Karakteristik Fisik Subjek Kemandirian

Perbaikan Sarana Kamar mandi 207 PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI sajian grafis dapat dilihat pada gambar 14.11 Dari uraian perbaikan fasilitas kamar mandi secara keseluruhan yang dilakukan, jumlah skor check list kemandirian pada perlakuan sebelum intervensi P0 adalah 37,08 ± 6,61 dan pada P1 adalah 45,62 ± 5,79 sehingga terjadi peningkatan sebesar 8,54 23,03 dan signifikan secara statistik p0,05. Dari perbaikan yang dilakukan terlihat manfaatnya, di antaranya meningkat- nya kemandirian subjek yang ditan- dai dengan tangan yang tidak meraba- raba dinding, berkurangnya kaki yang gemetaran sewaktu melangkah dan pergerakan yang lebih mantap di dalam kamar mandi. Sedang dalam penyajian bentuk grafis dapat dilihat pada gambar 14.12

14.7.3 Kelegaan

Dengan mengganti handel pintu menjadi bentuk bergagang, mengakibatkan peningkatan skor kelegaan sebesar 1,46 23,43. Dari P0 adalah 6,23 + 1,36 dan pada P1 adalah 7,69 + 0,48. Nilai p-value 0,002 0,05, sehingga peningkatan karena intervensi penggantian handel pintu, bermakna. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa handel pintu bergagang memudahkan lansia membuka pintu Hadi Solichul; dkk, 2001. Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh subjek, bahwa lansia akan lebih mudah membuka dan menutup pintu. Dalam sajian grafis dapat dilihat seperti gambar 14. 13 Gambar 14.13 Grafik Perbedaan Pengaruh Perbaikan Handel Pintu terhadap Kelegaan Lansia Pengaruh Pemasangan Railing 4 5 1 1 2 3 4 5 6 7 Sebelum Sesudah Beda Se ra ta Sk o r 37.1 45.6 8.5 10 20 30 40 50 Sebelum Sesudah Beda Se ra ta Sk o r Gambar 14.11 Grafik Perbedaan Pengaruh PemasanganRailling terhadap Kemandirian Lansia Gambar 14.12 Grafik Perbedaan Rerata Total Skor Kemandirian Lansia dalam Penggunaan Kamar Mandi 208 Perbaikan Sarana Kamar mandi PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI Pengaruh pengubahan kloset jongkok menjadi kloset duduk dari tinjauan kontribusi pada aspek kelegaan, skor rerata P0 adalah 2,38 ± 0,65 dan pada P1 adalah 3,69 ± 0,48. Telah terjadi peningkatan prosentase kemandirian akibat penggantian kloset sebesar 1,31 55,04 , dengan nilai p-value 0,000 signifikan. Hasil wawancara tentang perbaikan kloset menjadi tipe duduk, semua subjek berpendapat bahwa dengan kloset duduk tidak menimbulkan lagi rasa nyeri pada tungkai, lutut dan kedua tangan tidak perlu lagi berpegangan pada dinding bak air. Dalam sajian grafis dapat dilihat seperti gambar 14.14 Dari hasil analisis data objekti- kan perasaan khawatir lansia. Dengan berpegangan pada railing, gerak tubuh lansia saat masuk dan keluar kamar mandi menjadi lebih mudah. Pemasangan railing di depan kloset, memudahkan lansia dalam ‘menahan dan mengangkat’ tubuhnya sewaktu akan duduk dan berdiri dari kloset Kroemer, 1994. Dalam sajian grafis dapat dilihat seperti gambar 14.15 Dari uraian perbaikan fasilitas kamar mandi secara keseluruhan yang dilakukan, jumlah skor check list kelegaan terdapat peningkatan sebesar 9,39 25,98. Skor pada perlakuan sebelum intervensi P0 adalah 36,15 + 5,23 dan pada P1 adalah 45,54 + 3,97. Dengan nilai p-value 0,000 0,05, peningkatan akibat intervensi perbaikan di kamar mandi, bermakna meningkatkan kelegaan lansia penggunannya. Pada observasi lapangan yang dilakukan 2 tahap, terbukti bahwa intervensi yang dilakukan mampu meningkatkan kemudahan beraktivitas, keseimbangan, rasa aman dan keleluasaan gerak lansia penggunanya. Subjek merasa lebih ringan bebannya dalam melakukan aktivitasnya di kamar mandi, rasa nyaman dalam penggunaan kamar mandi setelah perbaikan. Dalam penyajian bentuk grafis, jumlah skor pada setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 14. 16 Gambar 14.15 Grafik Perbedaan Pengaruh Pemasangan Railling terhadap Kelegaan Lansia Pengaruh Pemasangan Railing 6.54 9.23 2.69 2 4 6 8 10 Sebelum Sesudah Beda Se ra ta Sk o r Gambar 14.14 Grafik Perbedaan Pengaruh Perbaikan Kloset terhadap Kelegaan Lansia Pengaruh Penggantian Kloset 2.32 3.69 1.31 1 2 3 4 5 Sebelum Sesudah Beda Se rat a Sk o r Perbaikan Sarana Kamar mandi 209 PERBAIKAN SARANA KAMAR MANDI Gambar 14.16 Grafik Perbedaan Rerata Total Skor Kelegaan Lansia dalam Penggunaan Kamar Mandi