dijelaskan bahwa reaksi tubuh terhadap stressor pada seseorang sangat bervariasi dan berbeda dari masing-masing orang yang menerimanya. Perbedaan reaksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor psikologis dan faktor sosial-budaya seseorang. Mathews 1989 menjelaskan secara spesifik tentang reaksi stress akibat kerja yaitu: 1 Reaksi Psikologis. Stress biasanya merupakan perasaan subjektif seseorang sebagai bentuk kelelahan, kegelisahan anxiety dan depresi. Reaksi psikologis kepada stress dapat dievaluasi dalam bentuk beban mental, kelelahan dan perilaku arousal. 2 Respon sosial. Setelah beberapa lama mengalami kegelisahan, depresi, konflik dan stress di tempat kerja, maka pengaruhnya akan dibawa ke dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. 3 Respon stress kepada gangguan kesehatan atau reaksi fisiologis. Bila tubuh mengalami stress, maka akan terjadi perubahan fisiologis sebagai jawaban atas terjadinya stress. Adapaun sistem di dalam tubuh yang mengadakan respon adalah diperantarai oleh saraf otonom, hypothalamic-pituitari axis dan pengeluaran katekolamin yang akan mempengaruhi fungsi-fungsi organ di dalam tubuh seperti sistem kardiovaskuler, sistem gastro intestinal dan gangguan penyakit lainnya Wantoro, 1999. 4 Respon Individu. Pengaruhnya sangat tergantung dari sifat dan kepribadian seseorang.. Dalam menghadapi stress, individu dengan kepribadian introvert akan bereaksi lebih negatif dan menderita ketegangan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian ekstrovert. Seseorang dengan kepribadian fleksibel atau luwes akan mengalami ketegangan yang lebih besar dalam suatu konflik, dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian rigid. Sedangkan pengaruh stress di tempat kerja menurut model Cartwright et all 1995 dikutip dari Cooper dan Marrshall 1978 dan Levi 1991 reaksi stress di kelompokkan menjadi dua yaitu pengaruhnya kepada individu dan organisasi kerja. 1 Pengaruhnya terhadap individu seseorang a Reaksi emosional. Dalam keadaan stress tingkat emosi seseorang sangat tidak stabil di mana sering kita lihat orang tersebut mudah marah, emosi yang tidak terkontrol, curiga yang berlebihan, perasaan tidak aman dll Mendelson, 1990. 150 Stress Akibat Kerja STRESS AKIBAT KERJA b Reaksi perubahan kebiasaan. Dalam keadaan stress atau tertekan seseorang dengan tanpa sadar mencari pelarian dari permasalahan yang diterima yang terkadang mempengaruhi kebiasaan seseorang. Sebagai contoh perubahan kebisaan untuk merokok, minum-minuman keras dan pengunaan obat-obat terlarang. c Perubahan fisiologis. Dalam keadaan stress otot-otot kepala dan leher menjadi tegang yang menyebabkan sakit kepala, susah tidur insomnia, gangguan fisiologis lainnya dapat berupa hipertensi, sakit ginjal, serangan jantung, maag, menurunnya daya tahan tubuh dll. 2 Pengaruhnya terhadap Organisasi. Akibat stress pada organisasi kerja akan memberikan pengaruh yang kurang baik. Pengaruhnya dapat berupa tingginya angka tidak masuk kerja, turnover, hubungan kerja menjadi tegang dan rendahnya kualitas pekerjaan dll. Apapun bentuk reaksi tubuh terhadap stressor yang diterimanya akan menimbulkan dampak negatif berupa stress yang dapat merugikan. Dan secara pasti bahwa hampir semua orang telah mengalami stress dalam kehidupannya. Hal terpenting adalah bagaimana kita dapat mengenali, mencegah, mengelola dan mengendalikan stress agar kita tetap dapat berpenampilan dan berprestasi dengan baik dalam setiap aktivitas yang kita lakukan.

10.4 Pencegahan dan Pengendalian Stress Akibat Kerja

Berbagai faktor penyebab terjadinya stress merupakan bagian terintegrasi dalam kehidupan manusia yang tidak dapat dihilangkan begitu saja. Faktor penyebab terjadinya stress tersebut sangatlah komplek dan bervariasi serta sangat sulit untuk diidentifikasi secara pasti apa yang menjadi penyebab stress sesungguhnya. Sehingga sering kita temui bahwa seseorang yang terkena stress biasanya tidak menyadari terhadap apa yang sedang dialaminya. Sauter, et a.l 1990 dikutip dari National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH memberikan rekomendasi tentang bagaimana cara untuk mengurangi atau meminimalisasi stress akibat kerja sebagai berikut: 1 Beban kerja baik fisik maupun mental harus disesuaiakan dengan kemampuan atau kapasitas kerja pekerja yanag bersangkutan dengan menghindarkan adanya beban berlebih maupun beban yang terlalau ringan. 2 Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung jawab di luar pekerjaan. 3 Setiap pekerja harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan karier, mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian. 4 Membentuk lingkungan sosial yang sehat, hubungan antara tenaga kerja yang satu dengan yang lain, tenaga kerja-supervisor yang baik dan sehat dalam organisasi akan membuat situasi yang nyaman. Stress Akibat Kerja 151 STRESS AKIBAT KERJA 5 Tugas-tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat menyediakan stimulasi dan kesempatan agar pekerja dapat menggunakan keterampilannya. Rotasi tugas dapat dilakukan untuk meningkatkan karier dan pengembangan usaha. Di lain pihak Cartwright et al 1995 dikutip dari Elkin dan Rosch 1990 juga memberikan cara-cara untuk mengurangi stress akibat kerja secara lebih spesifik yaitu: ¾ Redesain tugas-tugas pekerjaan ¾ Redesain lingkungan kerja ¾ Menerapkan waktu kerja yang fleksibel ¾ Menerapkan manajemen partisipatoris ¾ Melibatkan karyawan dalam pengembangan karier ¾ Menganalisis peraturan kerja dan menetapkan tujuan goals ¾ Mendukung aktivitas sosial ¾ Membangun tim kerja yang kompak ¾ Menetapkan kebijakan ketenagakerjaan yang adil Selain cara-cara tersebut di atas, tentunya masih banyak strategi lain yang dapat dikembangkan untuk meminimalisasi terjadinya stress, khususnya stress yang menyangkut pekerjaan. Namun demikian secara ringkas langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya stress adalah sebagai berikut; 1 Menghilangkan faktor penyebab stress, khususnya yang berasal dari tasks, organisasi kerja dan lingkungan kerja. 2 Memposisikan pekerja pada posisi yang seharusnya The right man on the right place . 3 Mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan kultur dan tradisi masyarakat pekerjanya. 4 Menjamin perasaan aman setiap pekerja. Selanjutnya untuk dapat lebih memahami hubungan antara tuntutan tugas sebagai penyebab terjadinya stress stressor, kapasitas kerja dan akibat yang ditimbulkan strain dapat diilustrasikan seperti pada gambar 10.1. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa stress akibat kerja dapat terjadi kapan saja dalam lingkungan organisasi kerja dan dapat menimpa siapa saja dengan berbagai resiko dari stress yang paling sederhana seperti kejenuhan dan kepenatan sampai terjadinya gangguan kesehatan secara fisik dan mental. Selanjutnya tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang dimaksud dengan stress khususnya stress yang timbul akibat pekerjaan, penyebab stress yang ada di tempat kerja dan bagaimana strategi pencegahan stress dalam upaya meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja, meningkatkan produktivitas perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.