Kontaminan Udara dalam Ruang Kerja

Kualitas Udara Dalam Ruang Kerja 57 KU ALIT AS UD ARA D ALAM R U ANG KERJ A adalah 120 µ gm 3 . NHMRC 1985 menetapkan rerata kadar dalam setahun adalah 90 µ gm 3 . Sedangkan SAA 1980 menetapkan rerata kadar dalam setahun adalah 60 µ gm 3 dan kadar maksimum 24 jam adalah 150 µ gm 3 . 6 Pencemaran Mikrobiologi Kelembaban udara yang tinggi, sirkulasi udara yang tidak seimbang, bangunan yang terlalu rapat satu sama lain, sistem AC yang menggunakan air dan kondensasi akan merangsang tumbuh dan berkembangnya mikrobiologi seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, dll. Virus, bakteri dan jamur dapat menyebabkan infeksi dan reaksi alergik pada lingkungan dalam ruangan tertutup. Infeksi oleh bakteri tertentu seperti penyakit legionnaire dapat disebarkan melalui sistem AC yang menggunakan cool- ing towers Lieckfield Farrar, 1991. Pemeliharaan yang kurang bagus dari system ventilasi tersebut akan membantu pertumbuhan organisme mikrobiologi. Sedang pemaparan untuk waktu yang lama oleh jamur dan mikroorganisme lainnya dapat menyebabkan alergi atau reaksi asmatik bagi penghuni gedung ber-AC.

4.4. Konsentrasi Oksigen O

2 Oksigen merupakan komponen udara yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas udara dalam ruangan. Gedung-gedung yang menggunakan sarana pengatur suhu ruangan AC dengan sistem sirkulasi udara mempunyai kelemahan yaitu semakin lama pengaliran udara akan semakin berkurang pula konsentrasi oksigennya Soedirman, 91. Hal tersebut disebabkan karena oksigen selalu dibutuhkan untuk proses pernafasan manusia. Pada kondisi normal udara mengandung oksigen sekitar 20,9. Standard minimum yang ditetapkan oleh NIOSH 1984 untuk ruang tertutup dan ber AC adalah 19,5. Apabila konsentrasi O 2 di suatu ruangan berada pada konsentrasi di bawah kadar tersebut dapat mengakibatkan gangguan kesehatan berupa; pusing, mudah mengantuk, pernafasan menjadi sesak, dll. Tarwaka Bakri, 2001.

