Georg Simon Ohm dan Resistansi

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 15 Gambar 1.32. Sebuah Rangkaian Terbuka Dengan Resistansi Tak Terhingga 2. Simbol Tegangan Ada dua simbol yang berbeda untuk melambangkan tegangan. Untuk sumber, digunakan huruf besar E; sedangkan untuk beban dan komponen yang lain, digunakan huruf besar V. Seperti diilustrasikan pada gambar 1.29. Gambar 1.33. Simbol Untuk Melambangkan Tegangan E digunakan untuk sumber, sedangkan V digunakan untuk komponen seperti resistor Menggunakan simbol V, hukum Ohm bisa ditulis ulang menjadi: I = VR [ampere,A], V = IR [volt, V], R = VI [ohm]. Hubungan ini berlaku untuk semua resistor pada suatu rangkaian, tidak peduli seberapa kompleks rangkaian tersebut. Karena V = IR, tegangan ini sering disebut sebagai tegangan jatuh voltage drop .

3. Polaritas Tegangan dan Arah Arus

Sejauh ini, kita tidak terlalu memperhatikan polaritas tegangan pada resistor. Namun, polaritas adalah hal yang penting. Ada hubungan sederhana antara arah arus dengan polaritas tegangan. Untuk memahaminya, perhatikan gambar 1.30 a. Pada gambar tersebut, polaritas V agak membingungkan karena resistor terhubung langsung dengan sumber. Tetapi hal ini membuat bagian ujung sebelah atas dari resistor menjadi positif dibandingkan bagian ujung bawahnya, dan V = E = 12 V seperti yang ditunjukkan alat ukur. Gambar 1.34. Aturan Perjanjian Untuk Polaritas Tegangan 16 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Letakkan tanda plus + untuk terminal yang dimasuki oleh arus lihat tanda anak panah. Sekarang dengan mempertimbangkan arus. Arah I bergerak dari bagian atas menuju ke bagian bawah resistor seperti yang ditunjukkan anak panah dari arah arus . Untuk tegangan pada resistor , selalu diletakkan tanda plus + pada bagian terminal dari resistor yang dimasuki arus lihat tanda panah dari arah arus. Dua contoh tambahan ditunjukkan gambar 1.30 b. Sebelum kita menuju pembahasan selanjutnya, kita akan membahas beberapa aspek penting dari arus. Pertama, tentang spesifikasi dari arus, anda harus menentukan nilai dan arahnya. Secara normal kita melihat arah arus yaitu keluar dari terminal plus + dari suatu sumber. Untuk menentukan arah arus pada rangkaian yang mempunyai sumber tunggal adalah hal yang mudah. Namun, saat menganalisa rangkaian yang kompleks seperti : rangkaian dengan sumber lebih dari satu, arah arus tidak mudah untuk ditentukan. Berdasarkan gambar 1.31. Pada a, arah arus ditunjukkan dalam arah yang biasa, sementara pada b, arah arusnya berlawanan dari gambar a. Untuk mengartikan arah yang berlawanan ini, kita bisa mengubah tanda I pada kasus ini tanda positif jadi negatif. Interpretasinya, arah arus positif pada suatu arah sama dengan arus negatif dalam arah yang berlawanan. Jadi, a dan b adalah gambar yang sama [5 A = --5 A]. Jadi, apabila anda mendapatkan solusi berupa nilai arus yang positif, ini berarti arah arus yang sebenarnya adalah sama dengan arah anak panahnya; tetapi bila anda mendapatkan nilai arus yang negatif, berarti arah yang sebenarnya kebalikan dari arah anak panah. Ini adalah konsep penting yang selalu digunakan dalam menganalisa rangkaian listrik. Gambar 1.35. Dua Gambar Rangkaian Yang Memiliki Arus Yang Sama

I. Saklar

Switch Bentuk saklar switch yang paling sederhana adalah saklar kutub tunggal lemparan tunggal single throw atau single pole single throw SPST. Ketika saklar terbuka maka aliran arus akan terputus dan lampu akan padam, tetapi ketika saklar tertutup maka arus akan mengalir dan lampu akan menyala. Saklar tipe ini sering digunakan untuk saklar lampu. Gambar 1.36. Saklar SPST Terbuka Gambar 1.37. Saklar SPST Tertutup