Sebab Global, kesalahan yang berada di luar kontrol manajemen, meliputi

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 229 3. Studi laboratorium, yaitu menyelidiki melalui eksperimen terhadap individu yang hasilnya dapat terukur dan terkontrol. 4. Studi simulator, yaitu investigasi human error dengan menggunakan simulator berbasis komputer dengan menggunakan program software. 5. Studi kasus, yaitu investigasi dengan menyelidiki berbagai kasus, menggalinya, dan mengkombinasikannya dengan berbagai teori kesalahan, sehingga dapat membuat disain dan diharapkan dapat mengurangi kesalahan error . G. Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Menurut teori yang dikemukakan oleh Henrich 1931 bahwa kecelakaan kerja terjadi karena adanya tindakan tidak aman unsafe act dan perilaku tidak aman unsafe condition . Menurut Ramsey, ada beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan, antara laih:

1. Pengamatan terhadap bahaya, Kemampuan pekerja untuk mengamati ada

tidaknya bahaya di tempat kerja bergantung dari pengetahuan atau pengalaman pekerja terhadap area atau proses kerja yang mereka lakukan. Umumnya pekerja baru yang belum mendapatkan training atau pengalaman tidak akan mampu mengidentifikasi bahaya dari pekerjaan yang mereka lakukan. Ketidakmampuan pekerja dalam mengamati atau mengidentifikasi bahaya ditempat kerja merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja.

2. Pengenalan terhadap bahaya, Banyak pekerja yang mampu mengidentifikasi

bahaya ditempat kerja mereka, akan tetapi tidak mampu mengenali jenis bahaya yang dapat terjadi. Pekerja perlu mendapatkan training yang cukup untuk mengenali jenis bahaya ditempat kerja, ketidakmampuan pekerja dalam mengenali jenis bahaya yang mereka hadapi akan dapat menimbulkan kecelakaan yang lebih fatal.

3. Keputusan untuk menghindar, Kemampuan untuk mengambil keputusan yang

tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan sangat dipengaruhi oleh budaya culture , iklim dan perilaku keselamatan. Apabila ketiga hal tersebut berkembang di dalam organisasi merupakan hal berisiko maka pekerja akan cendrung untuk mengambil risiko daripada menghindari risiko, apalagi mereka sudah melakukan pekerjaan tersebut berulang-ulang dan tidak pernah terjadi kecelakaan dapat menyebabkan pekerja mengambil keputusan untuk tidak menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi. Kesadaran akan besarnya kerugian yang dapat ditimbulkan dari bahaya yang ada, akan sangat menentukan keputusan yang diambil.

4. Kemampuan menghindar, Kemampuan menghindar terlihat dari perilaku yang

aman pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan secara fisik untuk menghindari bahaya dan kemampuan secara skill untuk menghindari bahaya. Kedua kemampuan tersebut harus dimiliki pekerja agar dapat menghindari bahaya yang terdapat diarea kerja mereka. Menghindari bahaya sebelum terjadi kecelakaan dengan berprilaku aman dalam bekerja dan menghindari bahaya pada saat terjadi kecelakaan dengan mengetahui cara penanganan bahaya atau keadaan darurat. 230 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Keempat faktor-faktor pribadi yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan tersebut bisa diperbaiki dengan cara memberikan pelatihan dan edukasi kepada pekerja, sehingga para pekerja mampu mengidentifikasi bahaya, mengenali bahaya, mengambil keputusan yang tepat untuk menghindari bahaya dan mampu menghindari bahaya tersebut dengan cara berperilaku aman dalam pekerjaan mereka.

H. Manajemen Standar Untuk Menangani Stress Kerja

Work-Related Stress Stress merupakan suatu kondisi yang dinamis ketika seorang individu dihadapkan kepada peluang, tuntutan, atau sumberdaya yang berkaitan dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Stres bisa positif dan bisa negatif. Peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan sumber Wikipedia.Alasan individu untuk mengatasi stress yaitu: sumber Health and Safety Executive HSE 1. Sekitar 1 dari 5 orang mengatakan bahwa mereka mengalami stress dalam pekerjaan mereka. 2. Lebih dari setengah juta orang melaporkan mengalami sakit akibat dari stress pekerjaan. 3. Setiap kasus sakit akibat stress kerja mengakibatkan kehilangan 29 hari waktu kerja, sebanyak 13.4 juta hari total kehilangan waktu kerja tahun 2001. 4. Kerugian biaya yang dikeluarkan untuk penyakit akibat stress kerja berkisar antara £ 37 Miliar - £ 38 Miliar selama setahun 1995 - 1996. Mengingat besarnya dampak kerugian yang diakibatkan oleh stress kerja, maka Health and Safety Executive HSE di UK membuat manajemen standar untuk mengatasi atau mengurangi stress di tempat kerja. Manajemen standar yang dikeluarkan oleh HSE mencakup 6 elemen penting dalam mengendalikan stress kerja di tempat kerja. Apabila elemen tersebut tidak ditangani dengan baik akan berdampak terhadap kesehatan pekerja, kesejahteraan pekerja, produktivitas kerja, kecelakaan kerja, kenyamanan bekerja, hubungan kerja, dll. Enam elemen penting yang harus ditangani secara baik dan berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1. Tuntutan, meliputi beban kerja, pola kerja dan lingkungan kerja.

