Refleksi Penelitian tindakan kelas dikatakan sebagai penelitian
Surabaya, 23 Januari 2016
ISBN: 978-602-72071-1-0 PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup.Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan
tersebut menyangkut
perubahan yang
bersifat pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor,
maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai
akibat interaksi dengan lingkungannya melaui proses belajar mengajar. Guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar, walaupun tugas, peranan, dan fungsinya dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Namun, keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan hasil belajar.
Selama ini banyak hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep IPA. Salah
satunya dalah metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru. Guru menyampaikan materi
pembelajaran di depan kelas, sedangkan siswa sebagai pendengar. Dominasi guru teacher oriented dalam
proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak
menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka
butuhkan. Kecenderungan guru dalam mendominasi pembelajaran juga akan mengurangi aktivitas belajar
siswa untuk memahami konsep yang dipelajari. Perhatian siswa terhadap pembelajaran menjadi kurang dan pasif
yang implikasinya hasil belajar IPA siswa rendah.
Selain peran guru dan siswa, proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh
beberapa faktor seperti fasilitas belajar, model, dan metode mengajar, teknik mengajar serta media belajar. Unsur
terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya
tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide
dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa Subiyakto dalam Trianto,
2009: 17.
Dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar, siswa juga dapat dilatih
untuk memunculkan banyak ide dan juga mengaitkan materi-materi yang sedang dipelajari hingga memperoleh
pemahaman kosep yang utuh dan benar. Untuk hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik mind
mapping
. Mind mapping adalah teknik menuangkan ide- ide dalam bentuk gambar atau simbol dan kata kunci yang
dihubungkan dengan garis-garis lengkung, sebagaimana gambaran kerja sel-sel otak. Teknik ini mampu
mengoptimalkan kerja otak kanan yang selama ini cenderung kurang dikembangkan. Selain itu mind
mapping
juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik
asosiasi antar sesama informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpan
sebelumnya dalam ingatan. PEMBAHASAN
1.
Mind Map Pemetaan Pikiran
Pemetaan Pikiran adalah yaitu suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan
menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada
tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Upaya Tony Buzan sebenarnya muncul dari
pengamatannya dalam bidang perkembangan teknologi komputer pada tahun 1971. Ton
y Buzan berpikir, “kenapa komputer perlu manual pemakaian ribuan lembar untuk
dapat beroperasi?” tetapi “Kenapa manusia sebagai makhluk berpikir bisa jauh lebih hebat. Apakah tanpa
manual manusia bisa melakukan rekayasa dan tindakan yang dahsyat, misalnya mengubah dunia?”. Berdasar
perbedaan kemampuan antara komputer dan manusia itu Tony Buzan kemudian mengeksplorasi daya pikir manusia
dengan merekayasa model pengembangan potensi manusia yang disebutnya Mind Map.
Menurut Tony Buzan 2007:4 mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
harf iah akan ”memetakan” pikiran-pikiran kita.
Dengan mind mapping, setiap potong informasi baru yang kita masukkan ke perpustakaan kita otomatis
dikaitkan kesemua informasi yang sudah ada di sana. Semakin banyak kaitan ingatan yang melekat pada setiap
potong informasi dalam kepala kita, akan semakin mudah kita mengaitkan keluar apapun informasi yang kita
butuhkan. Dengan mind mapping semakin banyak kita tahu dan belajar, akan semakin mudah belajar dan
mengetahui lebih banyak Tony Buzan, 2007:12.
Dalam buku Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran disebutkan bahwa mind
mapping memiliki kesesuaian dengan berbagai teori belajar. Pada dasarnya, mind mapping pemetaan pikiran
adalah teknik menuangkan ide-ide dalam bentuk gambar atau simbol dan kata kunci yang dihubungkan dengan
garis-garis lengkung, sebagaimana gambaran kerja sel-sel otak. Teknik ini mampu mengoptimalkan kerja otak kanan
yang selama ini cenderung kurang dikembangkan. Dalam pembelajaran, selama ini peserta didik lebih banyak
menggunakan otak kiri. Dalam membuat catatan, misalnya, peserta didik lebih sering diarahkan untuk
membuat tulisan secara linier dalam bentuk barisan- barisan kalimat yang panjang dan satu warna, yang
sebetulnya hal itu membuat otak tidak dapat bekerja secara optimal.
Pembuatan mind map diawali dengan central image, yaitu sebuah gambar berukuran cukup besar di
tengah-tengah kertas putih polos dengan orientasi mendatar landscape. Central image merupakan gambar
atau simbol serta tulisan yang mewakili topik utama dari mind map yang akan dibuat. Setelah itu, dari central image
dibuat garisgaris lengkung yang mengecil sebanyak 5-7 garis, untuk menuliskan kata kunci key word subtopik.
Garis-garis lengkung tersebut menggambarkan cabang- cabang neuron sel syaraf di otak manusia. Agar lebih
menyalakan otak, setiap cabang dalam mind map perlu diwarnai dan digambarkan simbol-simbol yang sesuai.
2.
Manfaat Mind Mapping dalam Pembelajaran
Menurut Mel Silbermen dalam Hendrawadi, 2007:15 manfaat mind mapping dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut: