Pengukuran Tegangan Faktor Kerja Tim

248 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Kegagalan risk off failures dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, setiap proses kegiatan sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Kegagalan dapat mengakibatkan kerugian loss apapun bentuknya. Penyebab kecelakaan di tempat kerja biasanya diakibatkan oleh kelelahan fatigue , kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman unsafe working condition , kurangnya penguasaan terhadap pekerjaan, kurangnya penjelasan training sebelum memulai pekerjaan, serta karakteristik dari pekerjaan.

4. Manfaat pendidikan dan pelatihan K3 bagi pekerja:

a. Pekerja diharapkan akan memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami peraturan dan standar K3. b. Pekerja memiliki pengetahuan tentang prinsip dan konsep dasar K3. c. Pekerja memiliki pengetahuan tentang sistem manajemen K3 dan fungsi P2K3. d. Pekerja memiliki pengetahuan dan mampu melalukan identifikasi bahaya ditempat kerja. e. Pekerja memiliki pengetahuan tentang penyakit akibat kerja PAK dan penyebab terjadinya kecelakaan kerja. f. Pekerja mampu mengembangkan sistem kontrol kerja dan manajemen pencegahan kecelakaan di area kerja. g. Pekerja mampu meletakkan fondasi SMK3 di perusahaan dan memberikan training bagi pekerja lain. Menyadari pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan kerja, seharusnya perusahaan memiliki bagian khusus yang berfungsi menangani masalah keselamatan kerja. Tugas dan lingkup kerjanya dimulai dari menyusun program, membuat prosedur dan melakukan pengawasan, serta membuat laporan pengawasan di lapangan. Informasi yang akurat dan tepat waktu diperlukan untuk mendukung proses perencanaan dan penentuan langkah kebijakan selanjutnya bagi pengembangan program yang efektif dan efisien Pendidikan dan pelatihan K3 sangat diperlukan bagi pekerja, karena merupakan salah satu cara untuk menjamin kompetensi pekerja yang dibutuhkan demi tercapainya tujuan Keselamatan dan Kesehatan kerja. Pendidikan dan pelatihan Diklat juga disebutkan dalam lampiran I Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per.05Men1996 mengenai pelatihan dan kompetensi kerja. OHSAS 18001 juga mensyaratkan setiap pekerja harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas-tugas yang berdampak terhadap K3. Kompetensi tersebut harus ditetapkan dalam pendidikan yang sesuai melalui pelatihan maupun pengalaman kerja. Diklat K3 merupakan suatu program yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan adanya perilaku yang tidak aman dari pekerja. Perilaku tidak aman yang ditimbulkan pekerja misalnya: pekerja tidak memperoleh instruksi kerja secara spesifik, adanya kesalahan dalam instruksi kerja, pekerja tidak mengetahui instruksi kerja, pekerja menganggap tidak penting adanya instruksi kerja serta mengabaikan adanya instruksi kerja. Diklat K3 dilakukan untuk memberikan pengarahan kepada pekerja untuk memahami setiap instruksi kerja secara baik serta bahaya yang terjadi apabila melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan instruksi kerja. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 249 Gambar 12.4. Pelatihan K3 Pekerja Proyek Pekerja baru harus mendapat diklat sebelum melaksanakan tugasnya. Materi Diklat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing pekerja. Dalam pelaksanaan diklat diperlukan tolak ukur sebagai umpan balik dari penyampaian materi dengan membuat evaluasi hasil penguasaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Diklat tidak hanya dilakukan kepada pekerja baru, tetapi pekerja lama juga harus diberi penyegaran. Pihak manajemen perusahaan harus membuat agenda program tahunan pelaksanaan diklat dengan materi baru maupun materi lama sebagai penyegaran. Diklat yang diberikan meliputi pengetahuan, keahlian untuk meningkatkan kompetensi dasar, serta kompetensi K3. Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimum yang harus dimiliki pekerja untuk menjalankan tugas pokok yang dibebankan, sedangkan kompetensi K3 merupakan kompetensi pendukung dalam melakukan pekerjaan secara aman, sehat dan nyaman. Secara garis besar, diklat K3 yang diperlukan meliputi National Safety Council , 1985: a. Diklat untuk karyawan baru, meliputi: peraturan umum perusahaan, profil perusahaan, peraturan K3 secara umum, kebijakan K3, program pencegahan kecelakaan, instruksi kerja yang dibutuhkan, bahaya tempat kerja, alat pelindung diri. b. Job Safety Analysis JSA, meliputi: pemahaman terhadap JSA, proses JSA. c. Job Instruction Training JIT, merupakan training yang spesifik untuk menjelaskan standar prosedur kerja di area kerja masing-masing, misalnya: prosedur kalibrasi, prosedur pembuatan produk, prosedur pembersihan.