Perencanaan Sistem Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

262 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

4. Kegiatan

Kegiatan Diklat K3 meliputi:

a. Komunikasi

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan hal penting dalam penerapan SMK3. Penyediaan informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan.

b. Pelaporan

Prosedur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus ditetapkan untuk menjamin bahwa SMK3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan.

c. Pendokumentasian

Pendokumentasian harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pendokumentasian SMK3 sangat mendukung kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan K3 dan evaluasi terhadap sistem dan kinerja di perusahaan.

d. Pengendalian dokumen

Perusahaan harus menjamin bahwa: 1 Dokumen dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan 2 Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan apabila diperlukan dapat dilakukan revisi 3 Sebelum diterbitkan, dokumen harus disetujui oleh semua pihak yang berwenang 4 Dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja 5 Seluruh dokumen yang telah usang tidak terpakai harus disingkirkan 6 Dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami

e. Pencatatan dan manajemen informasi

Pencatatan setiap kejadian merupakan sarana bagi perusahaan untuk menunjang kesesuaian penerapan SMK3 di perusahaan. Kegiatan lainnya yang menunjang manajemen K3 meliputi:

a. Identifikasi sumber bahaya

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan: 1 Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya 2 Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi

b. Penilaian resiko

Penilaian resiko merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat resiko atau penyakit akibat kerja.

c. Tindakan pengendalian

Perusahaan harus merencanakan manajemen dan kegiatan pengendalian, produk dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan yang tinggi. Pendokumentasian dan penerapan kebijakan standar di tempat kerja, perancangan produksi dan bahan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 263 prosedur dan instruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produksi barang dan jasa. Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan melalui metode: 1 Pengendalian teknisrekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi. 2 Pendidikan dan pelatihan. 3 Pembangunan kesadaran dan motivaasi yang meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan dan motivasi diri. 4 Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden kecelakaan dan etiologi. 5 Penegakan hukum.

d. Perancangan desain dan rekayasa

Pengendalian resiko kecelakan dan penyakit akibat kerja dalam proses rekayasa harus dimulai dari tahap perancangan. Tahapan siklus perancangan meliputi pengembangan, verifikasi tinjauan ulang, validasi dan penyesuaian harus dikaitkan dengan identifikasi sumber bahaya, prosedur penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

e. Pengendalian administratif

Setiap personil harus dilatih supaya memiliki kompetensi dalam menjalankan prosedur kerja. Peninjauan ulang terhadap prosedur secara berkala wajib dilakukan terutama apabila terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan.

f. Tinjauan ulang kontrak

Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak harus ditinjau ulang untuk menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan K3 yang ditentukan.

g. Pembelian

Sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa yang dihasilkan serta mitra kerja perusahaan mememenuhi persyaratan K3. Barang dan jasa yang diterima di tempat kerja harus dijelaskan bagaimana identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja kepada semua pihak yang akan menggunakannya.

h. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana

Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalannya ketika terjadi kejadian yang sebenarnya.

i. Prosedur menghadapi insiden

Pengaruh yang mungkin ditimbulkan akibat insiden dapat dicegah dengan: 1 Perusahaan menyediakan fasilitas P3K dalam jumlah yang cukup dan sesuai sampai korban ditangani oleh tim medis. 2 Proses perawatan lanjutan.

j. Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat

Perusahaan harus membuat rencana pemulihan keadaan darurat untuk segera mengembalikan kondisi normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma.