Penilaian Beban Kerja Fisik

Beban Kerja 99 BEBAN KERJA 6 Berdiri dengan konsentrasi terhadap sesuatu objek 1,63 7 Berpakaian 1,69 8 Menyanyi 1,74 9 Menjahit dengan mesin 1,93 10 Mengetik 2,00 11 Menyetrika berat setrika ± 2,5 kg 2,06 12 Mencuci peralatan dapur 2,06 13 Menyapu lantai dengan kecepatan ± 38 kali per menit 2,41 14 Menjilid buku 2,43 15 Pelatihan ringan light exercise 2,43 16 Jalan ringan dengan kecepatan ± 3,9 kmjam 2,86 17 Pekerjaan kayu, logan dan pengecatan dalam industri 3,43 18 Pelatihan sedang moderate exercise 4,14 19 Jalan agak cepat dengan kecepatan ± 5,6 kmjam 4,28 20 Jalan turun tangga 5,20 21 Pekerjaan tukang batu 5,71 22 Pelatihan berat heavy exercise 6,43 23 Penggergajian kayu secara manual 6,86 24 Berenang 7,14 25 Lari dengan kecepatan ± 8 kmjam 8,14 26 Pelatihan sangat berat very heavy exercise 8,57 27 Berjalan sangat cepat dengan kecepatan ± 8 kmjam 9,28 28 Jalan naik tangga 15,80 Sumber: Suma’mur 1982 dikutip dari Sherman, H.C. Chemistry of Food and Nutri- tion. Kebutuhan kalori per jam tersebut merupakan pemenuhan kebutuhan kalori terhadap energi yang dikeluarkan akibat beban kerja utama. Sehingga masih diperlukan tambahan kalori apabila terdapat beban kerja tambahan seperti, stasiun kerja tidak ergonomis, sikap paksa waktu kerja, suhu lingkungan yang panas, dll. Selanjutnya penentuan kategori beban kerja berdasarkan taksiran jumlah kebutuhan kalori dapat diberikan contoh sebagai berikut: Seorang pekerja laki-laki dengan berat badan 65 kg, bekerja sebagai tukang batu di bawah terik matahari. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan penaksiran terhadap beban kerja fisik yang diterima pekerja yang bersangkutan. Kebutuhan kalori per jam tukang batu tersebut adalah 5,71 Kilo kalori kg-BB x 65 kg-BB = 371 Kilo kalorijam, termasuk kategori beban kerja berat 350-500 Kilo kalorijam. Namun demikian perhitungan tersebut belum memperhitungkan faktor tekanan panas yang dapat memberikan beban kerja tambahan. 100 Beban Kerja BEBAN KERJA Contoh tersebut baru menggambarkan kebutuhan kalori seorang pekerja selama waktu kerja. Menurut Grandjean 1993 bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam sehari ditentukan oleh tiga hal: 1 Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal . Di mana seorang laki-laki dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 100 Kilo Joule 23,87 Kilo kalori per 24 jam per kg-BB. Sedangkan wanita dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 98 Kilo Joule 23,39 Kilo kalori per 24 jam per kg-BB. Sebagai contoh; seorang laki-laki dewasa dengan berat badan 60 kg akan memerlukan kalori untuk metabolisme basal sebesar ± 6000 Kilo Joule 1432 Kilo kalori per 24 jam. 2 Kebutuhan kalori untuk kerja . Kebutuhan kalori kerja sangat ditentukan dengan jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. 3 Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain di luar jam kerja . Rerata kebutuhan kalori untuk aktivitas di luar jam kerja adalah ± 2400 Kilo Joule 573 Kilo kalori untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000-2400 Kilo Joule 477-425 Kilo kalori per hari untuk wanita dewasa. Berdasarkan uraian tersebut dapat digaris bawahi bahwa, penentuan kategori beban kerja fisik berdasarkan kebutuhan oksigen melalui penaksiran kebutuhan kalori belum dapat menggambarkan beban sebenarnya yang diterima oleh seorang pekerja. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori. Selain berat ringannya pekerjaan itu sendiri, juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, cara dan sikap kerja serta stasiun kerja yang digunakan selama kerja. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penilaian beban kerja yang dapat menggambarkan secara keseluruhan beban yang diterima seorang pekerja.

7.4 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja

Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroCardio Graph ECG. Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut Kilbon, 1992. Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: Denyut Nadi DenyutMenit = Selain metode 10 denyut tersebut, dapat juga dilakukan penghitungan denyut nadi dengan metode 15 detik atau 30 detik. Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan. Selain mudah; cepat; sangkil dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya cukup 10 Denyut ×60 Waktu Penghitungan