2. Kontrol, merupakan berapa banyak pekerja mengatakan bahwa mereka telah

melakukan pekerjaan mereka sesuai SOP namun gagal.

3. Dukungan, meliputi dorongan, motivasi, kelengkapan sumberdaya.

4. Hubungan, misalnya mempromosikan perilaku positif untuk mencegah konflik

terhadap perilaku negatif. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 231 5. Perantanggung jawab, apakah para pekerja benar-benar sudah memahami tanggung jawab mereka didalam organisasi dan apakah sudah tidak ada konflik tanggung jawab didalam organisasi.

6. Perubahan, apakah setiap perubahan sudah dikomunikasikan dengan baik kepada

seluruh pekerja. Berikut tabel 11.1. Manajemen Standar Masing-Masing Elemen Untuk Diterapkan Ditempat Kerja: Standar Kondisi yang harus dicapai Tuntutan a. Pekerja harus mampu menunjukkan bahwa mereka dapat mengatasi tuntutan kerja yang diberikan kepada mereka. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan memberikan beban kerja atau tuntuan kerja yang sesuai atau dapat dicapaidiselesaikan berdasarkan waktu kerja yang disepakati. b. Tuntutan pekerjaan yang diberikan disesuaikan dengan keterampilan dan kemampuan pekerja. c. Pekerjaan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan pekerja. d. Keluhan pekerja terhadap pekerjaan harus dibicarakan penyelesaiannya. Kontrol a. Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka mampu menjelaskan cara kerja yang mereka lakukan. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Pekerja harus mampu mengontrol pekerjaan mereka. b. Perusahaan mendorong pekerja untuk menggunakan keterampilan dan inisiatif dalam melakukan pekerjaan mereka. c. Perusahaan mendorong pekerja untuk mengembangkan keterampilan baru untuk membantu mereka dalam mengahadapi tantangan baru didalam bekerja. d. Perusahaan mendorong pekerja untuk mengembangkan keterampilan mereka. e. Pekerja memiliki otoritas untuk mengambil waktu istirahat. f. Pekerja dapat berkonsultasi atas pola kerja mereka. Dukungan a. Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka menerima informasi dan dukungan yang memadai dari atasan dan rekan-rekan kerja mereka. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang cukup untuk mendukung pekerja. b. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan manajer mendorong dan mendukung staff mereka. c. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja secara aktif mendorong dan mendukung rekan-rekan kerja mereka. d. Pekerja mengetahui dukungan apa yang tersedia dan bagaimana untuk mengaksesnya. e. Pekerja mengetahui bagaimana untuk mengakses sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka. Pekerja menerima umpan balik secara berkala dan konstruktif 232 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Lanjutan Tabel 11.1 Manajemen Standar Masing-Masing Elemen Untuk Diterapkan Ditempat Kerja: Standar Kondisi Yang Harus Dicapai Hubungan a. Pekerja menunjukkan bahwa mereka tidak mengalami perlakuan yang tidak dapat diterima, misalnya intimidasi ditempat kerja. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan mempromosikan perilaku positif ditempat kerja untuk menghindari konflik dalam menjamin keadilan. b. Pekerja berbagi informasi yang relevan dengan pekerjaan mereka. c. Perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur untuk mencegah perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima. d. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan dan mendorong manajer untuk menangani perilaku atau perlakuan tidak dapat diterima. e. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan atau mendorong pekerja untuk melaporkan perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima. Peran dan Tanggung Jawab a. Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka didalam pekerjaan mereka. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan harus memastikan penempatan pekerja pada tempat yang sesuai. b. Perusahaan harus memberikan dan menyediakan informasi yang memungkinkan pekerja untuk memahami peran dan tanggung jawab mereka. c. Perusahaan harus membuat persyaratan yang jelas untuk setiap peran dan tanggung jawab kerja. d. Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja untuk menyampaikan setiap konflik atau masalah yang muncul didalam peran dan tanggung jawab kerja mereka. Perubahan a. Pekerja dapat menunjukkan bahwa perusahaan melibatkan mereka didalam melakukan perubahan. b. Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja. a. Perusahaan memberikan kesempatan atau waktu yang cukup kepada pekerja untuk memahami alasan-alasan perubahan yang diusulkan. b. Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk berkonsultasi tentang perubahan dan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberikan masukkan. c. Pekerja menyadari dampak dari setiap perubahan pekerjaan dan jika perlu pekerja diberikan training untuk mendukung perubahan d. Pekerja mengetahui jadwal untuk perubahan. e. Pekerja memiliki akses untuk mendapatkan dukungan yang relevan selama perubahan.