Melakukan perbaikan Sistem Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 259 Definisi internasional mengenai manajemen keamanan, yaitu berdasarkan CCPS AIChE, 1989: Rangkaian yang komprehensif dari kebijakan-kebijakan, prosesdur-prosedur dan praktik-praktik yang dirancang untuk memastikan penghalang bagi terjadinya kecelakaan proses yang besar dimiliki, digunakan dan efektif. Berdasarkan OSHA, 1992: Pendekatan sistematik pada manajemen bahaya proses kimia, yang jika diterapkan, akan memastikan arti pentinggnya pencegahan lepasnya zat kimia berbahaya yang katastropik, kebakaran dan ledakan, berikut tindakan preventif dan lini perlindungan telah dipasang dan dirawat. Gambar 12.12. Siklus Process Safety Management

2. Perencanaan

Berdasarkan PPIs P ositive P erformance Indicators dapat digambarkan model manajemen process safety sebagai berikut: Gambar 12.13. Model Process Safety Management 260 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety Perencanaan meliputi: a. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor resiko. PSTKG harus melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian serta pengendalian faktor resiko yang terjadi di laboratorium teknik gigi. Diantaranya adalah: 1 Identifikasi sumber bahaya. Dilakukan dengan mempertimbangkan: a Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya. b Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja PAK yang mungkin dapat terjadi. 2 Penilaian faktor resiko. Penilaian faktor resiko adalah proses untuk menentukan ada tidaknya resiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. 3 Pengendalian faktor resiko, dilakukan melalui empat tingkatan pengendalian risiko yaitu menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak beresiko engineering rekayasa, administrasi dan alat pelindung diri APD.

b. Membuat peraturan. Perencanaan manajemen harus membuat, menetapkan dan

melaksanakan standar opersional prosedur SOP sesuai denga peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.

c. Tujuan dan sasaran. Perencanaan managemen harus mempetimbangkan

peraturan perundang-undangan, bahaya potensial, dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan atau indikator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu pencapaian.

d. Indikator kinerja. Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3

yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3.

e. Program kerja. Perencanaan manajemen harus menetapkan dan melaksanakan

program K3. Untuk mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan. Adapun silabus pelatihan adalah sebagai berikut: Tabel 12.1. Tabel Silabus Pelatihan No Materi 1 Peraturan Perundangan 2 Dasar-Dasar Keselamatan Kesehatan Kerja Listrik 3 Dasar-Dasar Teknik Instalasi Listrik 4 Identifikasi Bahaya Listrik 5 Sistem Pengamanan 6 Persyaratan Instalasi Listrik Ruang Khusus 7 Sistem Proteksi 8 Klasifikasi Pembebanan 9 Pengukuran Listrik Teori dan Praktek 10 Pertolongan Pertama Kecelakaan Listrik