Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri

Desain Stasiun Kerja 25 DESAIN ST ASIUN KERJA 1 Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5- 10 cm di atas tinggi siku berdiri. 2 Selama kerja manual, di mana pekerja sering memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri. 3 Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri. Ketinggian landasan kerja untuk sikap kerja berdiri dapat diilustrasikan seperti gambar 2.5. Gambar 2.5 Landasan Kerja untuk Sikap Kerja Berdiri. A: Pekerjaan Memerlukan Penekanan B: Pekerjaan Memerlukan Ketelitian; C: Pekerjaan Ringan; Sumber ilustrasi ; Grandjean, 1993. Fitting the tasks to the Man A B C 26 Desain Stasiun Kerja DESAIN ST ASIUN KERJA

2.5 Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis

Desain stasiun kerja sangat ditentukan oleh jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Baik desain stasiun kerja untuk posisi duduk maupun berdiri ke duanya mempunyai keuntungan dan kerugian. Clark 1996 memcoba mengambil keuntungan dari ke dua posisi tersebut dan mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri menjadi satu desain dengan batasan sebagai berikut: 1 pekerjaan dilakukan dengan duduk pada suatu saat dan pada saat lainnya dilakukan dengan berdiri saling bergantian; 2 perlu menjangkau sesuatu lebih dari 40 cm ke depan dan atau 15 cm di atas landasan kerja; dan 3 tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90-120 cm, merupakan ketinggian yang paling tepat baik untuk posisi duduk maupun berdiri. Stasiun kerja untuk sikap kerja dinamis duduk di suatu saat dan berdiri di saat lainnya dapat diilustrasikan seperti gambar 2.6 Gambar 2.6 Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis Duduk di Suatu Saat dan Berdiri atau Duduk-Berdiri pada Saat Lainnya Sesuai Keinginan Pekerja.Sumber: Helander, 1995. A Guide to the Ergonomics of Manufacturing Desain Stasiun Kerja 27 DESAIN ST ASIUN KERJA Sedangkan Das 1991 dan Pulat 1992 menyatakan bahwa posisi duduk- berdiri merupakan posisi terbaik dan lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk saja atau berdiri saja. Hal tersebut disebabkan karena memungkinkan pekerja berganti posisi kerja untuk mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu posisi kerja. Helander 1995 dan Tarwaka 1995, memberikan batasan ukuran ketinggian landasan kerja untuk pekerjaan yang memerlukan sedikit penekanan yaitu 15 cm di bawah tinggi siku untuk ke dua posisi kerja. Selanjutnya dibuat kursi tinggi yang menyesuaikan ketinggian landasan kerja posisi berdiri dengan dilengkapi sandaran kaki agar posisi kaki tidak menggantung. Mengingat dimensi ukuran tubuh manusia berbeda-beda, maka desain stasiun kerja harus selalu mempertimbangkan antropometri pemakainya user oriented. Sedangkan pemilihan posisi kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, seperti pada tabel 2.2 di bawah. Tabel 2.2 Pemilihan Sikap Kerja terhadap Jenis Pekerjaan yang Berbeda- beda Sikap Kerja yang Dipilih Pilihan pertama Pilihan kedua Mengangkat 5 kg Berdiri Duduk - berdiri Bekerja dibawah tinggi siku Berdiri Duduk - berdiri Menjangkau horizontal di luar Berdiri Duduk - berdiri daerah jangkauan optimum Duduk - berdiri Pekerjaan ringan dengan Duduk Duduk - berdiri pergerakan berulang Pekerjaan perlu ketelitian Duduk Duduk - berdiri Inspeksi dan monitoring Duduk Duduk - berdiri Sering berpindah-pindah Duduk - berdiri Berdiri Sumber: Helander 1995:60. A Guide to the Ergonomics of Manufacturing. Masih menurut Helander 1995, Posisi duduk-berdiri yang telah banyak dicobakan di industri, ternyata mempunyai keuntungan secara biomekanis di mana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30 lebih rendah di bandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus. Hal tersebut tentunya dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam intervensi ergonomi, sehingga penerapan posisi kerja duduk-berdiri dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi sebagaian besar tenaga kerja. Jenis Pekerjaan 28 Desain Stasiun Kerja DESAIN ST ASIUN KERJA Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa suatu desain produk harus berpusat pada pemakainya human centered. Untuk mendapatkan sikap kerja menyetrika yang lebih dinamis diperlukan desain stasiun kerja setrika yang memungkinkan pekerjaan dapat dilakukan dengan sikap duduk di suatu saat dan sikap berdiri atau duduk-berdiri di saat lainnya.

2.6 Kepustakaan

Annis, J.F. McConville, J.T. 1996. Anthropometry. Dalam: Battacharya, A. McGlothlin, J.D. eds. Occupational Ergonomic. Marcel Dekker Inc. USA: 1-46. Clark, D.R. 1996. Workstation Evaluation and Design. Dalam: Battacharya, A. McGlothlin, J.D. eds. Occupational Ergonomic. Marcel Dekker Inc. USA: 279- 302. Corlett, E.N. and Clark, T.S. 1995. The Ergonomics of Workspaces and Machines- A Design Manual . Taylor Francis, 2nd eds. USA Das, B. 1991. Industrial Work Stasiun and Work Space Design: An Ergonomic Approach. Dalam: Pulat, B.M. Alexander, D.C. eds. Industrial Ergonomics. Industrial Engineering and Management Press. Institute of Industrial Engi- neers. Noreross Georgia. USA: 115-135. Das, B and Sengupta, A.K., 1993. A Systemic Approach to Industrial Workstation Design. Dalam: Marras W.S., et al. Eds. The Ergonomics of Manual Work. : Taylor Francis, London-Wasington DC. Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th edt. Taylor Francis Inc. Lon- don. Helander, M. 1995. A Guide to the Ergonomics of Manufacturing. Taylor Francis. Great Britain: 55-64. MacLeod, D., 1995. The Ergonomics Edge. Van Nostrand reinhold, A Division of International Thomson Publishing Inc. USA. Manuaba, A. 1986. Penerapan Ergonomi Kesehatan Kerja di Rumah Tangga. Dalam: Pembahasan Teknis Peningkatan Peranan Dharma Wanita dalam Gerakan Keluarga Sehat, Jakarta. Manuaba, A. 1999. Ergonomi Meningkatkan Kinerja Tenaga Kerja dan Perusahaan. Dalam: Proceedings Simposium dan Pameran Ergonomi Indonesia 2000, Tehnology Business Operation Unit IPTN. Bandung: I:1-9. Pheasant, S. 1988. Body Space. Anthropometry, Ergonomics and Design, Taylor Francis. London.