A BM
In ve
sta m
a A
n n
u a
l R e
p or
t 2
1 3
57
I. TAMBANG BATUBARA DAN KONTRAKTOR TAMBANG BATUBARA
Badan Informasi Energi EIA Amerika Serikat dalam “the Energy Outlook 2013” yang dirilis 25 Juli 2013 memprediksi
peningkatan konsumsi energi dunia akan mencapai 56 dalam 3 dekade mendatang, terdorong oleh lonjakan permintaan
di negara-negara berkembang. EIA memperkirakan bahwa total penggunaan energi dunia meningkat menjadi 630
kuadriliun quads btu pada 2020 dan 820 quads pada 2040 dibandingkan 524 quads pada 2010. Konsumsi energi di
negara-negara di luar Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan OECD diperkirakan melonjak 90, didukung
oleh pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang kuat. Untuk negara-negara anggota OECD, kenaikan ini diperkirakan hanya
17 akibat lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Mengutip laporan “BP Statistical Review of World Energy 2013”, minyak bumi tetap menjadi sumber energi utama yang
menyumbangkan 33,1 dari produksi energi global, tetapi pertumbuhannya cenderung datar dalam 25 tahun terakhir.
Sebaliknya, meskipun terus tertekan oleh isu lingkungan, pangsa pasar batubara yang menempati peringkat kedua
sebagai sumber energi utama terus tumbuh hingga mencapai sekitar 30 dari total konsumsi energi pada tahun 2012.
A. Prospek Permintaan Batubara
“Annual Medium-Term Coal Market Report” yang dirilis Badan Energi Internasional IEA pada Desember 2013 menyatakan
bahwa konsumsi batubara diprediksi akan terus tumbuh pada tingkat rata-rata 2,3 per tahun hingga 2018. Batubara tetap
dibutuhkan dalam jangka waktu yang lama karena harganya relatif murah dengan cadangan berlimpah. Bahan bakar
ini akan tetap menjadi sumber energi yang dominan untuk pembangkitan listrik, terutama di negara-negara berkembang.
Konsumsi batubara dunia pada 2017 diperkirakan akan mencapai 1,2 miliar ton. Permintaan batubara akan meningkat
di semua wilayah di dunia, kecuali Amerika Serikat yang menggunakan gas alam.
China akan mengambil porsi hampir 60 dari kebutuhan batubara global selama lima tahun ke depan, walaupun
pemerintah China mendorong eisiensi energi dan diversiikasi pembangkit listrik yang dipastikan akan berdampak menahan
laju permintaan global. Permintaan dari negara-negara Asia lainnya diperkirakan akan tetap tinggi. Konsumsi India dan
negara-negara Asia Tenggara akan meningkat dan India akan menyaingi China sebagai importir terbesar.
Meskipun pertumbuhan permintaan terkonsentrasi di negara- negara non-OECD, permintaan negara OECD juga akan tetap
naik seperti Jepang dan Korea yang masing-masing akan naik rata-rata sebesar 1,3 dan 3,0 per tahun rata-rata selama
periode proyeksi.
I. COAL MINE AND COAL MINING CONTRACTOR
Energy Information Administration EIA of the United States in “the Energy Outlook 2013” released on July 25, 2013 predicts
that increase in world energy consumption will reach 56 within the next 3 decades, driven by surging demand from
developing countries. EIA estimates that total world energy use will increase to 630 quadrillion quads btu by 2020 and
820 quads by 2040 compared to 524 quads in 2010. Energy consumption in countries outside Organization for Economic
Cooperation and Development OECD is expected to surge 90, supported by strong long-term economic growth. For
OECD member countries, this increase is estimated to be only 17 due to the slow economic growth.
Citing “BP Statistical Review of World Energy 2013” report, oil remains the main source of energy which contributed 33.1
of global energy production, but the growth has been lat in the last 25 years. In contrast, despite continued pressure of
environmental issues, coal market share which ranks second as the main energy source continues to grow until it reached
approximately 30 of total energy consumption in 2012.
A. Coal Demand Prospect
The “Annual Medium-Term Coal Market Report” released by International Energy Agency IEA in December 2013 states
that coal consumption is expected to continue to grow at an average rate of 2.3 per year until 2018. Coal is still needed
in the long term because it is relatively cheap with abundant reserves. This fuel will remain as dominant energy source for
power plants, especially in developing countries. World coal consumption in 2017 is expected to reach 1.2 billion tons. Coal
demand will increase in all regions of the world, except the United States that uses natural gas.
China will account for nearly 60 of global coal demand over the next ive years, although the Chinese government
encourages energy eiciency and diversiication of power plants these will certainly have impact on curbing global
demand. Demands from other Asian countries are expected to remain high. Consumption of India and Southeast Asian
nations will rise and India will compete against China as the largest importer.
Although the demand growth is concentrated in non-OECD countries, OECD countries’ demands will also continue to rise
such as Japan and Korea, respectively will rise on average by 1.3 and 3.0 per year over the forecast period.
A BM
In ve
sta m
a L
a p
or a
n Ta
h u
n a
n 2
1 3
3
58
Menurut Wood Mackenzie dalam Coal Market Service terbitan November 2013, permintaan batubara seaborne di pasar
global pada tahun 2013 diprediksi akan mencapai 961 juta ton. Sementara itu, pada tahun 2014, walaupun perekonomian
global masih lemah, permintaan batubara seaborne di pasar global diperkirakan tetap tumbuh hingga 985 juta ton.
Peningkatan ini seiring dengan mulai beroperasinya beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU baru di kawasan
Asia. Dipicu oleh tingginya kebutuhan negara-negara Asia, permintaan batubara global di kawasan Pasiik akan terus
tumbuh jauh meninggalkan kawasan Atlantik seperti terlihat pada gambar 1.
Gambar 1: Tren pertumbuhan permintaan batubara di kawasan Atlantik dan Pasiik. Figure 1: Trend of coal demand growth in Atlantic and Paciic region.
2.500
M t
2.000 1.500
1.000 500
2008 2010
2012 2014 2016
2018 2020
2022 2024 2026 2028 2030 2032 2034 Pasiic
Atlantic
Dari segi kualitas, permintaan batubara kalori rendah tumbuh lebih tinggi dibandingkan batubara kalori tinggi dengan tren
yang terus meningkat seperti ditunjukkan pada gambar 2. Jika lima tahun lalu pasar ekspor menyerap batubara dengan
kalori 5.000-5.500 kilokalori per kilogram kCalkg, saat ini permintaan ekspor bergeser ke batubara dengan kalori
rendah berkisar 3.800-4.200 kCalkg. Sejumlah negara mulai mempersiapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga
uap yang dirancang menggunakan batubara kalori rendah, mengingat harga yang lebih ekonomis dan ketersediaannya
yang menjamin pasokan bagi pembangkit listrik di negara- negara tersebut dalam 10-20 tahun ke depan. Gambar 2
menunjukkan pertumbuhan permintaan batubara kalori tinggi dan rendah pada beberapa negara Asia.
According to the Wood Mackenzie in Coal Market Service published in November 2013, seaborne coal demand in the
global market in 2013 was predicted to reach 961 million tons. Meanwhile, in 2014, although the global economy is still weak,
seaborne coal demand in the global market is expected to keep growing to 985 million tons. This increase is in line with
operation commencement of some new steam power plants in the Asian region. Triggered by high demands from Asian
countries, global coal demand in the Paciic region will continue to grow far beyond the Atlantic region as shown in Figure 1.
In terms of quality, low-calorie coal demand grows higher than the high-calorie coal with an increasing trend as shown
in Figure 2. If ive years ago the coal export market absorbed coal with 5,000-5,500 kilocalories per kilogram kcalkg, the
current export demand shifted to coal with low-calorie ranging between 3,800-4,200 kCal kg. A number of countries began
to prepare for construction of steam power plants that are designed to use low-calorie coal, considering economical price
and guaranteed availability of supply for power plants in these countries in the next 10-20 years. Figure 2 shows the growth
in demand for high-calorie and low-calorie coals in some Asian countries.
A BM
In ve
sta m
a A
n n
u a
l R e
p or
t 2
1 3
59
Gambar 2: Pertumbuhan permintaan batubara kalori tinggi dan rendah di kawasan Figure 2: Growth in demand for high and low calorie coals in Asian region
2013 500
500 1.000
1.500 2.000
2.500
2015 2017
2019 2021
2023 2025
2027 2029 2031
2033 2035
M t
Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
Japan, S Kor, Taiwan high Japan, S Kor, Taiwan low
All others high All others low
China high China low
India high India low
Di kawasan Asia Tenggara, permintaan dari Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan akan tumbuh signiikan
dalam jangka panjang. Bahkan konsumsi batubara Malaysia yang saat ini sekitar 42 juta tontahun akan meningkat lagi
pada tahun 2017 seiring telah beroperasinya PLTU baru 1.000 MW.
Negara-negara pengekspor seperti Indonesia, Australia dan Afrika Selatan masih menjadi pemasok utama batubara termal
dunia, sekaligus menjadi produsen utama batubara global. Di lapis kedua ada Kolombia, Amerika Serikat dan Rusia.
Produsen-produsen baru, seperti Mozambik juga akan tumbuh menjadi produsen batubara yang penting di tahun-tahun
In the Southeast Asia, demands from Malaysia, the Philippines, Thailand and Vietnam are expected to grow signiicantly in
the long run. Even the Malaysian coal consumption which is currently around 42 million tons year will further increase in
2017 along with commenced operation of a new power plant of 1,000 MW.
The exporting countries such as Indonesia, Australia and South Africa are still the world’s major suppliers of thermal
coal, as well as the world’s major coal producers. In the second tier there are Colombia, the United States and Russia. New
producers, such as Mozambique will also grow into signiicant coal producers in the coming years. However Indonesia is
A BM
In ve
sta m
a L
a p
or a
n Ta
h u
n a
n 2
1 3
3
60
mendatang. Tetapi Indonesia diprediksi masih menjadi negara pengekspor terbesar di bisnis batubara termal dunia hingga 20
tahun ke depan, di atas Australia, Rusia, Kolombia, dan Afrika Selatan gambar 3.
Gambar 2: Pertumbuhan permintaan batubara kalori tinggi dan rendah di kawasan Figure 2: Growth in demand for high and low calorie coals in Asian region
Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
Australia Bostwana
Canada China
Colombia Germany
Indonesia Mozambique
North Korea Norway
Poland Russia
South Africa United Kingdom
USA Venezuela
Vietnam
2013 2015
2017 2019
2021 2023
2025 2027
2029 2031
2033 2035
500 1000
1500 2000
2500
M t
Produksi batubara termal kalori rendah dari Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang
seiring dengan meningkatnya permintaan batubara kalori rendah, terutama permintaan dari India yang produksi
domestiknya tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan batubara dari dalam negeri.
Indonesia akan menjadi pemasok batubara utama di pasar global, terutama di kawasan Asia Pasiik. Hal ini didorong oleh
cadangan batubara Indonesia yang memadai serta biaya produksi yang bersaing. Data Badan Geologi Nasional tahun
2011 menunjukkan Indonesia memiliki sumber daya batubara terkira resources sebesar 161 miliar ton dan cadangan yang
dapat ditambang reserves sebesar 28 miliar ton. Dari potensi tambang batubara nasional tersebut sebanyak 53 berada di
Sumatera dan 47 sisanya berada di Kalimantan.
B. Produksi dan Konsumsi Batubara Indonesia.