Pengukuran Produktivitas [E-BOOK] ERGONOMI – Untuk Kesetan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas | Ir. Solichul Hadi Achmad Bakri, M.Erg

140 Produktivitas Kerja PR ODUKTIVIT AS KERJ A Gambar 11.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Kerja

11.4 Asas Manfaat

Di samping menghitung tingkat produktivitas kerja, kita juga harus mempertimbangkan asas manfaat yang diperoleh serta biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kondisi kerja. Dalam hal ini dapat dihitung break-even point atau titik pulang pokok, sehingga manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dapat diperhitungkan secara pasti. Dipengaruhi Faktor: pendidikan, keterampilan, motivasi, kedisiplinan, etos kerja, jaminan sosial, dll. Tugas-tugas dalam pekerjaan Tasks termasuk alat, bahan, dan teknologi Organisasi Kerja Lingkungan Kerja Beban Kerja Ketidaknyamanan Kerja Stress Akibat kerja Kelelahan Objektif dan Subjektif Penyakit Akibat Kerja Kronis maupun Akut Cedera dan Kecelakaan Akibat kerja Performansi Kerja Produktivitas Kerja Kapasitas Pekerja meliputi: œ Karakteristik individu umur, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, aga- ma, kesehatan, kebugaran dll œ Kemampuan fisiologis ke- mampuan dan daya tahan kar- diovaskuler, otot, panca indra, dll œ Kemampuan psikologis ke- mampuan mental, adaptasi, stabilitas emosi, dll. œ Kemampuan biomekanik kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian tendon, tulang dll. Produktivitas Kerja 141 PR ODUKTIVIT AS KERJ A Menurut Pilcher 1975 Break-even cost analysis adalah membandingkan antara alternatif di mana biaya masing-masing alternatif di pengaruhi oleh variable tunggal. Sedangkan break-even point adalah suatu analisis di mana nilai variabel untuk nilai pada biaya masing-masing alternatif adalah sama. Untuk menganalisis suatu break- even point dapat dilakukan dengan cara: 1 Menghitung seluruh biaya perbaikan kondisi kerja; 2 Menghitung peningkatan atau selisih antara hasil kerja sebelum dan setelah perbaikan kondisi kerja; 3 Break-even point akan dicapai apabila antara biaya perbaikan kondisi kerja dan manfaat atau keuntungan yang diperoleh setelah perbaikan kondisi kerja tersebut adalah sama.

11.5 Kepustakaan

Chew, D.C.E. 1991. Productivity and Safety and Health. Dalam: Parmeggiani, L. ed. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety, Third revised edt. ILO. Geneva: 1796-1797. Manuaba, A. 1992. Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Dalam: Seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3. IPTN Bandung. Pheasant, S. 1991. Ergonomics, Work and Health. MacMillan Academic and Profes- sional Ltd. London. Sodomo 1991. Berbagai Pendekatan Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia dalam Pengamanan Investasi Di Indonesia. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja . Jakarta: XXIV1: 4-11. Soedirman 1986. Uji Coba Intervensi Gizi Kerja dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Fisik dan Produktivitas Tenaga Kerja. Departemen Tenaga Kerja RI. Jakarta. Soeripto 1989. Ergonomi dan Produktivitas Kerja. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja . Jakarta: XXI4 dan XXII 1: 29-32 Tarwaka 1991. Produktivitas dan Pemanfaatan Sumber Daya Manusia. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja . Jakarta: XXIV2: 55-57.