Penurunan Sistim Saraf Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
6.1.4 Penurunan Koordinasi Gerak Anggota Tubuh
Kecelakaan sering terjadi pada lansia, karena mereka melakukan kegiatan yang pada saat tersebut berada di luar kemampuannya, padahal jenis pekerjaan itu merupakan kegiatan rutin di waktu mudanya. Makin berkurangnya kemampuan koordinasi tubuh akan mempersulit lansia dalam melakukan koordinasi pekerjaan yang berisi informasi yang kompleks Manuaba, 1988; Kok dkk., 1994. Morris 1996 menyatakan bahwa karena makin melemahnya koordinasi tubuh, 25 lansia pernah nyaris terjatuh near miss di kamar mandi. Padahal kondisi inilah merupakan tanda awal akan makin melemahnya sistem kontrol koordinasi pada lansia yang perlu diwaspadai. Pulat 1992 menyatakan bahwa terdapat penurunan kestabilan baik berdiri maupun duduk setelah midlife. Perubahan pada tulang, otot, dan jaringan saraf juga terjadi pada orang tua. Degenerasi proses pada tulang rawan cartilage dan otot menyebabkan penurunan mobilitas dan meningkatnya resiko cedera. Jadi yang terpenting pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua sebaiknya yang tidak memerlukan kekuatan otot, ketahanan, kecepatan dan fleksibilitas. 50 kekuatan hilang pada umur 65 tahun, tetapi kekuatan tangan hanya turun 16. Waktu reaksi sekurang-kurangnya turun 20 pada umur 60 dibandingkan umur 20 tahun. Kata kuncinya adalah: lansia tersebut butuh tempat tinggal dan beraktivitas yang lebih aman dan nyaman untuk bergerak, dan latihan untuk dapat menyesuaikan diri terhadap hambatan koordinasi yang dimilikinya.6.2 Antropometri Lansia
Antropometri memiliki arti telaah tentang ukuran badan manusia dan mengupayakan evaluasi dan pembakuan jarak jangkau yang memungkinkan rerata manusia untuk melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan gerakan-gerakan yang sederhana Wignyosoebroto, 1995. Ukuran tubuh lansia baik pria maupun wanita, terjadi penyusutan ukuran tinggi badan lebih kurang 5 dibanding sewaktu berumur 20 tahun. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya: a. bongkok dan pembengkokan tulang belakang karena proses penuaan; b. perubahan tulang rawan dan persendian menjadi tulang dewasa; dan c. perubahan susunan tulang kerangka pembentuk tubuh karena proses penuaan, dan akibat penyakit lain yang diderita Tilley, 1993; Samekto Pranarka, 1999 Sebagai ilustrasi pengukuran antropometri statis lansia, dapat dilihat seperti gambar 6.3. Ergonomi Untuk Orang Tua 83 E R GONOMI UNTUK ORANG T U A Keterangan gambar 6.3. A: Tinggi badan Tinggi dari lantai sampai ver- tex, posisi subjek berdiri. B: Tinggi bahu Tinggi dari lantai sampai tepi bahu atas, posisi subjek berdiri. C: Tinggi siku Tinggi dari lantai sampai tepi bawah siku, posisi subjek berdiri D: Tinggi knuckle Tinggi dari lantai sampai per- tengahan kayu yang digenggam telapak tangan, posisi subjek berdiri dan tangan tergantung lemas di samping badan. E: Tinggi popliteal Tinggi dari lantai sampai sudut bagian belakang lutut, posisi subjek duduk di atas bangku dengan tungkai bawah tegak lurus lantai F: Jarak raih tangan Panjang lengan dari tepi be- lakang bahu sampai pertengah- an kayu yang digeng gam telapak tangan. G: Diameter lingkar genggaman Garis tengah lingkaran karena bertemunya ibu jari dengan ujung telunjuk dan dirasakan paling nyaman oleh subjek. Pengukuran dilakukan dengan mempergunakan kerucut kayu pengukur genggaman Perubahan lainnya adalah makin terbatasnya area pergerakan flextion-abduc- tion, dari tubuh lansia, keadaan ini akan mengurangi kebolehan dan keandalan gerak tubuh. Tinjauan antropometri pada lansia tidak hanya terbatas pada pengukuran statis, dan pengamatan perubahan anatomi karena proses penuaan. Tetapi pengukuran antropometri secara dinamis menjadi penting, karena berkurangnya Gambar 6.3 Pengukuran Antropometri Statis pada LansiaParts
» Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
» Pendekatan Dalam Desain Stasiun Kerja
» Pertimbangan Antropometri Dalam Desain
» Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri
» Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis
» Pengertian Kualitas Udara dalam Ruang Kerja
» Kontaminan Udara dalam Ruang Kerja
» Fisiologi Tubuh saat Bekerja dan Istirahat
» Pengaturan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
» Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
» Penurunan Kemampuan Fisik Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
» Penurunan Sistim Saraf Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
» Penurunan Kekuatan Otot Penurunan Fungsi Fisiologis pada Lansia
» Penurunan Koordinasi Gerak Anggota Tubuh
» Kloset untuk Lansia Penyediaan Sarana Kamar Mandi untuk Lansia
» Bak Penampung Air Penyediaan Sarana Kamar Mandi untuk Lansia
» Beban Kerja oleh Karena Faktor Eksternal.
