Alasan UU dan Peraturan

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 177 e. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang- tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan. Berikut ini merupakan Contoh pertolongan pertama pada suatu kasus yang terjadi pada suatu bengkel instalasi listrik, apabila sikorban terkena aliran listrik maka yang akan terjadi adalah korban akan terjatuh setelah aliran listrik terputus. Maka yang harus dilakukan dalam pertolongan pertama yaitu : a. Sedapat mungkin penghantar harus bebas dari tegangan. b. Memposisikan korban pada keadaan yang lebih nyaman dan baik. c. Penolong harus dalam keadaan nyaman dan aman terlebih dahulu. d. Pastikan bahwa kondisi korban aman dari ancaman bahaya yang lainnya. Sedapat mungkin korban jauh dari kerumunan orang itu akan membuat dirinya menjadi lebih baik dan tidak terlalu shock, seteleh kondisi korban lebih baik kita kasih minum agar diri si korban lebih tenang setelah itu biarkan korban untuk beristirahat sejenak guna memulihkan kondisinya. Sedangkan untuk pertolongan pada korban luka maupun yang mengalami patah tulang, keracunan gas, dan tenggelam. Maka yang harus kita lakukan pada pertolongan pertama adalah sebagai berikut :

a. Korban luka

1 Basuh luka mengunakan air dan antiseptik,bila luka tampak kotor. 2 Segera balut luka dengan menggunakan pembalut yang steril; jangan membalut luka menggunakan bahan seperti, kain atau pita. 3 Pada saat membalut luka posisikan badan atau organ tubuh yang luka terangkat keatas.

b. Korban patah tulang

Tulang yang patah harus diusahakan agar jangan banyak berberak. Bandutlah bagian itu pada bidai splints , meskipun belum tentu tulangnya patah. Untuk lengan yang patah cukup dipakai satu papan bidai saja, sedangkan untuk kaki diperlukan dua atau tiga papan. Sebagai pembalut dapat digunakan pita, kain atau tali yang lunak. Bandutlah bidai di beberapa tempat sehingga sendi yang berhubungan dengan bagian badan yang patah tak dapat bergerak. Apabila bidai yang khusus untuk tulang patah tidak ada, lengan yang patah untuk sementara dibandut pada dada ditekuk pada sisi atau digantung dengan kain segitiga; tungkai kaki yang patah dibandut pada papan atau tongkat. Jika tak ada papan atau bandut pada tungkai kaki yang utuh. Aturan di atas tidak berlaku bagi tulang belakang atau tulang punggung yang patah. Dalam hal ini geserlah korban dengan hati-hati pada meja datar yang kuat. Jangan sekali-kali mengangkat badan korban. 178 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

c. Korban keracunan gas

Usahakan agar penderita keracunan gas mendapat udara yang bersih. Bawalah dia ke luar atau bukalah jendela lebar-lebar. Gas yang berbahaya ada dua macam, yaitu: 1 Gas yang tidak merusakkan paru, misalnya gas yang meracuni darah dan syaraf, narkotika, karbon monoksida, asam sianida, eter, kloroform, uap bensin atau benzol. Bukalah baju korban, dan jangan sekali-kali memberi minum pada penderita yang pingsan. Gosoklah tangan dan kakinya dengan tangan. Apabila pernafasan berhenti, usahakan pernafasan buatan, kalau dapat dengan alat penghisap oksigen. 2 Gas yang merusak paru, misalnya klor, fosgen, gas nitro, dan sulfur dioksida. Bukalah baju korban, kemudian jauhkan dia dari baju yang sudah penuh mengandung gas. Usahakan agar korban tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk berjalan. Apabila penderita sudah sadar, berilah sedikit air kopi atau air teh panas, hal ini tidak boleh diberi pernafasan buatan.

d. Korban tenggelam.

Untuk menolong orang yang tenggelam, peganglah ia dari belakang untuk menjaga keselamatan diri penolong. Peganglah di bawah ketiak atau dagunya, sementara lutut penolong didorongkan ke punggung korban. Jika perlu tutup hidungnya secara paksa dengan jari. Setelah penderita sampai di darat, kendurkan semua pakaian yang menyesakkan dirinya, bersihkan mulutnya dari pasir atau lumpur, dan lepaskan gigi palsunya apabila menggunakan gigi palsu, dan penolong berdiri di tengah-tengahnya dengan kaki mengangkang. Tempatkan kedua tangan penolong pada perut penderita dekat pada rusuk yang paling bawah, lalu angkatlah sehingga kepala penderita merunduk ke lantai dan air ke luar dari mulutnya. Jika pernafasan berhenti, segera lakukan pernafasan buatan.

e. Pernafasan buatan

Penyelamatan pada korban kecelakaan kejut listrik dapat mengagetkan korban dan menghentikan nafas korban. Berikut langkah-langkah ditempuh untuk memberikan pernafasan buatan: 1 Menyadarkan kembali korban, 2 Segera cari pertolongan, 3 Periksa reaksi, goyang dengan pelan dan teriak dengan keras, bila tidak ada reaksi, maka lakukan hal sebagai berikut: a Pertama 1 letakkan korban pada sisinya, 2 buka mulutnya dan periksa benda-benda asing, 3 bila ada, bebaskan jalan pernafasan dengan jari.