Faktor Personal Pekerja, merupakan faktor personal atau pekerja, Perencanaan Persyaratan Legal dan yang lain

186 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Gambar 10.3. Diagram alir PDCA C. Persyaratan OHSAS 18001 : 1999 Gambar 10.4. Persyaratan OHSAS 18001:1999 1. OHS Policy OHS Policy disahkan oleh Top Managemen yang menyatakan secara jelas keseluruhan objective dan komitmen Keselamatan dan Kesehatan untuk penyempurnaan kinerja Keselamatan dan Kesehatan. a. Sesuai sifat dan skala resiko OHS Perusahaan b. Mencakup komitmen untuk “ Continual Improvement ” c. Mencakup komitmen untuk memenuhi Peraturan OHS yang berlaku dan persyaratan lain yang ditetapkan atau dijanjikan oleh Perusahaan. d. Didokumentasi, diterapkan dan dipelihara. e. Dikomunikasikan keseluruh karyawan dengan maksud untuk membuat karyawan sadar tentang kewajiban OHS mereka. Gambar 10.5. Diagram Alir OHS Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 187 2. Perencanaan Perencanaan merupakan klausul kunci dari OHSAS 18001. Ini mencakup proses perencanaan dimana arah pengendalian dan penyempurnaan diidentifikasi. Output dari proses perencanaan sebagai input langsung ke dalam klausul penerapan dan operasi. Umpan balik dari pengukuran kinerja dan hasil audit akan digunakan sebagai input perencanaan. Gambar 10.6. Diagram Alir Perencanaan a. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Pengujian Resiko dan Pengendalian Resiko Perusahaan harus menetapkan dan memelihara Prosedur untuk terus menerus mengidentifikasi bahaya, pengujian resiko dan penerapan tindakan pengendalian yang ketika menetapkan Objective dari OHS. Metodologi identifikasi bahaya dan pengujian resiko harus diselesaikan dengan cara sebagai berikut: 1 Dirumuskan sesuai dengan ruang lingkup, sifat dan ketepatanya untuk menjamin ini proaktif dari pada reaktif . 2 Memberikan klasifikasi dan identifikasi resiko yang akan dieliminasi atau dikendalikan dengan objective dan program. 3 Konsisten dengan pengalaman operasi dan kemampuan tindakan pengendalian yang dipakai. 4 Memberikan masukan didalam penentuan persyaratan fasilitas, identifikasi kebutuhan training danatau pengembangan pengendalian operasional. 5 Memberikan pemantauan tindakan yang diperlukan untuk menjamin keefektifan dan ketepatan waktu penerapannya.

b. Perencanaan Persyaratan Legal dan yang lain

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan menguji persyaratan legal dan persyaratan OHS lain yang terkait informasi ini harus dijamin up-to-date . Informasi juga yang relevan tentang persyaratan legal dan harus dikomunikasikan ke karyawan dan pihak-pihak yang terkait.

c. Perencanaan Objective

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara objective yang tertulis OHS, pada setiap fungsi dan tingkatan yang relevan. Perusahaan Objective sebisa mungkin dapat diukur. Dalam menetapkan dan meninjau objective harus memperhatikan persyaratan legal dan yang lain, bahaya dan resiko OHS, teknologi, finansial, persyaratan bisnis dan operasional serta pandangan pihak 188 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety terkait objective harus konsisten dengan OHS Policy, termasuk komitmen t erhadap “Continual Improvement”.

d. Perencanaan Program Managemen OHS

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara program managemen OHS untuk mencapai objective, yang meliputi : 1 Penunjukan tanggung jawab dan wewenang untuk pencapaian objective pada fungsi dan tingkatan yang relevan dalam perusahaan. 2 Cara dan jangka waktu dimana objective akan dicapai. Program managemen OHS ditinjau pada interval yang teratur dan direncanakan. Program dirubah untuk memenuhi perubahan aktifitas, produk, kondisi layanan atau operasi perusahaan.

e. Penerapan dan Operasi Struktur dan Tanggung Jawab

Peran, tanggung jawab dan wewenang personel yang mengelola, melaksanakan dan memverifikasi aktifitas yang mempunyai efek pada resiko OHS, aktifitas perusahaan, fasilitas dan proses, harus ditentukan, didokumentasi dan dikomunikasikan dengan maksud untuk memudahkan managemen OHS. Tanggung jawab terakhir OHS terletak pada Top Managemen. Perusahaan harus menunjuk seorang anggota Top Managemen dalam organisasi yang besar, seorang anggota dewan atau komite eksekutif dengan tanggung jawab utama untuk menjamin sistem managemen OHS diterapkan dan melaksanakan persyaratan di semua lokasi dan lingkungan operasi Perusahaan. Managemen harus menyediakan sumber daya esensial untuk penerapan, pengendalian dan penyempurnaan sistem managemen OHS. Sumber daya mencakup sumber daya manusia dan tenaga ahli, teknologi dan finansial. Managemen yang ditunjuk harus mempunyai peran, tanggung jawab dan wewenang yang ditentukan untuk menjamin persyaratan sistem managemen OHS ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi OHS. Personel harus kompeten untuk melaksanakan tugas yang dapat berdampak pada OHS ditempat kerjanya. Kompetensi harus ditentukan dalam bentuk pendidikan, training danatau pengalaman yang sesuai. Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk menjamin karyawan yang bekerja pada setiap fungsi dan tingkatan yang sesuai telah memahami tentang: 1 Pentingnya kesesuaian terhadap OHS Policy dan prosedur, dan terhadap persyaratan sistem managemen OHS . 2 Akibat OHS, aktual atau potensial, dari aktifitas kerja dan keuntungan OHS terhadap penyempurnaan kinerja personal.

f. Penerapan dan Operasi Konsultasi dan Komunikasi

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen dan data yang diperlukan oleh spesifikasi OHSAS ini untuk menjamin: 1 Dokumen dan data dapat ditemukantersedia. 2 Secara berkala ditinjau, direvisi jika perlu dan disahkan kecukupannya oleh yang berwenang. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 189 3 Versi terbaru dokumen dan data yang sesuai tersedia disemua lokasi dimana operasi penting dari fungsi sistem OHS dilaksanakan. 4 Dokumen dan data kadaluarsa ditarik dari seluruh lokasi atau dicegah terhadap salah penggunaan. 5 Arsip dokumen dan data disimpan untuk tujuan legal atau preservas.

g. Penerapan dan Operasi Pengendalian Operasional

Seluruh operasi dan aktifitas yang berkaitan dengan resiko yang telah diidentifikasi dimana tindakan pengendalian perlu dilaksanakan harus diidentifikasi Aktifitas ini termasuk pemeliharaan harus direncanakan untuk menjamin dilaksanakan dibawah kondisi yang telah ditentukan, dengan: 1 Menetapkan dan memelihara Prosedur tertulis untuk mengatasi situasi dimana tidak adanya prosedur bisa menyebabkan penyimpangan dari OHS Policy dan Objective. 2 Menetapkan kriteria operasi ke dalam prosedur. 3 Menetapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan resiko OHS yang diidentifikasi terhadap bahan atau material, peralatan dan layanan yang dibeli dan atau digunakan oleh Perusahaan dan mengkomunikasikan prosedur atau persyaratan terkait kepada pemasok dan kontraktor. 4 Menetapkan dan memelihara prosedur untuk perancangan tempat kerja, proses, instalasi, permesinan, prosedur pengoperasian dan organisasi kerja, termasuk penyesuaiannya terhadap kemampuan manusianya,untuk mengeliminasi atau mengurangi resiko OHS.

h. Penerapan dan Operasi Kesiapan dan Respon terhadap Emergensi

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara rencana dan prosedur untuk identifikasi potensi dan respon terhadap, situasi insiden dan emergensi, dan untuk mencegah serta mengurangi kemungkinan sakit dan luka. Perusahaan harus meninjau rencana dan prosedur kesiapan dan respon terhadap emergensi, terutama setelah adanya kejadian situasi insiden dan emergensi. Bilamana dapat dilaksanakan perusahaan juga harus secara berkala menguji prosedur ini. Gambar 10.7. Alur Aliran Penerapan dan Operasi 190 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

i. Pengecekan dan Tindakan Koreksi Audit

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara Prosedur dan program audit untuk audit berkala sistem managemen OHS yang harus dilaksanakan untuk : 1 Menentukan apakah sistem managemen OHS sesuai dengan pengaturan managemen OHS yang direncanakan termasuk persyaratan spesifikasi OHSAS telah diterapkan dan dipelihara secara benar dan efektif dalam memenuhi Policy dan Objective Perusahaan. 2 Meninjau hasil-hasil audit sebelumnya. 3 Memberikan informasi hasil audit kepada Managemen Program audit, termasuk jadwal harus didasarkan pada hasil pengujian resiko, dan hasil audit sebelumnya. Gambar 10.8. Alur Aliran Pengecekan dan Tindakan Koreksi j. Tinjauan Managemen Top Managemen Perusahaan harus pada selang waktu telah ditentukan, meninjau sistem managemen OHS, untuk menjamin kelangsungan kesesuaian, kecukupan dan keefektifannya. Proses tinjauan managemen harus menjamin informasi yang diperlukan disusun agar managemen dapat melaksanakan evaluasi. Tinjauan harus didokumentasi Tinjauan harus membahas kemungkinan perlunya perubahan Policy, Objective dan elemen lain dari sistem managemen OHS, dengan menyoroti hasil-hasil audit sistem managemen OHS, perubahan kondisi sekitar dan komitmen terhadap “ Continual Improvement ”. Gambar 10.9. Alur Aliran Tinjauan Manajemen