Pengumpulan Data Materi dan Metode

Pengaturan Kerja Bergilir 329 PENGATURAN KERJA BERGILIR

24.5 Hasil dan Pembahasan.

24.5.1 Tuntutan Tugas Task.

Tuntutan tugas tergantung kepada sifat dan jenis tugas, organisasi dan lingkungan di mana tugas tersebut dilakukan Genaidy, 1996; Manuaba, 2000. Untuk jenis pekerjaan dengan tuntutan tugas yang komplek dan sulit, maka efisiensi kerja optimum tercapai apabila terjadi keseimbangan antara kemampuan pekerja dengan tuntutan tugas. Efisiensi kerja akan terus meningkat selama masih berada di bawah batas kemampuan pekerja dan menurun segera apabila melampui kemampuan pekerja sebagaimana terlihat pada Gambar 24.1. Bagi unsur manajemen, pemahaman tentang konsep dasar ini sangat penting sebagai dasar untuk merencanakan beban tugas job design bagi para karyawan serta pengaturan waktu kerja. Sebagaimana telah diuraikan di atas, tuntutan tugas pada bagian ACC - Bandara Ngurah Rai sangat berat dan kompleks serta mengandung resiko tinggi. Pekerja harus membaca dan memahami situasi penerbangan di udara melalui layar moni- tor, mencatat, mengatur posisi pesawat serta memberikan informasi dan instruksi kepada kapten pesawat, baik pesawat yang akan mendarat di Bandara Ngurah Rai maupun yang hanya melintas di wilayah penerbangan yang berada di bawah kendalinya. Untuk jenis pekerjaan sebagaimana yang dilakukan oleh karyawan bagian ACC, maka harus diupayakan agar tuntutan tugas tidak melebihi kemampuan pekerja. Apabila hal ini sampai terjadi, maka kelelahan dini akan terjadi, efisiensi kerja menurun dan terjadi pelemahan fungsi tubuh yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat ketelitian pekerja. Apabila tingkat ketelitian pekerja di bagian ACC menurun maka ketepatan di dalam membaca situasi akan menurun pula, dan sebagai akibatnya maka ketepatan informasi yang diberikan menjadi diragukan. Apabila hal ini sampai terjadi, maka dapat dipastikan akan banyak terjadi kecelakaan penerbangan. Sebagaimana kita ketahui, manusia tidaklah sempurna. Manusia mempunyai banyak kelemahan di mana antara satu dengan yang lainnya sangat variatif. Manusia mempunyai kecondongan untuk melakukan kesalahan. Oleh karena itu di dalam mengorganisir dan merencanakan pembagian tugas harus mampu untuk menekan timbulnya kesalahan-kesalahan akibat kelemahan manusia tersebut Pulat, 1992. Bagian ACC Bandara Ngurah Rai dilengkapi dengan tiga unit komputer atau video display terminal VDT , lengkap dengan perangkat pendukungnya, masing- masing melayani bagian timur east sector, bagian tengah centre sector dan bagian barat west sector. Setiap unit VDT, dilayani oleh seorang pengendali controler dan Gambar 24.1. Grafik Hubungan antara Kompleksitas Tuntutan Tugas dengan Efisiensi kerja E f i s i e n s i K e r j a 330 Pengaturan Kerja Bergilir PENGATURAN KERJA BERGILIR seorang asisten pengendali. Ketiga unit VDT tersebut di bawah kendali seorang pengawas supervisor. Dengan demikian, dalam satu periode kerja, maka jumlah karyawan yang bertugas adalah 7 orang yang terdiri dari 3 orang pengendali, 3 orang asisten dan seorang pengawas. Dari data jumlah pesawat yang dilayani oleh satu unit monitor, maka rerata beban puncak terjadi pada pukul 08.00, yaitu sejumlah 23 pesawat. Selanjutnya pada pukul 01.00 sejumlah 15 pesawat dan pada pukul 16.00 sejumlah 13 pesawat. Sedangkan rerata beban terendah terjadi pada pukul 21.00 sejumlah 2 pesawat. Secara keseluruhan, rerata jumlah pesawat yang dilayani pada setiap jam kerja dapat dilihat pada Gambar 24.2. Data tentang tingkat beban kerja pada setiap jam kerja tersebut di atas selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengaturan waktu kerja dan istirahat.

24.5.2 Waktu Kerja, Istirahat dan Alokasi Pekerja

Organisasi kerja merupakan alat penting yang menentukan efisiensi dan produktivitas kerja. Seorang ergonomist harus mampu mendesain organisasi kerja sedemikian rupa sehingga kemampuan manusia dapat termanfaatkan secara opti- mal dengan tetap memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan kerja Shipley, 1992. Organisasi kerja antara lain mengatur waktu kerja dan alokasi sumber daya manusia pekerja. Total hasil kerja tidak selalu berbanding lurus dengan waktu kerja. Dalam beberapa kasus, perpanjangan waktu kerja justru menurunkan hasil kerja dan mempunyai kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, gangguan penyakit dan kecelakaan. Waktu kerja maksimal di mana seseorang dapat bekerja dengan baik adalah 8 jam per hari termasuk istirahat Suma’mur, 1984; Grandjean 1993 Dekker, dkk., 1996. Pengaturan waktu kerja sangat erat kaitannya dengan kemampuan pekerja, tuntutan tugas dan lingkungan kerja. Pengaturan waktu kerja yang tidak tepat dapat menciptakan suatu kondisi kerja di mana terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan tugas dengan kemampuan pekerja. Tuntutan tugas yang kurang dari kemampuan pekerja dapat menimbulkan kebosanan yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Demikian pula sebaliknya, tuntutan tugas yang melebihi kemampuan pekerja dapat menimbulkan kelelahan dini yang pada akhirnya juga dapat menurunkan tingkat produktivitas. Oleh karena itu, di dalam melakukan pengaturan waktu kerja harus benar-benar diupayakan Gambar 24.2 Grafik Hubungan antara waktu dan jumlah yang dilayani 10 20 30 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Waktu Penerbangan Rer a ta j u ml ah pes awat y ang dilay anihar i