Analisis Sistem Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

260 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Perencanaan meliputi: a. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor resiko. PSTKG harus melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian serta pengendalian faktor resiko yang terjadi di laboratorium teknik gigi. Diantaranya adalah: 1 Identifikasi sumber bahaya. Dilakukan dengan mempertimbangkan: a Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya. b Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja PAK yang mungkin dapat terjadi. 2 Penilaian faktor resiko. Penilaian faktor resiko adalah proses untuk menentukan ada tidaknya resiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. 3 Pengendalian faktor resiko, dilakukan melalui empat tingkatan pengendalian risiko yaitu menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak beresiko engineering rekayasa, administrasi dan alat pelindung diri APD.

b. Membuat peraturan. Perencanaan manajemen harus membuat, menetapkan dan

melaksanakan standar opersional prosedur SOP sesuai denga peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.

c. Tujuan dan sasaran. Perencanaan managemen harus mempetimbangkan

peraturan perundang-undangan, bahaya potensial, dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan atau indikator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu pencapaian.

d. Indikator kinerja. Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3

yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3.

e. Program kerja. Perencanaan manajemen harus menetapkan dan melaksanakan

program K3. Untuk mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan. Adapun silabus pelatihan adalah sebagai berikut: Tabel 12.1. Tabel Silabus Pelatihan No Materi 1 Peraturan Perundangan 2 Dasar-Dasar Keselamatan Kesehatan Kerja Listrik 3 Dasar-Dasar Teknik Instalasi Listrik 4 Identifikasi Bahaya Listrik 5 Sistem Pengamanan 6 Persyaratan Instalasi Listrik Ruang Khusus 7 Sistem Proteksi 8 Klasifikasi Pembebanan 9 Pengukuran Listrik Teori dan Praktek 10 Pertolongan Pertama Kecelakaan Listrik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 261 3. Implementasi Keuntungan menerapkan P rocess Safety Management meliputi: a. Meningkatkan efisiensi yang muncul sebagai hasil konsolidasi bermacam aktivitas safety-related yang diskrit. b. Penghematan biaya dari kaji-ulang sistematis pada proyek baru dan identifikasi peningkatan safety pada awal proyek. c. Mengurangi waktu terhentinya proses dan biaya perawatan. d. Meningkatkan informasi pengoperasian. e. Meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai hasil peningkatan kualitas. f. Meningkatkan prestise industry. g. Meningkatkan moral pegawai, mempermudah perekrutan dan pemberhentian. h. Meningkatkan hubungan kerja melalui pelibatan dalam process safety management. Suatu perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban di dalam manajemen keselamatan kerja, yaitu:

a. Safety Policy,

Kebijaksanaan umum suatu perusahaan di dalam hal keselamatan kerja.

b. OrganisationManagement Commitment,

Merinci komitmen manajemen di setiap level dan dalam bentuk tindakan sehari-hari.

c. Accountability,

Mengindikasikan hal-hal yang dapat dilaksanakan oleh bawahan untuk menjamin keselamatan kerja. Accountability dalam manajemen keselamatan kerja adalah suatu pengukuran yang aktif oleh manajemen untuk menjamin terpenuhinya suatu target keselamatan. Di dalam accountability ini tercakup dua hal, yaitu: a. Responsibility yaitu keharusan menanggung aktivitas dan akibat-akibatnya di dalam suatu keselamatan. b. Authority yaitu hak untuk memperbaiki, memerintahkan dan menentukan arahan dan tahapan suatu tindakan. Gambar 12.14. Level Sistem Manajemen Keselamatan Ruang lingkup Sistem Manajemen Keselamatan ialah mengurangi atau meminimalkan resiko-resiko yang menimpa karyawan dan pihak lain kontraktor, pihak perusahaan dll dalam melaksanakan dan meningkatkan kesadaran dan hasil dari pelaksanaan tersebut secara terus menerus continual improvement , menjamin kesesuaian dengan kebijakan keselamatan, kesehatan dan lingkungan. 262 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

4. Kegiatan

Kegiatan Diklat K3 meliputi:

a. Komunikasi

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan hal penting dalam penerapan SMK3. Penyediaan informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan.

b. Pelaporan

Prosedur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus ditetapkan untuk menjamin bahwa SMK3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan.

c. Pendokumentasian

Pendokumentasian harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pendokumentasian SMK3 sangat mendukung kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan K3 dan evaluasi terhadap sistem dan kinerja di perusahaan.

d. Pengendalian dokumen

Perusahaan harus menjamin bahwa: 1 Dokumen dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan 2 Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan apabila diperlukan dapat dilakukan revisi 3 Sebelum diterbitkan, dokumen harus disetujui oleh semua pihak yang berwenang 4 Dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja 5 Seluruh dokumen yang telah usang tidak terpakai harus disingkirkan 6 Dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami

e. Pencatatan dan manajemen informasi

Pencatatan setiap kejadian merupakan sarana bagi perusahaan untuk menunjang kesesuaian penerapan SMK3 di perusahaan. Kegiatan lainnya yang menunjang manajemen K3 meliputi:

a. Identifikasi sumber bahaya

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan: 1 Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya 2 Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi

b. Penilaian resiko

Penilaian resiko merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat resiko atau penyakit akibat kerja.

c. Tindakan pengendalian

Perusahaan harus merencanakan manajemen dan kegiatan pengendalian, produk dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan yang tinggi. Pendokumentasian dan penerapan kebijakan standar di tempat kerja, perancangan produksi dan bahan,