70
Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja ORGANISASI KERJA DAN
KEBUTUHAN GIZI KERJA
3 Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin-mesin,
peralatan atau prosedur-prosedur kerja. Sebagai contoh: pada proses produksi dengan system ban berjalan, waktu istirahat tergantung dari ketrampilan dan
kecepatan kerja operatornya. Semakin terampil dan cepat dia bekerja maka akan semakin banyak waktu istirahat yang diperoleh.
4 Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, seperti istirahat selama 1 jam setelah melakukan 4 jam kerja, dan diselingi dengan istirahat 15 menit setelah 2 jam kerja dll.
Pada kenyataannya keempat jenis waktu istirahat tersebut memperlihatkan saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Apabila waktu kerja dan istirahat
resmi telah diatur dengan tepat kapasitas kerja= beban utama + beban tambahan maka dengan sendirinya istirahat curian dan istirahat spontan dapat diminimali-
sasikan. Kemudian semakin lelah kondisi seorang pekerja maka akan semakin banyak dia melakukan istirahat curian.
5.3 Hari Kerja
Jumlah jam kerja yang efisien untuk seminggu adalah antara 40 - 48 jam yang terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja. Maksimum waktu kerja tambahan yang masih
efisien adalah 30 menit. Sedangkan di antara waktu kerja harus disediakan waktu istirahat yang jumlahnya antara 15-30 dari seluruh waktu kerja. Apabila jam
kerja melebihi dari ketentuan tersebut akan ditemukan hal-hal seperti; penurunan kecepatan kerja, gangguan kesehatan, angka absensi karena sakit meningkat, yang
kesemuanya akan bermuara kepada rendahnya tingkat produktivitas kerja.
Di Indonesia telah dikenal dengan sistem 6 hari kerja dan 5 hari kerja seminggu. Penerapan sistem kerja dengan 5 hari kerja sebetulnya sudah lama dikenalkan di
Indonesia, teruma di kantor pemerintahan dan BUMN. Sedangkan untuk lingkungan perusahaan masih sedikit yang menerapkannya. Sistem 5 hari kerja tersebut
sebetulnya hanya mengadop sistem barat. Salah satu pertimbangannya adalah agar karyawan mempunyai waktu libur yang cukup sehingga kualitas hidup meningkat.
Ternyata sistem kerja tersebut cukup efektif diterapkan di negara negara maju karena sistem pengupahannya sangat baik. Demikian juga, penerapan sistem 5 hari kerja
di lingkungan pemerintah termasuk BUMN tidak menimbulkan gejolak. Hal tersebut disebabkan karena sistem penggajian tetap dan hanya mengubah jam kerja.
Sebaliknya penerapan sistem 5 hari kerja sering menjadi masalah apabila diterapkan di perusahaan di Indonesia. Penyebabnya tidak lain adalah standar
pengupahan sangat rendah yang menyebabkan kebutuan dasar keluarga tidak tercukupi.
Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja
71
ORGANISASI KERJA DAN KEBUTUHAN GIZI KERJA
Contoh kasus: Pada salah satu perusahaan ‘X’ di Jawa Timur, pihak manajemen melakukan perubahan dari 6 hari kerja menjadi 5 hari kerja dengan
alasan efisiensi kerja. Ternyata pihak pekerja melakukan penolakan, karena pemendekan hari kerja tersebut dikuti oleh pengurangan
pendapatan atau upah. Hal tersebut terjadi karena perusahaan menggunakan sistem harian dengan penggajian mingguan.
Tentunya sangat bijaksana apabila perubahan dari 6 hari menjadi 5 hari kerja jumlah jam kerja tetap tetapi upah yang dibayarkan tetap untuk 6 hari kerja. Pada
kasus tersebut, sebetulnya baik pihak pekerja maupun pihak perusahaan tidak akan dirugikan apabila dapat melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas kerja.
Apabila efisiensi kerja meningkat dan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, maka dengan sendirinya kerja lembur tidak diperlukan lagi.
5.4 Kebutuhan Gizi Kerja
Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas
kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta
menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.
5.4.1 Zat gizi dan sumber makanan
Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan. Bahan makanan yang diperlukan tubuh mengandung unsur utama seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Fungsi dari zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau kalori karbohidrat, lemak dan protein, membangun dan memelihara jaringan
tubuh protein, air dan mineral dan mengatur proses tubuh vitamin dan mineral. Secara khusus, gizi kerja adalah zat makanan yang bersumber dari bahan makanan
yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya Tjipta, 1990. Selanjutnya hal-hal yang perlu
diketahui dalam penyusunan menu bagi pekerja adalah : ¾ Kebutuhan kalori dan gizi tenaga kerja
¾ Kebutuhan bahan dasar menu ¾ Pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan lingkungan kerja.
Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan pekerjaan setiap orang membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh dari pembakaran zat-zat
makanan yang dikonsumsi dengan oksigen. Bila banyaknya makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan maka tubuh
akan mengalami gang guan kesehatan. Masalah yang timbul akibat ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan tenaga yang
72
Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja ORGANISASI KERJA DAN
KEBUTUHAN GIZI KERJA
dikeluarkan sangat beragam. Jika makanan yang dimakan berlebih dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan menjadi gemuk, sebaliknya jika makanan yang
dimakan kurang maka tubuh akan menjadi kurus. Kedua masalah ini akan mempengaruhi derajat kesehatan seseorang dan akhirnya akan berpengaruh pada
efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan agar jumlah makanan yang dikonsumsi baik dalam kualitas maupun kuantitas sesuai
dengan kebutuhan khususnya terhadap tenaga yang dikeluarkan.
5.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainnya dan sangat tergantung pada berbagai faktor yaitu :
a. Ukuran tubuh. Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar
pula kebutuhan kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan sama.
b. Usia. Anak-anak dan remaja membutuhkan relatif lebih banyak kalori dan zat
gizi lainnya dibanding dengan orang dewasa atau tua, karena selain diperlukan untuk tenaga juga untuk pertumbuhan.
c. Jenis kelamin. Laki-laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori
dibandingkan dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan juga lebih aktif.
d. Kegiatanaktivitas pekerjaan yang dilakukan. Pekerja berat akan membutuhkan
kalori dan protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang dan ringan. Besarnya kebutuhan kalori tergantung banyaknya otot yang dipergunakan untuk
bekerja serta lamanya penggunaan otot-otot tersebut. Disamping itu protein yang diperlukan juga lebih tinggi dari normal, karena harus mengganti atau
membentuk jaringan baru yang lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara normal.
e. Kondisi tubuh tertentu. Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan
membutuhkan lebih banyak kalori dan zat gizi lainnya dari pada sebelum ia sakit. Pertambahan zat gizi tersebut diperlukan untuk rehabilitasi kembali
sel-seljaringan tubuh yang rusak selama sakit. Demikian pula, bagi wanita hamil dan menyusui anaknya akan memerlukan kalori dan zat gizi lainnya
yang lebih tinggi dari pada keadaan biasa.
f. Kondisi lingkungan. Pada musim hujan membutuhkan kalori lebih tinggi
banyak dibandingkan pada musim panas. Demikian pula pada tempat-tempat yang dingin lebih tinggi dari pada tempat dengan suhu panas. Di mana tambahan
kalori pada tempat-tempat dingin diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh.