Zat gizi dan sumber makanan

Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja 73 ORGANISASI KERJA DAN KEBUTUHAN GIZI KERJA Dengan mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori bagi tenaga kerja maka kita dapat menyusun menu sesuai dengan kebutuhan akan gizi yang diperlukan tubuh, sehingga tidak terjadi gangguan kesehatan akibat ketidak seimbangan antara gizi yang dikonsumsi dengan tenaga yang dikeluarkan.

5.4.3 Pengaruh Faktor Lingkungan Kerja

Faktor dalam lingkungan kerja menunjukkan pengaruh - pengaruh yang jelas terhadap keadaan gizi tenaga kerja. Beban kerja yang berlebihan dan lingkungan kerja panas dapat menyebabkan penurunan berat badan Priatna, 1990. Sebaliknya motivasi psikologis yang kuat, kadang - kadang meningkatkan nafsu makan dan menjadi sebab bertambahnya berat badan dan gemuk. a Tekanan Panas. Untuk pekerjaan ditempat kerja bersuhu tinggi, harus diperhatikan secara khusus kebutuhan air dan garam sebagai pengganti cairan untuk penguapan. Dalam lingkungan kerja panas dan pekerjaan berat, diperlukan sekurang-kurangnya 2,8 liter air minum bagi tenaga kerja, sedangkan untuk kerja ringan dianjurkan 1,9 liter. Kadar garam tidak boleh terlalu tinggi, melainkan sekitar 0,2 Grantham, 1992. Tidak dibenarkan minum minuman keras atau yang mengandung alkohol oleh pekerja di tempat kerja. Susu bukan cairan penghilang dahaga dan tenaga kerja terbatas kemampuan untuk meminumnya, yaitu sekitar 1 - 2 gelas saja. Minuman - minuman lain yang tidak mengandung alkohol softdrink dan bersifat penyegar badan baik untuk diberikan. Untuk bekerja di tempat dingin makanan dan minuman hangat sangat membantu. b Bahan kimia. Bahan - bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan penurunan berat badan sebagai salah satu gejalanya. Beberapa bahan kimia dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan mungkin juga dapat mengakibatkan berkurangnya selera makan. Pengaruh-pengaruh lainnya mungkin ber upa gangguan saluran pencernaan dengan akibat tidak berfungsinya sistem pencernaan. c Faktor psikologis. Stress sebagai akibat ketidakserasian emosi, hubungan manusia dalam pekerjaan yang kurang baik, rangsangan atau hambatan psikologis, sosial dll. akan menurunkan berat badan, terjadinya penyakit dan tidak produktifnya tenaga kerja.

5.4.4 Usaha perbaikan gizi kerja di perusahaan

Hasil dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan masih terdapat beberapa pengusaha beranggapan bahwa pemberian makan dan atau makanan tambahan berupa snack dan istirahat pendek akan meningkatkan 74 Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja ORGANISASI KERJA DAN KEBUTUHAN GIZI KERJA pengeluaran biaya dan merugikan perusahaan. Namun jika dikaji lebih jauh, sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan pemberian makanan diperusahaan. Untuk itu, Suma’mur 1984 memberikan beberapa saran kepada perusahaan untuk : a Menyediakan kantin diperusahaan, dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki gizi tenaga kerja dan tanpa disadari telah memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap pekerja. b Pemberian makanan snack secara cuma-cuma pada jam-jam tertentu, di mana hal ini akan memperlambat munculnya kelelahan, meningkatkan kecepatan dan ketelitian kerja dan menghindari waktu istirahat curian. c Pemberian makanan tambahan dan adanya kantin diperusahaan dapat mencegah terjadinya penyakit, sehingga kehilangan waktu kerja karena absensi sakit dapat ditekan. d Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dan gizi secara teratur, sehingga kesehatan tenaga kerja yang seting gi-ting ginya dapat dicapai dan dipertahankan. e Menerapkan hasil penelitian tentang gizi kerja yang telah dilakukan untuk meningkatkan status gizi tenaga kerja dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi- tingginya pengetahuan dan penerapan gizi seimbang bagi tenaga kerja merupakan aspek yang mutlak harus dilakukan. Dengan gizi seimbang maka kesehatan tenaga kerja dapat dipertahankan dan tenaga kerja akan dapat bekerja dengan baik, tidak mudah lelahcapai dan mengurangi terjadinya tingkat kesalahan. Hal ini berarti dapat mengurangi pemborosan terhadap bahan dari perusahaan dan akhirnya akan dapat menambah keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.

5.5 Kepustakaan

Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4 th edt. Taylor Francis Inc. Lon- don. Grantham, D. 1992. Occupational Health Safety. Guidebook for the WHSO. Me- rino Lithographics Moorooka Queensland. Australia: 208-216. Manuaba, A. 1990. Beban Kerja untuk Prajurit Dikaitkan dengan Norma Ergonomi di Indonesia. Dalam: Seminar Nasional tentang Ergonomi di Lingkungan ABRI, Jakarta.