Program kerja. Perencanaan manajemen harus menetapkan dan melaksanakan

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 263 prosedur dan instruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produksi barang dan jasa. Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan melalui metode: 1 Pengendalian teknisrekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi. 2 Pendidikan dan pelatihan. 3 Pembangunan kesadaran dan motivaasi yang meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan dan motivasi diri. 4 Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden kecelakaan dan etiologi. 5 Penegakan hukum.

d. Perancangan desain dan rekayasa

Pengendalian resiko kecelakan dan penyakit akibat kerja dalam proses rekayasa harus dimulai dari tahap perancangan. Tahapan siklus perancangan meliputi pengembangan, verifikasi tinjauan ulang, validasi dan penyesuaian harus dikaitkan dengan identifikasi sumber bahaya, prosedur penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

e. Pengendalian administratif

Setiap personil harus dilatih supaya memiliki kompetensi dalam menjalankan prosedur kerja. Peninjauan ulang terhadap prosedur secara berkala wajib dilakukan terutama apabila terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan.

f. Tinjauan ulang kontrak

Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak harus ditinjau ulang untuk menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan K3 yang ditentukan.

g. Pembelian

Sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa yang dihasilkan serta mitra kerja perusahaan mememenuhi persyaratan K3. Barang dan jasa yang diterima di tempat kerja harus dijelaskan bagaimana identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja kepada semua pihak yang akan menggunakannya.

h. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana

Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalannya ketika terjadi kejadian yang sebenarnya.

i. Prosedur menghadapi insiden

Pengaruh yang mungkin ditimbulkan akibat insiden dapat dicegah dengan: 1 Perusahaan menyediakan fasilitas P3K dalam jumlah yang cukup dan sesuai sampai korban ditangani oleh tim medis. 2 Proses perawatan lanjutan.

j. Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat

Perusahaan harus membuat rencana pemulihan keadaan darurat untuk segera mengembalikan kondisi normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma. 264 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

5. Evaluasi

Setiap proses manajemen keselamatan harus melakukan auditevaluasi secara berkala. Evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji ulang secara sistematik dan independen untuk menegaskan ketaatan terhadap standar atau panduan yang berlaku. Proses SMK3 merupakan rangkaian kebijakan, prosedur dan praktik-praktik komprehensif yang dirancang untuk memastikan pencegahan kecelakaan. Evaluasi proses sistem SMK3 bertujuan untuk menentukan apakah sistem yang dimiliki telah digunakan dan berfungsi dengan efektif untuk memastikan fasilitas dan unit proses yang telah didesain, dikonstruksi, dioperasikan dan dirawat sehingga menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, pelanggan, komunitas dan lingkungan kerja. Unsur-unsur audit atau evaluasi SMK3 sesuai PER.05MEN1996, pasal 5 ayat 1 meliputi:

a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

Pengurus harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap K3 dengan menyediakan sumberdaya yang memadai. Pengusaha dan pengurus perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3 yang diwujudkan dalam: 1 Menempatkan organisasi K3 kedalam posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan. 2 Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana yang diperlukan di bidang K3. 3 Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3. 4 Perencanaan K3 yang terkoordinasi. 5 Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3. Beberapa hal penting mengenai pembangunan dan pemeliharaan komitmen antara lain: 1 Adanya kebijakan K3 tertulis, bertanggal secara jelas yang menyatakan tujuan K3 dan komitmen perusahaan dalam memperbaiki kinerja K3. 2 Kebijakan tersebut ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus. 3 Kebijakan tersebut disusun oleh pengusaha atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja. 4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3 kepada seluruh pekerja, tamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok dengan tata cara yang tepat. 5 Kebijakan mengenai masalah K3 di perusahaan perlu dibuat secara khusus. 6 Kebijakan tersebut ditinjau ulang secara berkala untuk menyesuaiakan dengan perubahan yang terjadi dalam peraturan perundangan.

b. Strategi pendokumentasian

Pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen dan harus dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan dan didokumentasikan serta diperbaharui apabila diperlukan. Perusahaan harus dengan jelas menentukan jenis dokumen dan pengendaliannya yang efektif. Pendokumentasian Sistem Manajemen K3 didukung oleh kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan K3 dan evaluasi terhadap sistem kinerja K3. Bobot dan mutu pendokumentasian ditentukan oleh kompleksitas kegiatan perusahaan. Unsur Sistem Manajemen K3 terintegrasi dengan sistem manajemen