4.5 Cuaca Kerja

Cuaca kerja merupakan kombinasi dari komponen suhu udara, kecepatan gerakan udara dan kelembaban udara. Komponen-komponen tersebut dapat mempengaruhi persepsi kualitas udara dalam ruangan kerja, sehingga harus selalu dijaga agar berada pada kisaran yang dapat diterima untuk kenyamanan penghuninya. Komplain tentang ketidaknyamanan suhu udara dalam ruang kerja sering terjadi pada penghuni gedung-gedung perkantoran. Masalah kualitas udara dalam ruangan tersebut biasanya disebabkan karena, kelembaban dan gerakan udara di 58 Kualitas Udara Dalam Ruang Kerja KU ALIT AS UD ARA D ALAM R U ANG KERJ A luar batas yang dianjurkan. Didasarkan pada rekomendasi NIOSH 1984, tentang kriteria untuk suhu nyaman; suhu udara dalam ruang yang dapat diterima adalah berkisar antara: 20 - 24 o C untuk musim dingin dan 23 - 26 o C untuk musim panas pada kelembaban 35 - 65 . Rata-rata gerakan udara untuk ruang yang ditempati tidak melebihi 0,15 mdet untuk musim dingin dan 0,25 mdet untuk musim panas. Kecepatan udara di bawah 0,07 mdet akan memberikan rasa yang tidak enak di badan dan rasa tidak nyaman. WHO 1976 memberikan rekomendasi tentang kecepatan gerakan udara dan kelembaban yang harus disesuaikan dengan kondisi suhu udara setempat untuk mendapatkan udara yang nyaman table 4.1. Tabel 4.1 Kecepatan gerakan udara yang direkomendasikan untuk ruang kerja yang disesuaikan dengan suhu dan kelembaban ruangan setempat 21 19 80 0,15 0,30 24 16 40 0,15 0,30 24 18 60 0,25 0,40 24 21 80 0,25 0,50 27 16 30 0,25 0,50 27 19 50 0,40 0,50 27 23 75 0,50 0,80 29 16 25 0,40 0,80 29 19 45 0,50 0,80 29 23 65 0,80 0,80 32 17 20 0,50 0,80 32 22 40 0,80 0,80 32 26 60 1,00 1,00 Sumber: WHO 1976 Sebagai bahan pertimbangan, di mana Indonesia merupakan daerah tropis yang mempunyai suhu udara lebih panas dengan kelembaban yang jauh lebih tinggi, maka rekomendasi dari NIOSH 1984 tersebut perlu dikoreksi apabila diterapkan di daerah tropis. Dan berdasarkan penelitian untuk ruang ber-AC dianjurkan menyetel suhu antara 24 - 26 o C sebagai suhu nikmat atau perbedaan antara suhu di dalam dan di luar ruangan tidak lebih dari 5 o C Pusperkes, 1995. Salah satu upaya untuk mendapatkan ruangan dengan udara yang nyaman adalah dengan memasang AC pada ruang kerja. Pemasangan AC biasanya dapat SUHU Suhu Kering Suhu Basah o C o C KELEMBABAN KECEPATAN UDARA Minimum Maksimum mdet mdet Kualitas Udara Dalam Ruang Kerja 59 KU ALIT AS UD ARA D ALAM R U ANG KERJ A dilakukan baik secara sentral maupun secara split AC biasa. Pada dasarnya kedua jenis AC tersebut mempunyai prinsip pengaliran udara yang agak berbeda. Pada AC split , udara dari luar gedung dihisap dan didinginkan dalam suatu phase kemudian dihembuskan ke dalam ruangan, selanjutnya udara dikeluarkan melalui lubang-lubang yang dibuka dan ditutup. Sedangkan pada AC sentral, udara didinginkan dan kemudian dihembuskan kedalam ruangan yang selanjutnya udara di dalam ruangan yang masih agak dingin dihisap lagi untuk didinginkan kembali dan kemudian dihembuskan ke dalam ruangan lagi, demikian seterusnya. Pada AC sentral ada kemungkinan udara yang dialirkan terkontaminasi dengan bahan-bahan pencemar yang berasal dalam ruangan itu sendiri, seperti; gas CO 2 sebagai sisa pernafasan, gas CO terutama dari asap rokok, O 3 dari peralatan kerja. Meskipun bahan pencemar tersebut kadarnya relatif kecil, oleh karena terakumulasi dalam waktu yang lama kemungkinan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan penghuninya. Dari uraian tersebut, secara ringkas dapat digambarkan tentang faktor-faktor yang biasanya dapat mempengaruhi atau menyebabkan rendahnya kualitas udara dalam ruangan kerja seperti pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2. Kondisi yang Dapat Mempengaruhi Kulaitas Udara di Ruang Kerja No. Komponen Contoh Kondisi yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Udara 1. Air Conditioning AC Desain Kapasitas pendingin tidak cukup Tahap operasional Tidak dihidupkan sebelum karyawan masuk Pemeliharaan Filter tidak diganti 2. Material Bangunan Baru Cat, fabric, furnishing dapat melepas gas pencemar Lama Tetesan air sering merusak karpet 3. Aktivitas Pekerjaan Fotocopy Melepas ozone Pemeliharaan ruangan Melepas debu dan partikel Aktivitas dari tetangga Asap dari proses memasak Proses pemanasan Oven dan pengering melepas gas sisa pembakaran 4. Manusia Merokok, bau badan dan parfume 5. Udara Luar Ruangan Polutan ambien Sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dll. Area parkir Asap kendaraan bermotor Konstruksi bangunan Debu dll.