Penerapan dan Operasi Konsultasi dan Komunikasi

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 191 D. UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia K3 Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah sesuatu yang sangat penting dan harus. Hal ini akan menjamin dilaksanakannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 secara baik dan benar. Konsep ini berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, pekerja dan masyarakat di luar lingkungan kerja. Gambar 10.10. Struktur Kepengurusan dalam Menaker Dalam konteks bangsa Indonesia, Kesadaran K3 sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan kolonial Belanda. Misalnya, pada 1908 parlemen Belanda mendesak Pemerintah Belanda memberlakukan K3 di Hindia Belanda yang ditandai dengan penerbitan Veiligheids Reglement, Staatsblad No. 406 Tahun 1910. Pemerintah kolonial Belanda menerbitkan produk hukum yang memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang diatur berdasarkan masing- masing sektor ekonomi. Beberapa diantaranya menyangkut sektor perhubungan lalu lintas perkeretaapian seperti dalam Algemene Regelen Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor en Tramwegen Bestmend voor Algemene Verkeer in Indonesia Peraturan umum tentang pendirian dan perusahaan Kereta Api dan Trem untuk lalu lintas umum Indonesia dan Staatblad 1926 No. 334, Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 Ordonansi 16 Kecelakaan Pelaut, Staatsblad 1930 No. 225, Veiligheids Reglement Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik dan Tempat Kerja. Gambar 10.11. Grafik Paradigma Pengawasan K3 192 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Gambar 10.12. Dasar Hukum K3 Gambar 10.13. Dasar Hukum K3 Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No.11970 tentang Keselamatan Kerja, sedangkan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan adalah UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja. Pengaturan hukum K3 dalam konteks diatas adalah sesuai dengan sektorbidang usaha. Misalnya, UU No.13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU No.14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan LLAJ, UU No.15 Tahun 1992 tentang Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3. Tempat kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan tanah, dalam air, di udara maupun di ruang angkasa. Konradus, 2003.

E. Process Safety Management OSHA 3132

Mungkin kita sudah sering mendengar Proses Safety Management atau PSM. Salah satu guideline untuk pelaksanaan PSM adalah OSHA 3132 dan 3133. Penerapan PSM lebih tepat dilakukan bagi industri manufaktur seperti industri kimia dan industri logam, namun juga dapat diaplikasikan pada industri-industri lain seperti industri oil and gas, listrik, dan sanitary services. Laporan bertahun – tahun menyebutkan cairan beracun, reaktif, atau mudah terbakar yang melibatkan bahan kimia adalah sangat berbahaya Insiden terus terjadi di berbagai industri yang menggunakan bahan kimia yang sangat berbahaya yang mungkin beracun, reaktif,