Tipe baterai dan aplikasinya

12 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

G. Resistansi Hambatan

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan menegenai konsep tegangan dan arus yang menyatakan bahawa arus adalah pergerakan dari muatan. Pada konduktor, pembawa muatan adalah elektron bebas yang bergerak karena dipasang sumber tegangan. Selama elektron bergerak dalam material, mereka bertumbukan dengan atom dan elektron lainnya secara konstan. Pada proses ini, elektron yang bergerak memeberikan energi dalam bentuk panas. Tumbukan ini melawan gerakan dari muatan sehingga disebut hambatan resistansi. Semakain besar melawannya, maka semakin besar juga nilai resistansinya, dan semakin kecil nilai arus yang dihasilkan dari sumber tegangan yang dipakai. Komponen yang bernama resistor dibuat khusus untuk menghasilkan proses menghambat melawan gerakan muatan dan banyak dipakai pada rangkai listrik dan elektronika. Walaupun resistor merupakan komponen paling sederhana dalam rangkaian listrik, namun pengaruhnya sangat penting dalam pengoperasian dalam suatu rangkaian. Resistansi dilambangkan dengan huruf R dan diukur dalam ohm karena ditemukan oleh Georg Simon Ohm. Simbol ohm dalam huruf Yunani adalah omega Ω.

1. Georg Simon Ohm dan Resistansi

Salah satu hubungan penting dalam teori rangkaian listrik antara tegangan, arus dan resistansi. Hubungan resistansi ini ditemukan oleh seorang ahli fisika bernama Georg Simon Ohm 1787 – 1854 dengan menggunakan rangkaian bekerja bersama Volta berhasil menemukan baterai dan kawat yang terbuat dari berbagai macam material, panjang, dan ketebalan. Ohm menemukan bahwa nilai arus dipengaruhi oleh tegangan dan resistansi. Misalkan, untuk nilai resistansi yang tetap, dia menemukan bahwa dengan menambah dua kali lipat nilai tegangan, maka nilai arusnya juga bertambah dua kali lipat, nilai tegangan dinaikkan tiga kali lipat, maka arusnya juga naik tiga kali lipat, dan seterusnya. Juga, untuk nilai tegangan yang tetap, Ohm menemukan bahwa nilai arus berbanding terbalik dengan panjang kawat semakin panjang kawatnya, semakin kecil nilai arusnya. Nilai arus juga berbanding lurus dengan luas penampang dari kawat semakin besar luas penampang kawat, semakin besar nilai arusnya. Dari sini, dia dapat menentukan nilai resistansi dari kawat dan menunjukkan bahwa arus berbanding terbalik dengan resistansi. Ketika dia membuat nilai resistansi menjadi dua kali lipat, maka nilai arusnya berkurang setengah dari nilai awalnya berbanding terbalik. Kedua penemuan ini dikombinasikan dan menghasilkan Hukum ohm. Hukum Ohm memegang peranan penting dalam analisa rangkaian listrik. 2. Resistansi dari Konduktor Seperti dijelaskan sebelumnya, konduktor adalah material yang dapat mengalirkan muatan. Namun, konduktor tidak semuanya bersifat demikian. Kita akan mengetahui bahwa resistansi dari suatu material tergantung dari beberapa faktor: a. Jenis material b. Panjang konduktor c. Luas penampang d. Suhu