Accountability, Buku Kesetan dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

264 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety

5. Evaluasi

Setiap proses manajemen keselamatan harus melakukan auditevaluasi secara berkala. Evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji ulang secara sistematik dan independen untuk menegaskan ketaatan terhadap standar atau panduan yang berlaku. Proses SMK3 merupakan rangkaian kebijakan, prosedur dan praktik-praktik komprehensif yang dirancang untuk memastikan pencegahan kecelakaan. Evaluasi proses sistem SMK3 bertujuan untuk menentukan apakah sistem yang dimiliki telah digunakan dan berfungsi dengan efektif untuk memastikan fasilitas dan unit proses yang telah didesain, dikonstruksi, dioperasikan dan dirawat sehingga menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, pelanggan, komunitas dan lingkungan kerja. Unsur-unsur audit atau evaluasi SMK3 sesuai PER.05MEN1996, pasal 5 ayat 1 meliputi:

a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

Pengurus harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap K3 dengan menyediakan sumberdaya yang memadai. Pengusaha dan pengurus perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3 yang diwujudkan dalam: 1 Menempatkan organisasi K3 kedalam posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan. 2 Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana yang diperlukan di bidang K3. 3 Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3. 4 Perencanaan K3 yang terkoordinasi. 5 Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3. Beberapa hal penting mengenai pembangunan dan pemeliharaan komitmen antara lain: 1 Adanya kebijakan K3 tertulis, bertanggal secara jelas yang menyatakan tujuan K3 dan komitmen perusahaan dalam memperbaiki kinerja K3. 2 Kebijakan tersebut ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus. 3 Kebijakan tersebut disusun oleh pengusaha atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja. 4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3 kepada seluruh pekerja, tamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok dengan tata cara yang tepat. 5 Kebijakan mengenai masalah K3 di perusahaan perlu dibuat secara khusus. 6 Kebijakan tersebut ditinjau ulang secara berkala untuk menyesuaiakan dengan perubahan yang terjadi dalam peraturan perundangan.

b. Strategi pendokumentasian

Pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen dan harus dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan dan didokumentasikan serta diperbaharui apabila diperlukan. Perusahaan harus dengan jelas menentukan jenis dokumen dan pengendaliannya yang efektif. Pendokumentasian Sistem Manajemen K3 didukung oleh kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan K3 dan evaluasi terhadap sistem kinerja K3. Bobot dan mutu pendokumentasian ditentukan oleh kompleksitas kegiatan perusahaan. Unsur Sistem Manajemen K3 terintegrasi dengan sistem manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety 265 perusahaan secara menyeluruh, maka pendokumentasian Sistem Manajemen K3 harus diintegrasikan dalam keseluruhan dokumen yang ada. Perusahaan harus mengatur dan memelihara kumpulan ringkasan pendokumentasian untuk: 1 Menyatukan secara sistematis kebijakan tujuan dan sasaran K3. 2 Menguraikan sarana pencapaian tujuan dan sasaran K3. 3 Mendokumentasikan peranan, tanggung jawab dan prosedur. 4 Memberikan arahan mengenai dokumen yang terkait dan menguraikan unsur- unsur lain dari sistem manajemen perusahaan. 5 Menunjukkan bahwa unsur-unsur Sistem Manajemen K3 yang sesuai untuk perusahaan telah diterapkan. Perencanaan dan rencana strategi K3 meliputi: 1 Petugas yang berkompoten telah mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya dan resiko K3 yang berkaitan dengan operasi. 2 Perencanaan strategi K3 perusahaan telah ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan potensi bahaya dan resiko K3 yang telah terindentifikasi yang berhubungan dengan operasi. 3 Telah dibuat rencana khusus yang berkaitan dengan produk, proses proyek atau tempat kerja tertentu. 4 Rencana didasarkan pada potensi bahaya dan insiden, serta catatan K3 sebelumnya. 5 Rencana tersebut menetapkan tujuan K3 perusahaan yang dapat diukur, menetapkan prioritas dan menyediakan sumberdaya.

c. Peninjauan ulang desain dan kontrak

Peninjauan ulang desain dan kontrak meliputi: 1 Dokumentasi prosedur dengan mempertimbangkan identifikasi bahaya dan penilaian resiko dengan melakukan perancangan ulang. 2 Perancangan prosedur dan instruksi kerja untuk penggunaan produk, pengoperasian sarana produksi dan proses yang aman. 3 Petugas yang kompeten untuk melakukan verifikasi bahwa perancangan prosedur telah memenuhi persyaratan K3 sesuai yang ditetapkan. 4 Semua perubahan dan modifikasi perancangan prosedur dilakukan identifikasi, dokumentasi, ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan. 5 Prosedur yang telah terdokumentasi harus mampu mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya K3 terhadap pekerja, lingkungan dan masyarakat, karena prosedur tersebut digunakan sebagai acuan kontrak ketika memasok barang dan jasa. 6 Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dilakukan untuk meninjau ulang kontrak oleh petugas yang berkompeten. 7 Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan. 8 Catatan tinjauan ulang kontrak disimpan dan didokumentasikan.

d. Pengendalian dokumen

Perusahaan harus menjamin bahwa: 1 Dokumen dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan.