AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
192
AnnualReport• AnnualReport•
e Menyediakan sumber daya yang berkualitas untuk menyelesaikan tugas pengelolaan
risiko yang efektif, f Merencanakan
dan merealisasikan
peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia pengelola risiko secara
berkala dan berkelanjutan. 2 Kecukupan Kebijakan Prosedur dan Penetapan
Limit Adanya pedoman tentang manajemen risiko
dimana salah satu hal yang diatur didalamnya adalah mengenai kebijakan dan limit risiko
pasar, risiko kredit dan risiko operasional. 3 Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,
Pemantauan dan Pengendalian Risiko Membangun dan mengembangkan sistem
informasi manajemen risiko baik untuk risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang
bertujuan untuk dapat melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko sejak dini. 4 Sistem pengendalian Intern
Menerapkan sistem pengendalian intern dengan berkoordinasi dengan Divisi Audit
Intern untuk menyampaikan laporan profil risiko secara triwulanan sebagai bahan referensi
dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban Divisi Audit Intern.
Dalam memenuhi ketentuan PBI tersebut, bank bjb membuat
profil risiko sesuai dengan tingkat kompleksitas aktivitas bisnis dan sistem pengendalian risiko yang dimiliki dengan didukung
tingkat keakuratan data yang optimal sehingga dapat digunakan dalam menyusun sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Profil risiko yang dihasilkan dapat mencapai 4 hal berikut ini: a. Efisiensi
Proses pengukuran profil risiko yang distandardisasi akan mempermudah dalam proses pengerjaan, karena dapat
dilakukan dengan memasukan data yang diperlukan dan model perhitungan akan secara otomatis mengukur dan
menampilkan hasil pengukurannya. 8 Jenis Risiko PBI no.58PBI2003
8 Type of Risk PBI no.58PBI2003
1. Risiko Kredit 2. Risko Pasar
3. Risiko Likuiditas 4. Risiko Operasional
Credit Risk Market Risk
Liquidity Risk Operational Risk
5. Risiko Hukum 6. Risiko Reputasi
7. Risiko Strategik 8. Risiko Kepatuhan
Legal Risk Reputation Risk
Strategic Risk Compliance Risk
e Provide qualified resources to support effective risk management,
f Plan and periodically and sustainably improve the competence of human
resource in charge for risk management. 2 Adequacy of Limit Setting Procedures and
Policy Guidelines for risk management in which
policies and limits for market risk, credit risk and operational risk are regulated.
3 Adequacy of the processes of Risk Identification, Risk Measurement, Risk Monitoring, and Risk
Control Establish and develop risk management
information system for operational risk, credit risk and market risk, all designed to conduct
risk identification, measurement, monitoring, and control at its earliest stage.
4 Internal Control System Implement internal control systems in
coordination with Internal Audit Division to submit quarterly risk profile reports as
references for Internal Audit Division in performing its duties and responsibilities.
In complying with BI regulation, bank bjb prepares its risk
profile in accordance with the level of complexity of business activities; and its risk control system, supported with optimal
level of data accuracy, so that it can be used in preparing the Bank’s Level of Health Assessment. The risk profile consisted of
4 matters as follow: a. Efficiency
Standardized measurement of risk profiles will facilitate the process of risk profiling, because it can be done by
entering necessary data and then model calculations will automatically measure and display the measurement
results.
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
193
AnnualReport•
b. Konsistensi Dengan ditetapkannya standar pengukuran, baik dari segi
metode yang digunakan maupun aspek pengukuran yang sama dari waktu ke waktu dapat dihasilkan profil risiko
yang konsisten. Selanjutanya metode yang konsisten, hasil pengukuran profil risiko dapat dibandingkan antara
profil risiko pada satu periode dengan periode lainnya comparable.
c. Akurasi Dengan standaridsasi metode pengukuruan profil risiko,
maka parameter-parameter penilaian profil risiko yang telah diidentifikasi dan diukur menjadi lebih mudah dipelihara.
Dengan menggunakan parameter-parameter tersebut, maka informasi yang dihasilkan dari metode perhitungan
ini akan relatif lebih akurat. d. Akuntabilitas
Profil risiko menjadi lebih akuntabel atau dapat dipertanggungjawabkan
karena informasi
yang disajikan adalah berasal dari data-data yang dapat
dipertanggungjwabkan. Dengan adanya data-data yang sesuai dengan kondisi bank, dapat mereduksi unsur
subjektivitas dalam penilaian.
Profil risiko bank bjb mengukur 8 Jenis Risiko, yaitu: Risiko
Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategik, Risiko Kepatuhan.
Penilaian dilakukan terhadap risiko inherent dari masing-masing risiko. Selain menggambarkan risiko yang dihadapi Bank,
sistem pengendalian risiko yang diukur dalam profil risiko Bank merupakan penilaian terhadap 4 empat aspek yang saling
terkait yaitu: 1. Tata Kelola Risiko
Tata kelola risiko mencakup evaluasi terhadap : i perumusan risk appetite dan risk tolerance dan ii
kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kerangka Manajemen Risiko
Kerangka manajemen risiko mencakup evaluasi terhadap: i keckupan perangkat organisasi dalam mendukung
terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab dan ii
kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko terkait dengan strategi manajemen risiko yang searah
dengan risk appetite dan risk tolerance. b. Consistency
With the implementation of a standardized measurement, both in terms of the methods and the same aspect in the
measurement, time to time, then a consistent risk profile can be generated. Furthermore, using a consistent method
of risk profiling, the results of the measurement of the risk profile can be compared from one period to another
comparable. c. Accuracy
With a standardized method, the identified and measured parameters of risk profile measurement can be maintained
easily. By using a standardized method of measuring risk profile, the parameters of risk profile assessment that
has been identified and measured will be more easily maintained.
d. Accountability Risk profile becomes more accountable because it presents
information derived from data that can be accounted for. With the data that correspond to the real condition of the
bank, the subjectivity in the assessment can be minimized.
Bank bjb risk profile covers 8 types of Risk, namely: Credit
Risk, Market Risk, Liquidity Risk, Operational Risk, Legal Risk, Reputation Risk, Strategic Risk, Compliance Risk.
Assessment is carried out on inherent risk of each risk. In addition to describing the risks faced by the Banks, risk control
systems that are measured in the bank’s risk profile is assessed 4 four interrelated aspects, namely:
1. Risk Governance Risk governance include evaluation of: i formulation
of risk appetite and risk tolerance, and ii the adequacy of active supervision by the Board of Commissioners and
Board of Directors including the exercise of authority and responsibilities of the Board.
2. Risk management framework Risk management framework includes evaluation of:
i the adequacy of the organization to support the implementation of effective risk management, including the
clarity of authority and responsibility, and ii the adequacy of policies, procedures and the limits for the risk associated
with risk management strategies in accordance with the risk appetite and risk tolerance.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
194
AnnualReport• AnnualReport•
3. Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi Manajemen Risiko, dan Sumber Daya Manusia
Proses manajemen risiko, sistem informasi manajemen risiko dan sumber daya manusia mencakup: i proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, ii kecukupan sistem informasi manajemen risiko dan
kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko.
4. Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Kecukupan sistem pengendalian risiko mencakup evaluasi
terhadap kecukupan kaji ulang independen baik oleh satuan kerja manajemen risiko maupun oleh satuan kerja
audit intern. Kaji ulang oleh satuan kerja manajemen risiko antara lain mencakup metode, asumsi, dan variabel yang
digunakan untuk mengukur dan menetapkan limit risiko, sedangkan kaji ulang oleh satuan kerja audit intern antara
lain mencakup keandalan kerangka manajemen risiko dan penerapan manajemen risiko oleh unit bisnisaktivitas
pendukung. Aktivitas Pengendalian Risiko harus diaplikasikan oleh Bank
kepada seluruh jenis risiko yang ada. Namun masing-masing aktivitas pengendalian tersebut akan memiliki aspek yang
berbeda antara penerapannya untuk satu jenis risiko dengan jenis risiko lainnya.
Dalam mengukur tingkat kompleksitas bank bjb guna menyusun profil risiko sesuai dengan kondisi sebenarnya, maka bank bjb
memiliki 10 sepuluh aktivitas fungsional yang terdiri dari :
Pada SE BI No. 521DPNP tersirat pengolahan 7 Aktivitas Fungsional Bank, dari pedoman dimaksud
maka pengolahan aktivitas fungsional di Bank BJB disesuaikan dengan tingkat komplektivitas dan
struktur organisasi yang telah ditetapkan sehingga aktivitas fungsional Bank BJB menjadai 10 sepuluh
yaitu : 1. Perkreditan
2. Treasury dan Investasi 3. Trade Finance dan garansi Bank
4. Pendanaan dan Instrument Hutang 5. Operasional Layanan
6. Jasa Layanan 7. Sistem Informasi Manajemen
8. Teknologi Sistem Informasi 9. Pengelolaan SDM
10. Sistem Pengendalian Internal BI Circular No. 521DPNP implicitly stated 7 Function
Activities of Bank, and based on the said guidelines, bank bjb adjusted its function activities according to
its complexity and organizational structure resulted in 10 ten function activities as follow:
1. Credit 2. Treasury and Investment
3. Trade Finance Bank and warranty 4. Funding and Debt Instrument
5. Operational Services 6. Services
7. Management Information Systems 8. Information Systems Technology
9. HR management 10. Internal Control Systems
3. Risk Management Process, Risk Management Information Systems, and Human Resources
Risk management process, risk management information systems and human resources include: i risk identification,
measurement, monitoring and control, ii the adequacy of risk management information systems and the adequacy of
the quantity and quality of human resources in support of the effectiveness of the risk management process.
4. Adequacy of Risk Control Systems Adequacy of risk control system includes evaluation
on the adequacy of the independent review, either by risk management unit or by the internal audit unit. The
review conducted by the risk management unit include the methods, assumptions, and variables used to measure
and establish risk limits, while the review by the internal audit unit include the reliability of the risk management
framework and the implementation of risk management by business unitsupport activities .
Risk Control Activities should be applied by the Bank to all kinds of risks. But each of these control activities will have different
aspect between its application to one type of risk with other risk types.
In measuring the complexity of bank bjb when developing a risk profile in accordance with the actual conditions, bank bjb has
10 ten functional activities, consisting of:
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
195
AnnualReport•
Selama tahun 2012, Peringkat Risiko Komposit bank bjb masih
berada dalam predikat Low dengan tren stabil. Pencapaian peringkat risiko dimaksud ditunjang oleh tingginya kesadaran
Manajemen tertinggi bank dalam memberikan mandat dan komitmennya dalam Penerapan Manajemen Risiko dengan
Sistem Pengendalian Internal yang akurat serta Budaya risiko Risk Governance yang kuat kepada setiap lini terutama pada
risk taking unit.
e. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Internal
i. Uraian lengkap mengenai sistem manajemen
risiko.
Sistem Manajemen Risiko yang efektif merupakan salah satu komponen yang penting dalam manajemen
bank dan merupakan landasan untuk menjalankan organisasi Bank dengan sehat, aman dan baik. Sistem
manajemen risiko akan mengarahkan aktivitas pada misi dan tujuan Bank yang sudah ditetapkan, yaitu
untuk mencapai target laba jangka panjang yang stabil, alokasi permodalan secara optimal yang mendukung
aktivitas operasional yang sehat dengan sistem laporan keuangan dan laporan manajemen yang akurat.
Sistem dimaksud juga membantu manajemen dalam melakukan pemantauan terhadap ketentuan dan hukum
yang berlaku, kebijakan, rencana, ketentuan serta prosedur internal. Di samping itu, sistem manajemen
risiko juga dapat mengurangi risiko sistemik Sistemic Risk yang dapat merugikan bank baik secara material
maupun immaterial.
Penerapan Sistem Manajemen Risiko bank bjb
berdasarkan empat cakupan: a Pengawasan
aktif Dewan
Komisaris dan
Direksi sebagai bagian dari peran pengawasan manajemen.
b Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman penerapan manajemen
risiko. c Kecukupan
proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen. d Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
During 2012, bank bjb’s Composite Risk Rating predicate was still Low with stable trends. The achievement on risk rating is
made possible by the awareness of the Bank’s top management in delivering its mandate and commitment in the Risk
Management Implementation and accurate Internal Control Systems and strong Risk Culture Risk Governance to every line,
especially to the risk-taking unit.
e. Including Risk Management Internal Control Systems
i. Full description of the risk management
system.
Effective Risk Management System is one of the important components for banking management and
is the basis for the healthy, safe and well of the Bank management. Risk management system will direct the
Bank’s activities to the Bank’s mission and objectives, namely to achieve a stable long-term earnings, the
optimal allocation of capital to support the operational activities with accurate financial statements and
management reports. The system also assists management in monitoring the
prevailing regulation and laws, policies, plans, rules and internal procedures. In addition, risk management
systems can also reduce the systemic risk which can be detrimental to the Bank, tangible and intangible.
The implementation of Risk Management System in bank
bjb covers the following four areas:
a Active supervisions of BOD and BOC as part of management supervisory roles.
b Adequacy of policies, procedures, and establishment of limits as guidelines for risk management
implementation. c Adequacy of the processes of risk identification,
measurement, monitoring,
and control
and management information systems.
d Comprehensive internal control system.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
196
AnnualReport• AnnualReport•
Untuk meningkatkan sustainability bank dalam menghadapi gejolak ekonomi, serta ancaman-
ancaman eksternal lainnya, bank berupaya memperkuat proses manajemen risiko di setiap
kegiatan usaha. Bank melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber
daya manusia terkait dengan pengelolaan risiko, mengacu pada ketentuan Bank Indonesia, Basel II
dan international best practices. Selain itu bank melakukan gap data analysis untuk
persiapan penerapan Basel II, yang diikuti dengan action plan berupa persiapan data, sistem simulasi
untuk perhitungan capital charge, serta perbaikan sistem penyusunan profil risiko agar menjadi lebih
sistematis dan akurat. Semua inisiatif ini dilakukan untuk mempersiapkan bank agar dapat mengetahui
risiko yang dihadapi, melakukan upaya pencegahan dan mitigasi, mencadangkan modal sehingga membantu
bank dalam merencanakan arah pertumbuhan bisnis di masa depan.
ii. Penjelasan lengkap mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen
risiko.
Sistem pengukuran risiko yang dipergunakan untuk mengukur eksposur risiko Bank sebagai acuan untuk
melakukan pengendalian dan dilakukan secara berkala. Sistem tersebut paling kurang harus dapat mengukur :
a Sensitivitas produkaktivitas terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya, bank dalam
keadaan normal maupun tidak normal; b Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud
berdasarkan fluktuasi yang terjadi di masa lalu dan korelasinya;
c Faktor risiko Risk Faktor secara individual; d Eksposur risiko secara keseluruhan aggregate
maupun per risiko, dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko;
e Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta produk perbankan, termasuk produk dan
aktivitas baru, dan dapat diintegrasikan dalam sistem informasi manajemen Bank.
To improve its business sustainability in the midst of economic crisis and other external challenges, the
Bank sought to improve risk management processes in all business activities. The Bank has improved policies,
infrastructure, and human resources quality engaged in risk management pursuant to Bank Indonesia
regulations, Basel II, and in line with international best practices.
In addition, the Bank also conducted gap and data analysis to prepare for the implementation of Basel
II, followed by the action plan of data preparation, system simulation for capital expenses calculation, and
improved, more systematic, and more accurate system of risk profile compiling. The forementioned initiatives
are taken by the Bank to be aware of all risks and able to prepare necessary efforts to prevent and mitigate
risks, determine capital reserves, and drawing plan for directions of future business growth.
ii. Complete description of the evaluation on the effectiveness of risk management
systems.
Implementation of the risk measurement system is intended to measure the risk exposure to the Bank in
order to provide a reference in conducting control that is conducted on periodic basis. The system must be able
to measure at least: a Sensitivity of productactivity to changes in the
factors affecting banks during normal and abnormal condition;
b The tendency of changes in the factors mentioned above, which are based on the fluctuations in the
past and its correlation; c Individual Risk Factor;
d Risk exposure in aggregate or each risk, with considering the linkages between risk;
e The risks inherent in all transactions and banking products, including new products and activities,
and can be integrated into the Bank’s management information system.
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
197
AnnualReport•
Metode pengukuran dapat dilakukan secara kuantitatif danatau kualitatif. Metode pengukuran tersebut dapat
berupa metode yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam rangka penilaian risiko dan perhitungan modal
baik berupa metode standar atau metode internal yang dikembangkan sendiri oleh Bank.
Dalam rangka mengatasi kelemahan yang dapat timbul atas penggunaan model pengukuran risiko tertentu
maka Bank harus melakukan validasi model tersebut. Sistem pengukuran risiko dievaluasi dan disempurnakan
secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan untuk memastikan kesesuaian asuransi, akurasi,
kewajaran, dan integritas data, serta prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
Dalam melakukan evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko bank maka satuan kerja manajemen
risiko melakukan program pemantauan sebagai berikut:
a Bank memiliki sistem dan prosedur pemantauan antara lain mencakup pemantauan terhadap
besarnya eksposur risiko, kepatuhan limit internal dan hasil Stress Testing maupun konsistensi dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. b Pemantauan dilakukan baik oleh unit pelaksana
risk taking unit maupun oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
c Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada manajemen
dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan.
d Bank menyiapkan suatu sistem back up dan prosedur yang efektif untuk mencegah terjadinya
gangguan disruptions dalam proses pemantauan risiko, dan melakukan pengecekan serta penilaian
kembali secara berkala terhadap sistem back up tersebut.
iii. Uraian mengenai upaya mengelola risiko.
Misi dan objektif dari pengelolaan risiko bank harus berpedoman kepada konsep pengendalian risiko yang
terukur secara konsisten dan akurat, sehingga bank dapat mengalokasikan modalnya secara lebih efektif
dan efisien untuk kepentingan usahanya. Metodologi proses pengelolaan manajemen risiko menggambarkan
secara lengkap rencana manajemen risiko yang logis yang dilaksanakan pada tiga tingkatan yang
berbeda, yaitu: Level strategis, level transaksi dan level portofolio:
Methods of measurement can be done quantitatively andor qualitatively. The measurement method may
be the method stipulated by Bank Indonesia in the framework of risk assessment and calculation of capital
in the form of an internal standard method or methods developed by the Bank itself.
In order to overcome the disadvantages that may arise over the use of specified risk measurement models, the
Bank should do the validation model. Risk measurement system is evaluated and improved on
a regular basis or from time to time if deemed necessary to ensure compliance of insurance, accuracy, fairness,
and integrity of data, as well as the procedures used to measure risk.
In evaluating the effectiveness of the Bank’s risk management systems, the risk management unit
conducted the following monitoring program: a Bank has systems and monitoring procedures,
which include the monitoring of the amount of risk exposure, compliance with internal limits and
Stress Testing results, as well as consistency with the prevailing policies and procedures.
b Monitoring undertaken by the risk-taking units, as well as by the Risk Management Unit.
c Monitoring results are presented in the periodic reports submitted to the management in order to
mitigate risks and to take actions needed. d Bank prepared a back up system and effective
procedures to prevent disruptions in the process of risk monitoring; and checks and reassess the back
up system on periodic basis.
iii. Description of efforts to manage risk.
The mission and objective of the bank’s risk management should be based on the concept of risk management
is done consistently and accurately measured, so that the banks can allocate capital more effectively and
efficiently for the benefit of their business. The risk management methodology fully describes a logical risk
management plan, conducted at three different levels, namely: strategic level, transaction level and portfolio
level:
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
198
AnnualReport• AnnualReport•
1. Level pertama merupakan perspektif makro. Proses dimulai dengan analisa risiko dan imbal-
hasil berdasarkan rencana kerja business plan. Tahap berikutnya dimulai dengan perubahan
budaya kerja yang menggambarkan pandangan bank tentang risiko. Proses ini dimulai dan menjadi
tanggung jawab utama dari Dewan Direksi. Dewan Direksi berkewajiban membangun budaya
risiko dan organisasi manajemen risiko, serta memasukkan proses risiko sebagai bagian yang
penting dalam menetapkan rencana strategis perusahaan. Pembentukan budaya manajemen
risiko memerlukan
perubahan organisasi
yang cukup mendasar. Hal ini diperlukan agar manajemen dapat menangani secara langsung
masalah risiko misalnya risiko pasar tingkat suku bunga, nilai tukar dan lain-lain, dan risiko kredit
yang terkait dalam perjanjian dengan counterparty. Komite Manajemen Risiko bertugas untuk
mengembangkan budaya risiko dan menetapkan arahan untuk seluruh aktivitas yang mengandung
risiko; 2. Level kedua level transaksi dan level ketiga
portofolio membahas elemen yang lebih spesifik berupa konsep risiko, perangkat trading,
model analisis, metodologi statistik, pengamatan data historis dan analisa pasar, yang semuanya
merupakan faktor penting dalam sistim manajemen risiko yang rasional.
1. The first level is a macro perspective level. The process begins with an analysis of the risks and
returns based on the business plan. The next stage begins with changes in work culture that describe
the bank’s view of risk. This process becomes the primary responsibility of the Board of Directors.
The Board of Directors is obliged to build a risk culture and risk management organizations,
including the risk as an important part in setting the company’s strategic plan. The establishment of
risk management culture requires a fundamental organizational change. This is necessary so that
management can directly address risk issues such as market risk interest rate, exchange rate, etc.,
and the credit risk associated with counterparty agreements. The Risk Management Committee’s
task is to develop a risk culture and to set the direction for all risk-involved activities;
2. The second level the transaction level and the third level portfolio discuss more specific elements such
as risk concept, trading tools, analytical models, statistical methodology, historical data observation
and market analysis, all of which are important factors in a rational system of risk management.
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
199
AnnualReport•
Proses Manajemen Risiko
Unit Manajemen Management Unit
Menetapkan Target Revenue
Determining Target Revenue
Penetapan Risk Philosophy Determining Risk Philosophy
Menetapkan Toleransi
Determining Tolerance
Penetapan Peluang
Determining Opportunities
Identifikasi Risiko
Risk Identifying
Kuantifikasi Risiko
Risk Quantifying
Evaluasi Risiko
Risk Evaluation
Pengambilan Risiko
Risk Taking
Mendata Menilai
Data Collection Assessment
Monitor Pelaporan
Monitor Report
Validating the Methodology
Validasi Metologi
Setting Target Revenue
Menetapkan Target Revenue
Peta Proses Risiko
Risk Process Mapping
Pr oses Manajemen Risiko
Risk Management Level
Level T ransaction
Level T ransaction
Level Portofolio
Portfolio Level
Rencana Usaha Kesadaran Terhadap Risiko
Penetapan Peran Proses Pengambilan Risiko
Product Risk Taking Rencana Pengenalan Produk
Risiko kredit Rencana Pengawasan Internal
Penelitian Pasar Bank-Wide Risk Assessment
Klasifikasi Risiko Rencana Produk
Penelitian tentang Volaritas Value at Risk, Earning at Risk
Factor Sensitivitas Risiko Strees Testing
Business Plan Risk Awareness
Role Determination Risk Taking Process
Product Risk Taking Product Induction Plan
Credit Risk Internal Audit Plan
Market Research Bank-Wide Risk Assessment
Risk Classification Product Plan
Volaritas Value at Risk, Earning at Risk
Risk Sensitivity Factor Strees Testing
Prosedur Manajement Risiko
Risk Procedure Management
Organization
Organisasi Struktur Limit
Limit Structure
Sistem Teknologi
System Technology
Laporan
Report
Model Risiko
Risk Model
Instrument Manajemen Risiko
Risk Management Instrument
Board of Commissioners Board of Directors
Board of Commissioners Board of Directors
Risk Capital Committee Strategy Performance
Executive Management Board of Directors
Risk Capital Commitee Business Unit
Board of Directors Risk Capital Commitee
Business Unit Risk Management
Risk Management Dewan Komisaris
Direksi Dewan Komisaris
Direksi Risk Capital Commitee
Strategy Performance Executive Management
Dewan Direksi Risk Capital Commitee
Unit Bisnis Direksi
Risk Capital Commitee Unit Bisnis
Risk Management Risk Management
Review Metologi
Review on Methodology
Tahapan tersebut diatas merupakan gambaran umum dari proses risiko. Proses tersebut meliputi proses pengembangan
kompetensi inti dari bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengakses, memberikan limit, menetapkan asumsi, mengelola,
mengawasi dan memonitor risiko. Proses dimulai dengan identifikasi seluruh posisi bank yang sensitif terhadap risiko
risk sensitive positions sampai pada proses pengambilan risiko yang merupakan dasar untuk membentuk rencana usaha
selanjutnya.
Risk Management Process
The stages of above was a general overview of the risk process, which includes the development of the bank’s core competencies
to identify, measure, access, set the limit, determine the assumptions, manage, supervise and monitor risk. The process
begins with the identification of all risk sensitive positions to the risk-taking process which forms the basis for further business
plans.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
200
AnnualReport• AnnualReport•
Perangkat kerja dan teknik tertentu diperlukan untuk mengelola risiko secara efektif seperti penyusunan laporan manajemen
yang diterbitkan secara berkala sebagai bahan masukan bagi manajemen senior untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
posisi risiko dari bank. Laporan juga harus dapat memberikan gambaran tentang hasil kinerja yang mengaitkan eksposur
risiko dan imbal-hasil. Proses investigasi, analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh
unit bisnis dan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan merupakan bagian dari aktivitas harian utama dari manajemen risiko
sebagai berikut: • IdentiikasiRisiko
• PengukuranRisiko • Evaluasidanpenyusunanposisiportofolioassetbankyang
memiliki dampak potensi risiko • Evaluasi,pelaporandanpengawasanrisikoyangterjadidan
potensi risiko. • Reviewdampakrisikoyangterjadidanpotensirisikoyang
akan terjadi • ValidasikembaliProsesRisiko
Identifikasi potensi risiko pertama kali dilakukan oleh unit bisnis dengan menentukan peluang dari aktivitas finansial yang
umumnya mengandung risiko. Pada waktu menentukan adanya peluang bisnis, unit bisnis mengidentifikasi, menganalisa dan
mengukur risiko khususnya potensi dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut terhadap posisiportofolio. pengukuran
risiko, unit bisnis dapat bekerjasama dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Unit Bisnis memutuskan mengambil risiko diikuti dengan proses pelaporan dan kontrol, evaluasi risiko dan manajemen portofolio
terhadap eksposur risiko dimaksud. Pimpinan Unit Kerja mengevaluasi kinerja berdasarkan
pertimbangan risiko dan imbal-hasil yang ditetapkan oleh Dewan Direksi, dan selanjutnya melakukan penyesuaian terhadap
strategi usaha secara keseluruhan. Satuan Kerja Manajemen Risiko membantu dalam proses kuantifikasi dari pengukuran
kinerja, namun tidak terlibat dalam proses penilaian kinerja itu. Pada diagram dijelaskan infrastruktur yang diperlukan agar
implementasi dari proses pengelolaan risiko ini dapat berhasil, yaitu kebijakan risiko yang jelas, organisasi yang efektif dan
adanya struktur kewenangan, dukungan sistem dan teknologi, sistem informasi manajemen yang baik, serta proses validasi
model dan sistem. it takes specific devices and techniques to manage risk
effectively, such as the preparation of management reports published periodically as inputs to senior management to gain
an overall picture of the bank’s risk position. The report should also provide an overview of the performance results that links
risk exposure to returns. The process of investigation, analysis and evaluation carried
out by the business units and the Risk Management Unit and formed the major part of risk management daily activities, are
as follow: • RiskIdentiication
• RiskMeasurement • Evaluation and preparation of Bank’s asset portfolios that
are exposed to potential risks. • Evaluation, reporting and monitoring potential and
occurring risks. • Reviewtheimpactofthepotentialandoccurringrisk.
• RiskProcessrevalidation.
Business units are the first to Identify risk potential by determining the opportunities of risk-contained financial activities. While
observing business opportunities, the business units identify, analyze and measure the potential impact of particular risks
posed by the activity against the positions portfolios. In conducting risk measurement, Business Units can cooperate
with the Risk Management Unit. Business Unit decides to take risk, followed by the process
of reporting and controlling, risk evaluation and managing portfolios from the said risk exposure.
Unit Leaders evaluate performance based on risk and return set by the Board of Directors, and then make adjustments to
the overall business strategy. Risk Management Unit helps the quantification process of performance measurement, but
does not involved in the performance appraisal. The diagram described the infrastructure needed for the implementation
of the risk management, namely clear risk policy, effective organization and structure of authority, systems and technology
support, management information systems, and model and system validation processes.
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
201
AnnualReport•
Proses manajemen risiko memerlukan komitmen dari setiap manajemen jajaran organisasi untuk mengembangkan sistem
dan teknologi agar dapat mendukung komponen inti dalam pengendalian risiko. Sistem Manajemen Risiko minimal harus
mampu menilai posisi, menghitung risiko dari seluruh instrumen finansial dalam masing-masing valuta utama dimana bank
menjalankan usaha, baik secara transaksi individual maupun secara agregat. Selanjutnya pelaporan disampaikan kepada
Direksi serta semua unit yang terkait terhadap materi laporan dimaksud. Unit operasional harus memegang peracan dalam
mengakses dan mereview secara berkelanjutan kebutuhan minimum pengembangan dari sistem dan teknologi yang
diperlukan aktivitas bank, untuk kemudian disetujui oleh Dewan Direksi.
Risk management requires commitment of each organization to develop management systems and technology in order
to support the core components in the risk control. Risk Management System should at least be able to assess the
position and to calculate the risk of all financial instruments in each of the major currencies the Bank used in its business, either
individually or in collectively. Reports should be submitted to the Board of Directors and all units related to the matter referred to
the report. Operational units must continuously accessing and reviewing the minimum requirements of the system and the
technology necessary for the Bank activities, to be approved by the Board of Directors.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
202
AnnualReport• AnnualReport•
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
203
AnnualReport•
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
204
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
204
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan dan target yang ingin dicapai bank
bjb, sehingga operasional Bank dilaksanakan sesuai praktik
perbankan yang terbaik. Corporate Governance adalah suatu proses atau tata cara
pengaturan yang diterapkan oleh manajemen perusahaan dalam memimpin atau mengatur bisnis perusahaan dengan
maksud untuk mencapai tujuan perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan dengan harapan masyarakat, termasuk
tanggung jawab manajemen kepada pemegang saham baik
mayoritas maupun minoritas. bank bjb sebagai bank umum
yang mengemban misi sebagai penggerak dan pendorong laju pertumbuhan perekonomian daerah, sangat menjunjung
tinggi prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan menyadari pentingnya penerapan prinsip-prinsip tersebut di setiap langkah
usaha Bank demi kepentingan para pemangku kepentingan seperti nasabah, investor, pemegang saham, dan masyarakat
umum, termasuk pegawai serta pihak lainnya.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Menjadi 10 Bank Terbesar Dan Berkinerja Baik
Perubahan status Perseroan sebagai bank publik melalui penawaran umum perdana pada tahun 2010 menjadi inspirasi
bagi bank bjb untuk terus-menerus meningkatkan kualitas demi
mewujudkan diri menjadi 10 Bank Terbesar dan Berkinerja Baik di Indonesia. Perbaikan prosedur dan cara kerja dilakukan untuk
menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Implementasi Tata Kelola Perusahaan yang
Baik Good Corporate Governance secara menyeluruh dan berkesinambungan dinilai menjadi faktor utama tercapainya
pertumbuhan usaha yang dapat memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Prinsip-Prinsip Utama
Dalam menerapkan Good Corporate Governance GCG,
bank bjb berpedoman sepenuhnya pada 5 lima prinsip
utama yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Kelima prinsip ini juga dijadikan
dasar dalam penetapan Kebijakan Umum Direksi Tahunan Implementation of corporate governance continues to be
developed in line with the Company’s growth and targets to
be achieved by bank bjb, thus the Bank operations will be
conducted in accordance with banking best practise. Corporate Governance is a process or procedure settings
that implemented by the Company management in leading or managing a business enterprise with the goal to achieve
corporate objectives, aligning corporate behaviour with the expectations of society, including management responsibility to
the shareholders of both majority and minority. bank bjb as a
commercial bank is on a mission as the force and the driver of regional economic growth, upholding the principles of Good
Corporate Governance GCG and realize the importance of implementing these principles in every step of the bank’s actions
in the interest of the stakeholders such as customers, investors, shareholders and the general public, including employees and
other parties.
Corporate Governance Implementations to Become Largest 10 Bank With good Performance
Changes in the Company’s status as a public bank through an initial public offering in 2010 became the inspiration for bank
bjb to constantly improve quality in order to bring itself to
become the top 10 Banks with Good Performance in Indonesia. Improving methods and procedures to create efficiency
and effectivity in completing each task. Implementation of a thorough and continuous good corporate governance is
considered to be a major factor achieving business growth that can provide added value for stakeholders.
Main Principles
In implementing GCG, bank bjb is fully guided by 5
five key principles namely transparency, accountability, responsibility,
independence, and
fairness. These
principles are used as the basis in determining the Annual Public Policy of the Board of Directors KUDT.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
205
AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
205
AnnualReport•
KUDT. KUDT merupakan pedoman penyusunan Rencana Bisnis Bank yang disusun setiap tahun dan merupakan landasan
pelaksanaan tugas seluruh unit organisasi bank bjb.
Pencantuman prinsip GCG dalam KUDT bertujuan untuk mewujudkan keseragaman, kesatuan bahasa, kesamaan
pandangan, dan kesatuan gerak langkah operasional serta memastikan bahwa seluruh jajaran Bank selalu berpedoman
pada GCG dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Dalam rangka meningkatkan penerapan praktik GCG secara
menyeluruh di bank bjb seperti yang dipersyaratkan oleh
Bank Indonesia, kami telah merancang dan menyempurnakan pedoman kebijakan serta panduan implementasi GCG sesuai
ketentuan Bank Indonesia yang diatur didalam Peraturan KUDT is preparing guidelines for The Business Plan which is
prepared every year and are the foundation for all unit duties of
bank bjb’s organizations.
The inclusion of GCG as the main principle in the KUDT aims to achieve uniformity, unity of language, common vision, and
unity of operational steps and to ensure that all levels of bank
bjb will always be guided by GCG principles in running the day-
to-day work. In order to improve the implementation of Good Corporate
Governance practices at the bank bjb’s overall practice as
required by Bank Indonesia, Banks have designed and perfected
bank bjb policy guidelines as well as guide the implementation
of GCG in accordance with Bank Indonesia as stipulated in
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
206
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
No. 814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 912DPNP Tanggal 30 Mei 2007 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Struktur dan Prosedur
Pelaksanaan GCG di bank bjb berlandaskan pada komitmen
bersama dari seluruh jajaran manajemen dan staf untuk tunduk dan patuh pada seluruh peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Hal ini dimulai dari puncak kepengurusan Bank yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang
independen dan profesional. Secara umum, kegiatan perbankan dilakukan oleh Komisaris dan Direksi. Komisaris mengkaji
kebijakan-kebijakan dan melaksanakan pengawasan serta memberikan saran terhadap pengelolaan Bank, sedangkan
Direksi memimpin pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Bank sehari-hari.
Struktur tata kelola perusahaan di bank bjb terdiri atas:
a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS b. Dewan Komisaris
c. Direksi d. Komite-komite di bawah Dewan Komisaris
e. Komite-komite di bawah Direksi f. Corporate Secretary
Kegiatan GCG
Penerapan GCG diawali dengan penerapan budaya perusahaan yang didalamnya terdapat tata nilai atau nilai-nilai utama yang
menjadi corporate value bank bjb. Dalam mewujudkan komitmen
untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG maka corporate value
bank bjb dijabarkan dalam bentuk etika usaha dan tata perilaku
untuk menjadi acuan perilaku bagi Dewan Komisaris, Direksi,
dan seluruh pegawai Bank bjb dalam mengelola Bank guna
mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan.
Laporan Tata Kelola Perusahaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
RUPS yang dilaksanakan setiap tahun mempunyai wewenang untuk meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan
Direksi terkait dengan pengelolaan perusahaan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Dewan
Komisaris dan Direksi, memutuskan pembagian tugas dan
wewenang Direktur dan lainnya. bank bjb menjamin untuk
memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Bank kepada pemegang saham, sepanjang tidak bertentangan
dengan kepentingan perusahaan dan peraturan perundang- undangan. Keputusan dalam RUPS didasarkan pada kepentingan
Perseroan. RUPS tidak dapat melakukan intervensi terhadap Bank Indonesia’s Regulation No. 84PBI2006 dated January
30, 2006, and as amended by Bank Indonesia Regulation No. 814PBI2006 dated October 5, 2006 and Circular Letter of
Bank Indonesia 912DPNP Date May 30, 2007 concerning the implementation of Good Corporate Governance for Banks.
Structure and Procedure
Implementation of Good Corporate Governance in bank bjb is
based on a shared commitment from all management and staff to submit and adhere to all rules and regulations. This began
from the top management of the bank bjb, conducted by
an independent and professional Board of commissioners and Board of Directors. In general, Banking activities are conducted
by the Commissioner and the Board of Directors. Commissioners reviewed the policies and carry out supervision and provide
advice on the management of the Bank, while Directors lead the implementation of policies and day-to-day management.
bank bjb governance structure consists of:
a. General Meetings of Shareholder GMS b. Board of Commissioners
c. Board of Directors d. Committees under the Board of Commissioners
e. Committees under the Board of Directors f. Corporate Secretary
GCG Activities
GCG Implementation begins with the application of corporate culture in which there are values or key values which becomes
the corporate value of bank bjb. In realizing the commitment to
implement the principles of GCG, corporate value are translated
in the form of bank bjb business ethics and code of conduct
to be a reference of conduct for the Board of Commissioners,
Directors, and all employees of Bank bjb in managing the Bank
to achieve the vision, mission, and corporate objectives.
Corporate Governance Report General Meetings of Shareholders GMS
General Meetings of Shareholders, which is held each year, have the authority to hold accountable the Board of Commissioners
and Directors related to the management of the company, the changes of articles of associations, the appointing and dismissal
of the Board of Commissioners and Directors, decisions on the division of duties and authorities of the Director, and others.
bank bjb guarantees to provide all information related to the
Bank to shareholders, as long as they are not contrary to the interests of the company. General Meetings of Shareholders can
not intervene against the duties, functions, and authority of the Board of Commissioners and Directors, without undermining
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
207
AnnualReport•
tugas, fungsi, dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan
haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan.
RUPS merupakan organ tertinggi di bank bjb, yang memegang
seluruh otoritas yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris ataupun Direksi. Pelaksanaan RUPS dilakukan melalui
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB.
Di tahun 2012, bank bjb telah menyelenggarakan 1 satu kali RUPST dan 1 satu kali RUPSLB, sebagai berikut:
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST
Pemberitahuan rencana penyelenggaraan RUPST telah disampaikan di harian Bisnis Indonesia dan Pikiran Rakyat
edisi 16 Februari 2012, sementara Panggilan RUPST telah disampaikan di harian Bisnis Indonesia dan Pikiran Rakyat edisi
9 Maret 2012.
bank bjb menyelenggarakan RUPST pada 26 Maret 2012, di
Bandung. Dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang hadir atau diwakili dalam rapat ini adalah sejumlah
7.928.399.280 lembar saham atau lebih kurang sebesar 81,76 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan Bank. Dalam
RUPST, sebagaimana diumumkan di harian Bisnis Indonesia dan Pikiran Rakyat edisi 28 Maret 2012, telah diputuskan hal-hal
sebagai berikut: Agenda 1:
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan dan menyetujui Laporan Tugas Pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2011. 2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun
Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantoro,
Suherman Surja, Anggota dari Ernst Young Global sesuai dengan laporannya No. RPC-1921PSS2012 tanggal
6 Maret 2012, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. 3. Selanjutnya, dengan disetujuinya Laporan Tahunan dan
disahkannya Laporan Keuangan Bank untuk Tahun Buku 2011 tersebut, maka RUPS memberikan pelunasan dan
pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab acquit et de charge kepada seluruh Anggota Direksi atas tindakan
pengurusan dan kepada seluruh Anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah dijalankan selama
Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Keuangan Perseroan. the authority of the General Meetings of Shareholders to run its
right in accordance with the statutes and regulations.
GMS is the highest part of bank bjb, which holds all authority not
delegated to the Board of Commissioners or Board of Directors. Implementation of the GMS is done through the Annual General
Meeting of Shareholders AGMS and Extraordinary General Meeting of Shareholders EGMS.
In 2012, bank bjb organized 1 one AGMS and 1 one EGMS,
as follows:
Annual General Meeting of Shareholders AGMS
Notification of AGMS implementation plan has been submitted in Bisnis Indonesia and Pikiran Rakyat newspaper on February
16, 2012, while Notice for the AGMS have been submitted in Bisnis Indonesia and Pikiran Rakyat newspaper on March 9,
2012.
bank bjb‘s AGMS was held on March 26, 2012 in Bandung.
Attended by the shareholders or their proxies who are present or represented at this meeting are in a number of 7,928,399,280
shares or approximately 81.76 of all shares that have been issued by Bank. In the AGMS, as already announced in the
newspaper Bisnis Indonesia on March 28, 2012, it was decided that the following matters:
Agenda 1: 1. To approve the Company’s Annual Report and approve the
Supervisory Report which has been implemented by the Board of Commissioners for the Fiscal Year 2011.
2. To ratify the Company’s Financial Statements for the year ended December 31, 2011 audited by Public Accountant
Purwantoro, Suherman Surja, Member of Ernst Young Global in accordance with report No.. RPC-1921
PSS2012 dated March 6, 2012, in the reasonable opinion in all material respects in accordance with the accounting
principles generally accepted in Indonesia. 3. Furthermore, with the approval of the Annual Report and
Financial Statements of the Bank for the adoption of the Fiscal Year 2011, the settlement and the GMS providing full
exemption from liability acquit et de charge to all Members of the Board of Directors for the actions of management and
to all Members of the Board of Commissioners on control measures been run for the Fiscal Year ended December
31, 2011 as far as actions are reflected in the Company’s Financial Statements.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
208
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Agenda 2: Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih Bank untuk
Tahun Buku 2011 sebesar Rp 947.477.105.376,- sebagai berikut:
1. Sebesar Rp 592.173.154.608,- atau 62,5 dari Laba Bersih Tahun Buku 2011 ditetapkan sebagai Dividen Tunai Tahun
Buku 2011 akan dibagikan secara tunai dan dibagikan kepada seluruh Pemegang Saham yang tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 20 April 2012 pada pukul 16.00 WIB dan akan dibayarkan pada
tanggal 4 Mei 2012. Selanjutnya, memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi untuk mengatur tata cara
pembayaran Dividen Tunai dimaksud. 2. Sisanya sebesar Rp 355.303.914.516,- atau 37,5
ditetapkan sebagai Cadangan Umum. Agenda 3:
Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk: 1. Menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit
Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2012. 2. Menetapkan persyaratan lain serta besarnya jasa audit
dengan memperhatikan kewajaran serta ruang lingkup pekerjaan audit.
Agenda 4: 1. Menyetujui pembentukan Tim Kecil sesuai usulan Komite
Remunerasi dan Nominasi untuk menetapkan Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
2. Tim Kecil wajib menyelesaikan tugasnya selambat- lambatnya 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal
keputusan RUPS, dengan melakukan pembahasan bersama Pengurus.
Agenda 5: 1. Menyetujui pembentukan Tim Kecil sesuai usulan Komite
Remunerasi dan Nominasi untuk menetapkan perubahan Peraturan Dana Pensiun untuk menetapkan kenaikan
manfaat pensiun bagi penerima manfaat. 2. Tim Kecil wajib menyelesaikan tugasnya selambat-
lambatnya 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal keputusan RUPS, dengan melakukan pembahasan bersama
Pengurus. Agenda 6:
Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Perdana Saham Perseroan Tahun 2011.
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Perdana Saham dimaksud adalah sebagai berikut:
Agenda 2: To approve the use of Net Profit of the Bank for the year 2011
amounted to Rp 947,477,105,376,- as follows: 1. Rp 592.173.154.608,- or 62.5 of Net Income for Fiscal
Year 2011 established a Cash Dividend for Fiscal Year 2011 will be distributed in cash and distributed to all shareholders
registered in the Register of Shareholders of the Company as at 20 April 2012 at 16:00 pm and will be paid on May
4, 2012. Furthermore, giving power and authority to the Directors to set the dividend payment procedure referred.
2. The remaining Rp 355,303,914,516,- or 37.5 designated as General Reserve.
Agenda 3: Authorize the Board of Commissioners to:
1. Appoint Public Accountant to audit the Company’s Financial Statements for Fiscal Year 2012.
2. Establish other requirements and the amount of audit services with respect to the fairness and scope of audit
work. Agenda 4:
1. Approved the formation of small teams according Remuneration and Nomination Committee proposed
to establish Remuneration for members of the Board of Commissioners and the Board of Directors.
2. The Team shall complete its work no later than 30 thirty working days from the date of decision of the GMS, with a
discussion with the Board. Agenda 5:
1. Approved the formation of small teams according Remuneration and Nomination Committee proposed to
establish a Pension Fund Regulatory changes to determine the increase pension benefits for beneficiaries.
2. Small Team shall complete its work no later than 30 thirty working days from the date of decision of the GMS, with a
discussion with the Board. Agenda 6:
Submission of the Use of Funds Report Results Prime Offers Shares for the financial year 2011.
Use of Proceeds from the Prime Offers Shares referred is as follows:
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
209
AnnualReport•
1. 80 dana hasil IPO yang dialokasikan untuk ekspansi kredit UMKM senilai Rp 1.143.552.608.643,- satu triliun seratus
empat puluh tiga miliar lima ratus lima puluh dua juta enam ratus delapan ribu enam ratus empat puluh tiga rupiah
telah seluruhnya digunakan. 2. 10 dana hasil IPO yang dialokasikan untuk perluasan
jaringan senilai Rp 142.944.076.080,- seratus empat puluh dua miliar sembilan ratus empat puluh empat juta tujuh
puluh enam ribu delapan puluh rupiah telah digunakan sebesar Rp 93.628.111.016,- sembilan puluh tiga miliar
enam ratus dua puluh delapan juta seratus sebelas ribu enam belas rupiah.
3. 10 dana hasil IPO yang dialokasikan untuk pengembangan teknologi senilai Rp 142.944.076.080,- seratus empat
puluh dua miliar sembilan ratus empat puluh empat juta tujuh puluh enam ribu delapan puluh rupiah telah
digunakan sebesar Rp 11.002.991.582,- sebelas miliar dua juta sembilan ratus sembilan puluh satu ribu lima ratus
delapan puluh dua rupiah. Maka sisa dana hasil penawaran umum perdana sebesar
Rp 181.257.049.562,- seratus delapan puluh satu miliar dua ratus lima puluh tujuh juta empat puluh sembilan ribu lima
ratus enam puluh dua rupiah belum digunakan dan saat ini ditempatkan pada instrumen Reverse Repo Bank Indonesia
dengan tingkat imbal hasil sebesar 5,45 lima koma empat puluh lima persen per tahun.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB
Pemberitahuan rencana penyelenggaraan RUPSLB bank bjb
telah disampaikan di harian Bisnis Indonesia dan Pikiran Rakyat edisi 28 Agustus 2012, sementara Panggilan RUPSLB telah
disampaikan di harian Bisnis Indonesia dan Pikiran Rakyat edisi 12 September 2012.
Perusahaan menyelenggarakan RUPSLB pada 27 September 2012, di Jakarta. Dihadiri oleh para pemegang saham atau
kuasanya yang hadir atau diwakili dalam rapat ini adalah sejumlah 7.587.704.325 lembar saham atau lebih kurang
sebesar 78,25 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan Bank. Dalam RUPSLB, sebagaimana diumumkan di harian Bisnis
Indonesia dan Pikiran Rakyat edisi 28 September 2012, telah diputuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Memberhentikan dengan hormat Sdr. Bambang Mulyo Atmodjo dan Sdr. Shahyohan Johnny Azis dari jabatan
Direktur yang dipilih berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa bank bjb pada tanggal 25 Juli 2011.
2. Mengangkat Sdr. Acu Kusnandar dan Sdr. Djamal Muslim selaku Direktur serta Sdr. Rudhyanto Mooduto sebagai
Komisaris Independen dan jabatan dimaksud akan berakhir pada Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2015.
1. 80 of the proceeds are earmarked for the expansion of SME loans worth Rp 1,143,552,608,643,- one billion one
hundred and forty-three billion, five hundred and fifty-two million six hundred and eight thousand six hundred forty-
three dollars have all used. 2. 10 of the proceeds are earmarked for network expansion
worth Rp 142,944,076,080,- one hundred and forty- two billion, nine hundred and forty-four million seven
hundred eighty six thousand dollars has been used by Rp 93,628,111,016,- ninety-three billion, six hundred and
twenty-eight million one hundred eleven thousand sixteen dollars.
3. 10 of the proceeds are earmarked for the development of technology worth Rp 142,944,076,080,- one hundred and
forty-two billion, nine hundred and forty-four million seven hundred eighty six thousand dollars has been used by Rp
11,002,991,582,- eleven billion two million nine hundred and ninety-one thousand five hundred and eighty-two
dollars. Then the remaining proceeds from the initial public offering of
Rp 181,257,049,562,- one hundred and eighty-one billion, two hundred and fifty-seven million forty-nine thousand five hundred
and sixty-two dollars has not been used and is currently placed on the instrument Reverse Repo Bank Indonesia with a rate of
return of 5.45 forty-five point five percent per year.
Extraordinary General Meetings of Shareholders EGMS
Notice for EGMS implementation plans have been submitted in Bisnis Indonesia and Pikiran Rakyat newspaper on August
28, 2011, while notice for the EGMS have been submitted in Bisnis Indonesia and Pikiran Rakyat newspaper on September
12, 2012. EGMS was held on September 27, 2011 in Bandung.
Attended by the shareholders or their proxies who are present or represented at this meeting are in a number of 7,587,704,325
shares or approximately 78.25 of all shares that have been issued by the Bank. In the EGMS, as already announced in the
newspaper Bisnis Indonesia and Pikiran Rakyat on September 28, 2012, it was decided that the following matters:
1. To approve resignation of Mr. Bambang Mulyo Atmodjo and Mr. Shahyohan Johnny Azis as the Director appointed
by the Extraordinary General Meeting of Shareholders of
bank bjb on July 25, 2011.
2. Appointed Mr. Acu Kusnandar and Mr. Djamal Muslim as Director and Mr. Rudhyanto Mooduto as Independent
Commissioner and the term of office will be ended at the General Meeting of Shareholders in 2015.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
210
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
3. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direktur Utama untuk menetapkan pembagian bidang kerja Direksi dengan
melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris.
Dengan demikian, susunan Pengurus Perseroan untuk periode 2012 – 2016 menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Agus Ruswendi
Komisaris : Muhadi
Komisaris Independen : Achmad Baraba Komisaris Independen : Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen : Yayat Sutaryat Komisaris Independen : Rudhyanto Mooduto
Direksi
Direktur Utama : Bien Subiantoro
Direktur : Entis Kushendar
Direktur : Arie Yulianto
Direktur : Zaenal Aripin
Direktur : Acu Kusnandar
Direktur : Djamal Muslim
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris sebagai organ Bank secara garis besar bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial untuk mengawasi
jalannya usaha Bank. Memberikan nasihat kepada Direksi dan memastikan bahwa Bank telah menerapkan Good Corporate
Governance dalam operasinya pada seluruh jenjang organisasi. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
manajemen telah memiliki dan melaksanakan suatu sistem kontrol sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
operasional Bank, kontrol keuangan, kepatuhan pada hukum dan peraturan.
Visi:
Menjadikan Dewan Komisaris sebagai organ Bank yang berkompeten,
profesional, independen
serta sanggup
mengawasi jalannya usaha Bank agar sesuai dengan visi Bank dengan dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Misi:
Menjalankan fungsi pengawasan atas operasional Bank dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip GCG, peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, mencurahkan daya dan upaya serta menempatkan kepentingan Bank diatas
kepentingan lainnya. 3. Gave authority and power to the President Director to
determine tasks distribution of the Board of Directors by submitting the decision to the Board of Commissioners.
Assign a member of the Board of Directors elected for the period 2012 – 2016 as follows:
Board of Commissioners
President Commissioner : Agus Ruswendi
Commissioner : Muhadi
Independent Commissioner : Achmad Baraba Independent Commissioner : Klemi Subiyantoro
Independent Commissioner : Yayat Sutaryat Independent Commissioner : Rudhyanto Mooduto
Directors
President Director : Bien Subiantoro
Director : Entis Kushendar
Director : Arie Yulianto
Director : Zaenal Aripin
Director : Acu Kusnandar
Director : Djamal Muslim
Board of Commissioners
Board of Commissioners as part of the Bank in broad outline serves and responsible for collegial overseeing the Bank’s
business. Provide advice to the Board of Directors and ensure that the Bank has implemented Good Corporate Governance
in its operations at all levels of the organization. Board of Commissioners is responsible for ensuring that management
has had and implement a control system so as to improve the effectiveness and efficiency of Bank operations, financial
controls, compliance with laws and regulations.
Vision:
Making the Board of Commissioners as part of the Bank that is competent, professional, independent and able to supervise
the Bank’s efforts to comply with the Bank’s vision based on high moral values and adherence to regulations and legislation
in force.
Mission:
Perform the function of supervision over the operations of the Bank based on the principles of GCG, regulation and legislation
in force, to devote resources and efforts as well as putting the Bank’s interests above other interests.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
211
AnnualReport•
Komposisi Dewan Komisaris
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB pada 27 September 2012, susunan Dewan
Komisaris bank bjb periode 2011 s.d. 2015 terdiri dari 1 satu
orang Komisaris Utama, 1 satu orang Komisaris, dan 4 empat orang Komisaris Independen. Jumlah Komisaris Independen
telah melebihi 50 dari jumlah anggota Dewan Komisaris.
Susunan Dewan Komisaris bank bjb sampai dengan 27
September 2012 adalah sebagai berikut: Agus Ruswendi
: Komisaris Utama Muhadi
: Komisaris Achmad Baraba
: Komisaris Independen Yayat Sutaryat
: Komisaris Independen Klemi Subiyantoro
: Komisaris Independen Susunan Dewan Komisaris sejak RUPSLB pada 27 September
2012 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut: Agus Ruswendi
: Komisaris Utama Muhadi
: Komisaris Achmad Baraba
: Komisaris Independen Klemi Subiyantoro
: Komisaris Independen Yayat Sutaryat
: Komisaris Independen Rudhyanto Mooduto : Komisaris Independen
Komisaris Independen
Sesuai dengan PBI nomor 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
nomor 814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 912DPNP Tanggal 30 Mei 2007 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota
Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga
dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank,
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Selain tugas dan fungsi pengawasan terhadap
jalannya operasional Bank secara umum dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku,
Komisaris Independen juga mempunyai tanggung jawab khusus yaitu mewakili kepentingan pemegang saham minoritas Bank.
Adapun Komisaris Independen bank bjb berjumlah 4 empat
orang atau lebih dari 50 jumlah Komisaris.
Hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 912DPNP tanggal
30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan GCG bagi bank umum, bank
Board of Commissioners’ Composition
In accordance with the EGMS on September 27, 2012, the
Board of Commissioners of bank bjb for the period of 2011
to 2015 consisting of 1 one President Commissioner, 1 one Commissioner and 4 four Independent Commissioner. The
number of Independent Commissioner has exceeded 50 of the total members of the Board of Commissioners.
Board of Commissioners of bank bjb up to September 27,
2012 are as follows: Agus Ruswendi
: President Commissioner Muhadi
: Commissioner Achmad Baraba
: Independent Commissioner Yayat Sutaryat
: Independent Commissioner Klemi Subiyantoro
: Independent Commissioner The composition of the Board of Commissioners as per
September 27, 2012 up to now are as follows: Agus Ruswendi
: President Commissioner Muhadi
: Commissioner Achmad Baraba
: Independent Commissioner Klemi Subiyantoro
: Independent Commissioner Yayat Sutaryat
: Independent Commissioner Rudhyanto Mooduto
: Independent Commissioner
Independent Commissioner
In accordance with Bank Indonesia regulation No. 84PBI2006 dated January 30, 2006, as amended by Bank Indonesia
Regulation number 814PBI2006 dated October 5, 2006 and Circular Letter of Bank Indonesia. 912DPNP On May 30, 2007
on the Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, an Independent Commissioner is a member
of the Board of Commissioners who do not have the financial, management, and ownership or family relationship with other
Board members, Directors and or controlling shareholder or a relationship with a bank, which may affect its ability to
act independently. In addition to the duties and functions of supervision on the course of general operations of the Bank and
ensure compliance with rules and regulations, the Independent Commissioner also has a special responsibility to represent the
interests of minority shareholders of the bank. The Independent
Commissioner bank bjb consists of 4 four or more than 50
of the number of Commissioners .
The Relationship between the Boards
In accordance with Bank Indonesia Regulation No. 84PBI2006 dated January 30, 2006, as amended by Bank Indonesia
Regulation No. 814PBI2006 dated October 5, 2006 and Circular Letter of Bank Indonesia. 912DPNP dated May 30,
2007 on the implementation of GCG for commercial banks,
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
212
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
bjb telah sejak lama menerapkan pemisahan tugas, fungsi dan
tanggung jawab Direksi dan Komisaris. Selain itu, tidak terdapat hubungan keluarga baik horisontal maupun vertikal, termasuk
hubungan karena pernikahan, sampai derajat ketiga, antara sesama anggota Direksi, atau antar anggota Direksi dengan
anggota Dewan Komisaris, atau sesama anggota Dewan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Menurut SK Dewan komisaris No. 06DK2007
1. Melakukan pengawasan,
memberi nasihat
serta mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi jalannya
kepengurusan Bank oleh Direksi serta memberikan persetujuan atas Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis,
serta pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar Bank, Keputusan RUPS, peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 2. Membantu serta mendorong usaha pembinaan dan
pengembangan Bank dalam mencapai visi Bank. 3. Dalam
melakukan pengawasan,
pembinaan, dan
pengembangan Bank, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank,
kecuali hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga
tidak menghilangkan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh
Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.
5. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepada Dewan Komisaris menurut Anggaran Dasar Bank, Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Bank Indonesia, danatau berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS. 6. Bertanggung jawab kepada RUPS.
7. Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tersebut. Penelaahan
laporan tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS. 8. Wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti
temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal SKAI Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan
Bank Indonesia danatau hasil pengawasan otoritas lainnya.
9. Melakukan pemberitahuan kepada Bank Indonesia paling lambat 7 tujuh hari semenjak ditemukannya:
a. pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan
b. keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
bank bjb has long been implementing separation of duties,
functions and responsibilities of Directors and Commissioners. In addition, there are no family relationships both horizontally
and vertically, including relations by marriage, to the third degree, among fellow members of the Board of Directors, or
between members of the Board of Directors with members of the Board of Commissioners, or a fellow member of the Board
of Commissioners.
Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners according to SK No. 06DK2007 of
the Board
1. Monitoring, advising and directing, overseeing, and evaluating the course as well as stewardship of the Bank
by the Board of Directors approving the Corporate Plan and Business Plan, as well as the implementation of the Bank’s
Articles of Association, Decisions of GMS, Bank Indonesia regulation, and other prevailing laws and regulations.
2. Help and encourage business advancement and development of the Bank in achieving the vision of the Bank.
3. In conducting supervision, guidance, and the Bank development, the Board of Commissioners are prohibited
from engaging in strategic operational bank decision- making, except for other things that are specified in the
statutes or the prevailing laws and regulations. 4. Approval by the Board of Commissioners is part of the
Board of Commissioners’ task of supervision that does not eliminate the responsibilities of the Board of Directors in the
Bank management. The task of supervision by the Board of Commissioners is an early surveillance efforts that need to
be implemented. 5. Perform tasks that are specifically granted to the Board
of Commissioners according to the Bank’s Articles of Association, the prevailing laws and regulations, Bank
Indonesia regulations, andor based on the GMS. 6. Responsible for the GMS.
7. Evaluating and signing yearly annual report prepared by the Board of Directors. Review of annual report is conducted
prior to the GMS. 8. Ensuring that the Board of Directors has been following up
the audit findings and recommendations submitted by the Internal Audit unit, external auditors, monitoring results
of Bank Indonesia, andor other authorities monitoring results.
9. Give announcement to Bank Indonesia no later than 7 seven days since the discovery of:
a. violations of laws and regulations in finance and banking field; and
b. proximities or circumstances that may endanger the continuity of the Bank business activity.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
213
AnnualReport•
Yang didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari Komite-komite yang membantu Dewan Komisaris
dalam pengawasan operasional Bank. Hal-hal yang wajib dilaporkan di atas yang belum atau tidak dilaporkan oleh
Bank danatau Direktur Kepatuhan kepada Bank Indonesia. 10. Wajib menerapkan dan memastikan serta memantau
efektivitas praktik pengelolaan perusahaan yang baik Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan operasional
Bank dan bilamana perlu melakukan penyesuaian untuk pelaksanannya pada seluruh tingkatanjenjang.
11. Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh Direksi.
12. Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah disetujui.
13. Mengkaji dan menyetujui Kebijakan Penyertaan Modal dan Penyertaan Modal Sementara.
14. Mengkaji pelaksanaan Kebijakan Penyertaan Modal dan Penyertaan Modal Sementara.
15. Melakukan pemantauan, pengarahan serta evaluasi terhadap kinerja Direksi terutama pelaksanaan kebijakan
strategis Bank. 16. Menyusun dan melakukan pemutakhiran Pedoman Kerja
Komisaris. 17. Mengusulkan penunjukan Akuntan Publik atas rekomendasi
Komite Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Bank untuk mendapatkan persetujuan RUPS.
18. Menentukan dan
melaksanakan sistem
nominasi, evaluasi, remunerasi yang transparan bagi Direksi setelah
mempertimbangkan hasil kajian Komite Remunerasi dan Nominasi yang selanjutnya diajukan untuk memperoleh
persetujuan RUPS. Memastikan bahwa sistem remunerasi, nominasi, evaluasi kinerja para Pejabat Bank yang
tidak menjabat sebagai anggota Direksi telah ada dan dilaksanakan secara transparan dan konsisten.
19. 3 tiga bulan sebelum masa jabatan Dewan Komisaris berakhir, Dewan Komisaris dilarang menyetujui kebijakan
Direksi yang bersifat strategis.
Tugas Dewan Komisaris
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 06 DK2007:
1. Komisaris Utama bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris
2. Pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris diatur diantara anggota Dewan Komisaris dan ditetapkan oleh
Komisaris Utama 3. Untuk membantu kelancaran tugasnya, anggota Dewan
Komisaris dibantu oleh Sekretariat Komisaris yang berasal
dari pegawai bank bjb dan ditetapkan oleh Direksi
berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris. Based on the findings and recommendations of the
Committees assisting the Board of Commissioners in monitoring operations. The above stated are required to be
reported if it has not been or not reported by the Bank and or by Director of Compliance to Bank Indonesia.
10. Obliged to implement and monitor the effectivity of management practices and good Corporate Governance
in each of bank operations, and where necessary, make adjustments to its implementation at all levelsstages.
11. Reviewing and approving policies proposed by the Board of Directors.
12. Assessing responsibility of Board of Directors for the implementation of policies that have been approved.
13. Reviewing and approving the Equity Policy and Temporary Equity Policy.
14. Reviewing the implementation of the Equity Policy and Temporary Equity Policy.
15. Monitoring, directing and evaluating the performance of the Board of Directors, especially regarding the implementation
of the Bank strategic policy. 16. Preparing and updating the Work Guidelines for
Commissioner. 17. Proposed appointment of Certified Public Accountants on
the recommendation of the Audit Committee to audit the financial statements of the Bank to obtain approval from
the GMS. 18. Define and implement a system of nomination, evaluation,
remuneration that is transparent to the Board of Directors after considering the results of studies of the Remuneration
and Nomination Committee which are further proposed to obtain the approval of the GMS. Ensure that the system
of remuneration, nomination, evaluation of performance of the Bank officials who does not serve as a member of
the Board of Directors existed and had been done in a transparent and consistent manner.
19. 3 three months prior to the term end, Board of Commissioners is prohibited from approving policy by the
Board of Directors which are strategic in nature.
Board of Commissioners’ Tasks
Pursuant to the Decree of the Board of Commissioners No. 06 DK2007:
1. President Commissioner is in charge of coordinating the activities of the Board of Commissioners.
2. Tasks among the members of the Board of Commissioners are set among the members of the Board of Commissioners
and specified by the President Commissioner. 3. To smoothness the tasks, members of the Board of
Commissioners are assisted by the Secretariat of
Commissioners, taken from bank bjb employees which
are appointed by the Board of Directors with the Board of Commissioners’ approval.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
214
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris
Pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan usaha yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun 2012 dibantu oleh Komite
Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi. Masing-masing Komite telah menjalankan fungsinya
dalam melakukan kajian dan memberikan input kepada Dewan Komisaris, sehingga Dewan Komisaris dapat memberikan
arahan dan rekomendasi secara tepat kepada Direksi terkait
pengelolaan usaha bank bjb secara baik dan sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Pada tahun 2012 Dewan Komisaris telah melakukan
pengawasan terhadap: -
Pemantauan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank RBB tahun 2012 melalui rapat gabungan Dewan Komisaris dan
Direksi. -
Pemantauan Kinerja Keuangan bank bjb.
- Pemantauan Kinerja Non Keuangan bank bjb.
- Pemantauan perkembangan Good Corporate Governance
bank bjb.
Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris
Penilaian kinerja anggota Dewan Komisaris difasilitasi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dengan sistem self
assessment atau sistem lain yang ditetapkan oleh rapat Dewan Komisaris.
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kehadiran dalam rapat Dewan Komisaris. b. Kehadiran dalam rapat Komite di tingkat Dewan
Komisaris. c. Kinerja anggota Dewan Komisaris dapat dinilai menurut
faktor lainnya baik secara individual maupun kolektif, antara lain:
i. Integritas, misalnya benturan kepentingan yang
muncul. ii. Hubungan anggota Dewan Komisaris dengan sesama
anggota Dewan Komisaris, dengan Direksi dan pihak- pihak lain yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
Peraturan Perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Board of Commissioners’ Task Implementation
Performance of duties and monitoring functions done by the Board of Commissioners during the year 2012 is assisted
by the Audit Committee, Risk Monitoring Committee, and Remuneration and Nomination Committee. Each of these
committees has its function in reviewing and providing input to the Board of Commissioners, enabling the Board
of Commissioners to provide appropriate guidance and recommendations to the Directors related to the proper
management of bank bjb and in accordance with the principles
of Good Corporate Governance. In 2012, the Board of Commissioners has conducted the
monitoring of: -
Monitor the implementation of 2012 Bank Business Plan BBP through a joint meeting of the Board of Commissioners
and the Board of Directors. -
Monitor bank bjb Financial Performance.
- Monitor bank bjb Non-bank Financial Performance.
- Monitor the development of Good Corporate Governance
in bank bjb.
Board of Commissioners Performance Evaluation
Performance assessment of the Board of Commissioners is facilitated by the Nomination and Remuneration Committee
with the self assessment system or other systems determined by the Board of Commissioners’ meeting.
Board of Commissioners performance evaluation is conducted in the following criteria:
a. Attendance in Board of Commissioners meetings. b. Attendance in the Committee Meeting at the Board of
Commissioners level. c. Board member performance can be assessed by
other factors both individually and collectively, among others:
i. Integrity, such as conflict of interest that arises.
ii. Relationships with fellow members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and other
parties set forth in the Articles of Association and Rules and Regulations, and Bank Indonesia regulations.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
215
AnnualReport•
Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Komisaris Tahun 2012
Competence Enhancement Training Program for Commissioners in 2012
Nama Name
Program Pelatihan Training Program Lokasi Location
PeriodePriod
Achmad Baraba BaRa Risk Management Certification Refreshment Program
Jepang 12-17 November 2012
Konvensi nasional Akuntansi Yogyakarta
27-28 Juni 2012 Seminar Kesiapan Perbankan Menghadapi Kepemilikan Saham Bank
Umum Jakarta
13 September 2012 The IIA International Conference
Amerika 7-15 Juli 2012
Klemi Subiyantoro BaRa Refreshment Program Senior Management Risk Summit 2012
Singapore 5-6 Desember 2012
Rudhyanto Mooduto BaRa Refreshment Program Senior Management Risk Summit 2012
Singapore 5-6 Desember 2012
Refreshment Program sertifikasi Manajemen Risiko Bandung
19 Desember 2012 Sosialisasi Peraturan Bapepam-LK
Jakarta 28-29 November 2012
Yayat Sutaryat Expand Program For BODBOC
Jakarta 29-30 Maret 2012
Manajemen Risiko Jakarta
6 September 2012 Refreshment Program Sertifikasi Manajemen Risiko
Jakarta 9 Desember 2012
Seminar Optimalisasi Tata Kelola Keuangan Daerah Bali
12 April 2012 Seminar Peningkatan Performa Industri Keuangan
Jakarta 11 Oktober 2012
Seminar Peningkatan Performa Industri Keuangan Jakarta
18 Januari 2012 Sosialisasi Peraturan Bapepam LK
Jakarta 28 November 2012
Workshop Laporan Strategi Anti Fraud Jakarta
6 Juni 2012
Rapat Dewan Komisaris
Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya setiap bulan sekali atau pada setiap waktu jika dianggap perlu
oleh salah satu atau lebih anggota Dewan Komisaris. Mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat Dewan Komisaris
berdasarkan atas musyawarah untuk mufakat. Apabila mufakat tidak dapat tercapai, pengambilan keputusan didasarkan pada
suara mayoritas anggota Dewan Komisaris yang hadir atau yang mewakili pada rapat. Apabila jumlah suara berimbang,
maka keputusan yang diajukan harus ditolak. Kuorum untuk seluruh rapat Dewan Komisaris adalah lebih dari separuh jumlah
anggota Dewan Komisaris yang hadir atau diwakili kuasa yang diberikan kepada salah satu Komisaris yang hadir pada rapat
tersebut.
Board of Commissioners’ Meeting
Board of Commissioners hold meetings at least once every month or at any time deemed necessary by one or more
members of the Board of Commissioners. Decision-making mechanism in the meeting of the Board of Commissioners is
based on deliberation to reach a consensus. If consensus can not be reached, the decision is based on a majority vote of present
members of the Board of Commissioners or its representative at the meeting. If the number of votes are equal, then the
proposed decision must be rejected. Quorum for a meeting of the Board of Commissioners is more than half the number of
Board members present or represented by the power given to one of the Commissioners present at such meeting.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
216
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
During the year 2012, bank bjb Board of Commissioners’
meeting was held 47 times, with attendance as follows:
Selama tahun 2012, Dewan Komisaris bank bjb telah
menyelenggarakan rapat sebanyak 47 kali, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Tabel Kehadiran Dewan Komisaris dalam Rapat
Table of Attendance of the Board of Commissioners Meeting Periode Januari-Desember 2012 January-December 2012 period
Nama
Name
Jabatan Position
Jumlah Kehadiran
Total Attendance
Jumlah
Total
Periode Januari-Oktober 2012
2012 January-October Period
Periode Oktober-Desember 2012
2012 October-December Period
Agus Ruswendi Komisaris Utama
President Commissioner
33 8
41
Muhadi Komisaris
Commissioner
25 2
27
Achmad Baraba Komisaris Independen
Independent Commissioner
33 7
40
Yayat Sutaryat Komisaris Independen
Independent Commissioner
35 9
44
Klemi Subiyantoro Komisaris Independen
Independent Commissioner
26 6
32
Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen
Independent Commissioner
- 9
9
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 27 September 2012.
Komite Dibawah Koordinasi Dewan Komisaris
Hingga akhir tahun 2012, Dewan Komisaris bank bjb dibantu
oleh: 1. Komite Audit
2. Komite Pemantau Risiko 3. Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Audit
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 8142006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
No. 842006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, maka Dewan Komisaris telah membentuk
Komite Audit. Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan pengawasan
atas efektivitas
sistem pengendalian
intern, internal
audit, proses pelaporan keuangan, sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertangungjawaban, independensi, dan kewajaran.
Pembentukan Komite Audit bank bjb juga berpedoman pada
ketentuan sebagai berikut: a. Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-41PM2003
tanggal 22 Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
b. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Jabar No. 04A SKDK2007 tanggal 28 Juni 2007 Tentang Pembentukan
Komite dan Pedoman Kerja Komite Dewan Komisaris PT Bank Jabar.
Appointed as Commissioner since September 27, 2012.
Committees under the Board of Commissioners
Up to the end of 2011, bank bjb Board of Commissioners were
assisted by: 1. Audit Committee
2. Risk Monitoring Committee 3. Remuneration and Nomination Committee
Audit Committee
In order to meet the Bank Indonesia Regulation Number 8142006 on Amendments to Bank Indonesia Regulation No.
842006 on the Implementation of Good Corporate Governance for Banks, the Board of Commissioners has established an Audit
Committee. Audit Committee of the Board of Commissioners are fittings whose function is to conduct oversight of the
effectiveness of internal control systems, and internal audit, financial reporting process, enabling the Bank to be managed
based on the principles of transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness.
Formation of bank bjb Audit Committee is also based on the
provisions as follows: a. Head
of Bapepam
Decree No.
Kep-41PM2003 dated December 22, 2003 on the Establishment and
Implementation Guidelines for the Audit Committee. b. Decree of the Board of Commissioners of PT Bank Jabar No.
04ASKDK2007 dated June 28, 2007 on the establishment of Committee and Work Guidelines for Committee of the
Board of Commissioners of PT Bank Jabar.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
217
AnnualReport•
Komite Audit bank bjb secara kolektif mempunyai kompetensi
dan pengalaman di bidang Akuntansi, Keuangan, Hukum dan Perbankan.
Susunan Ketua dan Anggota Komite Audit
Dalam periode 2012 terdapat perubahan susunan Komite Audit
bank bjb, sehingga secara keseluruhan susunan Komite Audit bank bjb adalah sebagai berikut:
1. Periode Januari - Juli 2012 Berdasarkan SK Dewan Komisaris PT BPD Jawa Barat
dan Banten Tbk No. 02SKDK2011 tanggal 25 Agustus 2011 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal
Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite, SK Direktur SDM Nomor 456SKDIR-SDM2011 dan No. 596
SKDIR-SDM2011.
No JabatanPosition
NamaName Position
1. Ketua
Klemi Subiyantoro Independent Commissioner Chairman
2. Anggota
Achmad Baraba Independent Commissioner Member
3. Anggota
Ramson Sinaga Independent Member
4. Anggota
Erick Independent Member
2. Periode Agustus - September 2012 Berdasarkan SK Dewan Komisaris PT BPD Jawa Barat
dan Banten Tbk No. 02SKDK2011 tanggal 25 Agustus 2011 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal
Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite dan SK Direktur SDM No. 438SKDIR-SDM2012 dan No. 439SK
DIR-SDM2012.
No JabatanPosition
NamaName Position
1. Ketua
Klemi Subiyantoro Independent Commissioner Chairman
2. Anggota
Achmad Baraba Independent Commissioner Member
3. Anggota
Ramson Sinaga Independent Member
4. Anggota
Memed Sueb Independent Member
5. Anggota
Suwarta Independent Member
3. Periode Oktober - Desember 2012 SK Dewan Komisaris PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk No.
06SKDK2012 tanggal 3 Oktober 2012 tentang Perubahan Susunan Keanggotaan Komite Pada Dewan Komisaris.
No Jabatan
NamaName Position
1. Ketua
Klemi Subiyantoro Independent Commissioner Chairman
2. Anggota
Achmad Baraba Independent Commissioner Member
3. Anggota
Rudhyanto Mooduto Independent Commissioner Member
4. Anggota
Ramson Sinaga Independent Member
5. Anggota
Memed Sueb Independent Member
6. Anggota
Suwarta Independent Member
Menunggu keputusan Bank Indonesia tentang Fit Proper Test
Audit Committee bank bjb as collective have experience in
Accounting, Finance, Legal and Banking fields.
