Penggunaan Alat Ukur Listrik Yang Aman
44
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
Ternyata memang tidak terjadi apa-apa, selanjutnya anda lakukan pengukuran tegangan menggunakan meteran.
Pertama, anda cek bahwa meteran anda bisa bekerja dengan baik. Caranya dengan mencoba mengukur tegangan AC pada suatu stop kontak. Setelah anda yakin
bahwa meteran yang anda gunakan bekerja dengan baik, selanjutnya anda ukur tegangan diantara tiga kabel dalam kabinet ini. Tetapi tegangan diukur diantara dua
titik, jadi, dimana anda akan mengukur?
Jawabannya adalah dengan mengukur diantara semua kombinasi ketiga titik tersebut. Seperti yang anda lihat, ketiga titik itu diberi nama “A”, “B”, dan “C” pada
gambar ilustrasi di atas. Sehingga anda harus mengeset multimeter anda ke dalam mode voltmeter dan melakukan pengecekan diantara titik A B, B C, dan A C.
Bila anda menemukan nilai tegangan dari pengukuran ini, ini berarti rangkaian tersebut tidak berada dalam kondisi
Zero Energy
. Tetapi ingat bahwa multimeter tidak akan mendeteksi tegangan DC apabila multimeter itu diset menggunakan mode
tegangan AC begitu juga sebaliknya, sehingga anda harus mengukur lagi pasangan ketiga titik itu masing-masing diukur dalam mode pengukuran tegangan DC, sehingga
total ada enam kali pengukuran 3 pasang pengukuran tegangan AC, dan 3 pasang pengukuran tegangan DC.
Namun, setelah kita selesai mengukur semuanya, kita masih belum menemukan semua kemungkinan. Ingat bahwa bahaya tegangan bisa timbul di antara kawat
tunggal dengan
ground
pada kasus ini, kotak logam pembungkus kabinet akan menjadi titik referensi
ground
yang baik pada suatu sistem tenaga listrik. Jadi, untuk keamanan yang sempurna, kita tidak hanya mengukur titik antara A B, B C, dan
A C dalam mode AC dan DC, tetapi anda juga harus mengukur tegangan antara titik A
ground
, B
ground
, serta C
ground
baik itu dalam mode DC dan AC Ini berarti terdapat total dua belas kali pengukuran untuk pengecekan secara
keseluruhan dari skenario pengukuran tiga kawat. Setelah anda selesai melakukan pengukuran, anda harus melakukan tes ulang multimeter anda dengan mencoba
pengukuran pada suatu stop kontak untuk memastikan bahwa multimeter masih dapat bekerja dengan baik.
Menggunakan multimeter untuk megukur resistansi adalah pekerjaan yang lebih mudah. Kabel-kabel tes tetap dihubungkan pada soket yang sama seperti saat
mengukur tegangan, tetapi tombol selektor harus diarahkan ke simbol resistansi yaitu Ω omega. Dengan menyentuhkan kedua probe pada suatu komponen yang akan
diukur resistansinya, meteran ini akan menampilkan nilai resistansinya dalam ohm:
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
45
Yang perlu diperhatikan adalah saat mengukur resistansi, pengukuran ini harus dilakukan pada komponen yang tidak berenergi tidak dialiri listrik. Ketika alat ukur
dalam mode pengukuran resistansi, alat ukur ini menggunakan baterai internal untuk menghasilkan arus yang kecil melewati komponen yang akan diukur, dengan
merasakan seberapa sulit arus ini melewati komponen itu, maka nilai resistansinya dapat dihitung dan ditampilkan pada display alat ukurnya.
Apabila ada sumber tegangan luar yang terhubung dengan komponen yang sedang kita ukur resistansinya, maka arus yang dihasilkan ohmmeter akan saling
menolong atau saling melawan dengan arus yang dihasilkan dari sumber tegangan luar, akibatnya adalah kesalahan pembacaan. Namun dalam kondisi yang paling
buruk, multimeter mungkin saja bisa rusak karena tegangan eksternal tadi.
Mode resistansi dari multimeter berguna untuk menetukan kontinuitas dari suatu kawat, atau bisa juga digunakan untuk tes kepresisian dari pengukuran resistansi.
Ketika kedua probe ditempelkan diantara konduktor solid yang bagus, maka multimeter
akan menunjukkan angka hampir 0 Ω. Bila diantara kabel tes tidak ada resistansinya sama sekali, hasil pembacaannya haruslah sama dengan 0 Ω tepat.
Apabila kabel tes tidak menyentuh satu sama lain. Atau ditempelkan pada suatu konduktor yang rusak, meteran akan menunjukkan resistansi yang sangat besar
biasanya ditampilkan garis putus- putus atau disingkat O.L yang berarti “
open loop
”:
Penggunaan kompleks dan berbahaya dari multimeter adalah saat digunakan untuk mengukur arus. Alasannya sederhana : agar multimeter dapat megukur arus,
arus yang diukur harus masuk melewati multimeter. Ini berarti meteran tersebut harus
46
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
menjadi bagian dari jalur yang dilewati arus tidak seperti saat mengukur tegangan yaitu hanya menempelkan probe di antara dua titik.
Agar meteran tersebut menjadi bagian dari jalurnya arus, kita harus membuka rangkaian yang akan kita ukur arusnya dan menempatkan multimeter ke dalam
sambung seri rangkaian itu. Untuk mengukur arus, tombol selektor harus diset pada “A” baik itu yang DC atau AC dan kabel tes yang warna merah harus dicolokkan
pada soket yang bertanda “A”. Gambar ini akan mengilustrasikan bagaimana suatu meteran mengukur arus pada suatu rangkaian:
Sekarang, rangkaian tersebut diputus dan multimeter diletakkan di dalamnya:
Contoh pengukuran ini menunjukkan pengukuran rangkaian yang aman. Dengan sumber tegangan yang hanya 9 volt, maka tidak terlalu bahaya. Arus yang diukur
nilainya kecil. Namun, dengan rangkaian yang memiliki daya yang lebih besar, ini bisa menjadi sangat berbahaya. Walaupun nilai tegangannya kecil, arus normal ini
sudah cukup menghasilkan kilatan cahaya loncatan bunga api sesaat yang berbahaya saat pengukuran dilakukan. Potensi bahaya yang lainnya adalah penggunaan
multimeter saat dalam mode pengukuran arus ammeter lupa atau dengan ceroboh tidak diganti ke mode voltmeter saat akan melakukan pengukuran tegangan.
Alasannya adalah disain mode ammeter berbeda dengan voltmeter.
Saat anda melakukan pengukuran arus dalam mode ammeter maka nilai resistansi dalam dari ammeter adalah sangat kecil supaya tidak mempengaruhi
menghalangi arus elektron yang mengalir pada rangkaian yang akan diukur. Inilah mengapa kita harus menghubungkan kabel tes pada soket yang berbeda saat akan
melakukan pengukuran arus, karena soket “A” memiliki resistansi internal yang
sangat rendah. Sedangkan soket “V” memiliki resistansi yang sangat besar sekali idealnya R
internal
= ∞ Ω. Ketika anda mengubah switch dari mode pengukuran arus menjadi mode
pengukuran tegangan, mungkin dengan mudah mengubah tombol selektor dari posisi “A” menjadi “V”, namun sering kali kita lupa memindah kabel tes warna merah dari
soket “A” ke soket “V”. Hasilnya, saat meteran ini dihubungkan ke suatu sumber tegangan, maka akan terjadi
short circuit
di dalam meteran tersebut.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
47
Untuk menghindari masalah ini, beberapa meteran didisain akan mengeluarkan tanda bunyi apabila anda memilih tombol selektor pada pengukuran tegangan, namun
kabel tes warna merah masih menancap di soket “A”. Multimeter yang bagus memiliki sekering
fuse
di dalamnya, yang bisa putus meleleh saat kelebihan arus melewati alat ukur tersebut, seperti ilustrasi kondisi pada gambar di atas.
Seperti semua alat pelindung kelebihan arus, sekering ini didisain untuk melindungi peralatan multimeter dari kerusakan, dan juga melindungi si pemakai
dari bahaya sengatan listrik. Sebuah multimeter dapat dicek sekeringnya masih bekerja atau tidak dengan cara mengubah ke mode pengukuran resistansi dan saling
menempelkan kedua probe seperti gambar ini:
Sekering yang bagus akan menunjukkan pembacaan nilai resistansi yang sangat kecil sekali sedangkan sekering yang sudah terbakar akan menunjukkan “O.L” atau tanda
apa saja yang menunjukkan ketidak kontinuan.