Tujuan Umum Tujuan Khusus

274 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Gambar 13.1 Penerapan Sistem Manajemen K3 Gallagher mengklasifikasikan sistem manjemen keselamatan ke dalam 4 tipe, antara lain: 1. Safe Person Control Strategy , strategi pencegahan difokuskan terhadap kontrol perilaku pekerjaan 2. Safe Place Control Strategy , strategi pencegahan difokuskan terhadap bahaya dari sumbernya melalui identifikasi, kajian dan pengendalian. 3. Traditional Management , peranan penting dalam K3 berada di tangan supervisor dan EHS, integrasi SMK3 terhadap sistem manajemenn yang lebih luas sangat rendah, keterlibatan karyawan juga masih rendah. 4. Innovative Management , peranan penting dalam K3 berada di tangan senior dan line manager , integrasi SMK3 terhadap sistem manajemenn yang lebih luas sangat baik, keterlibatan karyawan sudah tinggi. Menurut Gallagher, 2001 metode implementasi SMK3 dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Voluntary , pelaksanaan SMK3 secara sukarela berdasarkan tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan dan kesejahteraan pekerja, sehingga pekerja lebih mudah berpartisipasi dalam berbagai program K3 2. Mandatory , pelaksanaan SMK3 berdasarkan kewajiban untuk memenuhi persyaratan dari pemerintah atau pelanggan, implementasinya terlihat dipaksakan dan sedikit melibatkan pekerja karena tujuannya tidak sepenuhnya melindungi pekerja melainkan untuk memenuhi persyaratn undang-undang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 275 3. Hybrid , merupakan kombinasi dari voluntary dan mandatory , selain memenuhi persyaratan dari undang-undang juga bertujuan untuk melindungi pekerja dan aset perusahaan Leadership atau kepemimpinan adalah sesuatu yang dimulai dari atas ke bawah. Pemimpin berbeda dengan manajer. Manajer adalah kedudukan jabatan dalam suatu organisasi yang mengurus segala aspek manajerial. Seorang manajer belum tentu bisa menjadi pemimpin, tetapi pemimpin yang baik harus mampu melakukan aspek manajerial. Semua orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, karena kepemimpinan berkaitan dengan cara pandang dan sikap terhadap segala aspek yang menjadi tanggung jawabnya. Kepemimpinan sulit diukur dan ditetapkan kriterianya, sehingga tidak ada persyaratan dalam SMK3. Elemen-elemen dasar kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam SMK3, antara lain: 1. Komunikasi yang jelas, transparan dan memiliki visi yang jauh kedepan SMK3 harus dikomunikasikan secara jelas, sederhana dan terdapat pengembangan visi. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk mengembangkan visi dan memastikan pesan yang dibuat jelas dan dimengerti oleh semua pihak. Menajemen puncak mengembangkan istilah-istilah yang secara spesifik memberikan arahan dan tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan tingkat personel di dalam perusahaan, misalnya, ”Safety adalah prioritas utama”. Istilah ini sangat sederhana tetapi setiap orang yang membacanya dapat memahami dan mengingatnya ketika melakukan aktifitas kerja. 2. Rencana yang ringkas, jelas untuk mencapai visi Manajemen puncak bertanggung jawab untuk memastikan penyusunan manual SMK3 yang terdiri dari penjelasan singkat struktur dan program SMK3 yang telah dilakukan. Setiap manajemen K3, sebaiknya mempunyai alur yang dapat dipahami, matriks tanggung jawab yang jelas, dan indikator pengukuran kinerja KPI. 3. Secara aktif ikut mendukung dan terlibat dalam pencapaian program Mencakup setting standar kinerja bagi manajer dan supervisor untuk aktifitas seperti safety patrol , investigasi kecelakaan, diskusi kelompok K3 dan proyek- proyek khusus. Manajer dan supervisor secara aktif menyingkirkan berbagai hambatan, mempromosikan pentingnya K3 disamping kualitas dan produktifitas, dan berpartisipasi dalam inspeksi, investigasi, dll. 4. bertanggungjawab terhadap semua program K3 kepada semua level didalam perusahaan Keterlibatan aktif semua pihak untuk memberikan masukkan dan menerima tanggung jawab K3, menunjukkan bahwa standar K3 dan aturannya diketahui, ditaati bersama-sama, apabila terjadi pelanggaran diperkuat dengan tindakkan pendisiplinan. 5. Mengintegrasikan elemen K3 kedalam fungsi inti pengelolaan bisnis K3 harus menjadi bagian dari setiap pekerjaan. Organisasi yang berkomitmen kuat kepada K3 memiliki batas yang luas bagi SMK3 didalam organisasinya. Bentuk yang biasa dilakukan adalah dengan mengintegrasikan SMK3 kedalam sistem manajemen lainnya seperti ISO 9001 dan ISO 14001. 276 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 6. Komitmen kepada K3 sebagai prioritas SMK3 yang meliputi banyak hal, terstruktur, dan adanya proses dalam meningkatkan kompetensi sumberdaya manusianya merupakan sebuah pesan bahwa K3 menjadi prioritas didalam organisasi. Pelatihan sebaiknya tidak dipandang sebagai pengganti tapi sebagai tambahan untuk keterlibatan. Pemimpin dalam K3 mengambil setiap peluang dalam memperkuat SMK3, dan menemukan dukungan, keterlibatan pekerja dan mengakui hal tersebut sebagai prestasi positif mereka. 7. F okus terhadap perbaikkan berkelanjutan continous improvement dari SMK3 Mengelola SMK3 adalah sama dengan mengelola produktivitas, kualitas atau area-area lain dalam organisasi. Peningkatan dan perbaikkan sistem dapat dijadikan sebagai bagian dari aktifitas sehari-hari. Kepemimpinan yang efektif merupakan salah satu tanda dari budaya K3 yang positip dan sehingga menentukan bagaimana pekerja akan bersikap terhadap K3. Banyak senior manajemen yang tidak bersemangat dan tertantang didalam menangani K3, karena mereka mengganggap K3 tidak lebih dari urusan compliance atau kepatuhan terhadap regulasi sehingga terasa membosankan, mereka tidak melihat K3 sebagai sesuatu yang dapat memberikan kontribusi terhadap keuntungan dan daya saing perusahaan. Senior manajemen sering mewakilkan berbagai kegiatan atau rapat yang berkaitan dengan K3 untuk level yang lebih rendah, sehingga menyebabkan keterlibatan senior manajemen didalam K3 menjadi semakin berkurang. Sebagai dampak dari kurangnya keterlibatan manajemen dalam berbagai aktifitas K3 adalah menjadi menyempitnya fokus program K3, sehingga pikiran- pikiran untuk mengembangkan K3 menjadi berkurang, karena junior atau medium mana jemen lebih fokus kepada “ how of safety ” dari pada memikirkan “ What and Why of Safety ”. Apabila itu terjadi maka K3 akan berjalan ditempat dan dapat mengalami penurunan dan tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perusahaan melainkan beban biaya atau cost center . Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepemimpinan dan manajemen yang efektif didalam K3 adalah sama dengan area operasional yang lain seperti kualitas dan produktifitas. Terdapat 2 faktor penting dalam kepemimpinan yang efektif yaitu kepedulian dan pengendalian. 1. Kepedulian adalah perhatian dalam hal berikut: a. Kesejahteraan pekerja b. Membantu pekerja ketika diperlukan c. Membangun hubungan baik dengan bawahan pekerja d. embangun komunikasi dua arah dengan menjelaskan segala yang perlu. e. Selalu ada atau bersedia ditemui. 2. Pengendalian adalah melakukan hal berikut: a. Membuat target yang jelas b. Menjaga kinerja sesuai standar c. Memberi klarifikasi yang jelas tentang ruang lingkup pekerjaan, ekspektasi dan tanggung jawab d. Memotivasi pekerja untuk mengikuti peraturan dan prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 277 Kepedulian dan pengendalian harus dijalankan secara seimbang, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kepemimpinan. Dampak negatif tersebut misalnya: apabila kepedulian lebih dominan dibandingkan pengendalian maka manajemen akan dianggap terlalu lemah, tidak tegas atau tidak bisa membuat keputusan, sebaliknya apabila pengendalian terlalu dominan maka manajemen akan dianggap terlalu keras dan tidak mempercayai pekerja sehingga pekerja akan cendrung menjaga jarak dengan manajemen karena ketakutan, berusaha menyelamatkan diri masing- masing dan saling menyalahkan. Kepemimpinan yang efektif adalah pemimpin yang tingkat kepedulian dan pengendaliannya tinggi, sehingga mereka akan didengar dan dipatuhi oleh pekerja. Pemimpin yang efektif bersifat mengayomi dan mengutamakan pendekatan team dalam setiap penyelesaian masalah, semua keputusan dibuat dengan semangat kerjasama team, dan mengkomunikasikan secara jelas setiap keputusan atau program yang dibuat. Secara ringkas dijelaskan bahwa kepemimpinan yang efektif memperlihatkan unsur-unsur kepedulian dan pengendalian berikut: 1. Mengkomunikasikan secara jelas kepada pekerja bagaimana cara mencapai target yang sudah ditetapkan 2. Menentukan jangka waktu untuk mencapai target 3. Membantu pekerja dalam mencapai target dengan menyediakan sumberdaya yang diperlukan 4. Menghilangkan atau meminimalkan semua rintangan yang dapat menghalangi tercapainya target

