Antropometri Lansia [E-BOOK] ERGONOMI – Untuk Kesetan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas | Ir. Solichul Hadi Achmad Bakri, M.Erg

84 Ergonomi Untuk Orang Tua E R GONOMI UNTUK ORANG T U A kemampuan pergerakan lansia, akan sangat berpengaruh kepada rancangan sarana yang akan digunakannya.

6.3 Penyediaan Sarana Kamar Mandi untuk Lansia

Pada jaman dahulu, manusia dalam melakukan aktivitas personal hygiene seperti cuci muka, mandi, buang hajat dan kegiatan lainnya, tidak bergantung kepada kamar mandi. Aktivitas tersebut biasanya dilakukan di alam terbuka dan bersifat umum seperti sungai, kolam, danau, sumber mata air, laut, dll. Tetapi pada era modern seperti sekarang ini, keberadaan kamar mandi dalam suatu tempat tinggal merupakan suatu keharusan bagi semua orang. Rancangan sebuah kamar mandi yang mempertimbangkan berbagai aspek, berkembang seiring dengan pertumbuhan hunian manusia modern. Namun demikian pemilihan bahan dan parabot kamar mandi pada rumah tinggal, terkadang kurang mempertimbangkan aspek kesesuaian penggunanya Bathing, 1998. Kroemer 1994, menyatakan bahwa sebuah rumah tinggal yang dihuni oleh lanjut usia lansia, perlu penyesuaian dan rancangan ulang kamar mandinya. Upaya ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa, kemampuan gerak motorik lansia telah banyak menurun, hal ini disebabkan oleh karena penurunan kapasitas sensor motoriknya. Disamping itu, kamar mandi merupakan wilayah paling berbahaya di dalam suatu rumah tinggal, maka tempat tersebut perlu mendapat perhatian khusus melalui sentuhan rancang bangun yang ergonomis.

6.3.1 Kloset untuk Lansia

Pengadaan dan pembelian peralatan toilet harus disesuaikan dengan kebutuhan. Tempat buang air besar kloset, tentukan dengan tepat model duduk atau jongkok, sesuaikan pula dengan kebiasaan pemakai Manuaba, 1998. Untuk lansia yang mengalami kesulitan berjongkok dan berdiri setelah jongkok dalam waktu tertentu, perlu dipertimbangkan penggunaan kloset duduk. Pengaturan ketinggian kloset duduk, disesuaikan dengan rerata tinggi popliteal lansia, yaitu 39,43 ± 5,52 cm. Telah banyak dikembangkan peralatan untuk memudahkan pembilasan flusher setelah buang hajat di kloset, seperti alat bidet dan beberapa shower khusus yang tergolong peralatan untuk meningkatkan keamanan pengguna kamar mandi Bath- ing, 1998. Tetapi dari survei di pusat kegiatan lansia, diperoleh hasil bahwa mereka merasa lebih nyaman membilas setelah buang hajat dengan mempergunakan air dengan gayung, hal ini karena kebiasaan dan budaya kehidupan para lansia sebelumnya.

6.3.2 Bak Penampung Air

Dari kebiasaan penghuni untuk membilas dengan air dan gayung, dibutuhkan tempat penampung air yang mudah dijangkau. Kemudahan ini hendaknya Ergonomi Untuk Orang Tua 85 E R GONOMI UNTUK ORANG T U A mempertimbangkan letak, volume dan ukuran penampung air. Menurut Manuaba 1998, apabila disediakan ember dan gayung, letakkan pada posisi dan tata letak yang tepat. Tinggi dinding bak penampung dan kedalamannya berdasar ukuran persenti 50 panjang lengan dan jarak jangkau lansia penghuni. Ukuran gayung juga disesuaikan dengan kemampuan angkat dengan satu tangan oleh para lansia. Gayung yang terlampau besar, ukurannya lebih dari 1 liter akan menyulitkan lansia.

6.3.3 Pegangan Tangan railling

Pada kamar mandi dengan kondisi lantai yang licin, lansia berpotensi untuk tergelincir dan jatuh karena hilangnya keseimbangan tubuh. Sangat penting menambahkan pegangan tangan railling di dinding Kroemer, 1994. Agar diperoleh tingkat kenyamanan yang memadai, pegangan tangan dipasang pada ketinggian 10-20 cm di bawah tinggi siku Grandjean, 1993. Penggunaan railling di luar dan dalam kamar mandi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian dan keamanan beraktivitas. Penentuan diameter railling disesuaikan dengan ukuran diameter rerata genggaman lansia, dan dipilih dari bahan yang tidak licin.

6.3.4 Lantai Kamar Mandi

Permukaan lantai kamar mandi, yang senantiasa basah sering menyebabkan kecelakaan, hal ini disebabkan karena permukaannya yang licin. Pemilihan bahan dan permukaantekstur yang baik dan tepat, akan mengurangi kemungkinan seseorang tergelincir pada saat melewatinya Kroemer, 1994; Bathing, 1998. Di pasaran banyak dijual bahan keramik untuk lantai, terkadang pilihan penggunaannya disamakan antara ruang tinggal dan kamar mandi. Ada beberapa persyaratan cara penggunaan bahan lantai untuk kamar mandi, di antaranya adalah: a. pilih bahan yang memiliki tekstur permukaannya agak kasar, b. permukaan bahan tidak menyerap airkedap air, sehingga menghindari adanya genangan dipermukaan, c. apabila terkena air tidak menyebabkan permukaan menjadi licin, dan d. lantai dipasang dengan tingkat kemiringan yang memadai ± 4 o , agar air tidak terlampau lama menggenang dan pengguna kamar mandi tidak terganggu dengan kemiringan lantai.

6.3.5 Handel Pintu Kamar Mandi

Bagi para penyandang cacat atau lansia, yang mengalami kesulitan dalam mengoperasikan handel perkakas rumah tangga, telah direkomendasikan bentuk rancangan khusus yang diperuntukkan baginya. Seperti handel bagi penderita ar- thritis, parkinson’s, dan muscular distrophy Tilley, 1993. 86 Ergonomi Untuk Orang Tua E R GONOMI UNTUK ORANG T U A Berdasarkan hasil survei di lapangan, ternyata terdapat berbagai jenis handel pintu yang beredar dipasaran. Hampir seluruh bahan handel yang beredar terbuat dari logam tuang-cetak, dengan berbagai cara finishingnya. Dalam bentuk penggambaran pada skala 1 x 1 cm 2 setiap kotaknya. Dari hasil wawancara dan pemantauan di pusat kegiatan lansia, ternyata banyak para lansia terkunci di dalam kamar mandi dan membutuhkan pertolongan. Hal ini terjadi karena penghuni yang telah lanjut usia kesulitan dalam mengoperasikan handel pintu berbentuk bulat, dalam kondisi tangan yang basah. Menurut survei diperoleh hasil bahwa handel pintu bergagang merupakan handel pintu yang paling sesuai untuk dipergunakan lansia Solichul Hadi; dkk, 2001.

6.4 Kenyamanan untuk Lansia

Kenyamanan adalah unsur perasaan manusia yang muncul sebagai akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan pada sensasi tubuh Manuaba, 1977. Sebagian orang menyatakan bahwa kenyamanan adalah segala sesuatu yang sesuai dan selaras dengan penggunanaan suatu ruang, baik dengan ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol, suara atau apapun juga. Atau dengan kata lain bahwa kenyamanan sangat ditentukan oleh adanya keseimbangan antara faktor dalam diri manusia dengan faktor lingkungan luar yang mempengaruhinya. Dengan kondisi lingkungan yang nyaman, membuat manusia merasa betah melakukan suatu aktivitas dalam ruangan tersebut Sujadnja, 1998. Rasa tidak nyaman berpengaruh kepada seluruh tubuh melalui perubahan- perubahan fungsional. Lingkungan yang terlampau panas akan menyebabkan rasa kantuk dan lelah, menurunnya penampilan serta kemungkinan tingkat kesalahan semakin besar. Sebaliknya bila lingkungan terlampau dingin, akan merangsang munculnya rasa tidak tenang, terganggunya konsentrasi terutama untuk kegitan mental. Dari hal tersebut jelas bahwa manusia sangat membutuhkan suatu lingkungan yang nyaman agar tetap sehat dan mampu berprestasi Grandjean, 1993; Manuaba, 1993. Kenyamanan penggunaan suatu kamar mandi bagi lansia, lebih menitikberatkan pada penyesuaian peralatan yang lebih ergonomis, seperti: menghindari penggunaan bahan lantai yang licin, penambahan hand rails dan grab bars untuk memudahkan lansia mengangkat tubuhnya dari kloset, bathtub, dan keluar masuk kamar mandi Tilley, 1993; Kroemer, 1994. Secara lebih operasional, konsep kenyamanan penggunaan kamar mandi bagi lansia dapat diuraikan seperti gambar 6.4.