A BM
In ve
sta m
a L
a p
or a
n Ta
h u
n a
n 2
1 3
3
134
Arus Kas Cash Flow
2013 USD juta
USD million 2012
USD juta USD million
Δ USD juta
USD million
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 103,94
133,33 29,39
Cash low from Operating Activities Arus Kas untuk Aktivitas Investasi
77,11 210,68
133,57 Cash low for Investment Activities
Arus Kas dari untuk Aktivitas Pendanaan
31,91 6,68
38,59 Cash low from for Financing Activities
Kenaikan Penurunan neto Kas dan Setara Kas
5,08 70,66
65,59 Net increase decrease in Cash and
Cash equivalents Dampak neto perubahan nilai tukar
atas 13,31
4,90 8,41
Net efect of changes in exchange rates
Kas dan Setara Kas on Cash and Cash equivalents
Kas dan Setara Kas awal tahun 108,45
184,02 75,56
Cash and Cash Equivalents at the beginning of year
Kas dan Setara Kas akhir tahun 90,07
108,45 18,39
Cash and Cash Equivalents at the end of year
A. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Perseroan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi sebesar USD103,94 juta, turun sebesar USD29,39 juta dibandingkan
dengan USD133,33 juta yang dihasilkan di tahun 2012. Sebagian dari penurunan ini disebabkan oleh kondisi sektor
pertambangan batubara yang sulit yang dihadapi oleh entitas anak yang bergerak di Kontraktor Tambang karena beberapa
pelanggannya menunda pembayaran mereka.
B. Arus Kas digunakan untuk Aktivitas Investasi
Perolehan aset tetap menurun dari USD189,80 juta di tahun 2012 menjadi USD103,54 juta di tahun 2013 seiring dengan
usaha Perseroan untuk lebih disiplin dalam pembelanjaan di saat situasi yang sulit. Pada saat yang bersamaan,
divestasi aset tetap non-produktif telah diintensifkan, yang membuahkan hasil penjualan aset tetap sebesar USD41,51
juta di tahun 2013 dibandingkan USD3,84 juta di tahun 2012. Sebagai hasilnya, Arus Kas yang digunakan untuk Aktivitas
Investasi turun menjadi USD77,11 juta dari USD210,68 juta atau turun sebesar USD133,57 juta selama tahun 2013.
C. Arus Kas untuk Aktivitas Pendanaan
Perseroan memperoleh pendanaan utang bank jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sejumlah USD49,74 juta
dan USD143,35 juta di tahun 2013 sedangkan pada saat bersamaan melunasi utang bank jangka panjang USD109,56
juta, utang sewa pembiayaan USD60,07 juta, dan utang bank jangka pendek USD51,96 juta. Selain itu, Perseroan
mendistribusikan dividen tunai sebesar USD3,41 juta dari kinerja tahun 2012. Semua hal tersebut menyebabkan arus kas
A. Cash Flows from Operating Activities
The Company generated cash lows from operating activities of USD103.94 million, decreased by USD29.39 million compared
to USD133.33 million resulted in 2012. Part of this decrease was because of diicult condition of coal mining faced by
subsidiaries engaged in Mining Contractor because some customers delayed their payments.
B. Cash Flows used in Investing Activities
Fixed assets acquisition decreased from USD189.80 million in 2012 to USD103.54 million in 2013 in line with the Company’s
efort to be more disciplined in expenditure during diicult situation. At the same time, non-productive ixed assets
divestment was intensiied, resulting in proceeds from ixed assets sales of USD41.51 million in 2013 compared to
previous USD3.84 million in 2012. As a result, Cash Flows used in Investing Activities decreased to USD77.11 million from
previous USD210.68 million or as much as USD133.57 million during 2013.
C. Cash Flows used in Financing Activities
The Company obtained short-term and long-term bank loans respectively of USD 49.74 million and USD 143.35 million in
2013 and meanwhile repaid long-term bank loans of USD 109.56 million, inance lease payables of USD 60.07 million and
current maturities of long-term debts of USD 1.96 million. In addition, the Company distributed cash dividend of USD3.41
million from 2012 performance. All of which caused cash lows used in the Company’s funding activities in 2013 reached
A BM
In ve
sta m
a A
n n
u a
l R e
p or
t 2
1 3
135
untuk aktivitas pendanaan Perseroan di tahun 2013 mencapai USD31,91 juta dibandingkan dengan USD6,68 juta yang
dihasilkan di tahun 2012.
6. RASIO-RASIO UTAMA Likuiditas dan Solvabilitas
Situasi industri pertambangan yang kian memburuk khususnya sektor batubara thermal memaksa beberapa pelanggan
Perseroan untuk menunda pembayaran mereka dan entitas- entitas anak dari Perseroan memperpanjang utang dagang
yang mempengaruhi posisi likuiditas Perseroan di tahun 2013. Aset lancar Perseroan turun sebesar USD86,81 juta
sedangkan liabilitas jangka pendek meningkat sebesar USD8,93 juta per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan
2012. Hal ini menyebabkan rasio Lancar yang dihitung dengan cara membagi Aset Lancar dengan Liabilitas Jangka Pendek
menjadi hanya 0,97x di tahun 2013 dibandingkan dengan 1,23x di tahun 2012. Quick ratio yang dihitung dengan cara
membagi kombinasi antara Kas dan Setara Kas, Aset Keuangan Lancar Lainnya, dan Piutang Dagang neto dengan Liabilitas
Jangka Pendek menunjukkan hasil sebesar 0,72x di tahun 2013 dibandingkan dengan 0,86x di tahun 2012.
Meskipun menghadapi situasi tersebut, Perseroan tetap secara kontinyu memenuhi komitmennya untuk melunasi pinjaman
utang yang telah terjadwal. Dalam laporan arus kas Perseroan, pembayaran kas bersih untuk utang Perseroan yang jatuh
tempo, termasuk utang sewa pembiayaan, berjumlah USD28,54 juta di tahun 2013.
Untuk posisi keuangan, total Utang berbunga Perseroan yang terdiri dari Utang Berbunga Jangka Pendek termasuk Utang
Sewa Pembiayaan dan Utang Berbunga Jangka Panjang termasuk Utang Sewa Pembiayaan berjumlah USD615,39
juta per 31 Desember 2013, turun sebesar USD58,42 juta dari USD673,82 juta per 31 Desember 2012.
Sementara itu, per 31 Desember 2013, Perseroan memiliki total Kas dan Setara Kas sejumlah USD90,07 juta dan
Aset Keuangan Lancar Lainnya sejumlah USD14,24 juta, dibandingkan dengan masing-masing USD108,45 juta dan
USD19,60 juta per 31 Desember 2012.
Dengan demikian, jumlah total Utang Berbunga Perseroan per 31 Desember 2013 dan 2012 melampaui kombinasi
dari total Kas dan Setara Kas dan Aset Keuangan Lancar Lainnya, menghasilkan posisi Utang Berbunga Bersih sebesar
masing-masing USD511,08 juta dan USD545,77 juta. Dengan total Ekuitas sebelum kepentingan non-pengendali per 31
Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD323,45 USD31.91 million compared to previous USD6.68 million
resulted in 2012.
6. KEY RATIOS Liquidity and Solvability
The deteriorating mining industry situation, especially thermal coal sector, forced some of the Company’s customers to
delay their payments and the subsidiaries of the Company lengthened their trade payable which afected the Company’s
liquidity in 2013. Current assets of the Company decreased by USD86.81 million while current liability increased by USD8.93
million per December 31, 2013 compared to 2012. This caused Current ratio calculated by dividing Current Assets with Current
Liability of only 0.97x in 2013 compared to 1.23x in 2012. Quick ratio calculated by dividing combination of Cash and
Cash Equivalents, other Current Financial Assets and Trade Receivables nett with Current Liabilities showed a result of
0.72x in 2013 compared to 0.86x in 2012.
Despite the situation, the Company continuously meets its commitment to fully repay the scheduled debts. In the
Company’s statements of cash lows, net cash payment of the Company’s matured debts, including inance lease payables,
amounted to USD28.54 million in 2013.
For inancial position, the Company’s total interest-bearing debts consisted of Short-Term Interest Bearing Debts
including Finance Lease Payables and Long-Term Interest Bearing Debts including Finance Lease Payables amounted to
USD615.39 million as per December 31, 2013, decreased by USD58.42 million from USD673.82 million as per December 31,
2012.
Meanwhile, as per December 31, 2013, the Company had total Cash and Cash Equivalents of USD90.07 million and Other
Current Financial Assets of USD14.24 million, compared to respectively USD108.45 million and USD19.60 million per
December 31, 2012.
Hence, total amount of the Company’s Interest Bearing Debts as per December 31, 2013 and 2012 exceeded total
combination of Cash and Cash Equivalents and Other Financial Assets, resulting in Net Interest Bearing Debts of respectively
USD511.08 million and USD545.77 million. With total Equity before non-controlling interest per December 31, 2013
and 2012 respectively amounted to USD323.45 million and
A BM
In ve
sta m
a L
a p
or a
n Ta
h u
n a
n 2
1 3
3
136
juta dan USD346,06 juta, hal ini menghasilkan rasio Utang Berbunga per Ekuitas sebesar 1,90x dan Utang Berbunga
Bersih per Ekuitas sebesar 1,58x di tahun 2013, dibandingkan dengan 1,95x dan 1,58x di tahun 2012. Kedua rasio tersebut
di atas 1,50x karena sebagian besar investasi yang dilakukan oleh Perseroan dan entitas anak di 2011-2013 dibiayai secara
eksternal dengan pinjaman.
Solvabilitas Solvability
2013 2012
Rasio Utang berbunga terhadap Ekuitas x 1,90
1,95 Interest-bearing Debts to Equity Ratio x
Rasio Utang berbunga Neto terhadap Ekuitas x 1,58
1,58 Net Interest-bearing Debts to Equity Ratio x
Utang berbunga Neto terhadap EBITDA x 3,42
3,00 Net Interest-bearing Debts to EBITDA x
EBITDA terhadap Beban Bunga x 3,11
4,26 EBITDA Interest Expense x
Utang berbunga Neto terhadap EBITDA x 4,88
- Net Interest-bearing Debts to EBITDA x
Rasio Utang berbunga Neto terhadap Ekuitas x 1,24
- Net Interest-bearing Debts to Equity Ratio x
Semua Utang Berbunga di luar PT Sumberdaya Sewatama dan Entitas Anak dan Utang Sewa Pembiayaan dari Pihak Berelasi, EBITDA dihitung berdasarkan
perjanjian kredit Bank per tanggal 18 Desember 2013 lihat rekonsiliasi EBITDA Semua Utang Berbunga di luar PT Sumberdaya Sewatama dan Entitas Anak dan
Utang Sewa Pembiayaan dari Pihak Berelasi, Total Ekuitas termasuk Pihak Non pengendali
Rasio Utang Berbunga Bersih terhadap EBITDA Perseroan mencapai 3,42x di tahun 2013 dibandingkan dengan sebesar
3,00x di tahun 2012 karena rendahnya EBITDA yang dihasilkan oleh Perseroan di tahun 2013 dibandingkan dengan 2012.
EBITDA per Beban Bunga neto dari laba rugi kurs mencapai 3,11x di tahun 2013 dibandingkan 4,26x di tahun 2012.
Namun, berdasarkan perjanjian kredit dengan bank per tanggal 18 Desember 2013, Rasio Utang Berbunga Bersih
terhadap EBITDA dan Rasio Utang Berbunga Bersih terhadap Ekuitas per tanggal 31 Desember 2013 adalah masing-masing
sebesar 4,88x dan 1,24x.
Kolektabilitas Periode koleksi piutang dagang Perseroan dalam satuan
hari meningkat dari 80 hari di 2012 menjadi 82 hari di 2013, menunjukkan efek dari penundaan pembayaran yang
dilakukan oleh pelanggan Perseroan, sebagian besar terkait dengan bisnis kontraktor tambang. Perseroan menghitung
kolektabilitas piutang dagangnya dengan cara membagi Piutang Dagang neto dengan Penjualan dan Pendapatan Jasa
konsolidasi dan mengalikan hasilnya dengan jumlah hari dalam satu tahun 365 hari.
USD346.06 million, this resulted in Interest Bearing Debts to Equity ratio of 1.90 x and Net Interest Bearing Debts to Equity
of 1.58 x in 2013, compared to 1.95 x and 1.58 x in 2012. Both ratios were above 1.50x because most of investments made by
the Company and its subsidiaries in 2011-2013 were externally funded with loans.
All Interest Bearing Debts except for PT Sumberdaya Sewatama and Subsidiary Debt and Finance Lease Payables to Related Parties, EBITDA was calculated
based on Bank loan agreement as per December 18, 2013 see EBITDA reconciliation.
All Interest Bearing Debts except for PT Sumberdaya Sewatama and Subsidiary and Finance Lease Payables to Related Parties, Total Equity including Non-
Common Controlling Parties.
The Company’s Net Interest Bearing Debts to EBITDA ratio reached 3.42 x in 2013 compared to 3.00x in 2012 due to the
lower EBITDA generated by the Company in 2013 compared to 2012. EBITDA per Interest Expense net of foreign exchange
gain reached 3.11x in 2013 compared to 4.26x in 2012. However, based on loan agreement with the bank as per
December 18, 2013, Net Interest Bearing Debts to EBITDA ratio and Net Interest Bearing Debts to Equity ratio as per
December 31, 2013 were respectively 4.88x and 1.24x.
Collectibility The Company’s trade receivables collection period in days
increased from 80 days in 2012 to 82 days in 2013, showed the efect of delayed payments by customers of the Company,
mainly associated with mining contractor business. The Company calculates its trade receivables collectability by
dividing Trade Receivables nett with consolidated Sales and Services Revenues and multiplying the result with number of
days in a year 365 days.
A BM
In ve
sta m
a A
n n
u a
l R e
p or
t 2
1 3
137
7. STRUKTUR MODAL
Tabel di bawah ini menunjukkan struktur modal Perseroan per 31 Desember 2013 dan 2012. Turunnya total Utang Berbunga
di tahun 2013 dari 2012 menghasilkan rasio Utang Berbunga per Ekuitas sebelum kepentingan non-pengendali yang lebih
rendah di 1,90x untuk tahun 2013 dibandingkan dengan 1,95x untuk tahun 2012.
Struktur Modal Capital Structure
2013 USD juta
USD million 2012
USD juta USD million
Δ USD juta
USD million
Utang bank jangka pendek 50,60
54,01 3,41
Short-term bank loans Bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun dari: Current maturities of:
Utang bank jangka panjang 62,75
54,82 7,93
Long-term Bank Loans Sewa pembiayaan
47,71 63,29
15,58 Finance Lease Payables
Utang bank jangka panjang 277,15
260,66 16,49
Long-term bank loans Sewa pembiayaan
95,65 138,40
42,76 Finance Lease Payables
Obligasi 65,24
82,11 16,87
Bonds Sukuk Ijarah
16,31 20,53
4,22 Sukuk Ijarah
Total Utang berbunga 615,39
673,82 58,42
Total Interest-bearing Debts Ekuitas
323,45 346,06
22,61 Equity
Total modal yang diinvestasikan 938,84
1.019,88 81,03
Total Invested Capital
Kebijakan Manajemen untuk Struktur Modal Perseroan berusaha untuk menjaga posisi keuangannya
tetap sehat dan memenuhi batasan keuangan yang telah ditargetkan oleh kreditor-kreditornya. Meskipun rasio total
Utang Berbunga terhadap Ekuitas sebelum kepentingan non- pengendali telah berhasil diturunkan dari 1,95x untuk tahun
2012 menjadi 1,90x untuk tahun 2013, angka rasio ini masih relatif tinggi. Per 31 Desember 2013, Perseroan juga memiliki
total Utang Berbunga sebesar USD615,39 juta, yang mencapai 50,73 dari total Aset. Oleh karena itu, karena rasio-rasio
Utang Berbunga terhadap Ekuitas sebelum kepentingan non- pengendali dan terhadap Aset masih relatif tinggi, Perseroan
mempertimbangkan untuk melakukan usaha yang dibutuhkan untuk dapat mengurangi posisi pengungkit ini dengan cara
mengurangi utang dengan beban pinjaman yang lebih rendah.
7. CAPITAL STRUCTURE
The table below shows capital structure of the Company as per December 31, 2013 and 2012. The decrease of Total
Interest Bearing Debts in 2013 from 2012 resulted in lower ratio of Interest Bearing Debts to Equity before non-controlling
interest at 1.90x in 2013 compared to 1.95x in 2012.
