Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri
163
ST ASIUN KERJ
A
2 Redesain stasiun kerja dan sikap kerja duduk-berdiri bergantian adalah tempat
bekerja menyetrika dengan menggunakan meja setrika sebagai landasan kerja gambar 12.4 dan kursi sadel gambar 12.5 sebagai tempat duduk yang
didesain sesuai antropometri penyetrika sehingga sikap tubuh saat menyetrika menjadi duduk-berdiri bergantian gambar 12.6 dan gambar 12.7. Kursi sadel
didesain dengan 3 kaki yang dapat disetel turun naik dengan rentangan ketinggian antara 66-80 cm, yang dapat disesuaikan dengan tinggi telapak
kaki-pangkal paha masing-masing penyetrika.
Langkah III Melakukan pengolahan dan analisis hasil perbaikan stasiun kerja
Untuk mengetahui efektivitas atau pengaruh perbaikan stasiun kerja, langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap variabel tergantung seperti beban
kerja, kelelehan, keluhan subjektif, produktivitas kerja dll. Gambar 12.7 Tampak Samping Sikap Kerja Duduk-
Berdiri Bergantian Gambar 12.6 Tampak Belakang Sikap
Kerja Duduk-Berdiri Bergantian A
B C
164
Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri
ST ASIUN KERJ
A
Pengolahan data hasil pengukuran dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows.
Uji statistik yang akan dipakai untuk menganalisis data dari masing-masing pengukuran didasarkan pada rancangan penelitian, alokasi sampel
dan skala pengukuran. Untuk menganalisis data hasil penelitian akan digunakan statistik inferensial Talogo, 1985; Nazir, 1988.
1. Uji Kolmogorov-Smirnov
K-S, untuk menguji normalitas data dari variabel tergantung, pada tingkat kemaknaan
α =0,05.
2. Uji t-paired
, untuk menguji perbedaan kemaknaan rerata antara pre-post test dari masing-masing kelompok perlakuan, pada tingkat kemaknaan
α =0,05
yang meliputi variabel denyut nadi dan total skor keluhan subjektif 3.
Uji oneway ANOVA, untuk menguji perbedaan rerata dari ketiga kelompok perlakuan antara pre test-pre test dan post test-post test serta beda antara pre-post
test pada tingkat kemaknaan
α =0,05 yang meliputi variabel denyut nadi,
total skor keluhan subjektif dan hasil kerja dan produktivitas kerja. 4.
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan kemaknaan rerata dari variabel tergantung antara kelompok perlakuan yang satu dengan kelompok perlakuan
yang lainnya dilakukan uji Post Hoc-LSD pada tingkat kemaknaan α
=0,05.
12.6 Hasil Penelitian
Hasil dari observasi dan pengukuran terhadap variabel-variabel penelitian dapat disajikan seperti tersebut berikut ini.
12.6.1 Lingkungan Kerja
Mikroklimat diukur setiap 60 menit selama waktu penelitian yaitu antara pukul 11.00 sd 15.00 wita. Hasil analisis data mikroklimat yang meliputi rerata; simpang
baku dan p-value disajikan pada tabel 12.1. Dari uji one way ANOVA ternyata mikroklimat dari ketiga perlakuan tidak signifikan p0,05.
Tabel 12.1 Data Mikroklimat Tempat Penyetrikaan di Laundry
P P
1
P
2
Rerata SB Rerata
SB Rerata SB
1 Suhu basah
o
C 27,52 0,38 27,56 0,64 27,52 0,26 0,987
2 Suhu kering
o
C 30,92 0,51 30,88 0,36 30,48 0,54 0,305
3 Suhu radiasi
o
C 31,52 0,39 31,46 0,18 31,80 0,68 0,489
4 Kelembaban
76,80 3,35 78,00 2,35 79,20 2,05 0,945 5
Kecepatan udara mdet 0,14 0,03
0,16 0,04
0,17 0,02 0,385 6
ISBB
o
C 28,70 0,29 28,76 0,48 28,68 0,38 0,443
7 Penerangan luks
320 40
292 29
297 16
0,323 Keterangan:
p-value :signifikansi antara ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA
pada tingkat kepercayaan α
=0,05. No
Parameter p-value
Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri
165
ST ASIUN KERJ
A
12.6.2 Beban Kerja
Beban kerja dihitung melalui dua pendekatan yaitu berdasarkan denyut nadi kerja dan prosentase beban kardiovaskuler CVL. Untuk mengetahui perbedaan
kemaknaan rerata antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja pada masing- masing perlakuan dilakukan uji t-paired. Hasil analisis uji t-paired tersebut
menunjukkan bahwa pada semua perlakuan terdapat peningkatan denyut nadi yang signifikan p0,05. Selanjutnya beban kardiovaskuler tersebut dianalisis dengan
uji one way ANOVA disajikan pada tabel 12.2.
Tabel 12.2 Data Denyut Nadi Istirahat; Denyut Nadi Kerja; Nadi Kerja CVL
P P
1
P
2
Rerata SB
Rerata SB
Rerata SB
1 Denyut nadi
8 76,89
4,69 75,80 3,19 78,65 4,34 0,395 istirahat dpm
2 Denyut nadi
8 101,39 6,25 102,71 6,79 96,84 2,68 0,109 kerja dpm
3 Nadi kerja dpm 8
24,49 6,83 26,91 7,54 18,18 3,03 0,027
4 CVL
8 26,76
9,42 28,71 5,96 20,13 2,44 0,041 Keterangan:
p-value : signifikansi antara ketiga perlakuan dengan uji one
way ANOVA pada tingkat kepercayaan
α =0,05.
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan kemaknaan rerata antara perlakuan yang satu dengan yang lainnya maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc-LSD:
¾ Denyut nadi kerja pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA tidak signifikan F= 2,467; p0,05, selanjutnya dengan uji Post Hoc-LSD:
P
2
dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05
P
2
dibandingkan dengan P
1
signifikan p0,05 P
1
dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05
¾ Nadi kerja pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA signifikan F = 4,334; p 0,05, selanjutnya dengan uji Post Hoc-LSD:
P
2
dibandingkan dengan P tidak signifikan p 0,05
P
2
dibandingkan dengan P
1
signifikan p 0,05 P
1
dibandingkan dengan P tidak signifikan p 0,05
¾ CVL pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA signifikan F = 3,735; p 0,05, selanjutnya dengan uji Post Hoc-LSD:
P
2
dibandingkan dengan P tidak signifikan p 0,05
P
2
dibandingkan dengan P
1
signifikan p 0,05 P
1
dibandingkan dengan P tidak signifikan p 0,05
No Variabel
n p-value
166
Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri
ST ASIUN KERJ
A
12.6.3 Keluhan Subjektif
Untuk mengetahui perbedaan kemaknaan rerata antara gangguan otot skeletal MSD,s pre-post test pada masing-masing perlakuan dilakukan uji t-paired. Hasil
analisis uji t-paired tersebut menunjukkan bahwa pada semua perlakuan terdapat peningkatan total skor gangguan otot skeletal secara signifikan p0,05. Sedangkan
hasil analisis keluhan subjektif berupa gangguan otot skeletal dengan uji ANOVA antara ketiga perlakuan disajikan pada tabel 12.3.
Tabel 12.3 Hasil Analisis Total Skor MSD’s Pre dan Post Test serta Perbedaan Total Skor MSD, Pre-Post Test dari ketiga Perlakuan
P P
1
P
2
Rerata SB
Rerata SB
Rerata SB
1 Total skor
8 29,87
1,36 29,50 1,60 28,75 1,16 0,277 MSD’s pre
2 Total skor
8 50,50
7,42 49,62 8,42 37,62 4,07 0,002 MSD’s post
3 Perbedaan skor
8 20,62
7,31 20,12 7,57 8,87
4,36 0,002 MSD’s pre-post
Keterangan: p-value
: signifikansi antara ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA
pada tingkat kepercayaan α
= 0,05. Untuk mengetahui perbedaan kemaknaan rerata total skor MSD’s antara
perlakuan yang satu dengan yang lainnya maka dilakukan uji Post Hoc-LSD: ¾ Total skor MSD’s post pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA adalah
signifikan F= 8,714; p0,05, dengan uji Post Hoc-LSD: P
2
dibandingkan dengan P signifikan p0,05
P
2
dibandingkan dengan P
1
signifikan p0,05 P
1
dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05
¾ Perbedaan skor MSD’s pre-post pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA
adalah signifikan F= 8,171; p0,05, dengan uji Post Hoc-LSD: P
2
dibandingkan dengan P signifikan p0,05
P
2
dibandingkan dengan P
1
signifikan p0,05 P
1
dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05
12.6.4 Produktivitas Kerja
Hasil kerja per jam dan produktivitas kerja hasil kerja dibagi nadi kerja antara ketiga perlakuan diuji dengan ANOVA. Hasil analisis uji ANOVA tersebut
disajikan pada tabel 12.4. No
Variabel n
p-value