VCB Vacuum Circuit Breaker, Pada dasarnya kerja dari CB ini sama dengan

22 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Kemampuan listrik membakar tisu ini juga yang terjadi saat listrik mengalir pada tubuh anda, bahkan organ dalam anda bisa saja terbakar. Efek arus listrik lainnya pada tubuh adalah, mungkin yang paling signifikan dalam terminologi bahaya, bisa disebut sistem nervous. Maksud Sistem nervous disini adalah jaringan sel- sel khusus pada tubuh yang disebut “sel nerve” atau “neuron” yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal tanggapan untuk gerakan pada fungsi organ-organ tubuh. Otak, syaraf tepi, dan sensororgan gerak pada tubuh berfungsi bersama-sama sebagai indra perasa, bergerak, menanggapi, berpikir, dan mengingat. Sel nerve neuron b erkomunikasi satu sama lain sebagai “transduser”: menghasilkan sinyal listrik arus dan tegangannya sangat kecil dalam merespon input bentuk komponen kimia yang disebut neurotransmitter, dan melepaskan neurotransmitter ini ketika distimulasi oleh sinyal listrik. Bila arus listrik cukup untuk mengalir melewati makhluk hidup seperti manusia, efek ini akan “menindih dan menutupi” dari impuls listrik normal yang nilainya kecil yang murni dihasilkan oleh neuron, sehingga apabila tubuh kita dialiri listrik, otak kita merasakan sakit, otak kita mencoba merespon untuk menggerakkan otot, tetapi perintah ini tidak bisa sampai ke otot, karena jalur neurotransmitter tadi sudah dilewati listrik yang nilainya lebih besar, sehingga otot-otot kita terasa kaku saat kita kesetrum. Masalah ini berbahaya bila korban menyentuh konduktor yang berenergi dengan tangannya. Apabila anda menyentuh kawat beraliran listrik menggunakan telapak atas tangan anda, lengan bawah tangan kita yang bertanggung jawab untuk menggerakkan jari-jari tangan cenderung berkontraksi untuk mengepalkan tangan, akibatnya, respon mengepal tangan dari lengan bawah ini menang, tangan kita mengepal dan tangan kita berhasil lepas dari kontak dengan kawat beraliran listrik itu. Namun apabila kita menggunakan telapak muka tangan untuk menyentuh kawat listrik, maka respon otot lengan justru akan mengepalkan tangan dan tangan kita justru akan menggenggam kawat ini sehingga memperburuk keadaan, korbanpun dalam bahaya karena tangannya tidak bisa dilepas dari kawat beraliran listrik itu. Secara medis, kondisi kontraksi kaku pada otot disebut dengan tetanus. Para pakar listrik haruslah mengenal dengan efek sengatan listrik ini. Saat korban sengatan listrik merasakan ototnya kaku dan tidak bisa melepaskan diri dari kontak dengan kawat listrik ini, maka jalan satu-satunya adalah memutus aliran sumber listrik tersebut. Bahkan ketika arus sudah berhasil dihientikan, korban tidak langsung sadar dan tidak dapat menggerakkan ototnya, karena struktur neurotransmitternya masih kacau. Prinsip ini diaplikasikan pada alat “stun gun” tembak pingsan seperti Taser, dimana prinsipnya adalah membuat sengatan listrik tegangan tinggi beberapa saat pada korbannya melalui kedua elektrodanya. Kejutan listrik yang ditempatkan dengan baik membuat efek pusing pingsan sementara pada korbannya. Efek Arus listrik juga berpengaruh terhadap otot rangka tubuh korbannya. Otot diafragma yang bertugas untuk mengontrol paru-paru dan jantung dapat menjadi kaku juga saat terkena sengatan listrik mengalami tetanus. Bahkan arus listrik yang kecil saja sudah cukup untuk membuat jantung berhenti bekerja, kondisi pada jantung seperti ini disebut fibrillation. Jantung yang ter-fibrilasi akan berpengaruh terhadap detak jantung dan menyebabkan kegagalan memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga arus yang lebih besar bisa menyebabkan kematian karena korbannya mengalami sesak napas gagal jantung. Ironisnya, dalam dunia medis justru menggunakan sentakan listrik yang kuat untuk mengalirkan arus pada dada korban untuk memulai detakan jantung yang terfibrilasi hingga berdetak normal kembali. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 23 Pembahasan bahaya iistrik yang selanjutnya adalah pada sistem daya listrik power system . Walapun DC direct current arus searah banyak digunakan dalam peralatan elektronik, tetapi AC alternating current arus bolak-balik juga banyak digunakan. Berikut ini dibahas tentang bahaya yang ditimbulkan AC ataupun DC.Seberapa besar efek AC terhadap tubuh dipengaruhi oleh frekuensinya. Frekuensi rendah 50 hingga 60 Hz AC digunakan di Amerika 60 Hz dan Eropa 50 Hz pada peralatan rumah tangga; dapat menjadi lebih berbahaya dari pada frekuensi AC yang lebih tinggi dan tiga hingga lima kali lebih berbahaya daripada DC pada tegangan dan nilai arus yang sama. AC berfrekuensi rendah menghasilkan kontrasksi otot tetanus yang lebih besar. Sedangkan DC biasanya menyebabkan kontraksi kejangan yang tunggal. AC mempunyai kecenderungan lebih besar untuk membuat neuron mengalami fibrilisasi, sementara DC cenderung membuat jantung bertahan. Ketika sengatan listrik berhenti, jantung yang “membeku” mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk kembali bekerja seperti semula daripada jantung yang terfibrillasi. Inilah mengapa peralatan “defibrillasi” digunakan untuk kepentingan darurat dalam dunia medis: kejutan listrik yang dihasilkan dari peralatan ini adalah DC, yang menyebabkan terhentinya fibrillasi dan membuka kesempatan bagi jantung untuk berkerja kembali.

2. Jalur Kejutan Arus Listrik

Seperi yang kita tahu, listrik membutuhkan jalur yang lengkap agar listrik itu dapat mengalir. Inilah mengapa kejutan yang dihasilkan dari listrik statis hanyalah berupa sentakan sesaat: aliran elektron terjadi dalam waktu yang singkat hingga muatan kedua benda sudah sama. Kejutan listrik sesaat ini umumnya tidaklah berbahaya. Tanpa adanya titik-titik kontak antara tubuh dengan arus untuk masuk dan keluar, maka tidak mungkin ada resiko kesetrum. Inilah mengapa burung dapat dengan aman hinggap di atas kabel saluran listrik bertegangan tinggi tanpa terkena sengatan listrik. Karena burung hanya hinggap pada satu titik kontak dalam rangkaian itu. Gambar 1.50. Jalur Arus Listrik Dengan Satu Titik Kontak Agar elektron mengalir melalui konduktor, harus ada tegangan untuk “menggerakkannya”. Tegangan, seperti yang kita tahu, adalah besaran antara dua titik. Jadi tidak ada nilai tegangan hanya pada satu titik, karena burung hinggap pada satu titik pada rangkaian itu, sehingga tidak mungkin ada drop tegangan pada tubuh burung itu dan arus tidak bisa mengaliri tubuh burung itu. Satu titik? Tetapi burung punya dua kaki. Ya, meskipun burung itu mempunyai dua kaki, sehingga membuat dua titik pada rangkaian itu, tetapi kedua kaki burung itu hinggap pada kawat yang sama. Jadi tidak ada beda tegangan yang dihasilkan pada tubuh burung, dan tidak ada “penggerak” bagi arus untuk mengaliri tubuh burung. 24 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Mungkin anda sulit untuk percaya bahwa burung yang hinggap pada suatu kabel tidak kesetrum. Seperti burung, apabila anda yakin bisa menyentuh hanya satu titikmenyentuh kabel yang sama pada waktu yang bersamaan, anda akan aman. Tetapi ini tidaklah benar. Tidak seperti burung yang bisa terbang, manusia biasanya berdiri di atas ground saat mereka menyentuh kawat yang beraliran listrik. Pada banyak penggunaan, salah satu ujung dari sistem kelistrikan dihubungkan ke tanahground bumi, sehingga saat seseorang kelihatannya hanya menyentuh satu titik pada kawat kabel tetapi sebenarnya orang tersebut membuat kontak diantara dua titik pada rangkaian itu yaitu kawat dengan ground bumi. Gambar 1.51. Jalur Arus Listrik Dengan Dua Titik Kontak Simbol ground pada gambar adalah gambar tiga buah garis yang semakin kecil kebawah yang diletakkan pada bagian kiri bawah rangkaian pada gambar, sehingga kaki dari orang itu juga “kena setrum”. Pada kehidupan nyata, ground pada sistem daya listrik terdiri dari beberapa macam konduktor logam yang dibenamkan di dalam tanah untuk membuat kontak yang maksimum dengan bumi. Konduktor tersebut secara elektris terhubung dengan sebuah titik koneksi tepat pada rangkaian tersebut dengan kawat yang tebal. Sambungan ground dari korban yaitu melalui kakinya, karena kakinya menyentuh tanah bumi. Mungkin ada beberapa pertanyaan sebagai berikut: Bila keberadaan titik ground pada rangkaian membuat seseorang mudah terkena sengatan listrik, mengapa rangkaian itu harus mempunyai ground? Bukannya rangkaian tanpa ground menjadi lebih aman? Seseorang yang terkena sengatan listrik menggunakan alas kaki. Bila karet dan kain adalah bahan insulator isolator, mengapa alas kaki yang mereka kenakan tidak melindungi korban dari sengatan listrik? Seberapa bagus konduktor dapat mengalirkan listrik? Bila anda bisa kesetrum karena arus listrik bisa melewati bumi, mengapa tidak memakai bumi saja sebagai penghantar listrik? Jawaban untuk pertanyaan nom or satu adalah, keberadaan titik “ground” adalah disengaja pada suatu rangkaian dimaksudkan untuk menyakinkan bahwa salah satu sisi dari rangkaian aman untuk disentuh. Perhatikan apabila korban pada diagram di atas menyentuh bagian bawah dari resistor, tidak akan terjadi apa-apa walaupun kaki dari orang itu menyentuh ground tanah: Gambar 1.52. Jalur Arus Listrik Common Secara Elektris Dengan Bumi