NILAI WAJAR Yovie Priadi, Corporate Strategy Director Responsible for business development and investment

the Indonesian language. PT ABM INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut Dinyatakan dalam Dolar Amerika Serikat Kecuali Dinyatakan Lain PT ABM INVESTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for the Year Then Ended Expressed in United States Dollar Unless Otherwise Stated 162

36. KEBIJAKAN DAN

TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES continued a. Manajemen Risiko lanjutan a. Risk Management continued b. Risiko Mata Uang lanjutan b. Foreign Exchange Rate Risk continued Grup tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk risiko pertukaran mata uang asing. Walaupun demikian, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas, fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat masing-masing terhadap Rupiah, dolar Australia, dolar Singapura, Yen Jepang, Poundsterling Inggris dan Euro Eropa menghasilkan lindung nilai natural terhadap risiko mata uang Grup. The Group does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the United States dollar and each of the Rupiah, Australian dollar, Singapore dollar, Japanese Yen, Great Britain Poundsterling and European Euro provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

c. Risiko Kredit

c. Credit Risk

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak terhadap suatu instrumen keuangan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Credit risk is the risk that a party to a financial instrument will fail to discharge its obligation and will result in a financial loss to the other party. The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers. The Group trades only with recognized and credit worthy third parties. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures. Sebagai tambahan, saldo piutang dikaji secara terus menerus dan penyisihan kerugian atas penurunan nilai dibentuk, jika diperlukan. Selain itu, Standar dan Operasi yang berkaitan dengan pemberian kredit kepada pelanggan dan monitor atas kredit yang diberikan di lakukan perbaikan secara terus menerus. Nilai maksimal eksposur terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat piutang diungkapkan pada Catatan 6. Tidak ada risiko kredit yang terpusat. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis and allowance for impairment losses is provided, if needed. In addition, the Standard and Operating Procedures relating to credit granting to customers and monitoring on credit is continuously being improved. The maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of receivables as shown in Note 6. There is no concentration of credit risk. the Indonesian language. PT ABM INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut Dinyatakan dalam Dolar Amerika Serikat Kecuali Dinyatakan Lain PT ABM INVESTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and for the Year Then Ended Expressed in United States Dollar Unless Otherwise Stated 163

36. KEBIJAKAN DAN

TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES continued a. Manajemen Risiko lanjutan a. Risk Management continued c. Risiko Kredit lanjutan c. Credit Risk continued Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan setara kas serta aset keuangan lancar lainnya karena wanprestasi dari pihak terkait, Grup memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki risiko kredit tinggi dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur terhadap risiko ini adalah sebesar nilai tercatat dari aset keuangan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4 dan 5. With respect to credit risk arising from the other financial assets, which comprise cash and cash equivalents and other current financial assets, from default of the counterparty, the Group has a policy not to place investments in instruments that have a high credit risk and to put the investments only in banks with high credit ratings. The maximum exposure to this risk is equal to the carrying amounts of the above mentioned financial assets disclosed in Notes 4 and 5.

d. Risiko Likuiditas

d. Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi likuiditasnya. Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due. Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasi Grup dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit. Selain itu, di bulan Desember 2013, Grup membiayai kembali seluruh pinjaman bank yang ada kecuali utang bank dari grup SS, sehingga selama 2 tahun ke depan sejak tahun 2014, Grup tidak perlu melakukan pembayaran atas pokok pinjaman terhutang di luar grup SS. In the management of liquidity risk, the Group monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group’s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. The Group also regularly evaluates the projected and actual cash flows, including its long-term loan maturity profiles, and continuously assesses conditions in the financial markets to maintain flexibility in funding by keeping committed credit facilities available. In addition, in December 2013, the Group had refinanced all of the bank loans of the group except bank loan of SS group therefore for the next 2 years starting 2014, the Group did not need to pay the outstanding principal loan excluding SS group.