Perbaikan Sarana Kamar mandi
205
PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI
14.7 Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang pengaruh perbaikan fasilitas kamar mandi yang dipergunakan oleh Lansia dapat dibahas sebagai berikut:
14.7.1 Karakteristik Fisik Subjek
Hasil analisis statistik deskriptif yang meliputi rerata, standar deviasi dan rentangan dari variable berat badan dan tinggi badan. Ke-13 subjek memiliki rerata
umur 71,5
±
4,9 tahun dengan rentang umur antara 64 - 79 tahun. Menurut Manuaba 1998, Morris 1996 dan Grandjean 1993 bahwa pada umumnya
seseorang dengan usia di atas 60 tahun, kapasitas fisiknya akan menurun 25 yang ditandai dengan penurunan kekuatan otot, sedang kemampuan sensoris dan
motorisnya turun sebesar 60.
Dengan rerata tinggi badan 140,3
±
7,2 cm, hampir ke semua subjek mengalami pebengkokan tulang belakang atau bongkok. Ukuran tubuh lansia telah terjadi
penyusutan ukuran tinggi badannya lebih kurang 5 dibanding sewaktu berumur 20 tahun. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya:
¾ bongkok dan pembengkokan tulang belakang karena proses penuaan; ¾ perubahan tulang rawan dan persendian menjadi tulang dewasa; dan
¾ perubahan susunan tulang kerangka pembentuk tubuh karena proses penuaan, dan akibat penyakit lain yang diderita Tilley, 1993; Samekto
Pranarka, 1999.
14.7.2 Kemandirian
Dari hasil analisis data objektif dan subjektif pada aspek kemandirian, dengan mengganti handel pintu menjadi bentuk bergagang, mengakibatkan peningkatan
skor sebesar 1,16 25,16. Dari P0 adalah 4,61
±
1,26 dan pada P1 adalah 5,77
±
0,60. Nilai p-value 0,007, sehingga peningkatan karena intervensi penggantian handel pintu, sangat bermakna. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
bahwa handel pintu bergagang memudahkan lansia membuka pintu Hadi Solichul; dkk, 2001. Dari penelitian tersebut dinyatakan bahwa dengan digunakannya handel
bergagang, kejadian lansia yang ‘terkunci’ di dalam kamar mandi tidak terjadi lagi. Handel pintu bergagang memiliki manfaat lain, yaitu berfungsi sebagai pegangan
tangan saat lansia masuk dan ke luar dari kamar mandi. Secara grafis dapat digambarkan dalam gambar 14.9 sebagai berikut.
Gambar 14.9. Grafik Perbedaan Pengaruh Perbaikan Handel Pintu terhadap Kemandirian Lansia
Pengaruh Handel Pintu 4.61
5.77
1.16 1
2 3
4 5
6 7
Sebelum Sesudah Beda Se
ra ta
Sk o
r
206
Perbaikan Sarana Kamar mandi
PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI
Gambar 14.10. Grafik Perbedaan Pengaruh Perbaikan Kloset terhadap kemandirian Lansia
Pengaruh penggantian kloset jongkok menjadi kloset duduk, dari tinjauan kontribusi pada aspek kemandirian, skor rerata P0 adalah 3,85
±
0,89 dan pada P1 adalah 5,46
±
0,77. Telah terjadi peningkatan persentase kemandirian akibat penggantian kloset sebesar 1,61 41,82 , dengan nilai p-value 0,000 sangat
signifikan. Dari pengamatan di lapangan dengan cc-TV, dapat dilihat bahwa penggunaan kloset jongkok menimbulkan banyak sikap paksa pada lansia
penggunanya. Untuk dapat jongkok dan tetap menjaga kestabilannya, lansia harus berpegangan pada dinding bak air. Sehingga sewaktu buang hajat, subjek lebih
sering terlihat menghadap ke arah bak air. Pada posisi jongkok subjek akan sulit meraih dan mengangkat gayung dan mengambil air dari bak dengan mudah. Setelah
dilakukan intervensi, berbagai kesulitan yang ditemui sebelumnya tidak ada lagi. Dalam sajian grafis dapat dilihat pada gambar 14.10
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sajiyo 2001 tentang analisis aktivitas dalam posisi jongkok dan setengah berdiri. Bahwa aktivitas yang dilakukan dengan
posisi jongkok ataupun setengah berdiri menimbulkan reaksi dan momen gaya yang besar, terutama pada tulang punggung bagian bawah pinggul dan lutut.
