Beban Kerja oleh karena Faktor Internal

98 Beban Kerja BEBAN KERJA bersangkutan. Di mana semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.

7.3 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori

Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula energi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan berat ringannya beban kerja. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Tenaga Kerja melalui Keputusan Nomor 51 1999 menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut: ¾ Beban kerja ringan : 100-200 Kilo kalorijam ¾ Beban kerja sedang : 200-350 Kilo kalorijam ¾ Beban kerja berat : 350-500 Kilo kalorijam Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam Kalori yang dapat diukur secara tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan 1 liter oksigen akan memberikan 4,8 Kilo kalori Suma’mur, 1982. Sebagai dasar perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang dalam melakukan aktivitas pekerjaannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau taksiran kebutuhan kalori menurut jenis aktivitasnya. Taksiran kebutuhan kalori per jam untuk setiap kg berat badan dapat dilihat pada table 7.2 Tabel 7.2. Kebutuhan Kalori Per Jam Menurut Jenis Aktivitas No. Jenis Aktivitas Kilo kalorijamkg Berat badan 1 Tidur 0,98 2 Duduk dalam keadaan istirahat 1,43 3 Membaca dengan intonasi keras 1,50 4 Berdiri dalam keadaan tenang 1,50 5 Menjahit dengan tangan 1,59 Beban Kerja 99 BEBAN KERJA 6 Berdiri dengan konsentrasi terhadap sesuatu objek 1,63 7 Berpakaian 1,69 8 Menyanyi 1,74 9 Menjahit dengan mesin 1,93 10 Mengetik 2,00 11 Menyetrika berat setrika ± 2,5 kg 2,06 12 Mencuci peralatan dapur 2,06 13 Menyapu lantai dengan kecepatan ± 38 kali per menit 2,41 14 Menjilid buku 2,43 15 Pelatihan ringan light exercise 2,43 16 Jalan ringan dengan kecepatan ± 3,9 kmjam 2,86 17 Pekerjaan kayu, logan dan pengecatan dalam industri 3,43 18 Pelatihan sedang moderate exercise 4,14 19 Jalan agak cepat dengan kecepatan ± 5,6 kmjam 4,28 20 Jalan turun tangga 5,20 21 Pekerjaan tukang batu 5,71 22 Pelatihan berat heavy exercise 6,43 23 Penggergajian kayu secara manual 6,86 24 Berenang 7,14 25 Lari dengan kecepatan ± 8 kmjam 8,14 26 Pelatihan sangat berat very heavy exercise 8,57 27 Berjalan sangat cepat dengan kecepatan ± 8 kmjam 9,28 28 Jalan naik tangga 15,80 Sumber: Suma’mur 1982 dikutip dari Sherman, H.C. Chemistry of Food and Nutri- tion. Kebutuhan kalori per jam tersebut merupakan pemenuhan kebutuhan kalori terhadap energi yang dikeluarkan akibat beban kerja utama. Sehingga masih diperlukan tambahan kalori apabila terdapat beban kerja tambahan seperti, stasiun kerja tidak ergonomis, sikap paksa waktu kerja, suhu lingkungan yang panas, dll. Selanjutnya penentuan kategori beban kerja berdasarkan taksiran jumlah kebutuhan kalori dapat diberikan contoh sebagai berikut: Seorang pekerja laki-laki dengan berat badan 65 kg, bekerja sebagai tukang batu di bawah terik matahari. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan penaksiran terhadap beban kerja fisik yang diterima pekerja yang bersangkutan. Kebutuhan kalori per jam tukang batu tersebut adalah 5,71 Kilo kalori kg-BB x 65 kg-BB = 371 Kilo kalorijam, termasuk kategori beban kerja berat 350-500 Kilo kalorijam. Namun demikian perhitungan tersebut belum memperhitungkan faktor tekanan panas yang dapat memberikan beban kerja tambahan.