Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal a.

ISBN 978-602-72071-1-0 Tipe Jigsaw digunakan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk menggolongkan aktivitas yaitu mendengarkan, menyampaikan, kerja sama, refleksi dan keterampilan memecahkan masalah. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu metode kerja kelompok untuk belajar dan partisipasi dalam kelompok. Dengan teknik Jigsaw ini guru memperhatikan skema atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan temannya dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampiln komunikasi. Jigsaw didesain untuk menigkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif saling memberi tahu terhadap teman sekelompoknya. Kunci tipe ini adalah interdepensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tugas dengan baik.Dalam pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, langkah-langkah pokok yang dilakukan adalah: pembagian tugas, pemberian lembar ahli, mengadakan diskusi dan mengadakan kuis. Adapun rencana Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw diatur secara instruksional sebagai berikut: 1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil, dan didalamnya dibagi menjadi kelompok ahli yang berdasarkan pada materi diberikan pada tiap siswa dalam kelompok. 2. Siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi. 3. Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut. 4. Diskusi kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan pada kelompoknya. 5. Siswa memperoleh kuis sacara individu yang mencakup semua topik. 6. Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered heads Togethers NHT NHT pada dasarnya merupakan varians diskusi kelompok, ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa memberi tahu lebih dulu siapa yang akan mewakili kelompoknya. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini juga sangat baik dalam meningkatkan tanggung jawab individual. Langkah-langkah : 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannyamengetahui jawabannya 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS Sebuah struktur pembelajaran kooperatif yang sederhana namun sangat berguna disebut Think Pair Share yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Marylang. Pada saat guru mempresentasikan pelajaran di kelas, siswa duduk perpasangan dengan tim mereka. Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas, siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban, lalu berpasangan , untuk berdiskusi tentang masalah tersebut. Akhirnya guru meminta siswa berbagi jawaban yang mereka sepakati untuk seluruh kelas. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materipermasalahan yang disampaikan guru 3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya kelompok 2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing 4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya 5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa 6. Guru memberi kesimpulan METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1, 2, 3 dan 4 SMAN 5 Kota Kupang. I Instrumen Penelitian Instrumen yng digunakan: 1. Data Keterampilan kooperatif : menggunakan Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Kooperatif Siswa. 2. Ketuntasan indikator: menggunakan Instrumen Tes Hasil Belajar 3. Hasil belajar: menggunakan Instrumen Tes Hasil Belajar. Teknik Analisis Data 1. Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif. Keterampilan kooperatif mahasiswa dihitung berdasarkan banyaknya frekwensi dalam persen aspek keterampilan kooperatif yang muncul selama kegiatan inti.. = Jumlah waktu yang digunakan tiap aspek jumlah waktu keseluruhan kegiatan inti x 100 2. Hasil belajar mahasiswa dinyatakan dalam proporsi yang merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh mahasiswa terhadap skor maksimal. Siswa dikatakan tuntas jika memiliki proporsi lebih besar atau sama dengan 0,70. 3. Ketuntasan indikator dinyatakan dalam proporsi yang merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikatot terhadap jumlah