1. Fleksibel Jika seorang tiba-tiba teringat suatu hal
tentang pemikiran, maka dapat dengan mudah menambahkan di tempat yang sesuai dalam peta
pemikiran tanpa harus kebingungan 2. Dapat Memusatkan Perhatian
Anda tidak perlu berfikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaiknya anda
dapat berkonsetrasi pada gagasan-gagasannya. 3. Meningkatkan Pemahaman
Ketika membaca suatu tulisan atau laporan teknik, peta pikiran akan mengingatkan
pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.
4. Menyenangkan Imajinasi dan kreatifitas anda tidak terbatas.
Dan hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
3. Aktivitas
Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam menentukan efektif atau
tidaknya suatu pembelajaran. Semakin tinggi kadar aktivitas siswa, maka semakin efektif pembelajaran yang
dilakukan.
Boyle dan Hidi dalam Ormrod 1995:481 mengemukakan bahwa siswa akan lebih banyak terlibat
dalam aktivitas pembelajaran apabila tertarik dengan apa yang mereka pelajari. Dalam hal ini salah satu upaya yang
dapat dilakukan guru adalah dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa.
Untuk melihat aktivitas siswa diperlukan indikator. Melalui indikator tersebut dapat dilihat tingkah
laku mana yang muncul dalam pembelajaran berdasarkan apa yang dirancang oleh guru. Kemp 1992:144
menyatakan bahwa indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam
memberikan respon dalam pikiran mereka atau kegiatan- kegiatan jasmani, yang disisipkan secara strategis selama
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengukur aktivitas siswa dalam penelitian ini ditetapkan 5 indikator.
Masing-masing indikator terdiri atas 3 deskriptor, yaitu: 1. Antusiasme siswa dalam proses pembelajaran.
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. b.
Siswa tidak mengerjakan pelajaran lain saat proses KBM berlangsung.
c. Siswa tidak terpengaruh dengan situasi di luar
kelas. 2. Interaksi siswa dengan guru
a. Siswa mengajukan pertanyaan pada guru terkait
dengan hal-hal yang belum jelas. b.
Siswa berusaha menjawab dengan benar pertanyaan dari guru.
c. Siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator
selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Interaksi siswa dengan siswa
a. Siswa bertanya pada temannya yang lebih
mampu dalam memecahkan masalah yang disajikan. b.
Siswa menjawab pertanyaan temannya. c.
Siswa mencoba memperbaiki kesalahan temannya dalam memecahkan masalah.
4. Kerjasama dalam kelompok a.
Siswa mengerjakan tugas kelompok dengan seksama.
b. Siswa berusaha mengerjakan tugas kelompok
sampai tuntas. c.
Siswa saling membantu antara anggota kelompok.
5. Partisipasi siswa dalam menyimpulan hasil diskusi a.
Siswa mengacungkan tangan untuk ikut meyimpulkan.
b. Siswa merespon penyataan atau kesimpulan
temannya. c.
Siswa menyempurnakan kesimpulan yang dinyatakan oleh temannya.
Tim Instruktur PKG Matematika, 1992, yang telah dimodifikasi
4. Prestasi Belajar
Seseorang berbuat sesuatu mempunyai tujuan tertentu. Demikian halnya dengan belajar, seseorang
belajar mempunyai tujuan tertentu yaitu mendapatkan prestasi belajar. Belajar merupakan kegiatan bagi setiap
orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, termodifikasi dan
berkembang disebabkan belajar. Oleh sebab itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang
itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku Hudojo,1988:1. Belajar
merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan, yaitu berupa diperolehnya pengetahuan dan kecakapan
baru.
Suryabrata 1980:253
mengemukakan bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan itu
pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena usaha.
Chaplin dalam
Muhibbin,1995:89 mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa belajar seseorang akan memperoleh
berbagai pengetahuan dan kecakapan baru. Selanjutnya pengetahuan dan kecakapan baru itu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga orang tersebut menjadi terampil dalam memecahkan persoalan yang sedang
dihadapi. Jadi orang belajar untuk memperoleh pegetahuan dan untuk mendapatkan kemampuan
menerapkan pengetahuan itu.
Disamping itu, pada dasarnya belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku yang
dapat diamati. Perubahan tingkah laku yang dapat diamati tersebut merupakan hasil belajar dari yang melakukan
kegiatan belajar. Dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati,
setelah seseorang itu memperoleh pengalaman belajar.
Belajar merupakan transformasi masukan stimulus menjadi keluaran hasil belajar Gagne,
1977:3. Hasil belajar selalu dapat diobyektifkan sebagai
Surabaya, 23 Januari 2016
ISBN: 978-602-72071-1-0 perubahan tingkah laku yang dicapai siswa itu setelah
berlangsugnya suatu pengalaman belajar. 5.
Penerapan Pembelajaran dengan Strategi Mind Mapping
Dalam pembelajaran strategi mind mapping diperlukan suatu perencanaan yang matang agar metode
ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam sistem belajar mengajar ini guru tidak menyajikan
materi secara final, tetapi siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri. Secara umum
digambarkan dalam sintaks pembelajaran di bawah ini.
Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran dengan strategi mind mapping
N o
Fase Aktivitas
Guru Aktivitas
Siswa Catatan
1 Pendah
uluan Tahap-1
Persiap an
- Mengucap kan salam
- Mengabsen si
- Menyampa ikan tujuan
pembelajar an yang
ingin dicapai
- Berdoa sebelum
pelajaran dimulai
Guru dan
seluruh siswa
2 Inti
Tahap-2 Present
asi kelas Tahap-3
Kegiata n
Kelomp ok
- Memberika n informasi
kepada siswa
tentang mind
mapping kaitannya
dengan pokok
bahasan berbagai
system dalam
tubuh manusia,
melalui bahan
bacaan yang
dimiliki Membagi
siswa dalam
kelompok kecil 1
kelompok 3-4 siswa
- Membagik an LKS
kepada kelompok
- Siswa yang
ditunjuk mengerja
Perwaki lan dari
salah satu
N o
Fase Aktivitas
Guru Aktivitas
Siswa Catatan
- Menerang kan materi
yang diajarkan
secara garis besar
- Memberik an
permasala han pada
siswa tentang
materi yang
diajarkan
- Meminta setiap
kelompok membuat
mind mapping
peta pikiran
- Membimbi ng setiap
kelompok dalam
menyelesai kan LKS.
- Memimpin diskusi
kelompok - Guru
meminta salah satu
siswa dari tiap
kelompok untuk
memprese ntasikan
hasil mind mappingny
a dan menjelaska
n kepada temannya
- Memberik an
pertanyaan kepada
kelompok lain dan
menangga pi hasil
presentasi kan
dipapan dan
menjelask an kepada
teman- temannya
kelompo k
3 Tahap-4 Tes
- Pada akhir
Siswa mengerja
N o
Fase Aktivitas
Guru Aktivitas
Siswa Catatan
pembelaja ran siswa
diberi tes individu.
kan soal tes
individu 4 Tahap-5
Penghar gaan
kelomp ok
- Guru memberik
an pengharg
aan kepada
kelompok yang
berhasil mencetak
skor tinggi
- Siswa meneri
ma pengha
rgaan dari
guru atas
keberh asilan
dalam mencet
ak skor
tinggi 5 Penutup
- Guru bersama
siswa menyimp
ulkan dan mengeval
uasi kembali
materi yang telah
diberikan
- Mengakhi ri
pelajaran dengan
mengucap kan salam
- Menyi
mpul- kan
materi yang
telah disamp
aikan bersam
a-sama Pemberi
an Tindak
Lanjut pembela
jaran
PENUTUP Simpulan
Mind mapping pemetaan pikiran adalah teknik
menuangkan ide-ide dalam bentuk gambar atau simbol dan kata kunci yang dihubungkan dengan garis-garis
lengkung, sebagaimana gambaran kerja sel-sel otak. Teknik ini mampu mengoptimalkan kerja otak kanan yang
selama ini cenderung kurang dikembangkan. Dalam pembelajaran, selama ini peserta didik lebih banyak
menggunakan otak kiri, Sehingga keseimbangan kinerja kedua belah otak dapat dimaksimalkan.
Hasil dari berbagai sumber penelitian yang telah diterbitkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
mind mapping dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dengan melibatkan kedua belah otak siswa,
sehingga siswa akan lenih memahami materi yang diberikan guru karena siswa membuat catatan mind
mapping nya sendiri,
Penggunaan metode mind map dirasakan efektif untuk memahami konsep-konsep materi yang dipelajari.
Sehingga siswa tidak perlu lagi membuat catatan linier berupa barisan huruf yang berderet-deret rapi dalam
halaman-halaman buku. Sebaliknya penggunaan mind map dapat membuat siswa lebih kreatif dan bebas
berekspresi serta berkreasi, karena siswa dapat membuat catatan dengan berbagai simbol, gambar dan kata kunci
yang dapat membuat siswa lebih cepat untuk memahami materi serta dapat meningkatkan kemampuan daya visual
siswa.
Saran
Untuk mempertahankan suasana belajar yang kondusif agar siswa lebih memahami materi yang
diberikan, maka penulis menyarankan beberapa hal diantaramya:
a. Bagi guru 1. Guru harus menerapkan berbagai metode yang
relevan dengan materi sehingga dapat menarik minat siswa dalam pembelajarannya salah
satunya dengan teknik mind mapping. 2. Guru harus dapat mengembangkan imajinasi dan
kreatifitas siswa saat mengajar sehingga potensi dalam diri siswa dapat lebih tergali, melalui
penerapan teknik mind map kemampuan otak kanan da otak kiri siswa dapat digunakan secara
seimbang.