Management Policy for Capital Structure The Company strives to maintain its sound inancial position
and meet inancial constraints targeted by its creditors. Although the ratio of total Interest Bearing Debts to Equity
before non-controlling interest was managed to be reduced from 1.95x for 2012 to 1.90x for 2013, this ratio was still
relatively high. As per December 31, 2013, the Company also had total Interest Bearing Debts of USD615.39 million, reached
50.73 of total assets. Therefore, because the ratio of Interest Bearing Debts to Equity before non-controlling interest to
Assets was still relatively high, the Company took necessary actions to be able to reduce the leverage by reducing debts
with lower interest expenses.
A BM
In ve
sta m
a L
a p
or a
n Ta
h u
n a
n 2
1 3
3
138
8. IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL
Salah satu dari entitas tidak langsung Perseroan, PT Mifa Bersaudara MIFA, perusahaan tambang batubara untuk
proyek tambang batubara berlokasi di Aceh di bawah Reswara, menandatangani kontrak pada tanggal 10 Mei 2012 dengan
Bangun Arta Hutama, kontraktor pihak ketiga, untuk konstruksi Barge Loading Conveyor System dengan nilai kontrak sebesar
USD40,87 juta sebelum PPN. Pada 31 Desember 2013, penyelesaian konstruksi telah mencapai sekitar 73,80 dan
MIFA telah membayar sekitar USD29,61 juta. Untuk membiayai penyelesaian dari proyek MIFA, ABM Investama telah
mengalokasikan dana internal dan eksternal.
9. INFORMASI MATERIAL SETELAH TAHUN PELAPORAN
Perseroan memiliki informasi material setelah Tahun Pelaporan seperti berikut:
Sehubungan dengan perjanjian pinjaman yang Perseroan tandatangani dengan berbagai bank pada Desember 2013,
Perseroan telah melakukan penarikan pinjaman atas Term Loan Facility sebesar USD312 juta pada 20 Januari 2014 dan telah
mentransfer pinjaman tersebut ke entitas-entitas anak untuk melunasi pinjaman mereka ke bank. Kemudian, pada tanggal
28 Februari 2014, Perseroan telah melakukan penarikan atas Working Capital Facility sebesar USD12 juta.
Pada tanggal 18 Februari 2014, PT Alfa Trans Raya ATR, entitas anak di bawah CKB menandatangani perjanjian “Memorandum
of Agreement” dengan the Maritime Company for Navigation atas nama Al Blagha Holding Group untuk melakukan transaksi
penjualan kapal “Adinda Bella”, “Adinda Gitta”, dan “Adinda Hira” dengan total harga jual sebesar USD15,67 juta. Transaksi
penjualan ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2014.
10. PROSPEK BISNIS
Pergeseran struktural di perekonomian China akhir-akhir ini tidak boleh hanya dipandang sebagai resiko, namun ia juga
memiliki kesempatan yang besar. Meskipun proses pergeseran ini akan memakan waktu, populasi yang bertambah dan
perekonomian yang terus tumbuh akan menjaga permintaan untuk produk dan jasa untuk energi semakin tinggi. India juga
merupakan pasar untuk energi yang bertumbuh pesat. Sebagai negara dengan populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia juga menarik permintaan yang besar untuk energi dan jasa-jasa untuk energi.
8. MATERIAL COMMITMENTS ON CAPITAL INVESTMENTS
One of the Company’s indirect entities, PT Mifa Bersaudara MIFA, a coal mining company for coal project located in
Aceh under Reswara, signed a contract on May 10, 2012 with Bangun Arta Hutama, third party contractor, for construction
of Barge Loading Conveyor System with contract value of USD40.87 million before VAT. On December 31, 2013, the
construction completion reached about 73.80 and MIFA paid approximately USD29.61 million. To inance the completion
of MIFA project, ABM Investama has allocated internal and external funds.
9. MATERIAL INFORMATION AFTER REPORTING DATE
The Company has material information after reporting date as follows:
In connection with loan agreement which the Company signed with several banks in December 2013, the Company withdrew
Term Loan Facility of USD312 million on January 20, 2014 and the loan has been transferred to subsidiaries to repay their
loans to the bank. Then, on February 28th, 2014, the Company withdrew Working Capital Facility of USD12 million.
On February 18, 2014, PT Alfa Trans Raya ATR, a subsidiary under CKB signed “Memorandum of Agreement” with the
Maritime Company for Navigation on behalf of Al Blagha Holding Group to conduct sale transactions on “Adina Bella”,
“Adina Gitta” and “Adina Hira” vessels for a total selling price of USD15.67 million. The sale transaction was executed on
February 28th, 2014.
10. BUSINESS PROSPECTS
Structural shift in China’s economy these days should not be simply considered as risk, but it also has great opportunity.
Although the shifting process will take time, growing population and economy will increase demand for products and services
for energy. India is also rapidly growing energy market. As a country with the largest population in Southeast Asia,
Indonesia also attracts great demand for energy and services for energy.
A BM
In ve
sta m
a A
n n
u a
l R e
p or
t 2
1 3
139
ABM Investama sebagai pemain energi terintegrasi berada di urutan terdepan untuk menangkap peluang-peluang prospektif
ini. Dengan lini bisnis energi yang beragam dan pengembangan proyek yang sedang berlangsung, Perseroan akan memiliki
kekuatan untuk mengeksplorasi tumbuhnya permintaan atas energi tidak hanya untuk di Indonesia namun juga di luar
Indonesia. Hal ini pada gilirannya akan menciptakan nilai bagi seluruh pemegang saham Perseroan.
A. Kontraktor Tambang dan Tambang Batubara
Usaha global untuk energi yang lebih bersih bukan langsung berarti akhir bagi batubara. Hal ini karena jumlah
batubara yang sangat besar dan secara geopolitik aman, serta pembangkit listrik tenaga uap dapat secara mudah
terintegrasi dengan sistem tenaga listrik yang sudah ada. Adanya kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon dari
pembangkit tenaga uap mulai mendapatkan jawabannya dalam bentuk teknologi baru pembangkit listrik tenaga uap
super critical yang dapat menghemat karbon.
Di samping itu, kemajuan teknologi hilir batubara seperti konversi batubara untuk menghasilkan gas alam sintetis
dan bahan bakar cair akan menjadi perubah permainan untuk batubara. China telah memulai proyek-proyek skala
besar untuk memproduksi gas alam sintetis dan bahan bakar cair dari batubara. Pada saatnya bila terbukti secara
komersial dalam skala besar, hal ini akan menciptakan banyak kesempatan bisnis bagi batubara.
Entitas anak, Reswara dan entitas-entitas anaknya, memproduksi batubara low rank. Selama empat tahun
terakhir 2009-2013, PT Tunas Inti Abadi TIA telah mampu meningkatkan volume produksi dan penjualan batubara
thermalnya, bahkan dalam kondisi pasar yang lebih berat sekalipun seperti di tahun 2013. Hal ini menunjukkan
permintaan untuk batubara TIA tetap besar. Meskipun berkualitas low rank, batubara MIFA tetap memiliki
tempatnya di pasar, yang dibuktikan dengan kontrak penjualan dengan Lafarge Cement Indonesia, anggota dari
grup Lafarge, salah satu pemain semen raksasa dunia. Oleh karena itu, produk-produk batubara Perseroan tetap
marketable di pasar dunia dan domestik.
Bisnis kontraktor tambang adalah bagian dari pertambangan batubara. Di saat harga batubara yang
masih rendah, hal ini akan menjadi tes kekuatan bagi pemain riil di dalam bisnis ini. Konsolidasi di dalam bisnis
ini amat mungkin terjadi. CK dengan pengalamannya dan dukungan yang diberikan tidak hanya dari ABM Investama
namun juga grup TMT akan memiliki kesempatan untuk mengembalikan kinerjanya meski di tengah tantangan ke
depan. ABM Investama as an integrated energy player is at the
forefront to capture this prospective opportunities. With a diversiied energy business lines and ongoing development
projects, the Company will have capacity to explore the growing demand for energy not only in Indonesia but
also outside Indonesia. This in turn will create value for all shareholders of the Company.
A. Mining Contractor and Coal Mining