Lingkungan Kerja Hasil Penelitian

166 Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri ST ASIUN KERJ A

12.6.3 Keluhan Subjektif

Untuk mengetahui perbedaan kemaknaan rerata antara gangguan otot skeletal MSD,s pre-post test pada masing-masing perlakuan dilakukan uji t-paired. Hasil analisis uji t-paired tersebut menunjukkan bahwa pada semua perlakuan terdapat peningkatan total skor gangguan otot skeletal secara signifikan p0,05. Sedangkan hasil analisis keluhan subjektif berupa gangguan otot skeletal dengan uji ANOVA antara ketiga perlakuan disajikan pada tabel 12.3. Tabel 12.3 Hasil Analisis Total Skor MSD’s Pre dan Post Test serta Perbedaan Total Skor MSD, Pre-Post Test dari ketiga Perlakuan P P 1 P 2 Rerata SB Rerata SB Rerata SB 1 Total skor 8 29,87 1,36 29,50 1,60 28,75 1,16 0,277 MSD’s pre 2 Total skor 8 50,50 7,42 49,62 8,42 37,62 4,07 0,002 MSD’s post 3 Perbedaan skor 8 20,62 7,31 20,12 7,57 8,87 4,36 0,002 MSD’s pre-post Keterangan: p-value : signifikansi antara ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA pada tingkat kepercayaan α = 0,05. Untuk mengetahui perbedaan kemaknaan rerata total skor MSD’s antara perlakuan yang satu dengan yang lainnya maka dilakukan uji Post Hoc-LSD: ¾ Total skor MSD’s post pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA adalah signifikan F= 8,714; p0,05, dengan uji Post Hoc-LSD: P 2 dibandingkan dengan P signifikan p0,05 P 2 dibandingkan dengan P 1 signifikan p0,05 P 1 dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05 ¾ Perbedaan skor MSD’s pre-post pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA adalah signifikan F= 8,171; p0,05, dengan uji Post Hoc-LSD: P 2 dibandingkan dengan P signifikan p0,05 P 2 dibandingkan dengan P 1 signifikan p0,05 P 1 dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05

12.6.4 Produktivitas Kerja

Hasil kerja per jam dan produktivitas kerja hasil kerja dibagi nadi kerja antara ketiga perlakuan diuji dengan ANOVA. Hasil analisis uji ANOVA tersebut disajikan pada tabel 12.4. No Variabel n p-value Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri 167 ST ASIUN KERJ A Tabel 12.4 Analisis Hasil Kerja Per Jam dan Produktivitas Kerja dari ketiga Perlakuan P P 1 P 2 Rerata SB Rerata SB Rerata SB 1 Hasil kerja 8 15,21 2,03 18,64 2,25 22,50 3,12 0,000 potongjam 2 Produktivitas kerja 8 0,68 0,25 0,73 0,18 1,26 0,23 0,000 Keterangan: p-value : signifikansi antara ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA pada tingkat kepercayaan α =0,05. Lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan kemaknaan hasil kerja dan produktivitas antara perlakuan yang satu dengan yang lainnya maka dilakukan uji Post Hoc-LSD : ¾ Hasil kerja potongjam pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA adalah signifikan F= 16,851; p0,05, selanjutnya dengan uji Post Hoc-LSD: P 2 dibandingkan dengan P signifikan p0,05 P 2 dibandingkan dengan P 1 signifikan p0,05 P 1 dibandingkan dengan P signifikan p0,05 ¾ Produktivitas kerja pada ketiga perlakuan dengan uji one way ANOVA adalah signifikan F= 17,224; p0,05, selanjutnya dengan uji Post Hoc-LSD: P 2 dibandingkan dengan P signifikan p0,05 P 2 dibandingkan dengan P 1 signifikan p0,05 P 1 dibandingkan dengan P tidak signifikan p0,05

12.7 Pembahasan

Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang pengaruh perbaikan stasiun kerja dan sikap kerja bagi penyetrika wanita di industri rumah tangga laundry dapat dibahas hal-hal seperti tersebut berikut ini.

12.7.1 Lingkungan Kerja

a Suhu udara . Rerata suhu udara atau suhu kering pada P0 adalah 30,92 ± 0,51 o C; pada P 1 adalah 30,88 ± 0,36 o C dan pada P 2 adalah 30,48 ± 0,26 o C, secara statistik tidak signifikan p0,05. Suhu udara pada ke tiga perlakuan tersebut masih dalam batas-batas toleransi yang dapat diterima oleh pekerja tanpa menimbulkan gangguan kesehatan. Namun demikian suhu udara tersebut sudah berada di luar comfort zone yaitu 22-26 o C untuk orang Indonesia PUSPERKES, 1995. b Kelembaban Udara . Rerata kelembaban udara pada P0 adalah 76,80 ± 3,35 ; pada P1 78,00 ± 2,35 dan pada P 2 adalah 79,20 ± 2,05 , secara statistik tidak signifikan p0,05. Dibandingkan dengan rekomendasi kelembaban No Variabel n p-value