Menyusun RPP Profil tipe model mental mahasiswa calon guru

ISBN 978-602-72071-1-0 Mudatsir: 31; QS. Yusuf: 20; Kelender QS. Al- Taubah: 36; Penjumlahanpertambahan QS. Al- Baqarah: 261; QS. Yusuf: 43. Setelah guru mengelompokkan ayat kauniah tersebut, selanjutnya guru menganalisis ayat tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Misalkan pada kegiatan pembelajaran biologi pada bab genetika, guru dapat memilih surah an Namlu ayat 27 untuk dianalisis bersama-sama siswa. Pada fase analisis ayat, guru dapat menggunakan disiplin ilmu yang lain misalnya nahwu, shorof, tafsir ilmi, dan tafsir bil ilmi untuk menganalisis dan menggali informasi terkait bab tersebut. Sedangkan pada fase pembelajaran berikutnya disesuaikan dengan model dan pendekatan yang dipilih oleh guru. Untuk kegiatan observasi dan praktikum guru dapat merancang kegiatan tersebut berdasarkan informasi dan pemahaman ayat-ayat kauniyah, seperti menghitung jari-jari bumi pada mata pelajaran fisika, observasi bulan pada materi bumi dan antariksa, dan lain-lain.

4. Melaksanakan kegiatan evaluasi dan penilaian

Sebagaimana pada kurikulum nasional, kegiatan evaluasi dan penilaian yang dilakukan meliputi ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Akan tetapi pada konsep pendidikan Trensains materi ujian juga mencakup pemahaman ayat-ayat kauniah dan materi praktikum ayat-ayat kauniah. Pada akhir semester V semua siswa akan diuji secara khusus terkait dengan konsep sains al Qur’an dalam bentuk Ujian Akhir Trensains UAT. Ujian ini merupakan salah satu syarat kelulusan dan untuk memperoleh ijazah Trensains Tim Kurikulum, 2014. Sedangkan penilaian yang digunakan mencakup penilaian pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini guru dapat menggunakan pedoman penilaian pada kurikulum nasional, akan tetapi penilaian berbasis pesantren lebih ditekankan terutama dalam rangka membentuk karakter dan kepribadian siswa. PENUTUP Simpulan Gagasan Trensains Pesantren Sains yaitu menjadikan al Qur’an sebagai sumber kajian utama dalam pembelajaran sains kealaman natural sains dan menjadikan al Qur’an sebagai basis epistemologi dalam pengembangan sains. Gagasan tresebut diadopsi dari pemikiran Agus Purwanto dalam wacana pengembangan ilmu kontenporer. Gagasan itu kemudian mereformasi konsep pendidikan di beberapa pesantren di Indonesia. Analisis ayat-ayat kauniah, dialetika antara al Qur’an dan sains, metode observasi AAS, dan kegiatan praktikum berbasis ayat- ayat Al Qur’an adalah ciri khas pembelajaran sains pada konsep pembelajaran Trensains. Metode pembelajaran Trensains adalah metode yang tidak menggabungkan materi pesantren dengan ilmu umum sebagaimana pesantren modern, tetapi mengambil kekhususan pada pemahaman Al Quran, Al Hadist, dan sains kealaman serta interaksinya. Tujuan konsep pendidikan Pesantren Sains Trensains adalah menghasilkan para ilmuan, teknolog, dan dokt er yang memiliki basis al Qur’an yang kokoh, serta menjadikan al Qur’an sebagai basis epistemologi dalam pengembangan sains. DAFTAR PUSTAKA Armusi, Imam. 2012. Pendidikan Pesantren Sebagai Potret Konsistensi Budaya Di Tengah Himpitan Modernitas . Jurnal Sosial Dan Budaya Keislaman. vol. 20, No. 1, ejournal.stainpamekasan.ac.idindeks.phparticle view5452 . online tanggal 2 Desember 2016 Ghulsyani, Mahdi. 1988. Filsafat Sains Menurut Al Qur’an. Bandung: Mizan Purwanto, Agus. 2012. Nalar Ayat-ayat Semesta. Bandung: Mizan. Purwanto, Agus. 2015. Ayat-ayat Semesta . Bandung: Mizan Tim Kurikulum. 2014. Pedoman Santri SMA Trensains Tebuireng. Jombang: Pustaka Tebuireng Tim PSB. 2015. Profil Pendidikan Pesantren Tebuireng. Jombang: Pustaka Tebuireng Syamsu, Ahmad. 201. Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan Pesantren Dari Pola Tradisi Ke Pola Modern . Journal Pendidikan Agama Islam-Taklim, vol. 9 No 2, Jurnal.upi.edu…01_TRANSORMASI_CORA K_EDUKASI_DALAM_... . online tanggal 29 Nopember 2015