Pertimbangan Antropometri Dalam Desain

22 Desain Stasiun Kerja DESAIN ST ASIUN KERJA Jenis pengukuran antropometri Secara umum pengukuran antropometri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengukuran antropometri statis dan antropometri dinamis. Dalam tulisan ini hanya disajikan jenis pengukuran antropometri statis. Pemilihan mata ukur antropometri baik statis maupun dinamis dapat ditentukan berdasarkan fungsi dan kegunaannya sebagian atau keseluruhan mata ukur antropometri. Alat ukur yang harus digunakan untuk mengukur antropometri adalah antropometer. Pada pengukuran posisi duduk harus disediakan bangku atau kursi dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm tanpa sandaran pinggang. Pengukuran antropometri statis. Jenis pengukuran ini biasanya dilakukan dalam dua posisi yaitu posisi berdiri dan duduk di kursi. Mata ukur antropometri statis meliputi antara lain: Posisi Berdiri: 1. Tinggi badan 2. Tinggi mata 3. Tinggi bahu 4. Tinggi siku 5. Tinggi pinggang 6. Tinggi tulang pinggul 7. Tinggi kepalan tangan posisi siap 8. Tinggi Jangkauan atas 9. Panjang depa 10. Panjang lengan 11. Panjang lengan atas 12. Panjang lengan bawah 13. Lebar bahu 14. Lebar dada Posisi Duduk: 1. Tinggi kepala 2. Tinggi mata 3. Tinggi bahu 4. Tinggi siku 5. Tinggi pinggang 6. Tinggi tulang pinggul 7. Panjang butoock-lutut 8. Panjang buttock-popliteal lekuk lutut 9. Tinggi telapak kaki-lutut 10. Tinggi telapak kaki-popliteal lekuk lutut 11. Panjang kaki tungkai-ujung jari kaki 12. Tebal paha dll. Gambar 2.2 A, B, C Pengukuran Antropometri Posisi Berdiri Sumber : Pheasant, 1988 Body Space Gambar 2.3 Pengukuran Antropometri Posisi Duduk Sumber: Pheasant, 1988, Body Space A B C Desain Stasiun Kerja 23 DESAIN ST ASIUN KERJA

2.3 Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk

Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda- beda terhadap tubuh. Grandjean 1993 berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain; pembebanan pada kaki; pemakaian energi dan keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi. Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Sedangkan Clark 1996, menyatakan bahwa desain stasiun kerja dengan posisi duduk mempunyai derajat stabilitas tubuh yang tinggi; mengurangi kelelahan dan keluhan subjektif bila bekerja lebih dari 2 jam. Di samping itu tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk melakukan gerakan. Contoh desain stasiun kerja untuk sikap kerja duduk dapat diilustrasikan seperi gambar 2.4 Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan maupun kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dilakukan dengan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat 1992 memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk adalah sebagai berikut: 1 pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki; 2 pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan; 3 tidak diperlukan tenaga dorong yang besar; 4 objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja; 5 diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi; 6 pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama; dan 7 seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk. Gambar 2.4 Stasiun Kerja untuk Sikap Kerja Duduk Sumber: Helander, 1995. A Guide to the Ergonomics of Manufacturing 24 Desain Stasiun Kerja DESAIN ST ASIUN KERJA Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat duduk yang dipakai harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran antropometri pemakainya. Fleksi lutut membentuk sudut 90° dengan telapak kaki bertumpu pada lantai atau injakan kaki Pheasant, 1988. Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang akan membungkuk ke depan, dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman. Sanders McCormick 1987 memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk sebagai berikut: 1 jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik; 2 landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun sloping down slightly; dan 3 ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan.

2.4 Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri

Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana 2000, bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang sama akan melelahkan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10 -15 dibandingkan dengan duduk. Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat 1992 dan Clark 1996 memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri adalah sebagai berikut: 1 tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut; 2 harus memegang objek yang berat lebih dari 4,5 kg; 3 sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping; 4 sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah; dan 5 di perlukan mobilitas tinggi. Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri, secara prinsip hampir sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi duduk. Manuaba 1986; Sanders McCormick 1987; Grandjean 1993 memberikan rekomendasi ergonomis tentang ketinggian landasan kerja posisi berdiri didasarkan pada ketinggian siku berdiri sebagai tersebut berikut ini. Desain Stasiun Kerja 25 DESAIN ST ASIUN KERJA 1 Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5- 10 cm di atas tinggi siku berdiri. 2 Selama kerja manual, di mana pekerja sering memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri. 3 Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri. Ketinggian landasan kerja untuk sikap kerja berdiri dapat diilustrasikan seperti gambar 2.5. Gambar 2.5 Landasan Kerja untuk Sikap Kerja Berdiri. A: Pekerjaan Memerlukan Penekanan B: Pekerjaan Memerlukan Ketelitian; C: Pekerjaan Ringan; Sumber ilustrasi ; Grandjean, 1993. Fitting the tasks to the Man A B C