Untuk memperkecil atau menghilangkan momen tersebut, disarankan untuk berativitas dengan posisi duduk.
Dengan pemasangan railing di luar dan dalam kamar mandi telah meningkatkan kemandirian lansia. Dapat dijelaskan bahwa skor rerata P0 adalah 4
±
1,08, pada P1 adalah 5
±
1,35 dan telah terjadi peningkatan sebesar 1 25 dan secara statistik signifikansi. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa,
penggunaan railing meningkatkan kemandirian lansia untuk masuk dan keluar dari kamar mandi. Gemetaran pada kaki karena perasaan khawatir, tidak tampak
lagi setelah digunakannya railing pada dinding di luar dan dalam kamar mandi. Manfaat lain juga dirasakan para perawat jaga, kebiasaan untuk mengantar lansia
dan menjemput dari kamar mandi juga berkurang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa railing akan berfungsi seperti pengungkit dan stabilisator gerakan tubuh manusia. Dengan
memanfaatkan railing sebagai pengungkit gerakan tubuh akan menurunkan kebutuhan energi kinetis yang harus dikeluarkan Santosa Hadi, dkk., 2001. Dalam
Pengaruh Penggantian Kloset
3.85 5.46
1.61 1
2 3
4 5
6 7
Sebelum Sesudah Beda Se
ra ta
Sk o
r
Perbaikan Sarana Kamar mandi
207
PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI
sajian grafis dapat dilihat pada gambar 14.11 Dari uraian perbaikan fasilitas
kamar mandi secara keseluruhan yang dilakukan, jumlah skor check
list kemandirian pada perlakuan sebelum intervensi P0 adalah 37,08
±
6,61 dan pada P1 adalah 45,62
±
5,79 sehingga terjadi peningkatan sebesar 8,54 23,03 dan signifikan
secara statistik p0,05. Dari perbaikan yang dilakukan terlihat
manfaatnya, di antaranya meningkat- nya kemandirian subjek yang ditan-
dai dengan tangan yang tidak meraba- raba dinding, berkurangnya kaki yang
gemetaran sewaktu melangkah dan pergerakan yang lebih mantap di
dalam kamar mandi. Sedang dalam penyajian bentuk grafis dapat dilihat
pada gambar 14.12
14.7.3 Kelegaan
Dengan mengganti handel pintu menjadi bentuk bergagang, mengakibatkan peningkatan skor kelegaan sebesar 1,46 23,43. Dari P0 adalah 6,23 + 1,36
dan pada P1 adalah 7,69 + 0,48. Nilai p-value 0,002 0,05, sehingga peningkatan karena intervensi penggantian handel pintu, bermakna. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya bahwa handel pintu bergagang memudahkan lansia membuka pintu Hadi Solichul; dkk, 2001. Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh subjek,
bahwa lansia akan lebih mudah membuka dan menutup pintu. Dalam sajian grafis dapat dilihat seperti gambar 14. 13
Gambar 14.13 Grafik Perbedaan Pengaruh Perbaikan Handel Pintu terhadap Kelegaan Lansia
Pengaruh Pemasangan Railing 4
5
1 1
2 3
4 5
6 7
Sebelum Sesudah Beda Se
ra ta
Sk o
r
37.1 45.6
8.5 10
20 30
40 50
Sebelum Sesudah Beda Se
ra ta
Sk o
r
Gambar 14.11 Grafik Perbedaan Pengaruh PemasanganRailling terhadap Kemandirian Lansia
Gambar 14.12 Grafik Perbedaan Rerata Total Skor Kemandirian Lansia dalam Penggunaan
Kamar Mandi