Awards Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bisnis dan Hasil Operasi Tambang Batubara Strategi Usaha

A BM In ve sta m a L a p or a n Ta h u n a n 2 1 3 3 76 Sebagaimana pada produsen batubara lainnya, merosotnya harga batubara global mempengaruhi pencapaian kinerja keuangan Reswara. Total nilai penjualan tahun 2013 yang mencapai USD 206,78 juta atau naik 5,4 dari tahun 2012 sebesar USD 196,07 juta. Kenaikan tersebut terutama disumbangkan oleh naiknya volume penjualan dari 4,66 juta ton pada tahun 2012 menjadi 5,32 juta ton pada tahun 2013 atau kenaikan sebesar 14,32. Volume Produksi dan Penjualan Batubara dalam ribu ton Reswara: Coal Production and Sales Volume dalam jutaan ton 2013 2012 2011 in million tons Volume Produksi Production Volume TIA 4,61 3,78 1,91 TIA MDB 0,37 0,14 - MDB Total 4,97 3,92 1,91 Total Volume Penjualan Sales Volume TIA 5,03 4,56 2,14 TIA Harga jual rata-rata batubara TIA mencapai USD 39,6 per ton di tahun 2013, turun 6,3 dibandingkan harga jual rata-rata sebesar USD 42,2 per ton di tahun 2012. Sekitar 89,5 dari penjualan batubara berasal dari produksi sendiri sedangkan sisanya sebesar 10,5 dari aktivitas perdagangan batubara. Pada tahun 2013, sebagian besar batubara TIA dijual ke pasar batubara termal internasional yakni ke China 88,5 dari total dan India 9,6 dari total. Produksi batubara MIFA dan BEL seluruhnya dijual kepada pembeli domestik. Gambar berikut menunjukkan komposisi penjualan batubara TIA pada tahun 2013.

B. Penghargaan

Atas aktivitas pertambangan yang secara konsisten memperhatikan aspek-aspek pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja, pada tahun 2013 TIA berhasil memperoleh penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Penghargaan Utama serta Pratama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. PROPER Hujau merupakan pengakuan bahwa Perseroan telah melakukan pengelolaan lingkungan hidup lebih dari yang dipersyaratkan yang meliputi aspek pelaksanaan dokumen lingkungan AMDALUKLUPL, aspek pengendalian pencemaran air dan udara, aspek pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun B3 dan aspek penanggulangan kerusakan lingkungan yang khusus diberlakukan bagi kegiatan pertambangan. Suatu prestasi tersendiri mengingat TIA merupakan perusahaan yang relatif baru. Penghargaan ini menunjukkan bahwa TIA adalah suatu usaha yang berkelanjutan. As in other coal producers, the decline in global coal prices afected inancial performance of Reswara. Total sales value in 2013 reached USD 206.78 million or increased by 5.4 from 2012 which amounted to USD 196.07 million. The increase was contributed mainly by the increased sales volume from 4.66 million tons in 2012 to 5.32 million tons in 2013 or increase of 14.32. Average selling price of TIA coal reached USD 39.6 per ton in 2013, decreased by 6.3 compared to average selling price of USD 42.2 per ton in 2012. Approximately 89.5 of sales were derived from sits own coal mine while the remaining 10.5 were from coal trading activities. In 2013, most of TIA coal were sold to international thermal coal markets including to China 88.5 of total and India 9.6 of total. MIFA and BEL coal production were entirely sold to domestic buyers. The following igure shows composition of TIA coal sales in 2013.

B. Awards

In regard to the mining activities that consistently pay attention to the managerial aspects of environment and safety, in 2013 TIA successfully received Green PROPER Award from the Ministry of Environment and Prime Award and Pratama from the Ministry of Energy and Mineral Resources. Green PROPER is a recognition that the Company has performed environmental management beyond requirements including aspects of environmental documentations AMDALUKL UPL, air and water pollution control, hazardous and toxic materials B3 wastes management and environmental damage prevention speciically applied to mining activities. This is an outstanding achievement given that TIA is a relatively new company. This award shows that TIA is an ongoing efort. A BM In ve sta m a A n n u a l R e p or t 2 1 3 77

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bisnis dan Hasil Operasi Tambang Batubara

Harga batubara dan volume penjualan menentukan penjualan dan pendapatan jasa Grup Reswara. Meskipun harga jual rata-rata yang dicapai di tahun 2013 lebih rendah, permintaan untuk batubara low rank masih sangat tinggi karena kualitas kandungan abu dan sulfurnya yang rendah. Permintaan untuk batubara Reswara, terutama produk TIA, tetap tinggi, tercermin dalam volume penjualan batubara TIA di tahun 2013. Harga jual batubara TIA menurun sebesar 6,3 dibandingkan dengan harga patokan batubara Newcastle yang turun sebesar 6,7 di tahun 2013. Produksi batubara di tiap entitas anak Reswara bergantung pada kinerja dari masing-masing kontraktor tambangnya, rantai suplai batubara dari pit tambang ke pelabuhan dan dari pelabuhan ke titik transshipment, dan juga faktor-faktor yang tidak terkendali seperti cuaca dan peraturan-peraturan dari Pemerintah Pusat danatau Pemerintah Lokal.

D. Strategi Usaha

Di tahun 2013 Reswara fokus pada dua sasaran, Pertama adalah terus mengembangkan TIA hingga menjadi entitas bisnis yang berkelanjutan. Yang kedua adalah fokus pada komitmen menyelesaikan proyek Aceh. Kedua sasaran tersebut menjadi program utama Reswara di tahun 2013 sebagai bagian dari rencana jangka panjang 5 tahun ke depan. Sebagai kontributor pendapatan terpenting dari Reswara, TIA terus diarahkan sebagai produsen batubara “branded” dengan harga premium. Dengan posisi yang baik di pasar, TIA akan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar. Menyikapi volatilitas pasar yang terjadi di tahun 2013, Reswara telah menetapkan strategi di awal tahun yang fokus pada 4 aspek, yaitu: 1. Persiapan, di mana Reswara telah menempatkan semua fasilitas teknis dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk produksi di TIA dan MDB. 2. Ekspansi Pasar, di mana Reswara memperluas basis pelanggan tradisional dari India, China dan pasar domestik untuk lebih mencakup negara-negara lain seperti Korea Selatan dan Filipina. 3. Stabilitas Keuangan, di mana Perseroan akan mengambil langkah-langkah eisiensi lebih ketat dan juga mengeksplorasi kemungkinan renegosiasi kontrak yang dipilih. 4. Eisiensi produksi, di mana Perseroan menurunkan biaya melalui upaya eisiensi di semua tingkatan, sehingga dapat memperbesar marjin laba.

C. Factors Afecting Coal Mining Business and Operating Results