Penurunan Sistim Saraf Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia

82 Ergonomi Untuk Orang Tua E R GONOMI UNTUK ORANG T U A

6.1.4 Penurunan Koordinasi Gerak Anggota Tubuh

Kecelakaan sering terjadi pada lansia, karena mereka melakukan kegiatan yang pada saat tersebut berada di luar kemampuannya, padahal jenis pekerjaan itu merupakan kegiatan rutin di waktu mudanya. Makin berkurangnya kemampuan koordinasi tubuh akan mempersulit lansia dalam melakukan koordinasi pekerjaan yang berisi informasi yang kompleks Manuaba, 1988; Kok dkk., 1994. Morris 1996 menyatakan bahwa karena makin melemahnya koordinasi tubuh, 25 lansia pernah nyaris terjatuh near miss di kamar mandi. Padahal kondisi inilah merupakan tanda awal akan makin melemahnya sistem kontrol koordinasi pada lansia yang perlu diwaspadai. Pulat 1992 menyatakan bahwa terdapat penurunan kestabilan baik berdiri maupun duduk setelah midlife. Perubahan pada tulang, otot, dan jaringan saraf juga terjadi pada orang tua. Degenerasi proses pada tulang rawan cartilage dan otot menyebabkan penurunan mobilitas dan meningkatnya resiko cedera. Jadi yang terpenting pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua sebaiknya yang tidak memerlukan kekuatan otot, ketahanan, kecepatan dan fleksibilitas. 50 kekuatan hilang pada umur 65 tahun, tetapi kekuatan tangan hanya turun 16. Waktu reaksi sekurang-kurangnya turun 20 pada umur 60 dibandingkan umur 20 tahun. Kata kuncinya adalah: lansia tersebut butuh tempat tinggal dan beraktivitas yang lebih aman dan nyaman untuk bergerak, dan latihan untuk dapat menyesuaikan diri terhadap hambatan koordinasi yang dimilikinya.

6.2 Antropometri Lansia

Antropometri memiliki arti telaah tentang ukuran badan manusia dan mengupayakan evaluasi dan pembakuan jarak jangkau yang memungkinkan rerata manusia untuk melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan gerakan-gerakan yang sederhana Wignyosoebroto, 1995. Ukuran tubuh lansia baik pria maupun wanita, terjadi penyusutan ukuran tinggi badan lebih kurang 5 dibanding sewaktu berumur 20 tahun. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya: a. bongkok dan pembengkokan tulang belakang karena proses penuaan; b. perubahan tulang rawan dan persendian menjadi tulang dewasa; dan c. perubahan susunan tulang kerangka pembentuk tubuh karena proses penuaan, dan akibat penyakit lain yang diderita Tilley, 1993; Samekto Pranarka, 1999 Sebagai ilustrasi pengukuran antropometri statis lansia, dapat dilihat seperti gambar 6.3. Ergonomi Untuk Orang Tua 83 E R GONOMI UNTUK ORANG T U A Keterangan gambar 6.3. A: Tinggi badan Tinggi dari lantai sampai ver- tex, posisi subjek berdiri. B: Tinggi bahu Tinggi dari lantai sampai tepi bahu atas, posisi subjek berdiri. C: Tinggi siku Tinggi dari lantai sampai tepi bawah siku, posisi subjek berdiri D: Tinggi knuckle Tinggi dari lantai sampai per- tengahan kayu yang digenggam telapak tangan, posisi subjek berdiri dan tangan tergantung lemas di samping badan. E: Tinggi popliteal Tinggi dari lantai sampai sudut bagian belakang lutut, posisi subjek duduk di atas bangku dengan tungkai bawah tegak lurus lantai F: Jarak raih tangan Panjang lengan dari tepi be- lakang bahu sampai pertengah- an kayu yang digeng gam telapak tangan. G: Diameter lingkar genggaman Garis tengah lingkaran karena bertemunya ibu jari dengan ujung telunjuk dan dirasakan paling nyaman oleh subjek. Pengukuran dilakukan dengan mempergunakan kerucut kayu pengukur genggaman Perubahan lainnya adalah makin terbatasnya area pergerakan flextion-abduc- tion, dari tubuh lansia, keadaan ini akan mengurangi kebolehan dan keandalan gerak tubuh. Tinjauan antropometri pada lansia tidak hanya terbatas pada pengukuran statis, dan pengamatan perubahan anatomi karena proses penuaan. Tetapi pengukuran antropometri secara dinamis menjadi penting, karena berkurangnya Gambar 6.3 Pengukuran Antropometri Statis pada Lansia