3. Guru hendaknya dapat memberitahukan manfaat dari penerapan metode mind map sehingga
siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. b. Bagi kepala sekolah
1. Kepala sekolah dituntut untuk terus memantau kinerja guru baik dalam pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran ataupun dalam pelaksanaan pengajaran, sehingga dapat
memberi masukan kepada guru kearah yang lebih baik.
2. Kepala sekolah agar terus membudayakan PTK, sehingga setiap guru dapat melaksanakan PTK
untuk mengatasi masalah di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak: Agar anak Lulus Ujian dengan Nilai Bagus
. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gagne, R. M., Briggs, L. J. 1987. Principles of Instructional Design 2
nd
ed. New York: Holt,
Rinehart Winston. Hendrawadi. 2007. Model-Model Pembelajaran. Model
by hendrawadimath07,s Viewed 2682008 diakses tanggal 22 Desember 2015
Hudojo, H. 1988. Pembelajaran Matematika menurut Konstruktivistik.
Journal Pendidikan. Malang. Kemp, Jerold E, alih bahasa: Asril Marjohan. 1992. Proses
Perancangan Pengajaran
. Bandung:
ITB Bandung
Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nur, Muhammad dan Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat
Kepada Siswa
dan Pendekatan
Konstruktivis dalam Pengajaran. Pusat Studi
Matematika dan IPA Sekolah Unesa University Press: Surabaya
Surabaya, 23 Januari 2016
ISBN: 978-602-72071-1-0 Ormrod, Jeanne. 1995. Human Learning. New Jersey,
Columbus Ohio. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif: Konsep,
Landasan, dan
Implementasinya pda Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan KTSP
. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING MATERI KLASIFIKASI BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VII SMP
Ridwan Hamzah
1
Netty Martha Arumisore
2
Endah Pratiwi Isa
3
1,2,3
Mahasiswa Program Studi Sains Pascasarjana Unesa E-mail: ridwan.ipagmail.com
ABSTRAK
SMP Negeri 4 Lolak Kabupaten Bolaang Mangondouw, memperlihatkan bahwa penggunaan buku siswa belum memberikan hasil yang optimal untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap ilmiah siswa dalam
memahami suatu konsep . Hasil belajar siswa untuk materi Klasifikasi Benda masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan LKS berbasis scientific approach pada pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan penggunaan buku siswa untuk materi klasifikasi benda terhadap hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lolak . Penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajaran
dapat memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap ilmiah siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen sungguhan true eksperiment yang melibatkan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.Pemilahan kelompok dilakukan secara acak.Metode ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat yang terjadi pada kedua kelompok. Penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajaran
dapat memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap ilmiah siswa. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok dapat terjadi jika siswa
menggunakan LKS. Kata Kunci:
LKS Berbasis Scientific Aprroach, Inkuiri terbimbing, Hasil belajar Siswa.
PENDAHULUAN
Perubahan zaman adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat. Perubahan zaman
telah memberikan dampak yang besar terhadap seluruh segi kehidupan masyarakat tidak terkecuali dalam segi
pendidikan. Pendidikan mencoba untuk menyikapi dan mengemasnya dalam sebuah konsep perubahan
kurikulum. Isu-isu perubahan, fakta dan realita kehidupan masyarakat serta isu-isu tantangan zaman
dikemas sedemikian rupa sebagai dasar untuk mengembangkan sebuah kurikulum baru yang
mencoba untuk menjawab tantangan zaman tersebut. Hal inilah yang coba dilakukan pemerintah melalui
pengembangan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk dapat mengembangkan
kemampuan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap ilmiah dalam memahami suatu konsep. Pengembangan kemampuan dilakukan
dengan menggunakan seluruh panca indera yang dimiliki siswa. Konsep yang masuk akan diolah dan
diadaptasi oleh siswa untuk memperoleh pemahaman secara utuhholistik. Siswa diharapkan dapat lebih
kreatif, inovatif, dan berpikir kritis dalam menggunakan konsep yang telah dipahami untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial masyarakat. Menurut Sunendra 2013, generasi Indonesia harus
memiliki minat luas dalam kehidupan, kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakatminatnya,
dan rasa tanggung-jawab terhadap lingkungan.
Muatan pembelajaran
di SMPMTs
Kemendikbud, 2013 adalah berbasis pada konsep keterpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang
tergabung dalam mata pelajaran IPA. Hakikat IPA dikembangkan sebagi mata pelajaran yang terintegrasi
yaitu integrated science. Muatan IPA bersumber dari disiplin ilmu biologi, fisika, dan kimia. Mata pelajaran
IPA merupakan program pendidikan yang dirancang agar siswa dapat mengaplikasikan, mengembangkan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman
tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga
dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia.Integrasi berbagai
konsep dalam
matapelajaran IPA