» Beban Kerja oleh karena Faktor Internal
» Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
» Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
» Beban Kerja Mental Kepustakaan
» Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja
» Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal
» Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskuloskeletal
» Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskuloselektal
» Konsep Umum Produktivitas Kerja
» Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Asas Manfaat Kepustakaan
» Faktor Penyebab Terjadinya Stress.
» Pencegahan dan Pengendalian Stress Akibat Kerja
» Langkah Redesain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja
» Lingkungan Kerja Hasil Penelitian
» Beban Kerja Hasil Penelitian
» Keluhan Subjektif Hasil Penelitian
» Produktivitas Kerja Hasil Penelitian
» Materi dan Metode Penelitian
» Teknik Perbaikan Kondisi Kerja Pengadukan Spesi Beton
» Lingkungan Kerja Hasil dan Pembahasan
» Beban Kerja Hasil dan Pembahasan
» Keluhan Otot Kelelahan Hasil dan Pembahasan
» Produktivitas Hasil dan Pembahasan
» Manfaat Intervensi Ergonomi dalam Proses Pengadukan Spesi Beton
» Kondisi Sarana Kamar Mandi Sebelum dan Sesudah Perbaikan
» Antropometri dan Karakteristik Fisik Subjek Hasil Pengamatan Gerak-Waktu Lansia di Kamar Mandi .
» Hasil Pengukuran Kemandirian, Kelegaan dan Waktu Beraktivitas Lansia di Kamar Mandi
» Karakteristik Fisik Subjek Kemandirian
» Pengukuran Waktu Beraktivitas Pembahasan
» Mikroklimat dan Pengaruhnya terhadap Ketidaknyamanan.
» Penilaian Beban Kerja Pembahasan
» Penilaian Kadar Oksigen dan Karbon Dioksida pada Ruang Basemen.
» Penilaian Polusi Udara pada Ruang Basemen.
» Gambaran Umum dan Hasil Identifikasi
» Penilaian terhadap Hasil Wawancara dengan Karyawan
» Penilaian Faktor Fisik Lingkungan Kerja
» Penilaian Faktor Kimia Lingkungan Kerja.
» Cara Pengumpulan Data Metode Penelitian
» Analisis Data Metode Penelitian
» Keserasian Interaksi Manusia-Mesin pada Ruang ACC
» Pengaruh Interaksi Manusia-Mesin terhadap Gangguan Sistem Muskuloskeletal
» Penilaian Beban Kerja Operator ACC
» Pengaruh Shift Malam terhadap Kelelahan Subjektif
» Pengaruh Shift Malam terhadap Tingkat Kecepatan, Ketelitian dan Konstansi Kerja
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
» Penilaian terhadap Beban Kerja
» Kelelahan Akibat Kerja. Pembahasan
» Penilaian Mikroklimat di Ruang Kerja Penyetrikaan.
» Analisis Data Metode dan Materi
» Sistem Kerja pada Pekerjaan Bongkar Muat dari Kontainer
» Penilaian Lingkungan Kerja Panas
» Penilaian Beban Kerja pada Pekerjaan Bongkar Muat
» Pengaruh Aktivitas Angkat terhadap Keluhan Muskuloskeletal
» Pengaruh Pekerjaan Bongkar Muat terhadap Kelelahan
» Metode dan Materi Penelitian Hasil Penelitian
» Pengaruh Usia terhadap Ambang Dengar
» Pengaruh Masa Kerja terhadap Ambang Dengar
» Tangga Kerja Analisis Alat Bantu Kerja 1.
» Analisis Beban Kerja. Hasil dan Pembahasan
» Analisis Waktu Kerja, Istirahat dan Nutrisi
» Materi dan Metode Simpulan Saran Kepustakaan
» Pengumpulan Data Materi dan Metode
» Analisis Data Materi dan Metode
» Tuntutan Tugas Task. Hasil dan Pembahasan.
» Waktu Kerja, Istirahat dan Alokasi Pekerja
» Tingkat Ketelitian dan Tingkat Kelelahan.
» Antropometri Subjek dan Dimensi Kursi Penumpang.
» Kondisi Lingkungan Hasil dan Pembahasan
Show more