Pencegahan dan Pengendalian Stress Akibat Kerja

152 Stress Akibat Kerja STRESS AKIBAT KERJA Gambar 10.1. Hubungan antara Tuntutan Tugas sebagai Penyebab Stress, Kapasitas Kerja dan Akibatnya serta Manajemen Pengendalian Stress. Manajemen Pencegahan Stress: ¾ Identifikasi dan penilaian factor potensial penyebab stress Secara Fisik dan Mental: Sehat Performansi Kualitas Kerja Baik ProduktivitasTinggi BAHAN ALAT PRODUKSI TEMPAT KONDISI KERJA ORGANISASI KERJA LINGKUNGAN KERJA TUNTUTAN TUGAS KESEIMBANGAN KAPASITAS INDIVIDU KAPASITAS FISIOLOGIS KAPASITAS KERJA KAPASITAS PSIKOLOGIS KAPASITAS BIOMEKANIK Performansi: ¾ Jumlah kerja minimum ¾ Kualitas kerja rendah ¾ Kecelakaan meningkat ¾ Produktivitas rendah Secara Mental ¾ Kejenuhan ¾ Kepenatan ¾ Kegelisahan ¾ Stress dan depresi Secara Fisik ¾ Tensi otot menegang ¾ Tekanan darah meningkat ¾ Denyut jantung meningkat ¾ Aktifitas syaraf meningkat Manajemen Pengendalian Stress: ¾ Identifikasi dan penilaian faktor penyebab stress ¾ Redesain terhadap faktor-faktor tuntutan tugas sebagai penyebab stress ¾ Pemulihan: konsultasi, olahraga, relaksasi, berlibur dll. TIDAK YA Stress Akibat Kerja 153 STRESS AKIBAT KERJA

10.5 Kepustakaan

Clark, D.R. 1996. Workstation Evaluation and Design. Dalam: Battacharya, A. McGlothlin, J.D. eds. Occupational Ergonomic. Marcel Dekker Inc. USA: 279- 302. Cartwright, S., Cooper, C.L., and Murphy, L.R. 1995. Diagnosing a Healhty Organisation A Protective Approach to Stress in The Workplace. American Psychological Assosiation . Wasington. 15: 217-229. Cooper, C.L., and Payne, R., 1988. Causes, Coping and Consequences of Stress at Work. New York, Wiley. Heerdjan, S. 1990. Stress Sebagai Penghambat Produktivitas kerja. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja . Jakarta. Vol XXIII 3:32-38. Karasek, R.A., Theorell, T., dan Schwartz, J.E. 1988. Job Characteritics in Rela- tion to The Prevalence of Myocardinal Infaration in The U.S. Health Exami- nation Survey. American Journal of Public Health, 78: 682-684. Levi, L. 1991 Stress. Dalam: Parmeggiani, L. Edt.. Encyclopedia of Occcupational Health and Safety . ILO.Geneva. Mendelson, G., 1990. Occupational Stress. Dalam: Journal of Occupational Health and Safety . Aust NZ, 63:175-180. Manuaba, 1998. Stress and Strain. Dalam: Bunga Rampai Ergonomi Vol I. Pro- gram Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja Universitas Udayana Denpasar. Mathew, J., 1989. Stress and Burnout. Dalam: Health and Safety at Work. Australia Trade Union Safety Representatives Handbooks. New South Wales. Austra- lia. 16: 408-415. Patton, P., 1998. Emotional Intelegence di Tempat Kerja. ed. Julia Tahitoe. Jakarta. Sauter, S.L., Murphy, L.R. and Hurrell, J.J., 1990. A National Strategy for The Prevention of Work-Related Psychological Disorders. American Psychologist. 45:146-1158. Wantoro, B. 1999. Stress Kerja. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Jakarta. Vol XXXII 3: 3-9. 154 Stress Akibat Kerja STRESS AKIBAT KERJA 155 BAGIAN III S etelah pada bagian pertama dan kedua, dibahas mengenai kajian ergonomi secara teoritis, maka pada bagian ketiga dari buku kajian ergonomi ini, akan difokuskan pada hasil penelitian ergonomi di lapangan. Pada bagian ini, dibahas 3 tiga studi ergonomi dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental atau penelitian percobaan melalui perbaikan sarana kerja yang ergonomis. Pada penelitian eksperimental pertama, dibahas mengenai pengaruh perbaikan stasiun kerja dan sikap kerja terhadap penurunan beban kerja dan keluhan subjektif serta peningkatan produktivitas kerja pada penyetrika di laundry. Pada penelitian kedua, dibahas mengenai pengaruh penurunan landasan molen dan pemberian peneduh terhadap tingkat produktivitas kerja pada pengadukan spesi beton secara tradisional. Sedangkan pada penelitian ketiga, dibahas mengenai penelitian ergonomi yang lebih spesifik yaitu pengaruh perbaikan sarana kamar mandi terhadap kenyamanan lansia di pusat kegiatan lansia’Aisyiah Surakarta’. Laporan hasil penelitian ergonomi ini, dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa setiap perbaikan ergonomi yang didasarkan pada manusia pemakainya akan dapat memberikan manfaat baik kepada individu maupun kepada unit organisasinya.