Analisis Data Materi dan Metode

330 Pengaturan Kerja Bergilir PENGATURAN KERJA BERGILIR seorang asisten pengendali. Ketiga unit VDT tersebut di bawah kendali seorang pengawas supervisor. Dengan demikian, dalam satu periode kerja, maka jumlah karyawan yang bertugas adalah 7 orang yang terdiri dari 3 orang pengendali, 3 orang asisten dan seorang pengawas. Dari data jumlah pesawat yang dilayani oleh satu unit monitor, maka rerata beban puncak terjadi pada pukul 08.00, yaitu sejumlah 23 pesawat. Selanjutnya pada pukul 01.00 sejumlah 15 pesawat dan pada pukul 16.00 sejumlah 13 pesawat. Sedangkan rerata beban terendah terjadi pada pukul 21.00 sejumlah 2 pesawat. Secara keseluruhan, rerata jumlah pesawat yang dilayani pada setiap jam kerja dapat dilihat pada Gambar 24.2. Data tentang tingkat beban kerja pada setiap jam kerja tersebut di atas selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengaturan waktu kerja dan istirahat.

24.5.2 Waktu Kerja, Istirahat dan Alokasi Pekerja

Organisasi kerja merupakan alat penting yang menentukan efisiensi dan produktivitas kerja. Seorang ergonomist harus mampu mendesain organisasi kerja sedemikian rupa sehingga kemampuan manusia dapat termanfaatkan secara opti- mal dengan tetap memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan kerja Shipley, 1992. Organisasi kerja antara lain mengatur waktu kerja dan alokasi sumber daya manusia pekerja. Total hasil kerja tidak selalu berbanding lurus dengan waktu kerja. Dalam beberapa kasus, perpanjangan waktu kerja justru menurunkan hasil kerja dan mempunyai kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, gangguan penyakit dan kecelakaan. Waktu kerja maksimal di mana seseorang dapat bekerja dengan baik adalah 8 jam per hari termasuk istirahat Suma’mur, 1984; Grandjean 1993 Dekker, dkk., 1996. Pengaturan waktu kerja sangat erat kaitannya dengan kemampuan pekerja, tuntutan tugas dan lingkungan kerja. Pengaturan waktu kerja yang tidak tepat dapat menciptakan suatu kondisi kerja di mana terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan tugas dengan kemampuan pekerja. Tuntutan tugas yang kurang dari kemampuan pekerja dapat menimbulkan kebosanan yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Demikian pula sebaliknya, tuntutan tugas yang melebihi kemampuan pekerja dapat menimbulkan kelelahan dini yang pada akhirnya juga dapat menurunkan tingkat produktivitas. Oleh karena itu, di dalam melakukan pengaturan waktu kerja harus benar-benar diupayakan Gambar 24.2 Grafik Hubungan antara waktu dan jumlah yang dilayani 10 20 30 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Waktu Penerbangan Rer a ta j u ml ah pes awat y ang dilay anihar i Pengaturan Kerja Bergilir 331 PENGATURAN KERJA BERGILIR untuk dapat menciptakan keseimbangan antara tuntutan tugas, lingkungan kerja dan kemampuan pekerja Grandjean, 1993; Manuaba, 2000. Untuk bagian ATC - Bandara Ngurah Rai, pengaturan waktu kerja disesuaikan dengan tuntutan tugas yang membutuhkan pelayanan selama dua puluh empat jam. Untuk memenuhi jam operasional yang panjang ini, diatur shift work yang terstruktur dengan jadwal sebagai berikut. ¾ Shift pagi : pukul 07.30 s.d 14.00 ¾ Shift siang : pukul 13.30 s.d 19.30 ¾ Shift Malam: pukul 19.00 s.d 08.00 Dari jadwal waktu kerja tersebut di atas, dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut. ¾ Adanya overlaping antar shift masing-masing selama tiga puluh menit. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi kedua kelompok shift untuk alih tugas serta memberikan kesempatan beradaptasi bagi kelompok shift pengganti dengan kondisi lalu lintas udara yang ada. Dengan demikian diharapkan bahwa pergantian shift tersebut tidak sampai mengganggu kelancaran pelayanan informasi. ¾ Dari ketiga kelompok waktu kerja tersebut di atas, terlihat bahwa waktu kerja untuk shift pagi dan siang masing-masing kurang dari delapan jam. Namun shift malam justru lebih dari delapan jam 13 jam. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan body clock yang ada pada tubuh pekerja. ¾ Apabila dikaitkan dengan tingkat beban kerja Grafik 24.2, maka beban puncak terjadi pada shift pagi dengan jumlah pesawat sebanyak 23 pesawat hari shift, selanjutnya diikuti oleh shift malam dengan jumlah pesawat sebanyak 15 pesawathari shift dan shift siang dengan jumlah pesawat sebanyak 13 pesawathari shift. Untuk mengisi ketiga shift tersebut, dibentuk empat kelompok karyawan dengan jumlah anggota masing-masing sebanyak 11 orang termasuk satu orang sebagai koordinator kelompok. Pembagian waktu kerja diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing kelompok mendapat libur satu hari setelah menjalankan tugas berturut-turut untuk shift pagi, siang dan malam. Dengan demikian semua kelompok memperoleh satu hari libur dalam empat hari kerja. Selanjutnya berdasarkan tuntutan tugas yang ada, maka secara internal kelompok, masing-masing koordinator menyusun pembagian waktu kerja sedemikian rupa sehingga masing-masing pekerja maksimal hanya bekerja di depan VDT selama 2 jamharishift. Dari hasil wawancara dengan para koordinator, pembagian kerja ini dilakukan sebagai hasil partisapatore dari seluruh pekerja atas dasar pengalaman kerja. Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa kekuatan masing-masing pekerja untuk melakukan pengendalian di depan VDT maksimal hanya dua jam. Apabila dipaksakan lebih dari dua jam, dirasakan sangat berat dan