Subyek Uji Tehnik Pengumpulan Data Tehnik Analisis Data

ISBN: 978-602-72071-1-0 Rencana pengembangan model Pelatek adalah sintakmatik, prinsip reaksi, sistem sosial, sistem pendukung, dampak instruksional dan pengiring. Sintakmatik model Pelatek adalah perpaduan dari kedua model Tutor Sebaya dan Student Fasilitator and explaining , yang terdiri atas lima tahap yaitu tahap: penentuan pembimbingtutor ,latihan membimbing oleh guru,praktek membimbing ,evaluasi,mengkomunikasikan hasil Prinsip reaksi model Pelatek adalah Pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa. Berkaitan dengan kajian ini adalah sebagai berikut: guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam memahami konsep dengan caranya sendiri; guru mudah memonitoring dan melakukan bimbingan melalui leader maupun secara langsung pada masing- masing siswa; guru melaksanakan apresiasi secara individu maupun kelompok serta nilai lebih bagi leader yang mampu membantu kelompoknya mencapai tujuan dengan baik; pelaksanan dan hasil evaluasi KBM antar kelompok siswa maupun dari guru berjalan dan berhasil baik Sistem sosial model Pelatek adalah Situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model. Berkaitan dengan kajian ini adalah sebagai berikut: Perbedaan kemampuan dijadikan suatu kekuatan untuk saling peduli antar siswa; memiliki tanggung jawab yang seimbang untuk memberi dan menerima; lingkungan belajar yang kondusif dan komunikatif. Sistem pendukung model Pelatek adalah Segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model. Berkaitan dengan kajian ini adalah sebagai berikut: dibutuhkan sarana pendukung pembelajaran yang proporsional; dibutuhkan sarana workshop untuk melaksanakan perancangan dan pembuatan produk target; dan dibutuhkan tempat dan sarana untuk mendukung praktek demo hasil produk. Dampak instruksional model Pelatek adalah Hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan para siswa pada tujuan pembelajaran yang diharapkandirumuskan. Berkaitan dengan kajian ini adalah dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yakni dalam hal ini: pemahaman konsep merata dan meningkat tinggi. Dampak pengiring model Pelatek adalah Hasil belajar lainnya yang dihasilkan dari suatu proses belajar mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh para siswa tanpa pengarahan langsung dari guru. Berkaitan dengan kajian ini adalah sebagai berikut: rata-rata kemampuan menangkap dan melaksanakan informasi, instruk, tugas siswa rata-rata menjadi baik; munculnya kemampuan kerja sama antar siswa; rata- rata siswa dapat obyektif melakukan penilaian, kritik, kontrol, dan memberikan perbaikan antar teman. Tahap Mencoba Trial: Pada tahap ini dilakukan uji lapangan secara terbatas tentang produk berupa pengambilan data, yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan aktivitas siswa oleh observer selama menggunakan model pembelajaran Pelatek serta memberikan tes kognitif pada siswa. Tahap MengevaluasiMerevisi EvaluateRevise: Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain Pelatek pada masing-masing kegiatan Training, Action, dan Evaluation berdasarakan uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal. Evaluasi juga diperoleh dari hasil validasi sebagai penilaian layak tidaknya model pembelajaran Pelatek digunakan. Selanjutnya dapat dilakukan siklus serta membandingkan hasil untuk mengetahui reliabilitas model pembelajaran Pelatek . Tahap Menetapkan Define: Tahap ini merupakan langkah akhir menetapkan hasil secara menyeluruh berupa laporan deskriptif karakteristik, hasil validasi dan reliabilitas pengembangan model pembelajaran Pelatek melalui forum-forum dan artikel ilmiah

2. Subyek Uji

Subyek uji model Pelatek adalah siswa kelas VIII dan guru SMPN Jember pada pelaksanaan pembelajaran ipa.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik observasi berupa pengumpulan data kegiatan dan nilai di dalam kegiatan pembejaran. Catatan lapangan baik secara sistematis maupun non-sistematis digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting dari aktivitas kelas pada setiap tahap dan fase model pembelajaran sebagai bahan evaluasi dan revisi untuk siklus penelitian berikutnya. Selain data dari instrumen validasi yang dinilai oleh validator, teknik penyebaran angket dan wawancara pada siswa dan guru bidang studi tentang pembelajaran menggunakan model pembelajaran Pelatek juga dilakukan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dan pemahaman konsep, siswa diberikan penugasan secara individu maupun kelompok dan tes kognitif pada akhir pembelajaran secara individu.