The composition of Audit Committee Chairman and Member
In 2012 period, there was a change in the composition of the
Audit Committee of the bank bjb, so the overall composition of the Audit Committee are as follows bank bjb:
1. Period January - July 2012 According to the Board of Commissioners of PT SK BPD
West Java and Banten Tbk No. 02SKDK2011 dated August 25, 2011 about the Division of Labor and Implementation
Schedule and the Board of Commissioners Committees, SK HR Director No. 456SKDIR-SDM2011 and No. 596SK
DIR-SDM2011.
2. Period August - September 2012 According to the Board of Commissioners of PT SK BPD
West Java and Banten Tbk No. 02SKDK2011 dated August 25, 2011 about the Division of Labor and Implementation
Schedule and the Board of Commissioners Committees and SK HR Director No. 438SKDIR-SDM2012 and No. 439SK
DIR-SDM2012.
3. Period October - December 2012 SK Board of Commissioners of PT BPD West Java and Banten
Tbk No. 06SKDK2012 dated October 3, 2012 regarding the composition of the Board of Commissioners Committee
Membership.
Waiting decision Fit Proper Test from Bank Indonesia
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
218
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Riwayat Hidup Singkat Anggota Komite bank bjb Ramson Sinaga
Warga Negara Indonesia, 52 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di bidang Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas
Padjadjaran Bandung pada tahun 1986 dan Magister Management pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI pada
tahun 1998. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit bank
bjb sejak tahun 2007. Jabatan lain yang pernah atau sedang
dipegang antara lain yaitu: Konsultan CIBA 2004-sekarang; Direktur Keuangan PT Reka Jaya pada tahun 2000.
Memed Sueb
Warga Negara Indonesia, 51 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntansi di STIE Tridharma dan Universitas Padjajaran,
Magister dan Doktor pada Universitas Padjajaran. Pernah menjabat sebagai Auditor di Kantor Akuntan Publik. Menjabat
Komite Audit bank bjb periode 2007-2011 dan kembali menjadi Komite Audit bank bjb sejak Agustus 2012. Jabatan lain yang
pernah atau sedang dipegang antara lain: Asisten Direktur II Pasca Sarjana Universitas Padjajaran 2009-2011, Direktur
Konsultan Manajemen PT Mediyan Consulindo Abadi Bandung 2005 s.d. Sekarang.
Suwarta
Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Menyelesaikan pendidikan Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Sarjana
Akuntansi di Universitas Satya Negara, Sarjana Hukum di Universitas Indonesia dan Magister dari Universitas Indonesia.
Pernah menjabat sebagai komite audit di KSO Sucofindo- Surveyor Indonesia sebelum menjabat Komite Audit bank bjb
sejak Agustus 2012. Jabatan lain yang pernah atau sedang dipegang antara lain: Partner pada Kantor Konsultan Hukum
Bisnis JMT Law House 2009-sekarang dan Dosen Akuntansi dan Pajak pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 1997-sekarang.
Saat ini ia telah memiliki Sertifikasi Manajemen Risiko level IV.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit mendukung Dewan Komisaris dalam hal: 1. Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat
dimengerti, transparan, dan dapat diandalkan. 2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang
dilaksanakan oleh Divisi Audit Internal maupun eksternal sehinga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang
tidak memenuhi standar. 3. Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan
dengan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan, dan
investigasi akan adanya kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris memberikan rekomendasi
mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya.
Profile of bank bjb’s member of committee Ramson Sinaga
Indonesian citizen, 52 years. Earned a Sarjana degree in Economics majoring in Accounting from Universitas Padjadjaran
Bandung in 1986 and a Master’s degree in Management from Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI in 1998. He served as a
Member of the Audit Committee of bank bjb since 2007. Other
positions that have or are held were: Consultant at CIBA 2004- present; Finance Director of PT Reka Jaya in 2000.
Memed Sueb
Indonesian citizen, 51 years. Earned A Sarjana degree majoring in Accounting from STIE Tridharma and Universitas Padjajaran,
Master’s degree and PhD from Universitas Padjajaran. Previously he served as an Auditor in Public Accounting Firm. He served as
member of the Audit Committee of bank bjb in 2007-2011 and
is appointed again to serve as a member of the Audit Committee
of bank bjb since August 2012. Other positions that he served
include: Assistant Director II Graduate School of Universitas Padjajaran 2009-2011, Director of Management Consultant
PT Mediyan Consulindo Abadi, Bandung 2005 - present.
Suwarta
Indonesian citizen, 42 years. Earned a Sarjana degree in Accounting from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Sarjana
degree in Accounting from Universitas Satya Negara, Sarjana degree and Master degree in Law from Universitas Indonesia.
Previously he served as a member of Audit Committee of KSO Sucofindo-Surveyor Indonesia before appointing as a member of
bank bjb Audit Committee since August 2012. Other positions
that he served include: Partner at JMT Law House, a consulting firm 2009-present and an Accounting and Tax Lecturer at
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 1997-present. Currently he holds a level IV Risk Management Certification.
Duties and Responsibilities of Audit Committee
The Audit Committee supports the Board of Commissioners in terms of:
1. Ensure that the Bank’s financial statements is understandable, transparent, and reliable.
2. Assess the implementation of the activities and results of audits conducted by the Division of Internal Audit as well as
external preventing the execution and reporting that do not meet the standards.
3. Evaluate the Bank’s policies relating to compliance with laws and regulations, ethics, conflicts of interest, and
investigation of the existence of errors or fraud, through the Board of Commissioners provide recommendations
to improve the Bank’s internal control system and its implementation through the Board of Commissioners.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
219
AnnualReport•
4. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan, dan temuan yang signifikan.
5. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan Kerja terkait tentang status, kemajuan, dan perkembangan baru pada
permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi Audit Intern.
6. Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses langsung kepada Komite Audit dan mendorong adanya
komunikasi diluar rapat komite yang telah dijadwalkan. 7. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor
EksternalPengawas Bank untuk membahas rencana audit, temuan maupun laporan.
Komite Audit memiliki pedoman kerja yang dituangkan dalam pedoman kerja Komite yang telah disetujui oleh
Dewan Komisaris. Sesuai dengan pedoman kerjanya, Komite Audit mereview laporan keuangan dan informasi keuangan
lainnya untuk kepentingan para stakeholders, menelaah hasil pencapaian, efektivitas, dan obyektifitas dari seluruh proses
audit internal dan eksternal, mengevaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian internal
Bank. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut di
atas, Komite Audit memiliki wewenang sebagai berikut: 1. Mendapatkan informasi, melalui Dewan Komisaris,
mengenai operasional Bank, data karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya. 2. Bekerja sama dengan Divisi Audit Intern.
3. Memberi masukan kepada Dewan Komisaris mengenai keperluan perbaikan dalam proses audit internal, eksternal,
dan laporan keuangan Bank. 4. Melakukan evaluasi deskripsi mengenai pengendalian
internalaudit yang akan dipublikasikan dalam laporan keuangan dan laporan pelaksanaan penerapan GCG.
5. Melakukan kajian atas independensi dan objektivitas auditor eksternal serta merekomendasikan auditor eksternal yang
akan dipilih oleh Bank untuk mengaudit laporan keuangan Bank, unit bisnis maupun anak perusahaan.
Secara garis besar, Komite Audit memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris dari
hasil evaluasi dan semua risiko yang penting dipertimbangkan, identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian khusus dalam
bidang laporan keuangan dari Direksi, laporan dari auditor eksternal, serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan
dan pelaksanaan manajemen risiko. 4. To evaluate the Division of Internal Audit Work Plan,
reporting, and significant findings. 5. Communicate with Directors and related Task Force on the
status, progress, and new developments on the operational problems encountered as well as the findings of the Internal
Audit Division. 6. Ensuring that the Internal Audit Division have a direct access
to the Audit Committee and encourage communication outside the committee meetings which have been
scheduled. 7. Creating a direct line of communication with the External
AuditorBank Controller to discuss the audit plans, findings and reports.
The Audit Committee has a working guidelines as outlined in the Committee Working Guidelines that had been approved by
the Board of Commissioners. In accordance with the working guidelines, the Audit Committee reviewed the financial
statements and other financial information for the benefit of stakeholders, reviewing results of achievement, effectiveness
and objectivity of the entire process of internal and external audit, evaluating bank policies relating to compliance with laws
and regulations applicable, and to recommend improvement of the internal control system of the Bank.
In connection with the duties and responsibilities mentioned above, the Audit Committee has the authority as follows:
1. Obtain information, through the Board of Commissioners, on Bank operations, employee data, funds, assets and other
Bank resources related to the task implementation. 2. Cooperate with the Internal Audit Division.
3. Advises the Board of Commissioners regarding the purposes of improvement in the process of internal audit, external,
and the Bank’s financial statements. 4. To evaluate the description of internal controlaudit which
will be published in the financial statements and in the reports of implementation of GCG.
5. Conduct a review of the independence and objectivity of external auditors and recommends external auditors to be
appointed by the Bank to audit the financial statements of the Bank, its subsidiaries and business units.
In broad outline, the Audit Committee provides an independent professional opinion to the Board of Commissioners of the
evaluation and consideration of all significant risks, identify things that need special attention in the financial statements
of the Board of Directors, reports from external auditors, and compliance with laws and regulations and implementation of
risk management.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
220
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Laporan Kegiatan Komite Audit
Komite Audit melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris, sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas Komite Audit. Komite Audit telah melakukan tugasnya, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin.
Komite Audit selama tahun 2012 telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite Audit sebagai berikut:
1. Penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi
keuangan lainnya. Komite Audit melakukan penelaahan atas draft final laporan keuangan publikasi triwulanan sesuai
jadual dengan memberikan beberapa saran perbaikan. Komite Audit telah secara aktif melakukan diskusi dengan
akuntan publik dan manajemen mengenai masalah- masalah yang perlu didiskusikan sesuai Standar Audit Seksi
380 perihal komunikasi dengan Komite Audit. 2. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit dari auditor
ekstern termasuk menelaah independensi dan objektivitas auditor ekstern serta menelaah kecukupan pemeriksaan
yang dilakukannya untuk memastikan semua risiko yang penting dipertimbangkan.
3. Penelaahan atas ketaatan Bank terhadap perundang- undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
Bank. Pengujian dan pemantauan kepatuhan yang dilakukan oleh Bank telah diupayakan secara optimal.
Namun demikian, masih perlu dilakukan peningkatan pengawasan secara efektif dan efisien oleh Divisi Audit
Internal dan Divisi Kepatuhan baik secara sendiri-sendiri maupun bersinergi.
4. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam
rangka menilai kecukupan proses pelaporan keuangan. Selama tahun 2012, Komite Audit telah melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap: a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal DAI. Dari hasil
evaluasi dapat disimpulkan bahwa perencanaan DAI telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan audit
berbasis risiko, pelaksanaan audit dan pelaporan telah dilakukan sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank SPFAIB. b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan
publik dengan standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite Audit, kantor
akuntan publik telah melaksanakan sesuai dengan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Publik Indonesia. c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang
berlaku. Komite Audit telah beberapa kali berdiskusi tentang kesiapan dan penerapan PSAK No. 50 dan No.
55 baik dengan manajemen maupun dengan pihak auditor dan konsultan.
Report of Audit Committee Activities
The Audit Committee will report its activities to the Board of Commissioners as the accountability of the Audit Committee
assignments. Herein, The Audit Committee has performed its duties, both routine and non-routine.
Audit Committee during the year 2011 has performed its duties according to the Charter of the Audit Committee as follows:
1. Review of financial information that will be issued by Bank as financial statements, projections, and other financial
information. The Committee reviews the final draft of financial statements, the scheduled quarterly publication
by giving some suggestions for improvement. The Audit Committee has been actively on schedule in a discussion
with external auditors and management about the problems that need to be discussed according to the Audit Standards
Section 380 PSA no. 48 concerning communications with the Audit Committee.
2. Evaluation on the effectiveness of the audit execution of the external auditor, including reviewing the independence and
objectivity of the external auditor as well as reviewing the adequacy of the execution to ensure all significant risks to
consider. 3. Compliance review with the Bank against any other
legislation relating to banking activities. Testing and compliance monitoring conducted by the Bank has pursued
in an optimal efforts. However, it is necessary to improve the effectiveness and the efficiency of supervision by the
Internal Audit Division and Compliance Division, either individually or together.
4. Monitor and evaluate planning and execution of the audits and monitoring the follow up of the audit results in order
to assess the adequacy of the financial reporting process. During the year 2011, the Audit Committee has conducted
the monitoring and the evaluation of: a. Implementation of Internal Audit Division IAD. From
the evaluation of risk-based auditing, the execution and reporting of the audit have been conducted in
accordance with the Standard Bank Internal Audit Function SPFAIB.
b. The compliance of the audit execution by public accountant has to follow the applicable standard.
Based on the evaluation of the Audit Committee, the appointed public accounting firm has conduct the audit
in accordance with Auditing Standards established by Indonesian Accountants Public Association.
c. The compliance with financial reporting standards. The Audit Committee has discussed the readiness and
the implementation of SFAS No. 50 and No. 55, both with management and with external auditors and
consultants.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
221
AnnualReport•
d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan DAI, akuntan publik dan hasil pengawasan Bank
Indonesia. Selama tahun 2012 Komite Audit melakukan beberapa kali pertemuan dengan DAI dalam rangka
membahas temuan dan tindak lanjut temuan DAI. Komite Audit juga menjaga jalur komunikasi langsung
dengan DAI, baik yang terjadwal dalam rapat rutin maupun di luar jadwal rapat.
e. Pemberian rekomendasi mengenai penunjukkan akuntan publik dan kantor akuntan publik kepada
Dewan Komisaris. Untuk tahun buku 2012, Tim Pemilihan Akuntan Publik yang terdiri dari Komite
Audit dan unsur manajemen telah melakukan proses pemilihan akuntan publik untuk melakukan audit atas
Laporan Keuangan Konsolidasi bank bjb. Tim telah
mengusulkan dan Dewan Komisaris telah menetapkan Kantor Akuntan Publik Ernst and Young sebagai Auditor
Independen. Komite Audit juga melakukan beberapa tugas lain yang
diberikan oleh Dewan Komisaris. Di tahun 2012, Komite Audit memperoleh beberapa penugasan khusus oleh Dewan
Komisaris, diantaranya memberikan masukan terhadap pembahasan Rencana Bisnis Bank.
Independensi Anggota Komite Audit
Nominasi untuk calon anggota Komite Audit harus di-review oleh Komite Remunerasi dan Nominasi KRN. Seperti telah
ditetapkan oleh KRN, setiap anggota komite harus bersifat independen. Kualifikasi penugasan dan fungsi dari Komite
Audit harus tunduk kepada aturan yang berlaku dari Bapepam- LK, Bursa Efek Indonesia serta Bank Indonesia.
Rapat dan Kehadiran Anggota Komite Audit
Selama tahun 2012, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 17 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran
Anggota Komite Audit dalam Rapat di tahun 2012: d. Monitoring the follow-up on the findings of DAI by the
Board of Directors, Public Accountant and the result of Bank Indonesia supervision. During 2012, the Audit
Committee conducted several meetings with the DAI in order to discuss on the findings of DAI and its follow-up.
The Audit Committee also maintains communication channels directly with DAI, both scheduled in a routine
meeting or outside the meeting schedule. e. Providing recommendations on the nominations of
public accountants and public accounting firm to the Board of Commissioners. For 2012 fiscal year, the
selection team consisting of Certified Public Accountants Audit Committee and management elements have
made the selection process of public accountants to audit the Consolidated Financial Statements of bank
bjb. The team has proposed and give a reference and
the Board of Commissioners has appointed Ernst and Young as a public accounting firm.
The Audit Committee has also performed some other tasks given by the Commissioners. In 2011, the Audit Committee
obtained several special assignments by the Commissioner, such as providing input to the discussion of the Bank Business Plan.
The Audit Committee Members Independence
Nominations of candidates for members of the Audit Committee shall be reviewed by the Remuneration and Nomination
Committee RNC. As established by the RNC, each committee member must be independent. Qualification of assignments and
functions of audit committees should be subject to applicable rules of Bapepam-LK, Indonesia Stock Exchange, and Bank
Indonesia.
Meeting and Attendance of Audit Committee Members
During the year 2012, the Audit Committee held as 17 meetings. The following is the attendance rate of in the Audit
Committee Members in 2012:
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
222
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
Tabel Kehadiran Rapat Komite Audit
Attendance Table of Audit Committee Meetings Periode Januari-Desember 2012 January-December 2012 period
Nama
Name
Jumlah Kehadiran
Total Attendance
Jumlah
Total
Periode Januari-Oktober 2012
2012 January-October Period
Periode Oktober-Desember 2012
2012 October-December Period
Klemi Subiyantoro
12 6
18
Achmad Baraba 7
4 11
Rudhyanto Mooduto -
6 6
Ramson Sinaga 12
6 18
Erick 4
- 4
Memed Sueb 6
6 12
Suwarta 5
6 11
Anggota Komite Audit sejak Oktober 2012 Anggota Komite Audit s.d. Juli 2012
Anggota Komite Audit sejak Agustus 2012
Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb dibentuk
berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Nomor 04ASKDK2007 tanggal
28 Juni 2007 tentang Pembentukan Komite dan Pedoman Kerja Komite Dewan Komisaris, Keputusan Dewan Komisaris Nomor
02SKDK2011 tanggal 25 Agustus 2011 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta
Komite-komite. Berdasarkan posisi 31 Desember 2012, susunan
Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb adalah sebagai
berikut:
Susunan Ketua dan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Periode Januari-Oktober 2012
Berdasarkan SK Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 02SKDK2011
tanggal 25 Agustus 2011 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-
komite sebagai berikut:
No JabatanPosition
NamaName Position
1. Ketua
Yayat Sutaryat Independent Commissioner Chairman
2. Anggota
Agus Ruswendi President Commissioner Member
3. Anggota
Klemi Subiyantoro Independent Commissioner Member
4. Anggota
Pemimpin Divisi SDM Ex Officio Head of Division Human Capital
Member
Periode Oktober-Desember 2012
Berdasarkan SK Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 06SKDK2012 tanggal
03 Oktober 2012 tentang Perubahan Susunan Keanggotaan Komite pada Dewan Komisaris sebagai berikut:
Member of Audit Committee since October 2012 Member of Audit Committee since July 2012
Member of Audit Committee since August 2012
Remuneration and Nomination Committee
Remuneration and Nomination Committee was established by decision of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten No. 04ASKDK2007 dated June 28, 2007 on the establishment of the Committee and
Guidelines Committee Board of Commissioners, Commissioner Decision No. 02SKDK2011 dated August 25, 2011 about the
Division of Labor and Implementation Schedule activities of the Board of Commissioners and committees. Based on the position
of December 31, 2012, the composition of the Nomination and
Remuneration Committee are as follows bank bjb:
The composition of Audit Committee Chairman and Member
Period January-October 2012
According to the Board of Commissioners of PT SK Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. 02SK
DK2011 number dated August 25, 2011 about the Division of Labor and Implementation Schedule and the Board of
Commissioners Committees as follows:
Period October-December 2012
According to the Board of Commissioners of PT SK Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. 06SK
DK2012 number dated October 3, 2012 regarding the composition of membership of the Committee at the Board of
Commissioners as follows:
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
223
AnnualReport•
No JabatanPosition
NamaName Position
1. Ketua
Yayat Sutaryat Independent Commissioner Chairman
2. Anggota
Agus Ruswendi President Commissioner Member
3. Anggota
Muhadi Commissioner Member
4. Anggota
Klemi Subiyantoro Independent Commissioner Member
5. Anggota
Rudhyanto Mooduto Independent Commissioner Member
6. Anggota
Pemimpin Divisi SDM Ex Officio Head of Division Human Capital
Member
Menunggu keputusan Bank Indonesia tentang Fit Proper Test.
Riwayat Hidup Singkat Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Khusus bagi anggota diluar Komisaris
Periode Januari-Oktober 2012
Pemimpin Divisi SDM Nama
: Rahmat Jabatan
: Pemimpin Divisi SDM
Karir di bank bjb : Bekerja pada bank bjb
sejak tahun 1982
Periode Oktober-Desember 2012
Nama : Neneng Hayati
Jabatan : Pemimpin Divisi SDM
Karir di bank bjb : Bekerja pada bank bjb
sejak tahun 1992
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance yang telah dituangkan dalam
program kerja Komite, secara garis besar Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut: 1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan
Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi bagi
Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
2. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan danatau penggantian anggota
Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang
Saham. 3. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan
Komisaris danatau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
Waiting decision Fit Proper Test from Bank Indonesia.
Curriculum Vitae Member of the Remuneration and Nomination Special for members outside of Commissioners
Period of January-October 2012
Head of Human Resources Division Name
: Rahmat Position
: Head of Human Resources Division
Career in bjb : since 1982
Period of October-December 2012
Name : Neneng Hayati
Position : Head of Human Resources Division
Career in bjb : since 1992
Duty and Responsibility of the Remuneration and Nomination Committee
Based on Bank Indonesia Regulation on the Implementation of Good Corporate Governance which has been outlined in the
Committee’s work program, an outline of the Remuneration and Nomination Committee has the duties and responsibilities
as follows: 1. Evaluate the remuneration policy and make recommendations
to the Board of Commissioners, regarding the remuneration policy for the Board of Commissioner to be submitted to
the General Meeting of Shareholders and evaluation of the remuneration policy for Executive Officers and employees
as a whole to be submitted to the Board of Directors. 2. Develop and provide recommendations on the system and
election andor replacement procedures of member of the Board of Commissioners and Directors to the Board of
Commissioners for submission to the General Meeting of Shareholders.
3. Provide recommendations on candidates for the Board of Commissioners andor Board of Directors to the Board of
Commissioners for submission to the General Meeting of Shareholders.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
224
Corporate Governance
AnnualReport• AnnualReport•
4. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite untuk Komite Audit
dan Komite Pemantau Risiko. 5. Melakukan evaluasi atas pelaporan kebijakan SDM dan
memberikan saran untuk perbaikanpeningkatannya. 6. Memfasilitasi penilaian kinerja anggota Dewan Komisaris
dan Direksi dan menyampaikan saran serta evaluasi terhadap Key Performance Indicator.
7. Melakukan self assessment dalam pelaksanaan tugasnya, serta melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dewan
Komisaris.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi
Dalam rapat sepanjang tahun 2012, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal
sebagai berikut: 1. Pembahasan mengenai remunerasi review formula gaji,
tantiem, kendaraan dinas 2. Pembahasan lanjutan mengenai remunerasi review formula
gaji, tantiem, kendaraan dinas 3. Tindak lanjut Bank atas hasil konsekuensi tidak lulus fit and
proper test Calon Direksi atau Direksi terpilih RUPS
4. Pembahasan Penetapan Remunerasi Pengurus bank bjb
5. Pembahasan Pedoman Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
6. Pembahasan Tugas Komite remunerasi dan Nominasi Penyusunan Draft Sistem dan Prosedur Pemilihan atau
penggantian anggota Dewan Komisaris 7. Laporan Triwulanan periode Januari - Maret 2012
8. Pembahasan surat Direksi No. 290Dir-KH2012 tanggal 22 Mei 2012 tentang laporan hasil fit and proper test pengurus
bank bjb 9. Pembahasan Tenaga Kontrak bank bjb
10. Pembahasan Tenaga PKWT bank bjb
11. Pembahasan Draft Pedoman Penerimaan Calon Pengurus
bank bjb
12. Pembahasan calon anggota Komite Audit dari pihak independen
13. Pembahasan time schedule proses seleksi calon pengurus oleh Komite Remunerasi dan Nominasi
14. Pembahasan TOR untuk pemilihan konsultan 15. Pembahasan Pedoman Penerimaan Calon Pengurus
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk
16. Pembahasan persyaratan pendaftar calon pengurus 4. Provide recommendations on the Independent Party who
will be members of the Committee to the Audit Committee and Risk Management Committee.
5. To evaluate the reporting of HR policies and make suggestions for its improvementenhancement.
6. Facilitate the performance assessment of members of the Board of Commissioners and Directors and deliver advice
and evaluation of Key Performance Indicators. 7. Conduct self assessment in the execution of its duty, as
well as carrying out specific duties given by the Board of Commissioners.
Report Activity of the Remuneration and Nomination Committee
In a meeting of the year 2012, the Remuneration and Nomination Committee has a discussion on the following matters:
1. Discussion of remuneration salary formula review, bonuses, service vehicles
2. Discussion continued regarding remuneration review formula salary, bonuses, service vehicles
3. Follow-up results of the consequences of the Banks do not pass the fit and proper test candidates elected Board of
Directors on the General Meeting of Shareholders 4. Discussion on determination of remuneration for Board of
bank bjb
5. Discussion on guidelines of Remuneration and Nomination Committee
6. The discussion of the Remuneration and Nomination Committee’s tasks preparation Draft Electoral Systems and
Procedures or replacement of members of the Board of Commissioners
7. Quarterly Report for January - March 2012 8. Discussion on Board of Director’s letter No. 290Dir-KH2012
dated May 22, 2012 report on the results of the fit and
proper test of bank bjb’s management 9. Discussion on employment contracts of bank bjb
10. Discussion on PKWT of bank bjb