Teknik Perbaikan Kondisi Kerja Pengadukan Spesi Beton

Penurunan Landasan Molen 189 PENUR UN AN LAND ASAN dan Bola ISBB, rerata ISBB terendah terjadi pada PIII 29,42 ± 1,11 o C. Selanjutnya diikuti oleh PI 31,50 ± 1,73 o C dan PII 31,77 ± 1,26 o C. ISBB pada PIII menurun sebesar 6,6 dari PI dan 7,4 dari PII p 0,05. Selanjutnya, untuk melihat lebih jauh efek dari penurunan landasan molen sesuai ukuran tubuh pekerja dan pemberian peneduh dapat dilakukan melalui beberapa indikator, di antaranya dari hasil pengukuran variabel beban kerja.

13.4.3 Beban Kerja

Kategori beban kerja ditentukan melalui dua variabel, yaitu denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler CVL. Rerata denyut nadi kerja dan CVL terendah terjadi pada PIII, kemudian diikuti oleh PII dan PI seperti yang terlihat pada Gambar 13.7 disamping ini. Rerata denyut nadi kerja pada PIII menurun sebesar 7,21 dan PII sebesar 6,87 terhadap PI p 0,05. Sedangkan antara PIII dan PII tidak berbeda bermakna p 0,05. Walaupun secara fisiologi, beban kerja pada PI, PII dan PIII masuk dalam kategori yang sama, yaitu beban kerja sedang, namun penurunan beban kerja pada PII dan PIII tetap dapat meringankan fungsi fisiologis tubuh. Hal ini sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Konzs 1996, bahwa dalam penerapan ergonomi, sebaiknya denyut nadi kerja diupayakan tidak melebihi 110 denyutmenit. Rerata CVL pada PIII menurun sebesar 25,28 dan PII sebesar 19,6 terhadap PI p 0,05. Sedangkan CVL antara PIII dan PII tidak berbeda bermakna p 0,05. Berdasarkan nilai CVL, maka PI masuk kategori pekerjaan yang direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan baik melalui rekayasa teknik redesain maupun melalui perbaikan organisasi, misalnya dengan mengurangi jam kerja dan menambah jam istirahat. Sedangkan untuk PIII dan PII termasuk pekerjaan yang tidak menimbulkan kelelahan. Hal ini akan tampak lebih jelas dari hasil plot- ting jadwal kerja - istirahat atas dasar nilai CVL dan ISBB seperti dalam Gambar 13.8 Gambar 13.7 Rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler Keterangan: PI, PII PIII : Perlakuan I, II III DNK : Denyut Nadi Kerja denyut menit CVR : Beban Kardiovaskuler 190 Penurunan Landasan Molen PENUR UN AN LAND ASAN Dapat disimpulkan bahwa pemberian peneduh telah memberikan efek positif terhadap organisasi kerja. Pada PIII, pekerjaan dapat dilakukan secara kontinyu selama 8 jam tanpa membahayakan kesehatan pekerja, pada PII, jadwal kerja- istirahat yang direkomendasikan adalah 50 kerja dan 50 istirahat, sedangkan pada kondisi awal sebelum intervensi PI, jadwal kerja yang direkomendasikan adalah 25 kerja dan 75 istirahat. Selanjutnya, di samping memberikan pengaruh terhadap beban kerja, perbaikan sikap dan lingkungan kerja juga mempengaruhi tingkat keluhan otot seperti uraian berikut ini.

13.4.4 Keluhan Otot

Keluhan otot diindikasikan melalui kuesioner Nordic Body Map sebelum dan sesudah bekerja. Hasil analisis proporsional menunjukkan bahwa bagian otot skel- etal yang paling banyak dikeluhkan oleh pekerja adalah pada otot punggung, pinggang, bahu kanan, bahu kiri, lengan atas kiri dan betis. Rerata keluhan otot skeletal terendah terjadi pada PII 8,93 ± 4,83, diikuti oleh PIII 9,03 ± 3,71 dan PI 18,7 ± 7,54. Keluhan otot pada PIII menurun 51,71 dan PII 52,25 dari PI p 0,05. Sedangkan efek penurunan keluhan otot oleh PIII maupun PII tidak berbeda bermakna p 0,05. Hal ini terjadi karena pada PII dan PIII telah dilakukan perbaikan sikap kerja, sehingga keluhan otot skeletal menurun.

13.4.5 Kelelahan

Indikasi kelelahan diperoleh melalui selisih waktu reaksi sebelum dan sesudah bekerja, yang diukur dengan reaction timer dengan sistem rangsang cahaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata selisih skor waktu reaksi terendah terjadi pada PIII 24,54 ± 1,51 milidetik. Selanjutnya diikuti oleh PII 34 ± 1,14 milidetik dan PI 42,96 ± 0,39 milidetik. Rerata waktu reaksi pada PIII 42,88 dan PII 20,86 lebih rendah dari PI p 0,05. PIII 27,82 lebih rendah dari PII p 0,05. Dengan demikian waktu reaksi PIII adalah yang tercepat. Hal ini terjadi karena pada PIII, telah dilakukan perbaikan sikap dan kondisi lingkungan kerja sehingga tidak terjadi kelelahan yang berlebihan. Dalam kondisi ini maka stimuli cahaya yang diterima syaraf aferen akan lebih cepat sampai ke pusat otak sebagai pengendali gerakan, dengan demikian waktu reaksi terhadap stimuli tersebut akan lebih cepat. Ini membuktikan bahwa penurunan landasan molen sesuai ukuran tubuh pekerja dan pemberian peneduh memberikan pengaruh yang sangat bermakna terhadap penurunan tingkat kelelahan.