Faktor Kepemimpinan Buku Kesetan dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

222 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Operator menangkap makna stimulus dari setiap evidence dengan tidak jelas karena berbagai factor yang terkait dengan keterbatasan manusia. Secara spontan kemudian akan menginterpretasikan sesuai dengan asumsi, persepsi, pengalaman, dan pendidikan masing-masing, yang memungkinkan untuk kurang perhatian dalam mengambil tindakan atau respons yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan situasi atau kondisi terkait. Akhirnya operator tidak dapat mengeksekusi tindakan dengan benar, yang mengakibatkan bencana atau kecelakaan. Kemampuan pemrosesan informasi tersebut juga didukung oleh kesehatan diri, kenyamanan tempat kerja dan lingkungan, serta fasilitas dan sarana prsarana atau media yang mudah untuk diinterpretasikan. Klasifikasi human error menurut Reason 1997 adalah mistakes, slips, lapses, dan mode error. Error terhadap proses interpretasi atau kekurang-tepatan dalam memilih intention , dan misdiagnosis disebut mistakes . Termasuk dalam hal ini adalah misunderstanding terhadap tombol, ikon, dan tanda baca lainnya yang mengakibatkan timbulnya kesalahan dalam penggunaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya kemunculan mendadak dari persepsi, asumsi, memori, dan kognisi yang terlalu cepat shortcoming yang akan membedakan mana yang berbasis pengetahuan knowledge atau prosedur operasi rule . Kekurang-mampuan untuk memahami situasi atau keterbatasan pengetahuan membuat perancangan awal menjadi kurang tepat, pengambilan keputusan dalam perancangan awal dan dalam tindakan operasi juga menjadi kurang benar, akibatnya adalah human error karena keterbatasan pengetahuan. Sebagai contoh adalah ksalahpahaman atau salah interpretasi operator terhadap komunikasi melalui audio atau visuo, memori kerja sedang overload , beban mental dan kognitif terlalu tinggi, karena sulit memahami atau sulit mengerti gambar, grafis, data digital, table, symbol, ikon, dan bahasa prosedur operasi lainnya, yang mengakibatkan biasnya konfirmasi serta buntunya berbagai alternative tindakan segera. Sebaliknya adalah mistakes yang disebabkan oleh rule , dalam hal ini operator sudah sangat yakin mengerti dan memahami situasi dan sudah menerapkan prosedur operasi yang dikuasai. Biasanya operator dalam hal ini menggunakan logika if-then , ketika mendiagnosis situasi lingkungan disesuaikan dengan if , dari bagian prosedur yang telah pernah sukses dilakukan, kemudian tahap then baru dilakukan. Mistake dapat terjadi saat rule yang baik tidak lagi sesuai dengan situasi lingkungan yang berbeda, karena kurang informasi adanya kekecualian kualifikasi dalam prosedur. Dalam hal ini yang perlu disempurnakan adalah rule nya yang dapat mencakup dan memberikan informasi tentang berbagai situasi lingkungan terkait yang boleh, kurang, dan tidak boleh, dengan catatan tambahan tindakan jika dalam situasi lain. Dalam istilah lainnya adalah tindakan yang dilakukan sangat tegas, kuat, baik, tetapi tidak tepat strong but wrong , karena adanya keyakinan dan rasa percaya diri yang berlebihan. Kata kunci dalam hal ini adalah fail of information, acquition and integration, Karena adanya shortcoming of attention, working memory, logical reason, and decision making. Dalam hal ini akan cenderung terjadi karena relative rendahnya skill dan pengalaman operator terhadap situasi dan tuntutan perhatian yang terfokus pada task . Sebaliknya slips terasosiasi dengan level skill yang lebih tinggi, tetapi cenderung terjebak dengan rutinitas dan kebiasaan. Slips terjadi pada saat pemahaman terhadap situasi sudah benar, dan formulasi intensi terhadap situasi tersebut juga sudah benar, tetapi secara mendadak terpicu untuk melakukan tindakan yang salah, misalnya salah menekan tombol yang seharusnya.