B. Struktur Organisasi K3

Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menunjukkan hubungan antara fungsi dan tugas dari tiap – tiap bagian dalam suatu organisasi. Struktur organisasi k3 dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Departemen berdiri sendiri dan berada langsung dibawah General Manager b. Departemen berada dibawah pengewasan departemen produksi c. Departemen berada dibawah pengawasan departemen Maintenance d. Berdiri secara independent, dan langsung berada dibawah pengawasan direktur. Secara umum struktur organisasi departemen K3 dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 13.2 Bagan Struktur Organisasi 278 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Bagian –bagian yang terlibat langsung dalam manajemen K3 antara lain:

1. Manajer

Merupakan tingkat tertinggi dari masing-masing divisi yang mengelola dan mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas divisinya, khususnya dalam hal penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Supervisor

Sebagai mengarahkan, membagi, mengawasi dan memberi penilaian setiap pekerjaan yang dibebankan kepada tiap pelaksana.

3. Teknisi

Merupakan pekerja level terakhir yang bertugas menjalankan kegiatan untuk menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan Tersebut. Untuk memenuhi persyaratan K3, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dalam menyusun uraian jabatan job description , antara lain: a. Struktur organisasi. b. Hasil identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian resiko. c. Sasaran K3. d. Persyaratan peraturan dan perundang-undangan. e. Uraian jabatan yang ada. f. Catatan kualifikasi personel. Dalam sistem manajemen K3, terdapat standar umum jabatan, yaitu: a. Manajemen puncak. b. Tingkat manajemen pada semua level organisasi. c. Operator. d. Pengelola rekanan. e. Bagian HRD. f. Penaggung jawab peralatan. g. Karyawan yang terkait dengan K3. h. Karyawan yang ditunjuk sebagai perwakilan K3 dalam asosiasi-asosiasi perusahaan. Untuk hubungan tugas dan tanggung jawab dalam organisasi terkait sistem manajemen K3, digambarkan sebagai berikut. Gambar 13.3. Hubungan Tugas dan Tanggung Jawab K3 Dalam Organisas Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 279 C. Pengurus Organisasi K3 1. Ketua, berwenang menetapkan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Gasket MFG. Melaksanakan Kebijakan dan Rekomendasi yang telah ditetapkan.

3. Wakil Ketua I. Sebagai Wakil Ketua bertanggung jawab dalam menjalankan

Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerja yang sudah ditetapkan dalam membantu Ketua bila berhalangan

4. Sekretaris, berwenang dan bertanggung jawab untuk merekomendasikan ke

Penanggung jawab yang menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah disahkan oleh Ketua dalam hal pelaksanaannya.

5. Wakil Sekretaris I II. Sebagai wakil dari Sekretaris dalam melaksanakan tugas-

tugas teknik dan tugas non teknik dalam hal sekreatris berhalangan.

6. Anggota. Membantu pelaksanaan organisasi dalam implementasi dan pelaksanaan

dilapangan. Memberikan saran kepada organisasi dalam rapat.

D. Tugas-Tugas Kerja:

1. Ketua · Memimpin dalam pertemuan rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk memimpin rapat pleno yang diselenggarakan. a. Menentukan langkah, kebijakan untuk tercapainya pelaksanaan program - program P2K3 b. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan program - program K3 dan pelaksanaanya di perusahaan kepada Management. c. Memonitor mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di Perusahaan 2. Wakil Ketua Melaksanakan tugas-tugas bila ketua berhalangan 3. Sekretaris a. Membuat undangan rapat dan notulennya. b. Mengelola administrasi surat-surat P2K3 c. Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3. d. Memberikan bantuan saran-saran yang diperlukan oleh line-line untuk suksesnya K3. e. Membuat laporan ke Departemen-departemen terkait mengenai adanya Tindakan dan Kondisi yang tidak sesuai di tempat kerja. 4. Wakil Sekretaris I II · Melaksanakan tugas-tugas bila Sekretaris berhalangan. 5. Anggota Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai Bagian Groupnya masing- masing. Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan E. Program Kerja 1. Identifikasi Masalah K3 a. Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan penyakit akibat kerja disetiap Bagian Group dalam rangka perlindungan tenaga kerja 280 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety b. Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya mengendalikan dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja. c. Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi peraturan perundangan. d. Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum khususnya dilingkungan tempat kerja. 2. Pendidikan dan Pelatihan a. Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan dan sesuai dengan kepentingan didalam atau diluar perusahaan. b. Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3,Membuat film- film tentang K3.,buletin,majalah tentang K3 c. Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang tenaga ahli K3. F. Sidang-Sidang Atau Pertemuan Komite K3 1. Bentuk Sidang: a. Sidang rutin, membicarakn masalah yang berhubungan dengan K3 termasuk masalah organisasi P2 K3 b. Sidang Khusus, membicarakan masalah yang mendadak misalnya dalam kasus kecelakaan kerja. 2. Materi Pembahasan Dalam Sidang Pertemuan : a. Membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan. b. Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya potensial yang diteliti. c. Membahas hasil analisa kecelakaan dan membuat rekomendasi tentang penanganannya. d. Menyusun acara pendidikan pelatihan ceramah. e. Mengadakan perbaikan program pencegahan kecelakaan yang telah dijalankan. f. Masalah lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan Safety. G. Rekomendasi Dengan tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahaya potensial yang ada baik berupa kondisi maupun tindakan yang tidak aman. 2. Dampak yang timbul dari kondisi atau tindakan yang tidak aman terhadap: a. Tenaga Kerja Manusia b. Kelancaran produksi c. Kerusakan peralatan, harta benda maupun lingkungan 3. Cara pencegahan yang tepat ditinjau dari : a. Praktis ekonomis besarnya biaya b. Efektivitasnya dapat dan mudah dilaksanakan