Kemampuan menghindar, Kemampuan menghindar terlihat dari perilaku yang

232 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Lanjutan Tabel 11.1 Manajemen Standar Masing-Masing Elemen Untuk Diterapkan Ditempat Kerja: Standar Kondisi Yang Harus Dicapai Hubungan a. Pekerja menunjukkan bahwa mereka tidak mengalami perlakuan yang tidak dapat diterima, misalnya intimidasi ditempat kerja. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan mempromosikan perilaku positif ditempat kerja untuk menghindari konflik dalam menjamin keadilan. b. Pekerja berbagi informasi yang relevan dengan pekerjaan mereka. c. Perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur untuk mencegah perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima. d. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan dan mendorong manajer untuk menangani perilaku atau perlakuan tidak dapat diterima. e. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan atau mendorong pekerja untuk melaporkan perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima. Peran dan Tanggung Jawab a. Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka didalam pekerjaan mereka. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan harus memastikan penempatan pekerja pada tempat yang sesuai. b. Perusahaan harus memberikan dan menyediakan informasi yang memungkinkan pekerja untuk memahami peran dan tanggung jawab mereka. c. Perusahaan harus membuat persyaratan yang jelas untuk setiap peran dan tanggung jawab kerja. d. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja untuk menyampaikan setiap konflik atau masalah yang muncul didalam peran dan tanggung jawab kerja mereka. Perubahan a. Pekerja dapat menunjukkan bahwa perusahaan melibatkan mereka didalam melakukan perubahan. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan memberikan kesempatan atau waktu yang cukup kepada pekerja untuk memahami alasan-alasan perubahan yang diusulkan. b. Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk berkonsultasi tentang perubahan dan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberikan masukkan. c. Pekerja menyadari dampak dari setiap perubahan pekerjaan dan jika perlu pekerja diberikan training untuk mendukung perubahan d. Pekerja mengetahui jadwal untuk perubahan. e. Pekerja memiliki akses untuk mendapatkan dukungan yang relevan selama perubahan. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 233 Tahapan penerapan dan penanganan yang harus dilakukan dalam menerapkan standar ini, yaitu: 1. Menyiapkan organisasi untuk menerapkan manajemen standar penanganan stress ditempat kerja, seperti komitmen dari top manajemen untuk mendukung program ini, menyediakan sumberdaya yang cukup dan tim yang akan bekerja untuk program ini. 2. Melakukan identifikasi faktor-faktor resiko stress ditempat kerja dengan terlebih dahulu memahami standar penanganan stress ditempat kerja. 3. Mengumpulkan data-data pekerja yang mengalami stress dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi. 4. Melakukan evaluasi terhadap data-data stress yang diperoleh dan mencari solusi yang mungkin dilakukan. 5. Membuat rencana tindakan atau program penanganan stress dan menerapkan rencana tersebut. 6. Melakukan tinjauan ulang dan kajian efektifitas program penanganan stress yang diterapkan.

I. Perilaku Keselamatan

Safety Behavior Perilaku berasal dari kata bahasa Inggris “ behavior ” dan kata tersebut sering dipergunakan dalam bahasa sehari-hari. Perilaku sering diartikan sebagai tindakan atau kegiatan yang ditampilkan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya, atau bagaimana manusia beradaptasi terhadap lingkungannya. Perilaku merupakan aktifitas atau kegiatan nyata yang ditampikan seseorang yang dapat teramati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku keselamatan adalah tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan faktor-faktor keselamatan kerja. Menurut Zhou et al., 2007 ada 4 faktor yang paling efektif untuk meningkatkan perilaku keselamatan, yaitu: safety attitudes , employee’s involvement, safety management systems and procedures , and safety knowledge. Faktor iklim keselamatan berpengaruh terhadap perilaku keselamatan apabila dibandingkan dengan pengalaman pekerja. Diperlukan strategi gabungan antara iklim keselamatan dan pengalaman kerja untuk meningkatkan perilaku keselamatan secara maksimal guna mencapai total budaya keselamatan. Rundmo dan Hale 2003 melakukan studi terhadap sikap attitude manajemen terhadap keselamatan dan pencegahan terjadi kecelakaan. Hasil studi menunjukkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap yang ideal untuk manajemen adalah: komitmen yang tinggi, kefatalan rendah, toleransi terhadap pelanggaran rendah, emosi dan kekhawatiran tinggi, tunakuasa rendah, prioritas keselamatan tinggi, penguasaan dan kesadaran tinggi. Paul P.S. dan Maiti J. 2007 mempelajari peranan perilaku keselamatan pekerja terhadap terjadinya kecelakaan di perusahaan tambang. Berdasarkan studi yang dilakukan diperoleh struktural model yang menunjukkan hubungan work injury secara signifikan dipengaruhi oleh: pengaruh negatif, pengambilan resiko, ketidakpuasan kerja, umur dan kinerja keselamatan. Menurut Mullen J. 2004, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan individu pekerja, yaitu: