AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
169
AnnualReport•
Rasio BOPO
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO bank bjb, termasuk anak perusahaan, adalah rasio
untuk mengukur tingkat efisiensi yang dicapai. BOPO per 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008 berturut-turut
adalah sebesar 80,02, 80,02, 76,60, 77,30 dan 75,41. Rasio BOPO Perusahaan terus dijaga dalam batas yang
sehat.
Rasio Pinjaman
terhadap Dana
yang dihimpun LDR
Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang dihimpun LDR termasuk anak perusahaan pada tanggal 31 Desember
2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 74,09, 72,95, 71,14, 82,47 dan 89,44. Rasio LDR yang
meningkat menunjukkan komitmen bank bjb dalam
menjalankan intermediasi dengan meningkatnya pertumbuhan
kredit. Bank bjb terus berupaya menjaga tingkat LDR nya
sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 1219PBI2010 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia
Dalam Rupiah dan Valuta Asing.
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Rasio NPL Gross bank bjb pada tanggal 31 Desember 2012
adalah sebesar 2,07 sedangkan rasio NPL Netto bank
bjb pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar 0,50.
peningkatan Rasio NPL Gross pada periode 31 Desember 2012 dibandingkan Rasio 31 Desember 2011 sebesar 0,86
dikarenakan semakin ekspansifnya Bank dalam meningkatnya portofolio kredit yang secara nature bisnisnya memiliki risiko
lebih tinggi.
Ikatan Material Untuk Investasi
Data penempatan dana pada bank lain dalam bentuk surat berharga obligasi bank investasi per tanggal 31 Desember
2012:
Surat Berharga Obligasi Tanggal Date
Valuta Nominal
Penempatan Nominal Placement
Rate P.A Rate
Penerbit Issuer
Securities Bond Terbit
Jatuh Tempo
Due Date
BANK DKI V 2008 200208
040313 IDR
20.000.000.000,00 11,250
BANK DKI BANK DKI V 2008
BANK SULUT IV 2010 220210
090415 IDR
2.500.000.000,00 12,000
BANK SULUT BANK SULUT IV 2010
BANK SULUT IV 2010 220210
090415 IDR
2.500.000.000,00 12,000
BANK SULUT BANK SULUT IV 2010
BANK DANAMON II A 2010 081110
091213 IDR
25.000.000.000,00 8,750
BANK DANAMON
BANK DANAMON II A 2010 OBLIGASI BANK NAGARI
VI 2010 040111
130116 IDR
20.000.000.000,00 9,875
BANK NAGARI OBLIGASI BANK NAGARI
VI 2010 OBLIGASI BANK SULSEL I
2011 290411
120514 IDR
5.000.000.000,00 9,500
BANK SULSEL OBLIGASI BANK SULSEL I
2011 BANK DKI VI 2011
110511 170614
IDR 24.000.000.000,00
9,250 BANK DKI
BANK DKI VI 2011 BANK SUMUT III 2011
010711 050716
IDR 15.000.000.000,00
10,125 BANK SUMUT
BANK SUMUT III 2011
Operating Expenses to Operating Income BOPO Ratio
Ratio of Operating Expenses to Operating Income BOPO for
bank bjb, including its subsidiary, is a ratio to measure the level
of efficiency achieved. BOPO as of December 31, 2012, 2011, 2010, 2009 and 2008 amounted to 80.02, 80.02, 76.60,
77.30 and 75.41 respectively. The Company continues to maintain healthy levels of BOPO.
Loan to Deposit Ratio LDR
The Loan to Deposit ratio LDR of bank bjb, including its subsidiaries, on December 31, 2012, 2011, 2010, 2009 and
2008 amounted to 74.09, 72.95, 71.14, 82.47 and
89.44, respectively. The increased LDR represents bank bjb
efforts to improve its financial intermediary function by growing
its credit portfolio. bank bjb continues to maintain LDR levels in
accordance with Bank Indonesia Regulation No. 1219PBI2010 on Mandatory Reserve Requirement at Bank Indonesia in Rupiah
and Foreign Exchange for Commercial Banks.
The Collectability of Accounts Receivable
NPL Ratio Gross of bank bjb including subsidiaries at
December 31, 2012 amounted to 2.07 while the NPL ratio
net of bank bjb on 31 December 2012 amounted to 0.49.
NPL Ratio Improved in the period of December 31, 2012 compared to December 31, 2011 The ratio of 0.86 due to the
improvement of the collectability of the earlier non-performing debtors.
Material Commitments in Investment
Investments in the form of obligation issued by other banks as of December 31, 2012:
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
170
AnnualReport• AnnualReport•
Surat Berharga Obligasi Tanggal Date
Valuta Nominal
Penempatan Nominal Placement
Rate P.A Rate
Penerbit Issuer
Securities Bond Terbit
Jatuh Tempo
Due Date
BANK NTT I 2011 SERI B 060711
080714 IDR
15.000.000.000,00 9,900
BANK NTT BANK NTT I 2011 SERI B
BANK RIAU 1 2011 050711
080716 IDR
12.000.000.000,00 10,400
BANK RIAU BANK RIAU 1 2011
OBLIGASI BANK SULSEL I 2011
290411 120514
IDR 5.000.000.000,00
9,500 BANK SULSEL
OBLIGASI BANK SULSEL I 2011
OBLIGASI CIMB NIAGA 191211
231214 IDR
25.000.000.000,00 7,375
BANK CIMB NIAGA
OBLIGASI CIMB NIAGA MTN 1 BANDA ACEH 2011
221211 020113
IDR 50.000.000.000,00
9,200 BANK ACEH
MTN 1 BANDA ACEH 2011 OBLIGASI MALUKU I 2012
130112 170113
IDR 15.000.000.000,00
8,900 BANK MALUKU
OBLIGASI MALUKU I 2012 OBLIGASI SUB II BANK
NAGARI 150512
260619 IDR
20.000.000.000,00 10,150
BANK NAGARI OBLIGASI SUB II BANK
NAGARI BANK DKI V 2008
200208 040313
IDR 3.000.000.000,00
11,250 BANK DKI
BANK DKI V 2008 BANK BTPN II
190712 030815
IDR 20.000.000.000,00
7,750 BANK BTPN
BANK BTPN II OBLIGASI LAMPUNG III 2012
130912 091017
IDR 30.000.000.000,00
9,450 BANK LAMPUNG
OBLIGASI LAMPUNG III 2012 OBLIGASI PANIN TH . 1 2012
121212 201217
IDR 19.000.000.000,00
8,150 BANK PANIN
OBLIGASI PANIN TH . 1 2012
Penempatan dana pada bank lain dalam bentuk surat berharga obligasi non bank investasi per tanggal 31 Desember 2012:
Surat Berharga Obligasi Tanggal Date
Valuta Nominal
Penempatan Nominal Placement
Rate P.A Rate
Penerbit Issuer
Securities Bond Terbit
Jatuh Tempo Due Date
PPGD XII SERI A 2007 230807
040917 IDR
2.000.000.000,00 10,025
PERUM PEGADAIAN
PPGD XII SERI A 2007 OBLIGASI ANTAM SERI A
021211 141218
IDR 5.000.000.000,00
8,375 ANEKA
TAMBANG OBLIGASI ANTAM SERIA
OBLIGASI ANTAM SERI A 021211
141218 IDR
10.000.000.000,00 8,375
ANEKA TAMBANG
OBLIGASI ANTAM SERIA OBLIGASI EXIM BANK
SERI A 131211
201214 IDR
25.000.000.000,00 7,000
LPEI EXIMBANK OBLIGASI EXIM BANK
SERI A OBLIGASI EXIM BANK
SERI A 131211
201214 IDR
25.000.000.000,00 7,000
LPEI EXIMBANK OBLIGASI EXIM BANK
SERI A PEGADAIAN II
310112 140215
IDR 8.000.000.000,00
7,250 PERUM
PEGADAIAN PEGADAIAN II
INDOSAT VIII A 180412
270619 IDR
25.000.000.000,00 8,625
INDOSAT INDOSAT VIII A
OBLIGASI 1 PNM 2012 130912
121017 IDR
20.000.000.000,00 9,100
PNM OBLIGASI 1 PNM 2012
FR0020 201102
151213 IDR
359.000.000.000,00 14,275
PEMERINTAH FR0020
FR0033 170106
150313 IDR
283.000.000.000,00 12,500
PEMERINTAH FR0033
FR0019 201102
150613 IDR
276.000.000.000,00 14,250
PEMERINTAH FR0019
FR0026 160804
151014 IDR
50.000.000.000,00 11,000
PEMERINTAH FR0026
FR0049 050208
150913 IDR
50.000.000.000,00 9,000
PEMERINTAH FR0049
ORI 007 150710
150813 IDR
295.000.000.000,00 7,950
PEMERINTAH ORI 007
ORI 008 030811
151014 IDR
417.765.000.000,00 7,300
PEMERINTAH ORI 008
ORI 005 190808
150913 IDR
17.000.000.000,00 11,450
PEMERINTAH ORI 005
SPN 063 070812
120813 IDR
117.700.000.000,00 4,567
PEMERINTAH SPN 063
SPN 065 110912
120913 IDR
81.111.000.000,00 4,644
PEMERINTAH SPN 065
Placement at non bank bonds as per December, 31 2012:
Financial Review
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
171
AnnualReport•
Sumber dana yang digunakan dalam penempatan dana pada bank lain Dana yang digunakan untuk penempatan dalam
bentuk surat berhargaobligasi, berasal dari ekses likuiditas yang dikelola oleh Divisi Treasury. Penempatan dana dalam
bentuk surat berhargaobligasi, bertujuan untuk memperoleh optimalisasi return.
Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Sejak 31 Desember 2012 hingga Laporan Tahunan ini diterbitkan tidak terdapat kejadian material penting yang berdampak pada
kinerja perusahaan dan menyebabkan risiko usaha di masa yang
akan datang. Adapun Rencana Bisnis bank bjb pada tahun 2013
adalah salah satunya yaitu penyertaan modal kepada BPR yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten yang bertujuan untuk
perluasan bisnis bank bjb kredit kepada masyarakat terutama di wilayah yang belum terdapat bank bjb dan Pengembangan
Jaringan Kantor baik di dalam maupun di luar Pulau Jawa yang
bertujuan untuk meningkatkan market share bank bjb dan
memperluas jangkauan pelayanan.
Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi Dengan Pihak
Afiliasi
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank bjb mempunyai
transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi pemberian kredit, penyertaan, serta
penerimaan giro, tabungan dan deposito berjangka. Transaksi- transaksi tersebut di atas dilaksanakan dengan syarat dan
kondisi serta jangka waktu yang sama seperti kepada pihak ketiga, kecuali transaksi pemberian jasa giro kepada Pemerintah
Provinsi Jawa Barat yaitu terdapat perbedaan 1,0 lebih tinggi dari yang diberikan kepada pihak ketiga. Pemerintah Jawa Barat
dan Banten giro kasda merupakan nasabah perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar baik dari sisi dana, kredit
maupun ekuitas. Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar di bank
bjb, memberikan kontribusi terhadap perkembangan kredit
konsumtif yang besar, dimana para pegawainya dapat mengambil kredit dengan jaminan gaji yang telah dikelola oleh
bank bjb, Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan Pemegang Saham Pengendali bank bjb yang selama ini memberikan
komitmen yang sangat tinggi terhadap perkembangan bank
bjb. Dengan adanya kontribusi yang begitu besar terhadap bank bjb, maka pemberian jasa giro tersebut telah seimbang
dibandingkan dengan pihak ketiga. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
lainnya adalah: Pemberian kredit kepada karyawan dengan tingkat bunga yang kecil dibandingkan tingkat bunga yang
Source of funds used in the placement to other banks that are used for placement of funds in the form of
securitiesbonds, derived from the excess liquidity which is managed by the Treasury Division. Placement of funds
in the form of securitiesbonds, aiming to obtain the optimization of the return.
Material Information and Facts Subsequent to Reporting Date
From December 31, 2012 until the published date of the Annual Report, there are no significant material events that impact on
corporate performance and lead to business risks in the future.
One of the Business Plan of bank bjb in 2013 is a capital investment
to BPR in West Java and Banten, which aims to expand business of
bank bjb loan to the community, especially in areas that do not have any of bank bjb branches and Development Offices of
both inside and outside Java that aims to increase market share
and expand the scope of banks bjb service.
Information of Material Transaction that has a Conflict of Interest and Transactions with Affiliated
Parties
In conducting its business, the bank bjb has transactions with
affiliates, including lending, investments, and acceptance of demand deposits, savings and time deposits. Such transactions
above implemented with the terms and conditions and the same time frame as to third parties, except for transaction fees
for current accounts to the Government of West Java province is the difference 1.0 higher than that given to any third
party. Government of West Java and Banten Giro Kasda is a company that gives customers a great contribution both in
terms of funds, loan and equity.
In addition to large portfolio of funds in bank bjb, contributed to the
development of a large consumer loan, where its employees can take loan with the guarantee of salaries that have been managed by the
bank bjb, West Java Provincial Government is the Controlling Shareholder of bank bjb which has been extending a very high
commitment to the development of the bank bjb. Given such a large contribution to the bank bjb, then the fees for current
accounts had been balanced compared to the third party.
Transactions with related parties which include: loan to the employees of small interest rate than the interest rates charged
on other debtors, interest rates on average per year in 2010 and
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
172
AnnualReport• AnnualReport•
dikenakan pada debitur lain, Tingkat suku bunga pada tahun 2010 dan 2011, rata-rata sebesar 6,50 annuitas bulanan
dengan jangka waktu berkisar antara 3 sampai dengan 20 tahun. Kredit ini dibayar kembali melalui pemotongan gaji
setiap bulan.
Keterangan 31 Desember December 31
Description 2012
2011 2010
Kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah Loans and sharia financing
Karyawan kunci 3.801
3.297 1.366
Key employees Badan Usaha Milik Daerah
1.084.564 4.652
8.443 Regional owned company
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
1.347 83.198
7.452 Government institution
Bank Perkreditan Rakyat -
46.503 37.896
Rural bank BUMN atau pemerintah campuran
992.111 300.371
429.762 State owned company and government
Pemerintah Pusat 211.894
Government Pemerintah Daerah Tingkat I
2.606 Regional Government Level I
Pemerintah Daerah Tingkat II 79
38.981 75.405
Regional Government Level II Giro pada bank lain
Current accounts with other banks Bank Pembangunan Daerah
1.985 812
335 Regional Development Bank
Bank Umum 44.902
16.696 46.977
Bank Bank Perkreditan Rakyat
407 Rural Bank
Penempatan pada bank lain Placements with other banks
Bank Pembangunan Daerah 365.000
455.000 980.050
Regional development bank Bank Umum
200.000 377.000
508 Bank
Surat berharga Marketable securities
Pemerintah Pusat 2.230.655
19.854 14.854
Central government BUMN
367.998 15.000
- State owned company
Bank Pembangunan Daerah 259.043
176.058 30.000
Regional development bank Penyertaan saham
Investments BPR dan PD-LPK
11.984 15.214
15.214 BPR and PD-LPK
Simpanan nasabah, simpanan nasabah syariah, dan dana syirkah temporer
Deposits from customers, deposits from Customers - sharia, and temporary syirkah fund
Giro Current accounts
Pemerintah Pusat 100.171
42.226 53.526
Central government Pemerintah Daerah Tingkat I
3.443.894 3.038.212
1.079.652 Regional government level I
Pemerintah Daerah Tingkat II 5.087.273
4.451.553 3.611.328
Regional government level II Badan-badan dan lembaga-lembaga
pemerintah
226.012 139.504
79.040 Government institution
BUMN atau pemerintah campuran 156.066
141.286 168.557
State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah
116.730 69.946
98.968 Regional owned company
Tabungan Savings
Karyawan kunci 10.971
9.044 8.395
Key employees Pemerintah Pusat
1.982 1.456
953 Central government
Pemerintah Daerah Tingkat I 5.311
3.066 962
Regional government level I Pemerintah Daerah Tingkat II
73.773 27.884
56.566 Regional government level II
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
64.779 28.520
12.119 Government institution
BUMN atau pemerintah campuran 5.693
4.364 2.219
State owned company and government Badan Usaha Milik Daerah
9.446 10.033
7.560 Regional owned company
Deposito berjangka Time deposits
Karyawan kunci 5.818
7.214 10.600
Key employees Pemerintah Pusat
770.959 638.344
585.331 Central government
Pemerintah Daerah Tingkat I 85.292
359.280 1.904.350
Regional government level I Pemerintah Daerah Tingkat II
2.657.974 1.225.405
676.196 Regional government level II
Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah
20.964 189.054
58.328 Government institution
2011 are 6.50 monthly annuity for a period ranging from 3 to 20 years. These loans are paid back through monthly payroll
deductions.
Financial Review
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
173
AnnualReport• Keterangan
31 Desember December 31 Description
2012 2011
2010 BUMN atau pemerintah campuran
6.563.010 4.145.236
4.059.896 State owned company and government
Badan Usaha Milik Daerah 128.362
91.061 115.969
Regional owned company Simpanan dari bank lain
Deposits from other banks Giro
Current accounts Bank Pembangunan Daerah
- 15.283
1.966 Regional development bank
Bank Umum 21.942
13 9
Bank BPR
17 12.510
19.898 Rural bank
Tabungan 15.327
Savings BPR
107.765 76.803
63.616 Rural bank
Deposito Deposits
Bank Pembangunan Daerah -
500 -
Regional development bank BPR
61.265 50.590
- Rural bank
Call Money Call Money
Bank Pembangunan Daerah 3.026.000
3.056.000 1.897.000
Regional development bank Bank Umum
675.288 454.405
50.000 Bank
Pinjaman yang diterima Borrowings
Pemerintah Pusat 1.214
8.894 12.420
Central government Pemerintah Daerah Tingkat I
165.016
165.000 -
Regional government level I Bank Umum
14.020 104
165 Bank
Bank Perkreditan Rakyat 1.196
104 165
Bank
MANAJEMEN MODAL DAN RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
Tujuan utama manajemen permodalan Bank adalah untuk memastikan bahwa permodalan telah memenuhi persyaratan
permodalan ekternal dan mempertahankan peringkat kredit yang kuat dan rasio permodalan yang sehat dalam rangka
menunjang bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Bank mengatur struktur modal dan membuat penyesuaian atas
perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik risiko kegiatannya. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur
modal, Bank dapat menyesuaikan jumlah pembayaran deviden kepada pemegang saham, struktur pengembalian modal, atau
penerbitan modal sekuritas. Tidak terdapat perubahan tujuan, kebijakan dan proses dari tahun sebelumnya.
Bank telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan sepanjang tahun.
CAR adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR, perhitungannya didasarkan pada Peraturan Bank
Indonesia No. 1015PBI2008 tanggal 24 September 2008 dimana jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti
dan modal pelengkap. Selain itu bank dengan kriteria tertentu harus memasukkan risiko pasar dan risiko operasional dalam
perhitungan CAR dengan memasukan komponen modal pelengkap tambahan.
CAPITAL MANAGEMENT AND MINIMUM REQUIRED CAPITAL ADEQUACY RATIO CAR
The primary objectives of the Bank’s capital management are to ensure that it complies with externally imposed capital
requirements and it maintains strong credit ratings and healthy capital ratios in order to support its business and to maximize
shareholders’ value. The Bank manages its capital structure and makes adjustments
to it in the light of changes in economic conditions and the risk characteristics of its activities. In order to maintain or adjust the
capital structure, the Bank may adjust the amount of dividend payment to shareholders, return capital structure, or issue capital
securities. No changes were made in the objectives, policies and processes from the previous years.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the year.
CAR is the ratio of capital to Risk Weighted Assets RWA, the computation is based on Bank Indonesia Regulation No. 1015
PBI2008 dated September 24, 2008, whereby the total capital for credit risk consists of core capital and supplementary capital.
Banks which meet certain criteria have to consider market and operational risk in the computation of CAR by including
additional supplementary capital component.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
174
AnnualReport• AnnualReport•
As of December 31, 2012, the Bank has not yet implemented PBI No.1418PBI2012 dated November 28, 2012 on Minimum
Capital Reserve for General Bank based on Risk Profile Rating, which amends PBI No.10152008 dated September 24, 2008.
The aforementioned regulation is initially effective for the March 2013 reporting using the December 2012 risk profile.
The capital adequacy ratio as of December 31, 2012 and 2011 parent entity unaudited are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank belum menerapkan PBI No.1418PBI2012 tanggal 28 November 2012 tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum berdasarkan Peringkat Profil Risiko, yang merupakan perubahan
dari PBI No. 1015PBI2008 tanggal 24 September 2008. Peraturan tersebut baru efektif diterapkan pertama kali untuk
pelaporan posisi bulan Maret 2013 dengan menggunakan profil risiko bulan Desember 2012.
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum pada tanggal- tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 entitas induk tidak
diaudit adalah sebagai berikut:
2012 2011
Aset tertimbang menurut risiko Risk weighted assets
- Tanpa memperhitungkan risiko pasar 19.511.884
19.939.939 Without market risk -
- Dengan memperhitungkan risiko pasar
20.053.269 20.206.945
With market risk - - Dengan memperhitungkan risiko operasional
25.244.181 24.708.208
With operational risk - Modal
Capital - Modal inti
4.650.062 4.551.623
Core capital - - Modal pelengkap
77.687 15.858
Supplementary capital - Total modal
4.572.375 4.535.765
Rasio kecukupan modal Capital adequacy ratio
- Tanpa memperhitungkan risiko pasar 23,43
22,75 Without market risk -
- Dengan memperhitungkan risiko pasar 22,80
22,45 With market risk -
- Dengan memperhitungkan risiko operasional 18,11
18,36 With operational risk -
Rasio modal inti terhadap aset tertimbang tanpa memperhitungkan risiko pasar
23,83 22,83
Ratio of core capital to risk weighted assets without market risk
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia
8,00 8,00
Minimum Capital Adequacy Ratio required by Bank Indonesia
Financial Review
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
175
AnnualReport•
Kebijakan Akuntansi Perusahaan dan Penerapan PSAK 50 55
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain, surat-surat berharga, obligasi pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, wesel ekspor dan tagihan
lainnya, penyertaan saham, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi dan aset lain-lain.
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, surat berharga yang dijual
dengan janji dibeli kembali, liabilitas akseptasi, efek hutang yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan liabilitas lain-lain.
Bank menerapkan PSAK No. 55 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 Revisi
2006, ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan
PSAK No. 55 Revisi 1999, ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 Revisi 1999,
”Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. i Klasifikasi
Bank mengklasifikasi aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
• Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 dua
sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset
keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok yang diperdagangkan;
• Kredityangdiberikandanpiutang; • Investasidalamkelompokdimilikihinggajatuhtempo;
dan • Aset keuangan yang diklasiikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual. • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 dua sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan
demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok yang
diperdagangkan;
Company Accounting Policies and Implementation of PSAK 50 55
Financial Assets and Liabilities
The Bank’s financial assets consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements
with Bank Indonesia and other banks, marketable securities, government bonds, marketable securities purchased under
agreements to resell, bills and other receivables, investments in shares, loans, acceptances receivable and other assets.
The Bank’s financial liabilities consist of obligations due immediately, deposits from customers, deposits from other
banks, marketable securities sold under agreement to repurchase, acceptances payable, debt securities issued,
borrowings and other liabilities. The Bank adopted SFAS No. 55 Revised 2011, “Financial
Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 Revised 2010, “Financial Instruments: Presentation and
Disclosures” which became effected starting January 1, 2010, which replaced SFAS No. 55 Revised 1999, “Accounting for
Derivatives and Hedging Activities” and SFAS No. 50 Revised 1999, “Accounting for Investments in Certain Debt and Equity
Securities”, respectively. i Classification
The Bank classified its financial assets in the following categories on initial recognition:
• Financialassetsheldatfairvaluethroughproitorloss, which have 2 two sub-classifications, i.e. financial
assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held-for-trading;
• Loansandreceivables; • Held-to-maturityinvestments;and
• Available-for-saleinancialassets • Financialassetsheldatfairvaluethroughproitorloss,
which have 2 two sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and
financial assets classified as held-for-trading;
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
176
AnnualReport• AnnualReport•
• Kredityangdiberikandanpiutang; • Investasidalamkelompokdimilikihinggajatuhtempo;
• Aset keuangan yang diklasiikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
• Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu
liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; • Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi. Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas
keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau
dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba
jangka pendek atau position taking. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan
non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu
kategori aset keuangan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank dan entitas anak tidak memiliki aset
keuangan tersedia untuk dijual. Di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan
dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
• yangdimaksudkanolehBankuntukdijualsegeradalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi; • Loansandreceivables;
• Held-to-maturityinvestments; • Available-for-saleinancialassets.
Financial liabilities are classified into the following categories on initial recognition:
• Fairvalueheldatfairvaluethroughproitorloss,which has 2 sub-classifications, i.e. those designated as such
upon initial recognition and those classified as held-for- trading;
• Financialliabilitiesmeasuredatamortizedcost. Held-for-trading are those financial assets and liabilities that
the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of
a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking.
The available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or
are not classified in one of the other categories of financial assets. As of December 31, 2012 and 2011, the Bank and
its subsidiary do not have available-for-sale financial assets. Held-to-maturity category consists of quoted non-derivative
financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity which the Bank has the positive intent and
ability to hold until maturity. Investments intended to be held for an undetermined period are not included in this
classification. Loans and receivables are non-derivative financial assets
with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
• thosethattheBankintendstosellimmediatelyorinthe short-term, which are classified as held for trading, and
those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
Financial Review
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
177
AnnualReport•
• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau
• dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang
disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan dan
liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. iI Pengakuan awal
a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar pembelian secara reguler diakui
pada tanggal penyelesaian, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan
atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, nilai
wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
atau liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan
awal tergantung pada klasifikasinya. iii Pengukuran setelah pengakuan awal
a. Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diukur pada nilai wajarnya.
b. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan
yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
iv Penghentian pengakuan a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:
- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir; atau -
Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas • thosethattheBankuponinitialrecognitiondesignates
as available-for-sale investments; or • thoseforwhichtheBankmaynotrecoversubstantially
all of its initial investment, other than because of loans and receivables deterioration, which shall be classified
as available-for-sale. Management determines the classification of its
financial assets and liabilities at initial recognition. ii Initial recognition
a. Purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within a time frame established by
regulation or convention in the market place regular way purchases are recognized on the settlement date,
i.e., the date that the companies commit to purchase or sell the assets.
b. Financial assets and liabilities are initially recognised at fair value plus, for those financial assets not at fair value
through profit and loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets
and liabilities depends on their classification.
iii Subsequent measurement a. Available-for-sale financial assets and financial assets
and liabilities measured at fair value through profit or loss are subsequently carried at fair value.
b. Loans and receivables and held-to-maturity investments and financial liabilities measured at amortized cost
using the effective interest method. iv Derecognition
a. Financial assets are derecognized when: -
The rights to receive cash flows from the financial assets have expired; or
- The Bank has transferred its rights to receive cash
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
178
AnnualReport• AnnualReport•
yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang
diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan
pelepasan pass through arrangement; dan -
a Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau b Bank
tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset,
namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima
arus kas dari aset atau di bawah kesepakatan pelepasan pass through arrangement, dan tidak mentransfer
serta tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset dan masih memiliki pengendalian
atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut.
b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama
pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara
substansial telah diubah, seperti pertukaran atau modifikasi yang diperlakukan sebagai penghentian
pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Bank menghapusbukukan kredit atau aset produktif
lainnya ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit dalam waktu dekat
atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi
dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit
yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan ke dalam akun penyisihan
kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah
tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
flows from the financial assets or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full
without material delay to a third party under a ‘pass through arrangement’; and
- Either a the Bank has transferred substantially all
the risks and rewards of the asset, or b the Bank has neither transferred nor retained substantially
all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
When the Bank has transferred its rights to receive cash flows from an asset or has entered into a pass-through
arrangement, and has neither transferred nor retained substantially all risks and rewards of the asset nor
transferred control of the asset, the asset is recognized to the extent of the Bank’s continuing involvement in
the asset. b. Financial liabilities are derecognized when they are
extinguished, i.e. liabilities stated in the contract are released or cancelled or have expired.
Where an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms,
or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as
derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective
carrying amounts is recognised in profit or loss.
The Bank writes-off loans or other earning assets when there is no realistic prospect of collection in the
near future or the Bank’s normal relationship with the borrowers has ceased to exist. When a loan is deemed
uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries
from loans previously written off, if in the current period are credited to the allowance for impairment losses on
loans in the statements of financial position, but if after statement of financial position date, are credited to
other operating income.
Financial Review
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
179
AnnualReport•
v Pengakuan pendapatan dan beban a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban
bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan suku bunga
efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali
keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai.
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan
atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. vi Reklasifikasi aset keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan
tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 dua tahun
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih
dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan
dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
v Income and expense recognition a. For available-for-sale assets and financial assets
and liabilities measured at amortized cost, interest income and expense is recognised in the
consolidated statement of comprehensive income using the effective interest rate method.
b. Gains and losses arising from changes in the fair value of the financial assets and liabilities measured
at fair value through profit or loss are included in the consolidated statement of comprehensive
income. Gains and losses arising from changes in the fair
value of available-for-sale financial assets other than foreign exchange gains and losses from monetary
items are recognised directly in equity, until the financial asset is derecognised or impaired.
At the time the financial asset is derecognised or impaired, the cumulative gain or loss previously
reported to equity is recognised under consolidated statements of comprehensive income.
vi Reclassification of financial assets The Bank can not reclassify a financial instrument into
or out of the fair value through profit or loss category while it is held or issued.
The Bank cannot classify financial assets as held- to-maturity investments, if in the current period or
in the 2 two proceeding years, held-to-maturity investments have been sold or reclassified in more than
an insignificant amount before due date more than an insignificant amount if compared to the amount
of held-to-maturity investment, unless that sale or reclassification is:
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
180
AnnualReport• AnnualReport•
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali
di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar
aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara
substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah
memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di
luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk
dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui sebagai laba
komprehensif lainnya dan dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan
pengakuannya. vii Saling hapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan
secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
viii Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan
awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya,
dan dikurangi penurunan nilai. ix Pengukuran nilai wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan,
diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal
a. conducted when the financial assets are close to maturity date or repurchase date where the
change of interest rate will not affect significantly its financial assets’ fair value;
b. made after the Bank has obtained substantially all the principal amount of financial assets in
accordance with the payment schedule or the Bank has obtained early payment;
c. related to specific events that occurred out of control of the Bank, nonrecurring, and cannot be
reasonably anticipated fairly by the Bank. or Reclassification of financial assets from held-to-
maturity to available-for-sale category is recorded at fair value. Unrealized gains or losses are recognized in
other comprehensive income and reported in the equity up to derecognition of such financial assets.
vii Offsetting Financial assets and liabilities are off-set and the net
amount is presented in the consolidated statement of financial position when, and only when, the Bank has
a legal right to off-set the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and settle
the liability simultaneously.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by the accounting standards.
viii Amortized cost measurement The amortized cost of a financial asset or liability is
the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal
repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest rate method of any difference
between the initial amount recognised and the maturity amount, minus any reduction for impairment.
ix Fair value measurement Fair value is the amount for which an asset could be
exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the
measurement date, including the market value from
Financial Review
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
181
AnnualReport•
the Interdealer Market Association IDMA or the given price by brokers quoted price from Bloomberg and
Reuters on the measurement date. When available, the Bank measures the fair value of
an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active
if quoted prices are readily available from the stock exchange, dealer, broker, industry group, pricing
service or regulating agency and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s
length basis. If a market for a financial instrument is not active,
the Bank determines the fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using the recent
arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties if available, reference to the current
fair value of other instruments that are substantially the same and discounted cash flow analysis.
pengukuran, termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari Interdealer Market Association IDMA atau
harga yang diberikan oleh broker quoted price dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di
pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia
sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek dealer, perantara efek broker, kelompok industri, badan
pengawas pricing service or regulating agency dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi
yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank
menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi penggunaan
transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan jika tersedia,
referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial serupa dan analisis arus kas yang
didiskonto.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
182
AnnualReport• AnnualReport•
Pengelolaan Risiko
Pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia khususnya mengenai penerapan
Basel II Accord serta kebutuhan pengelolaan risiko secara lebih
baik, maka setiap aktivitas operasional bank bjb didasarkan
atas pertimbangan asas risiko. Selain pembentukan Komite Manajemen Risiko yang berfungsi memberikan persetujuan,
peninjauan secara berkala dan perbaikan yang berkelanjutan atas kerangka manajemen risiko yang dikembangkan, bank
telah menerapkan GCG dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris
dengan membentuk komite manajemen risiko serta mewajibkan sertifikasi manajemen risiko bagi seluruh pejabat dari level analis
ke atas sebagai upaya penerapan Basel II dari aspek SDM.
Penerapan Sistem Manajemen Risiko bank bjb berdasarkan
empat cakupan: a Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi sebagai
bagian dari peran pengawasan manajemen.
Risk Management
Risk Management Unit was established pursuant to Bank Indonesia regulations, particularly the act regarding the
implementation of Basel II Accord, and in line with the Bank’s
need for better risk management. Each of bank bjb’s operational
activities has to be based on the risk measurement principle. Besides Risk Management Committee which serves to give
approvals, periodic reviews and continuous improvements on the pre-established risk management framework, the Bank has
also included GCG implementation to support BOC’s effective performances by establishing Risk Monitoring Committee, and
has also required all officials from analysts level and above to obtain necessary certifications as an effort to implement Basel
II, particularly concerning the aspect of HR. The Bank’s risk management system implementation covers 4
four areas: a. Active supervisions of BOD and BOC as part of management
supervisory roles.
MANAJEMEN RISIKO
Risk Management
Dalam mendukung pelaksanaan tugasnya, terutama yang terkait
dengan pengelolaan risiko dan kegiatan penyaluran kredit, Direksi
bank bjb dibantu oleh Komite Manajemen Risiko dan Komite
Kebijakan Kredit.
To facilitate its duties, especially those related to risk management and lending activities, bank bjbs Board of Directors is assisted by Risk
Management Committee and Credit Policy Committee.
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
183
AnnualReport•
b Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman penerapan manajemen risiko.
c Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen.
d Sistem pengendalian internal yang menyeluruh. Untuk meningkatkan sustainability Bank dalam menghadapi
gejolak ekonomi, serta ancaman-ancaman eksternal lainnya, bank berupaya memperkuat proses manajemen risiko di
setiap kegiatan usaha. Bank melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia
terkait dengan pengelolaan risiko, mengacu pada ketentuan Bank Indonesia, Basel II dan international best practices.
Selain itu Bank melakukan gap data analysis untuk persiapan penerapan Basel II, yang diikuti dengan action plan berupa
persiapan data, sistem simulasi untuk perhitungan capital charge, serta perbaikan sistem penyusunan profil risiko agar
menjadi lebih sistematis dan akurat. Semua inisiatif ini dilakukan untuk mempersiapkan bank agar dapat mengetahui risiko
yang dihadapi, melakukan upaya pencegahan dan mitigasi, mencadangkan modal sehingga membantu Bank dalam
merencanakan arah pertumbuhan bisnis di masa depan.
