226
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
E.
Faktor-Faktor Human Error
1. Keterbatasan kapasitas mentalfisik vs kebutuhan
demand
pekerjaan. Keterbatasan mental fisik pekerjaan, dapat terjadi karena pekerjaan pasti
berhubungan dengan mental dan fisik. Oleh karena itu sangat dibutuhkan seorang pekerja yang mempunyai semangat kerja yang baik.
2. Kapasitas kebutuhan berkaitan dengan hasil kinerja pekerja, jika kapasitas
kebutuhan tinggi pekerja harus mempunyai kreativitas kerja yang baik juga. 3.
Peluang error yang semakin besar, semakin kompleks juga suatu pekerjaan, jika pekerja melakukan kesalahan atau error maka potensi kegagalan dalam kinerja
akan semakin banyak. 4.
Situasi pekerjaan, tempat kerja yang buruk dan tidak tertata rapi dapat menimbulkan error dalam bekerja.
5. Prosedur kerja yang tidak dirancang dengan baik. Sebelum melakukan pekerjaan
seharusnya dibuat rancangan, agar tidak terjadi error saat kinerja berlangsung. 6.
Karakteristik perilaku usia dan jenis kelamin. Usia dan jenis kelamin mempengaruhi proses kerja, karena semakin tua, pasti tenaga yang dihasilkan
akan semakin menurun dan tidak maksimal. 7.
Pengetahuan, keahlian, sikap, kondisi fisik. Pekerja sebaiknya mempunyai keahlian, sikap yang baik serta kondisi fisik yang normal, agar dapat maksimal
dan fokus dalam bekerja. 8.
Emosi, motivasi, strees dan faktor sosial. Pekerja yang sedang emosi dan strees sebaiknya diberi motivasi agar mempunyai semangat kerja yang maksimal,
sehingga akan mempunyai dampak pada faktor sosial.
F. Tipe-tipe Penyebab
Human Error
1. Sebab Primer, sebab primer merupakan sebab
human error
pada level individu. Untuk menghindari sebuah kesalahan, ahli teknologi menganjurkan pengukuran
yang berhubungan ke individu, misalnya meningkatkan pelatihan, pendidikan, dan pemilihan personil.
2. Sebab Manajerial, penekanan peran dari pelaku individual dalam kesalahan
merupakan suatu hal yang tidak tepat. Pelatihan dan pendidikan mempunyai efek yang terbatas dan penipuan atau kelalaian akan selalu terjadi. Fakta ini telah
diakui secara luas pada literature kesalahan dalam industri yang berresiko tinggi. Oleh karena itu, hal tersebut merupakan peranan manajemen untuk memastikan
bahwa pekerja melakukan pekerjaan dengan semestinya. Untuk memastikan bahwa sumber daya tersedia pada saat dibutuhkan dan untuk mengalokasikan
tanggung jawab secara akurat diantara pekerja yang terlibat.
3. Sebab Global, kesalahan yang berada di luar kontrol manajemen, meliputi
tekanan keuangan, tekanan waktu, tekanan sosial dan budaya organisasi.
1 Stupidity,
kebodohan manusia, merupakan error yang disebabkan karena kecerobohan manusia dalam melakukan pekerjaan.
2
Complacency
, mengeluh dalam bekerja dapat menyebabkan terjadinya kesalahan kerja, sehingga dapat merugikan proses kerja.
3
Incompetence
, wewenang yang didapatkan dalam proses pekerjaan jangan
sampai menimbulkan kesalahan yang mempunyai dampak buruk bagi pekerja ataupun sistem.
Usaha-usaha untuk mengurangi angka kecelakaan dengan memperbaiki metode keselamatan dari sisi
engineering
atau teknis sudah lama dilakukan, tetapi hasil yang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
227
diperoleh masih kurang memuaskan karena masih tingginya angka kecelakaan. Beberapa hasil penelitian mengenai kecelakaan ditemukan bahwa peran kesalahan manusia
human error
ternyata sangat signifikan. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa
human error
merupakan faktor paling utama penyebab terjadinya kecelakaan yang menghilangkan nyawa seseorang, cidera pekerja dan kerusakan fasilitas perusahaan.
Human error
juga berdampak terhadap kualitas hasil produksi.
Level paling dasar didalam struktur sistem produksi yang mempengaruhi
human error
adalah faktor-faktor organisasi yang menciptakan prakondisi terjadinya kesalahan manusia. Top manajemen perusahaan sangat menentukan level kondisi kinerja apakah
mendorong kearah yang efektif atau menimbulkan kesalahan tingkat operasional. Prioritas organisasi berpengaruh terhadap sumberdaya yang tersedia untuk membantu
menerapkan sistem keselamatan proses produksi. Sikap yang mengarah kepada menyalahkan akan sangat menentukan berkembangnya budaya saling menyalahkan
didalam
organisasi, yang
berdampak terhadap
penurunan motivasi
kerja dan
meningkatnya
human error
. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
human error
dalam suatu perusahaan yaitu: 1.
Dorongan berpartisipasi, kualitas komunikasi antara manajemen dan pekerja akan memberikan dampak yang besar terhadap budaya keselamatan.
2. Kebijakan yang jelas untuk memastikan kualitas dari prosedur dan training.
3. Line manajemen yang merupakan perpanjangan tangan dari top manajemen, meskipun
top manajemen sudah mengambil kebijakan yang tepat tetapi apabila tidak mendapatkan dukungan yang baik maka kebijakan tersebut tidak efektif.
4. Interaksi antara manusia dan peralatan kerja, seperti proses pengoperasian mesin,
loading
material, pemotongan, pengadukan, diperlukan penyesuaian aktifitas dalam proses teknologi yang modern dengan mengandalkan keterampilan kognitif pekerja
untuk pemencahan masalah, melakukan diagnosis, dan pengambilan keputusan dalam proses dan optimasi produksi.
5. Pertahanan terhadap bahaya yang akan datang, dilakukan dalam beberapa bentuk
seperti pertahanan rekayasa
engineering emergency shutdown system
,
release valve
,
containment
,
fire extinguisher
, dll, pertahanan sistem manusia keahlian dan pengetahuan terhadap bahaya dan
control administrative
ijin kerja, prosedur kerja. Urutan berbagai faktor yang mendorong terjadinya
human error
:
Gambar 11.3. Flowchart Faktor Yang Berpotensi Mendorong Terjadinya
Human Error
Kebi jakan ya ng ti dak tepat Pel a ksanaan ya ng tidak memadai dari line
ma najemen Kondi si l ingkungan kerja ya ng kondusif untuk
terja dinya kesalahan kerja Ti ndakan ya ng ti dak a man dari pekerja
Perta hanan yang kurang memadai Terja dinya kecelakaan a kibat human error
228
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
Perkembangan teori kesalahan manusia
human error
berkembang sangat pesat. Ada dua aspek yang berkembang dalam teori kesalahan manusia, yaitu:
1. Pendekatan analisis kesalahan
error analysis approach
, dimana analisa bermula dari suatu kejadian kecelakaan, kemudian dilakukan analisa mundur untuk
mencari faktor-faktor penyebab kecelakaan 2.
pendekatan dalam memperkecil kesalahan manusia disebut pendekatan analisis kepatuhan
compliance analysis approach
, dimana analisa bermula dari analisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan manusia pada peraturan
keselamatan dan bagaimana cara untuk meningkatkan kepatuhan tersebut
The Human F actors Analysis and Classification System
HFACS menjelaskan kegagalan manusia dalam dua kategori, yaitu: kesalahan
error
dan pelanggaran
violation
. Kesalahan biasanya terjadi karena ketidakmampuan atau ketidaksengajaan karena kelalaian atau kealpaan seseorang yang berakibat kegagalan, sedangkan
pelanggaran adalah adanya faktor kesengajaan untuk mengabaikan peraturan sehingga terjadi kegagalan atau kecelakaan.
Kesalahan manusia dapat dipengaruhi dan distimulasi oleh training yang kurang efektif, rancangan sistem prosedur yang buruk atau konsep yang kurang matang baik
tampilan
checklist
atau buku manual.
Human error
yang terjadi bukan sebagai variasi akan tetapi akibat potensi yang dapat muncul sewaktu-waktu, berupa tindakan, bicara,
persepsi, pemanggilan memori, rekognisi, pengadilan, pemecahan masalah, membuat keputusan, konsep formasi, dsb.
Menurut HFACS terdapat dua tipe kesalahan yaitu
variable error
dan
konstan error
, dimana
variable error
menunujukkan potensi kesalahan dalam diri manusia yang sifatnya bervariasi, sedangkan
konstan error
menunjukkan kesalahan yang terdapat dalam diri seseorang secara konstan dan bentuknya sama dalam dimensi
tempat, lingkungan dan organisasi. Teori kesalahan manusia yang cukup terkenal adalah teori Ramsey. Ramsey
mengajukan sebuah model yang menelaah faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Menurut Ramsey perilaku kerja yang aman atau terjadinya
perilaku yang dapat menyebabkan kecelakaan, dipengaruhi oleh 4 empat faktor yaitu:
1. Persepsi
perception
2. Kognitif
cognition
3. Pengambilan keputusan
decision making
4. Kemampuan
ability
Keempat faktor tersebut merupakan suatu proses yang berurutan, mulai dari yang pertama hingga yang terakhir, apabila ke empat tahapan ini dapat berlangsung
dengan baik maka akan terbentuk suatu perilaku yang aman. Reason J. 1990 menjelaskan beberapa metode investigasi kesalahan manusia, yaitu:
1. Metode
naturalistic
atau
corpus gathering
, yaitu metode investigasi
human error
berdasarkan sifat alamiah manusia. 2.
Studi angket
questionare
, yaitu menyelidiki kejadian dengan menggunakan beberapa bentuk angket yang bertujuan untuk mengetahui respon dari individu
terhadap hal yang ditanyakan.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety
229
3. Studi laboratorium, yaitu menyelidiki melalui eksperimen terhadap individu yang
hasilnya dapat terukur dan terkontrol. 4.
Studi simulator, yaitu investigasi
human error
dengan menggunakan simulator berbasis komputer dengan menggunakan program
software.
5. Studi kasus, yaitu investigasi dengan menyelidiki berbagai kasus, menggalinya,
dan mengkombinasikannya dengan berbagai teori kesalahan, sehingga dapat membuat disain dan diharapkan dapat mengurangi kesalahan
error
. G.
Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan
Menurut teori yang dikemukakan oleh Henrich 1931 bahwa kecelakaan kerja terjadi karena adanya tindakan tidak aman
unsafe act
dan perilaku tidak aman
unsafe condition
. Menurut
Ramsey, ada
beberapa faktor pribadi yang
mempengaruhi terjadinya kecelakaan, antara laih:
1. Pengamatan terhadap bahaya, Kemampuan pekerja untuk mengamati ada
tidaknya bahaya di tempat kerja bergantung dari pengetahuan atau pengalaman pekerja terhadap area atau proses kerja yang mereka lakukan. Umumnya pekerja
baru yang belum mendapatkan training atau pengalaman tidak akan mampu mengidentifikasi bahaya dari pekerjaan yang mereka lakukan. Ketidakmampuan
pekerja dalam mengamati atau mengidentifikasi bahaya ditempat kerja merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja.
2. Pengenalan terhadap bahaya, Banyak pekerja yang mampu mengidentifikasi
bahaya ditempat kerja mereka, akan tetapi tidak mampu mengenali jenis bahaya yang dapat terjadi. Pekerja perlu mendapatkan training yang cukup untuk
mengenali jenis bahaya ditempat kerja, ketidakmampuan pekerja dalam mengenali jenis bahaya yang mereka hadapi akan dapat menimbulkan kecelakaan yang lebih
fatal.
3. Keputusan untuk menghindar, Kemampuan untuk mengambil keputusan yang
tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan sangat dipengaruhi oleh budaya
culture
, iklim dan perilaku keselamatan. Apabila ketiga hal tersebut berkembang di dalam organisasi merupakan hal berisiko maka pekerja akan
cendrung untuk mengambil risiko daripada menghindari risiko, apalagi mereka sudah melakukan pekerjaan tersebut berulang-ulang dan tidak pernah terjadi
kecelakaan dapat menyebabkan pekerja mengambil keputusan untuk tidak menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi. Kesadaran akan besarnya kerugian
yang dapat ditimbulkan dari bahaya yang ada, akan sangat menentukan keputusan yang diambil.
4. Kemampuan menghindar, Kemampuan menghindar terlihat dari perilaku yang
aman pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan secara fisik untuk menghindari bahaya dan kemampuan secara
skill
untuk menghindari bahaya. Kedua kemampuan tersebut harus dimiliki pekerja agar dapat menghindari bahaya yang terdapat diarea kerja mereka.
Menghindari bahaya sebelum terjadi kecelakaan dengan berprilaku aman dalam bekerja dan menghindari bahaya pada saat terjadi kecelakaan dengan mengetahui
cara penanganan bahaya atau keadaan darurat.