4. Tehnik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa hasil observasi tentang kegiatan dan nilai yang didapat saat pelaksanaan latihan,praktek dan evaluasi , data olahan antara skor yang diberikan oleh observer tentang komponen yang dinilai dalam pelaksanaan latihan,praktek dan evaluasi dengan nilai pemahaman materi dihasilkan melalui tes tulis secara individu pada penilaian kognitif.Analisis deskriptif dilakukan pada karakteristik model pembelajaran Pelatek secara rinci sebagai bentuk produk pengembangan. Hasil validasi dari para ahli sebagai analisi data yang menjadi tolak ukur valid ISBN: 978-602-72071-1-0 tidaknya model pembalajaran Pelatek layak untuk digunakan. Selanjutnya dari data observer dan nilai kognitif siswa digunakan untuk uji reliabilitas atau keajegan model pembalajaran Pelatek dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Model Pelatek yang tidak lain adalah gabungan dari metode tutor sebaya dan student fasilitator and explaining adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik tutor yang dianggap telah memahami materi yang telah diajarkan untuk mengajarkannya kembali kepada teman-temannya agar peserta didik yang belum jelas dapat bertanya atau menanggapi dengan temannya tutorial,kemudian mempresentasikan soal sebagai implementasi apakah betul-betul sudah memahami materi yang telah didapat.Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut : Pelaksanaan pembelajaran model Pelatek terdapat tiga tahapan sesuai dengan sintak dan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Berkaitan dengan tiga tahapan tersebut, masing- masing tahapan mempunyai prosedur yang berurutan yaitu pada tahap pertama merupakan tahap persiapan dimana pada urutan pertama, guru membuat program pengajaran untuk satu KD yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub – sub kompetensi dasar untuk kemudian setiap penggalan untuk satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Pada urutan kedua, guru menentukan beberapa orang peserta didik yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang ditunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Pada urutan ketiga, setelah tutor ditentukan, guru kemudian mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, peserta didik yang menjadi tutor bertindak sebagai guru, sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau peserta didik yang akan menjadi tutor. Sedangkan urutan keempat, guru mengelompokan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang dapat terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini dibentuk berdasarkan variasi tingkat kecerdasan peserta didik, kemudian tutor sebaya yang telah ditunjukditentukan disebarkan pada masing-masing kelompok yang telah terbentuk. Tahap kedua merupakan tahap pelaksanaan yang juga memiliki beberapa urutan yaitu pertama, setiap pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkan. Urutan kedua adalah peserta didik belajar dalam kelompoknya sendiri bersama dengan tutor yang telah ditentukan. Tutor sebaya mulai melaksanakan perannya sebagai tutor dengan cara membimbing atau menanyai anggota kelompoknya secara bergantian terhadap hal-hal yang belum dimengerti, demikian pula halnya dalam menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.Urutan ketiga pada tahap pelaksanaan yaitu guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan pada salah satu kelompok. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi, dimana urutan pertama yaitu sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok selain tutor untuk mengetahui apakah tutor sudah menjalankan tugasnya atau belum dan jika mereka sudah memahami materi atau belum. Urutan kedua adalah guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi di rumah untuk kemudian pada pertemuan selanjutnya hanya tinggal tes evaluasi. Secara keseluruhan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ipa dengan menggunakan model pelatek dapat diterapkan dengan baik dan dapat mengoptimalkan mereka untuk mencapai kemajuan hasil belajar,sebagaimana pendapat Herawati 2008 bahwa gagas pendapat perlu dilakukan mengenai tindakan apa saja yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi akan menghasilkan banyak alternatif tindakan yang dapat dipilih. Pada jurnal Indrianie 2015 dijelaskan bahwa pembelajaran cooperative learning model tutor sebaya terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik yaitu hasil belajar yang lebih baik. Amaka 2013 menyebutkan dalam jurnalnya, “Peer tutoring is a method of instruction that involves students teaching other students, a system of instruction in which learners help each other and learn by teaching”. Kemudian dalam jurnal Duran 2010, Greenwood, Carta, Kamps menyebutkan bahwa “During peer tutoring the reduction in management time with each student aware of the work process and the responsibilities that accompany their role, the high level of effective work time dedicated to achieving the specific academic objective in question and the high percentage of success and feedback because of permanent monitoring by the tutor student leads to a high rate of academic learning time”. Dengan kata lain Tutor Sebaya merupakan bentuk manajemen waktu dari kesadaran siswa terhadap proses belajar, peningkatan efektivitas kerja dan umpan balik karena mendapatkan perhatian langsung dari rekan tutornya sehingga dapat mengarahkan pada peningkatan akademik dalam proses pembelajaran. PENUTUP Simpulan ISBN: 978-602-72071-1-0 Model Pembelajaran Pelatek merupakan inovasi model pembelajaran yang memiliki lima tahap utama yakni Penentuan PembimbingTutor,Latihan membimbing,Praktek membimbing,Evaluasi dan Mengkomunikasikan hasil . Saran Dalam menguji model Pelatek, hendaknya dilakukan penilaian dan pengamatan secara sistematis maupun non-sistematis dari berbagai aspek baik dari aktivitas guru maupun siswa yang menggunakan model tersebut. Sehingga dapat diperoleh data yang valid dan reliabel sebagai acuan bagaimana kelayakan model pembelajaran Pelatek dapat digunakan dan memberikan perubahan aktivitas yang baik dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S., Suharjono Supardi, 2012. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT Aksara Fitri F., 2013. Manfaat Model Pembelajaran Tutor SebayauntukPembelajaranMatematika, artikel diakses1Pebruari2015dari http:edukasi.kompasiana.com20130703 manfaat-model-pembelajaran-tutor-sebaya- untuk-pembelajaran-ipa-570417.html Gall, M. D., Gall, J. P., dan Borg W, R. 2003.Educational Research: An Introduction . Seventh Edition. Boston: Pearson Education, Inc Herawati Susilo dan Kisyani Laksono. 2008. bentuk- dan-skenario-tindakan-serta-pengembangan- instrumen-untuk-mengukur-keberhasilan- tindakan Muhammad, 2011. Pengertian Tutor Sebaya, online diakses 1 Pebruari 2015 dari http:id.shvoong,com Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas . Jakarta: Kencana. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sejathi, 2011, Ciri-ciri Motivasi Belajar, Artikel Pendidikan.Diambil dari ttp:id.shvoong,comsocial- scienceseducation2115321-ciri-ciri motivasi belajardiakses 1 Pebruari 2015 Silbermen, L. M 2009. 101 Strategi Pembelajaran Aktif . Terjemahan oleh Sarjuli, AA, Sutrisno, dkk.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani Soeparjo, et al 2008. Komparasi Hasil Belajar dengan Metode Tutor Sebaya dan Team Work Learning Dalam Pembelajaran Kimia . Journal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2 Sutarto dan Indrawati.2013. Strategi Belajar Mengajar Sains . Jember: UPT Penerbitan UNEJ. Suyitno, I. 2011. Memahami Tindakan Pembelajaran; Cara Mudah dalam Perencanaan PTK .Bandung: PT. Refika Aditama. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. JURNAL Amaka, O. A. 2013. Effect of Peer Tutoring Method on Students Academic Achievement in Home Economics. Academic Journal of Interdisciplinary Studies . II 5, 193-197 ISSN 2281- 3993; E-ISSN 2281-4612 Duran, D. 2010. Cooperative Interactions in Peer Tutoring: Patterns and Sequences in Paired Writing. Middle Grades Research Journal. V 1, 47 –60 ISSN 1937-0814. Indrianie, N. S. 2015. Penerapan Model Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Reported Speech terhadap Hasil Belajar Peserta didik MAN Kota Probolinggo. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan . I 1, 126-132 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-7615 ISBN: 978-602-72071-1-0 PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA UNTUK PENGAJARAN SPEKTROSKOPI ATOM BERBASIS LABVIEW Ayu Lusiyana 1 Moh. Toifur 2 Ishafid 3 1 Mahasiswa Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan 2,3 Dosen Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan, E-mail: ayu.lusiyanalive.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai pengembangan sistem akuisisi data berbasis LabVIEW yang digunakan sebagai penunjang ekperimen pada pembelajaran spektroskopi atom. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat lunak sistem akuisisi data eksperimen spektroskopi atom dan mengetahui tingkat keakuratan dan ketelitian perangkat lunak sistem akuisisi data eksperimen spektroskopi atom. Pengembangan dilakukan melalui tahapan analisis kebutuhan, desain produk yang akan dikembangkan, produksi rancangan, implementasi hasil produksi, dan evaluasi kinerja produk yang diimplementasikan. Berdasarkan uji kinerja didapat hasil bahwa sistem akuisisi data spektroskopi atom yang dikembangkan memiliki tingkat keakuratan yang sama dengan program Logger Pro yang sudah valid dan akurat dengan nilai kesalahan sebesar 0. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan optimal pada pengajaran fisika materi spektroskopi atom. Kata Kunci: Akuisisi data, spektroskopi, eksperimen, LabVIEW ABSTRACT This research has conducted to development data acquisition system with LabVIEW that use to supporting the experiment on atomic spectroscopy lesson. Its aim to produce data acquisition system software of atomic spectroscopy experiment, and determine the accuracy and precision of data acquisition system software of atomic spectroscopy experiment. The research were developed through steps: requirement analyzed, prototype designed, produced, implemented, and evaluated. Validity result on implemented step shows that data acquisition system software of atomic spectroscopy experiment has same accurate and same precision with Logger Pro software with error relative value is 0. This research result may be using on physics learning about atomic spectroscopy. Keywords: Data Acquisition, spectroscopy, experiment, LabVIEW ISBN: 978-602-72071-1-0 PENDAHULUAN Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Pada ilmu fisika terdapat bagian materi fisika modern yang berkaitan dengan sifat atom, inti atom serta berbagai partikel penyusunnya, kelompok atom dalam berbagai molekul dan zat padat, kosmik dan jagat raya, serta asal mula dan evolusi alam semesta. Pada umumnya materi pelajaran fisika modern tersebut bersifat abstrak karena tidak dapat dilihat secara langsung dan kasat mata serta sukar untuk dibayangkan. Peserta didik yang mempelajari fisika modern hendaknya melakukan sejumlah eksperimen yang terkait dengan materi tersebut agar mereka bisa mendapatkan pengalaman langsung dan lebih memahami materi abstrak yang dipelajarinya. Edgar menyatakan bahwa pembelajaran dari pengalaman langsung, model, dan simulasi akan sangat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik Arief, 2006: 8. Salah satu pokok bahasan pada materi fisika modern adalah teori atom Bohr. Pada pokok bahasan ini terdapat eksperimen untuk menjelaskan spektrum cahaya menggunakan alat spektrometer atom. Perangkat eksperimen spektrometer atom yang dahulunya konvensional saat ini sudah dikembangkan menjadi perangkat eksperimen dengan sistem yang lebih modern dan terkomputerisasi. Perangkat eksperimen modern ini dijalankan menggunakan bantuan komputer, interface danatau peralatan digital lain. Salah satu perangkat eksperimen spektrometer atom terkomputerisasi yang bisa digunakan adalah spectrometer visible spectroVis dari Vernier yang merupakan spektrometer khusus untuk mengamati cahaya tampak. Data hasil eksperimen berupa gambaran spektrum atom dapat disimulasikan pada layar monitor untuk dapat dipantau oleh pengguna. Data hasil simulasi tersebut selanjutnya dapat diolah dan dikonversikan pada sistem pengontrolan maupun analisis data sehingga didapat nilai panjang gelombang maupun nilai dari besaran lain yang ingin diketahui hasil perhitungannya. Sistem yang menjalankan proses pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data seperti diatas dikenal dengan sistem akuisisi data. Pada sistem akuisisi data dibutuhkan perangkat lunak yang harus bisa mengukur parameter-parameter sistem, menentukan hasil berdasarkan pengukuran, dan mengubahnya menjadi suatu output Austerlitz, 2003: 5. Perangkat lunak yang digunakan harus akurat dan presisi untuk mengukur besaran-besaran fisis. Salah satu perangkat lunak pengembang sistem akusisi data yang cukup terkenal adalah Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench LabVIEW, yang dibuat oleh perusahaan National Instrument NI. LabVIEW ideal untuk pengukuran, otomatisasi, pengontrol instrumen, akuisisi data dan aplikasi analisis data Bitter, 2013: 1. Pemanfaatan LabVIEW pada eksperimen spektrometer atom karena perangkat lunak ini bisa mengimplementasikan pengukuran secara cepat selama eksperimen berlangsung. LabVIEW juga dapat mengurangi kebutuhan perangkat keras yang digunakan pada rangkaian eksperimen spektrometer atom secara modern. LabVIEW tepat untuk digunakan sebagai perangkat dasar untuk mendapatkan sinyal spektrum atom yang diamati sehingga memberi kesempatan kepada praktikan untuk melakukan observasi dan investigasi pada proses fisika yang terjadi. Penelitian yang terkait dengan pemanfaatan LabVIEW yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain diantaranya oleh Widodo 2014 yang mengembangkan sistem akuisisi data untuk pencacah radiasi berbasis LabVIEW. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ginanjar 2014 tentang pengembangan simulasi eksperimen pada materi radioaktivitas SMA kelas XII berbasis LabVIEW. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa LabVIEW merupakan perangkat lunak yang baik dan tepat untuk digunakan sebagai penunjang eksperimen dalam pembelajaran fisika yang dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi fisika. Penggunaan LabVIEW pada sistem akuisisi data masih dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi model pembelajaran eksperimen berbasis Remote Laboratory , yang mana suatu eksperimen bisa dikendalikan dari jarak jauh, dan datanya bisa didapatkan secara langsung melalui komputer yang terhubung dalam jaringan. Namun penelitian ini nantinya hanya mengembangkan sistem akuisisi data untuk eksperimen spektrometer atom. Untuk mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran fisika maka perlu untuk membuat suatu modul eksperimen yang menjabarkan penggunaan LabVIEW pada eksperimen spektrometer atom. KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Pengembangan perangkat lunak sistem akuisisi data berbasis LabVIEW telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Widodo 2014 melalui penelitiannya yang berjudul pengembangan sistem akuisisi data untuk pencacah radiasi berbasis LabVIEW memperoleh hasil berupa sebuah sistem akuisisi data untuk pencacah radiasi berbasis perangkat lunak LabVIEW 2012. Patil dan Nerkar 2014 mengemukakan manfaat dari sistem akuisisi data yang dibuat dengan perangkat lunak LabVIEW. Aplikasi real time untuk smart home menggunakan LabVIEW yang didesain dan dikembangkannya membuktikan banyak konsep mengenai akuisisi data secara umum dan beberapa gagasan mengenai kemungkinan adanya remote controlling atau monitoring. ISBN: 978-602-72071-1-0 Gambar 3. Diagram spektrometer sumber: PASCO Scientific, 1991 Kishori dan Nisha 2014 yang mengembangkan sistem akuisisi data untuk Channel 416 menggunakan LabVIEW berhasil membuat sebuah perangkat yang menampilkan proses input data, transformasi Fast Fourier FFT, spektrum daya, dan lainnya pada front panel. Mereka mengemukakan bahwa penggunaan perangkat lunak LabVIEW lebih menguntungkan dibandingkan dengan MATLAB. Naik, dkk 2004 melakukan penelitian sistem akuisisi data dan sistem pengatur instrumen untuk spektrometer neutron. Sistem akuisisi data dan sistem pengatur instrumen yang mereka kembangkan digunakan pada empat spektrometer. Perangkat lunak yang dihasilkan mampu mengatur kerja motor pada spektrometer dan sistem akuisisi data yang dihasilkan dapat diandalkan sebagai pengontrol instrumen yang digunakan pada eksperimen. B. Sistem Akuisisi Data Sistem akuisisi data Data Acquisition System, disingkat DAQ System adalah instrumen pokok yang digunakan pada penelitian di laboratorium untuk para sainstis dan teknisi Emilio, 2013: 1. Sebuah sistem akuisisi data yang otomatis bisa dengan mudah merekam pembacaan data untuk interval waktu yang sangat kecil kurang dari satu milisekon, mampu melanjutkan pengambilan data yang berubah-ubah untuk periode yang lama terbatas pada kapasitas penyimpanan yang tersedia. Emilio 2013: 2 menjelaskan bahwa elemen dasar dari sebuah sistem akuisisi data seperti yang terlihat pada Gambar 1 adalah: Transduser dan sensor digunakan untuk merubah fenomena fisika seperti perpindahan, sinyal elektrik, radiasi, suhu, magnet, atau energi mekanik menjadi sinyal elektrik seperti tegangan dan arus. Kabel penghubung Field wirring merupakan penghubung fisik dari transdusersensor ke perangkat keras DAQ. Untuk menggunakan suatu interface, sinyal yang diberikan oleh sensor harus bisa dikirim dalam beberapa bentuk pengkondisian. Perangkat keras DAQ didefinisikan sebagai satu set sistem elektronik yang berfungsi sebagai input dan konverter format digital, konverter format analog, input sinyal digital, dan output sinyal kontrol. Perangkat lunak DAQ adalah komponen utama dari sistem akuisisi data dan dibutuhkan agar perangkat keras DAQ bisa bekerja pada sebuah komputer yang bisa dibuat dalam berbagai bahasa pemrograman. C. Spektroskopi Spektroskopi adalah aspek dari pengukuran radiasi yang dilakukan dengan cara mengukur distribusi energi partikel yang dipancarkan oleh sumber radioaktif atau dihasilkan dari reaksi nuklir Tsoulfanidis, 2015: 269. Spektroskopi sebenarnya juga melakukan pencacahan sebagaimana sistem pencacah diferensial akan tetapi dengan selang energi yang sangat sempit sehingga dapat dikatakan melakukan pencacahan jumlah radiasi pada setiap “tingkat” energi. Sistem spektroskopi digunakan untuk pengukuran yang bersifat analisis baik kualitatif maupun kuantitatif, karena untuk keperluan ini harus berdasarkan spektrum radiasi yang dipancarkan oleh sampel yang dianalisis. Salah satu aplikasi yang paling banyak adalah untuk menganalisis jenis dan kadar unsur yang terkandung di dalam suatu bahan Batan, 2015. D. Spektrometer Model Konvensional Spektrometer adalah peralatan eksak yang sederhana yang bagus untuk menyelidiki struktur sebuah atom. Bagian-bagian dari spektrometer dapat dilihat pada gambar 2 berikut. Cahaya yang akan dianalisis masuk ke kolimator melalui sebuah celah sempit yang berada pada titik fokus lensa kolimator. Cahaya bisa melewati kolimator karena tipis, celah ganda yang menyaring semua cahaya dari celah mendatangi pembelok cahaya pada sudut yang sama. Pembelok cahaya membelokkan berkas cahaya. Jika berkas cahaya terdiri atas banyak warna yang berbeda, masing- masing warna akan dibelokkan pada sudut yang berbeda. Rangkaian cara kerja spektrometer ini dapat dilihat pada gambar 3. Teleskop bisa berotasi untuk mengumpulkan cahaya yang dibelokkan dengan sudut pengukuran yang presisi. Sebuah gambaran yang jelas akan terlihat pada celah kolimator jika fokus teleskop diatur pada tak hingga dan ditempatkan pada sebuah sudut yang dapat mengumpulkan cahaya dari warna yang berbeda. Sebagai contoh, jika pada suatu sudut rotasi teleskop pengamat melihat warna merah, pada sudut lain terlihat warna hijau, dan seterusnya. Dengan memutar teleskop, celah tempat melihat Gambar 1. Diagram fungsional sebuah komputer berbasis sistem akuisisi data sumber: Emilio, 2013. Gambar 2. Spektrometer dan bagian-bagiannya sumber: PASCO Scientific, 1991 ISBN: 978-602-72071-1-0 gambar akan mencocokkan masing-masing warna agar dapat dilihat dan sudut difraksi masing-masing cahaya bisa diukur. Jika karakteristik pembelok cahaya diketahui, pengukuran sudut ini bisa digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya tersebut PASCO Scientific, 1991: 1-2. E. Vernier SpektroVis Plus Sensor SpektroVis Plus digunakan dengan suatu interface untuk menghimpun data. SpektroVis Plus dapat mengukur beberapa besaran seperti absorbansi atau transmitasi larutan, fluorescence larutan, intensitas emisi sumber cahaya, luminasi larutan, dan lain sebagainya. Bentuk SpektroVis Plus dapat dilihat pada Gambar 4. Cahaya dari sumber Spectrum Tube Carousel Power Supply masuk dan melewati kabel fiber optic. Cahaya yang dihasilkan melewati kisi difraksi lalu lampu difraksi mengumpulkan cahaya tersebut dan menyusunnya dengan sebuah pendeteksi CCD. Cahaya dipisahkan berdasarkan intensitasnya. Selanjutnya berkas cahaya tersebut di terjemahkan ke dalam bentuk digital yakni dalam format arus dan tegangan. Sinyal digital yang terbentuk akan diteruskan untuk diterima oleh perangkat lunak spektrometer Logger Pro yang ada pada komputer. Tayangan perangkat lunak Logger Pro yang terlihat adalah berupa sinyal digital yang sudah diterjemahkan kembali menjadi sinyal analog. Pada tahap akhir dapat dilihat pembacaan intensitas spektrum cahaya sumber.

F. Vernier Spektrum Tube-Carousel Power