Seiring dengan didirikannya bank bjb Syariah sebagai perusahaan anak bank bjb, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 86
PBI2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 827DPNP tanggal 27 November 2006, bank melaksanakan manajemen
risiko konsolidasi dengan perusahaan anak dalam rangka pengelolaan eksposur risiko bank secara komprehensif.
a. Organisasi Manajemen Risiko
Sesuai dengan struktur organisasi bank bjb, untuk
menciptakan suatu sistem tata kelola manajemen risiko yang kuat dan memadai, maka Direktur Kepatuhan dan
Manajemen Risiko dibantu oleh Satuan Kerja Manajemen RisikoDivisi Manajemen Risiko dalam pengelolaan Risiko.
b. Penerapan Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko yang telah dilaksanakan
antara lain bank bjb membangun Sistem Informasi
Manajemen Risiko sebagai salah satu infrastruktur penting dalam implementasi manajemen risiko, yaitu:
1 Membangun sistem Informasi Manajemen Risiko yang terintegrasi sebagai bagian dari sistem informasi
manajemen yang dimiliki dan dikembangkan Bank, dalam rangka penerapan manajemen risiko yang
efektif. 2 Implementasi model pengukuran risiko kepada seluruh
risk taking unit, meliputi model pengukuran risiko operasional serta uji coba metodologi pengukuran
risiko kredit dan risiko pasar. b. Adequacy of policies, procedures, and establishment of
limits as guidelines for risk management implementation. c. Adequacy of the processes of risk identification,
measurement, monitoring, and control and management information systems.
d. Comprehensive internal control system. The Bank needs to maintain business sustainability amid
economic crisis and other external influences, so it has sought to improve risk management processes in all business activities.
The Bank has improved policies, infrastructure, and human resources quality engaged in risk management pursuant to Bank
Indonesia regulations, Basel II, and in line with international best practices.
In addition, the Bank has conducted gap analysis and data analysis to prepare for the implementation of Basel II. Following
this stage is an action for data preparation, system simulation for capital expenses calculation, and improved, more systematic,
and more accurate system of risk profile compiling. All of these initiatives are undertaken so the Bank will be aware of all risks
and make necessary efforts to prevent and mitigate risks, determine capital reserves, and plan for directions of future
business growth.
Having established bank bjb Sharia as its subsidiary and
pursuant to Bank Indonesia Regulation. No. 86PBI2006 and Bank Indonesia Circular Letter No. 827DPNP dated November
27, 2006, the Bank has then consolidated risk managements with its subsidiary to comprehensively manage the Bank’s overall
exposures to risks. a. Risk organization
In line with bank bjb’s organizational structure, creating
a robust and adequate risk management system has advised the bank to establish Risk Management UnitRisk
Management Division to provide assistance to Compliance and Risk Management Director.
b. Risk Management Implementation
In applying risk management, bank bjb has established
Risk Management Information System as one of its key infrastructures in risk management implementation,
through: 1. Establishing Risk Management Information System as
part of the bank’s integrated management information system to support effective risk management.
2. Risk measurement model within all risk-taking units, covering operational risk measurement model and
trials for both credit risk and market risk measurement methodologies.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
184
AnnualReport• AnnualReport•
3 Pengembangan sistem manajemen risiko yang tersentralisasi,
dalam memastikan
terpantaunya profil risiko dan terukurnya eksposur risiko secara
akurat, informatif dan tepat waktu, baik risiko secara keseluruhankomposit maupun per jenis risiko yang
melekat pada kegiatan usaha bank serta dapat mengukur efektivitas budaya risiko pada seluruh jajaran
organisasi bank. 4 Pengembangan sistem yang dapat melakukan penyajian
tersedianya data dan informasi yang memadai untuk perhitungan cadangan modal dengan pendekatan
yang lebih advanced. Model pengukuran risiko yang telah dibuat dapat dilihat
pada tabel berikut:
Model Pengukuran Measurement Method
Metodologi Methodology
Kegunaan Objective
1. Risiko Pasar
Market Risk • RisikoNilaiTukar
Exchange Risk Var EWMA Exponential Weighted Moving Average
secara bankwide dengan metodologi Parametrical Var EWMA Exponential Weighted Moving Average
bank-widely using Parametrical Methodology Mengukur potensi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar
terhadap posisi devisa netto bank secara bankwide. To measure bank-wide potential loss due to exchange
rate fluctuation against PDN VaR Simulasi Historis per Treasury transactional
Historical VaR Simulation per Treasury transactional Mengukur tingkat potensi kerugian dari portofolio
yang melibatkan nilai tukar ataupun transaksi derivat dari aktivitas Treasury untuk klasifikasi Trading Book.
To measure potential loss involving exchange rate or derivative transactions in Treasury activities in Trading
Book • RisikoSukuBunga
Interest Rate Risk IRRM Interest Rate Risk Management
secara bankwide. Bank – wide IRRM Interest Rate Risk Management
Mengukur risiko suku bunga dari portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku
bunga serta menentukan besaran risiko terhadap Bank To measure interest rate risk in Assets and Liabilities
that are sensitive to interest rate change and determine risk size
VaR Simulasi Historis per Treasury transactional Historical VaR Simulation per Treasury transactional
Mengukur tingkat potensi kerugian dari setiap portofolio Treasury yang melibatkan suku bunga dan
melekat pada produk-produk aktivitas Treasury untuk klasifikasi Trading Book.
To measure the level of potential loss of any Treasury portfolio involving interest rate and attached to
products in Treasury’s activity classified in Trading Book.
2. Risiko Likuiditas
Liquidity Risk Stress testing terhadap skenario yang mungkin
terjadi baik general market crisis maupun bank spesifik crisis.
Stress Testing against possible scenario whether general market crisis or specific risk
Mengukur risiko likuiditas dari dengan berbagai skenario untuk merumuskan kondisi bank dalam
menghadapi kasus terburuk dan bagaimana memitigasinya.
To measure liquidity risk in a variety of scenarios to foresee the bank’s condition in the face of the worst
cases and including its mitigation efforts
3. Centralized risk management system development, to ensure accurate, timely and informative measures on
risk exposure whether collectively or individually and to evaluate the effectiveness of the bank’s current risk
culture at all levels of the organization.
4. Systems Development to provide adequate data and information to determine capital reserves through the
deployments of more advanced approaches. The bank’s risk measurement model is presented in the table
below:
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
185
AnnualReport• Model Pengukuran
Measurement Method Metodologi
Methodology Kegunaan
Objective 3.
Risiko Kredit Credit Risk
Metode yang digunakan dalam proses identifikasi dan pengukuran risiko:
a. Kredit Komersial dan Korporasi Implementasi metode pemeringkatan internal berdasarkan
risiko dengan internal credit risk rating. b. Kredit Mikro dan Konsumer
Implementasi metode pemeringkatan internal dengan sistem internal credit risk rating, dan
sistem credit scoring.
The same methods used risk identification and: a. Commercial and Corporate Credit
Implementation of internal risk-based ranking method with internal credit risk rating.
b. Micro Credit and Consumer Implementation of internal risk-based rating
method with internal credit risk rating systems and credit scoring systems.
1. Membangun klasifikasi debitur berdasarkan tingkat risikonya yang antara lain berdasarkan
kepada analisis risiko bisnis dan keuangan debitur secara objektif.
2. Penerapan ICRR dan ICS juga dapat digunakan sebagai landasan perhitungan kewajiban
penyisihan modal serta pricing berbasis risiko 3. Mendukung proses pelaksanaan analisa dan
keputusan kelayakan kredit berdasarkan parameter pengukuran yang akurat dan objektif
untuk segmen kredit ritel. 1. To classify debtors based on their risk levels
including objective risk analysis based on the debtor’s business and financial performances.
2. ICRR and ICS applications can also be used as the basis for calculation of allowances and risk–based
pricing. 3. To Support analysis processes and approval
on credit based on accurate measurement parameters and objectives for credits disbursed in
retail segment. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit:
a. Pengukuran limit dan toleransi berdasarkan sektor industri dan jenis produk kredit.
b. Penentuan limit transaksi yang terakomodasi dalam batas kewenangan kredit secara
berjenjang Policies, procedures, and limit settings:
a. Limit Measurements and tolerance based on industry sectors and types of financing
products. b. Determination of transaction limits gradually
accommodated within authority boundaries 1. Melakukan identifikasi terhadap potensi risiko
yang akan diambil oleh bank maupun setiap pemangku jabatan berdasarkan risk appetite
yang dimiliki 2. Hitung batas toleransi risiko sesuai dengan risk
appetite pada setiap pemangku jabatan. 1. To Identify potential risks to be taken by the
bank or any risk-taking official based own its risk appetite.
2. To calculate risk tolerance limits in accordance with risk appetite for all risk-taking officials
Infrastruktur manajemen risiko kredit: a. Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit
menggunakan credit risk dashboard. b. Metode identifikasi dan mitigasi risiko kredit
melalui Root Cause of Credit Risk RCCR. c.
Sistem aplikasi pendukung yang tersentralisasi untuk Credit Rating dan Scoring menggunakan
teknologi informasi. Credit risk management infrastructure:
a. Credit Risk Management Information System using credit risk dashboard.
b. Methods of identification and mitigation of credit risk through the Root Cause of Credit
Risk RCCR. c. Centralized application system supports for
the Credit Rating and Scoring with the use of information technology.
1. Sebagai media pemantauan baik untuk satuan kerja manajemen risiko maupun manajemen
bank terhadap portofolio risiko kredit. 2. Sebagai upaya identifikasi dan mitigasi atas risiko
kredit sehingga laju pertumbuhan kredit dapat diimbangi dengan tingkat kesehatan kredit yang
terjaga. 1. To be used by both risk management unit and
the management as monitoring tools to oversee the bank’s risk portfolio.
2. As a means to identify and mitigate credit risk so credit growth can be offset by sound credit
performance. 3. To support the implementation of credit rating
method for faster and easier distribution at the entire network of branch offices and ease
monitoring task by the central office.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
186
AnnualReport• AnnualReport•
Model Pengukuran Measurement Method
Metodologi Methodology
Kegunaan Objective
4. Risiko Operasional, Hukum, Reputasi, Strategik, dan
Kepatuhan Operational, Legal,
Reputation, Strategic, and Compliance Risks
Risk Control Self Assessmment RCSA Penilaian sendiri untuk mengukur eksposur risiko dari
kumpulan risk register sebagai analisis potensi risiko dari kegiatan operasional bank. Hasil yang dikeluarkan
adalah nilai operational risk score ORS untuk setiap risk issue yang membentuk suatu peta risiko.
Penilaian RCSA mencakup assessment untuk sistem pengendalian risiko yang telah diimplementasikan
bank.
Self-assessment to measure the risk exposure collected by risk registers to analyze potential risks in the bank’s
operations. Findings in RCSA are operational risk score ORS for each risk that form a risk pattern. RCSA
assessment include risk control system that has been adopted by the bank
Key Risk Indicator melalui tools Identifikasi Indikator Risiko Identikator
Key Risk Indicator through Risk Identification indicator
Tools yang digunakan untuk mengukur eksposur risiko melalui pengukuran terhadap indikator risiko yang
ditetapkan sebagai Key Risk Indicator Tools used to measure risk exposure through the
measurement of risk indicators that are predetermined as Key Risk Indicators.
Loss Database Approach melalui tools Laporan Peristiwa Risiko LPR dan Matrix Pendekatan Dini
Risiko MPDR Loss Database approaches through Risk Event
Report and Early Risk Approach Matrix Tools yang diinput oleh risk taking unit secara on-
line. Data yang diinput berupa peristiwa risiko yang berkategori risk loss dan potensial loss. Aplikasi
ini bertujuan sebagai pemenuhan internal loss database sehingga bank memiliki data kerugian yang
dapat digunakan dalam pengukuran modal risiko operasional.
Tools uploaded by the risk-taking units. The inputted data are risk events classified as risk loss and potential
loss. This application is intended to meet internal loss database requirement so the bank has a loss data that
can be used to measure operational risk capital using AMA methodology.
Model-model pengukuran tersebut digunakan sebagai
perangkat manajemen risiko bank bjb dalam pengelolaan
risiko, yang pada akhirnya akan dapat memberikan informasi
terhadap penilaian profil risiko bank bjb.
c. Implementasi Basel II
Dalam rangka implementasi Basel II, bank bjb terus
berupaya menyempurnakan sekaligus meningkatkan pengembangan sistem infrastruktur pengelolaan risiko
sebagai upaya penerapan Basel II. Hal-hal yang dilakukan mencakup: i praktek manajemen risiko yang efektif; ii
peningkatan kesadaran dan kompetensi Sumber Daya Manusia; iii optimalisasi peran Satuan Kerja Manajemen
Risiko; iv penyempurnaan teknologi informasi dan sistem informasi manajemen; dan v penerapan Aplikasi Risiko
Operasional sesuai dengan roadmap Bank Indonesia. Pada tahap awal bank akan menggunakan Standardized
Approach dalam menghitung capital charge untuk risiko kredit dan risiko pasar serta Basic Indicator Approach untuk
risiko operasional, dan Bank Indonesia akan melakukan review serta dapat mengijinkan Bank menggunakan
pendekatan yang lebih advance. Beberapa program mitigasi
risiko yang saat ini dikembangkan bank bjb dalam rangka
Implementasi Basel II, diantaranya adalah:
These measurement models are used as bank bjb’s risk
management tools, which will eventually produce findings used as valuable information on the bank’s risk profile assessment.
c. Implementation of Basel II
Bank bjb continues its efforts to improve and enhance
infrastructure system development to implement Basel II. The followings measures are always carried out: i effective
risk management practices, ii human capital awareness and competence improvements iii Risk Management
Unit role optimization, iv information technology and management information systems developments, and V
Operational Risk Applications, all adherent to the roadmap of Bank Indonesia. In the early stage, the Bank will use the
Standardized Approach to calculate the cost of capital for credit risk and market risk, and Basic Indicator Approach for
operational risk. Bank Indonesia will conduct a further study on these to see whether the Bank can proceed using more
advanced approaches. The Bank is currently developing several risk mitigation programs to properly implement
Basel II, in:
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
187
AnnualReport•
1 Risiko Kredit Dalam menjaga portofolio penyaluran kredit yang
sehat, bank bjb melakukan berbagai upaya mitigasi
dengan membangun sistem pengendalian risiko kredit yang kuat. Secara garis besar, sistem pengendalian
bank terhadap risiko kredit mencakup pengawasan manajemen terhadap eksposur risiko kredit, memastikan
kecukupan kebijakan internal dan prosedur dalam aktivitas perkreditan, kecukupan proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, penetapan limit transaksi secara berjenjang, penerapan
proses manajemen risiko kredit yang inheren hingga ke tingkat unit-unit kerja terkait sebagai pelaku proses
bisnis. Beberapa langkah yang dilakukan Bank dalam menunjang pengelolaan risiko kredit antara lain
adalah: • Melakukan pengkajian secara periodik terhadap
kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas fungsional bank terkait
dengan potensi risiko kredit. • Melakukan sosialisasi atas penerbitan dan
perubahan kebijakan dan prosedur, pelatihan manajemen risiko, serta tools yang dipergunakan
dalam manajemen risiko guna meningkatkan kemampuan
teknis sekaligus
meningkatkan kepedulian pegawai dalam unit bisnis tersebut
akan potensi risiko kredit. • Secara berkala melakukan upaya identiikasi dan
mitigasi risiko kredit melalui pelaporan Root Cause of Credit Risk RCCR.
• Pengembangan dan penyempurnaan media pemantauan eksposur risiko kredit Credit Risk
Dashboard guna menunjang fungsi mitigasi risiko manajemen portofolio.
Dalam rangka pengelolaan risiko kredit komersial dan korporasi, guna menjaga pertumbuhan bisnis
perkreditan dengan tingkat kesehatan yang baik, bank melakukan beberapa pengembangan tools
pemeringkatan untuk debitur yaitu Internal Credit Risk Rating ICRR, dengan tujuan untuk dapat melakukan
indentifikasi dan pengukuran risiko gagal bayar dari setiap debitur kredit komersial secara individual.
Sedangkan khusus untuk pengelolaan risiko kredit Mikro dan Konsumer, Bank melakukan pengembangan
tools pemeringkatan untuk debitur yaitu Internal Credit Risk Rating ICRR, dan Internal Credit Scoring ICS
dengan tujuan untuk menstandardisasi indentifikasi dan pengukuran risiko, juga untuk meningkatkan
efisiensi dalam pemrosesan kredit Mikro dan Konsumer dengan menciptakan standardisasi analisa kebutuhan
kredit. 1 Credit Risk
To maintain sound credit portfolio, bank bjb makes
various mitigation efforts by developing strict credit risk control. In general, the bank’s control system includes
supervising credit risk exposure by management, ensuring the adequacy of internal policies and
procedures in lending activities, ensuring the adequacy of risk identification, risk measurement, risk monitoring
and risk control, and gradually setting transaction limits, as well as implementing risk management processes on
risks potentially arising in each level of relevant work units as the implementers of business processes. The
Bank is to take the following major steps to support credit risk management:
• Conduct periodic reviews on policies and procedures adopted in performing certain function activities related
to potential credit risk. • Socialize the issuance of and changes in policies
and procedures, risk management training, and risk management tools to improve technical capabilities
and to increase relevant employees’ awareness of credit risk potentials.
• Makeperiodiceffortstoidentifyandmitigatecreditrisk through Root Cause of Credit Risk RCCR reporting.
• Develop and improve credit risk exposure monitoring media Credit Risk Dashboard to support risk mitigation
functions in portfolio management.
To manage commercial and corporate credit risks while ensuring sound credit business growth, the Bank has
developed a specific tool to assess debtors namely Internal Credit Risk Rating ICRR, which is designed to
initially identify the possibility of payment failure on the part of each commercial credit borrowers.
For micro credit and consumer credit risk managements, the Bank has combined ICRR development with Internal
Credit Scoring ICS, where the latter is designed to have standardized method for risk identification and
measurement, while also improving efficiency in micro and consumer credit processing using a standardized
credit demand analysis.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
188
AnnualReport• AnnualReport•
Pada tingkat transaksional kredit, Bank menerapkan four-eyes principle dalam proses keputusan kredit
sebagai salah satu upaya implementasi prinsip-prinsip kehatian-hatian dalam perbankan. Sedangkan pada
tingkat portofolio, selain melakukan pemantauan tingkat kesehatan secara keseluruhan dan periodik,
bank melakukan pemantauan perkembangan kondisi portofolio berdasarkan tingkat konsentrasi, baik pada
25 debitur terbesar, jenis produk, sektor industri, maupun jenis mata uang.
Dengan dilakukannya upaya mitigasi risiko kredit tersebut, maka Bank dapat mengambil langkah-
langkah mitigasi risiko secara antisipatif baik pada tingkat transaksional individu hingga tingkat portofolio.
Disamping itu, pengembangan internal model untuk pengukuran risiko kredit ini mendorong Bank untuk
lebih siap dalam penerapan perhitungan modal dengan lebih advanced menggunakan IRBA Internal Rating-
Based Approach. 2 Risiko Pasar dan Likuiditas
a. Risiko Pasar Trading Book Pengelolaan risiko pasar Bank dilaksanakan dengan
melakukan proses pemantauan daily basis terhadap seluruh aktivitas Treasury. Pemantauan risiko pasar
terhadap aktivitas Treasury sekurang-kurangnya meliputi diantaranya budget dan unrealized loss,
PV01 trading Surat Utang Negara, holding period Surat Utang Negara. Hasil pemantauan aktivitas
tersebut dilaporkan secara periodik kepada manajemen dan Divisi terkait termasuk analisa
pengukuran value at risk sebagai analisa maksimum kerugian dari aktivitas trading portofolio. Dalam
rangka menguji validitas pengukuran VaR, maka dilakukan proses back-testing sebagai upaya untuk
mengukur keakuratan model VaR selama kurun waktu tertentu.
Dalam rangka proses stress testing trading book, Bank melakukan faktor sensitivitas yaitu PV01 sebagai faktor
sensitivitas suku bunga dengan korelasi terhadap pergerakan yield curve di pasar. Stress testing terhadap gejolak pasar yang
menimbulkan shock interest rate untuk aktivitas trading meliputi Surat Utang Negara masih rendah disebabkan tidak terdapat
kepemilikan surat berharga yang termasuk ke dalam klasifikasi trading book untuk posisi akhir Desember 2011 sehingga tidak
menimbulkan dampak secara signifikan akibat gejolak pasar. Dalam melakukan pengukuran VaR, stress testing dan analisis
sensitivitas, Divisi Manajemen Risiko mempergunakan sistem teknologi OPICS Risk Plus untuk menghindari human -error
dalam analisanya At credit transactional level, the Bank has adopted the
four-eyes principle in the process of credit approval as one of its efforts to implement prudential banking
principles. While at the portfolio level, in addition to monitoring both the overall and periodic levels of
soundness, the Bank also monitors progresses made in each portfolio based on its concentration level, whether
on its 25 largest debtors, or based on types of products, industry, or currencies.
Through such credit risk mitigation efforts, the Bank is able to take anticipatory mitigation measures both
at individual transactional level or at portfolio level. In addition, this developed internal models for credit
risk measurement also enables the Bank to be better prepared for more advanced capital calculation using
the IRBA Internal Ratings-Based Approach.
2 Market and Liquidity Risks a. Trading Book Market Risk
The Bank’s market risk management process is implemented through daily monitoring over
Treasury’s overall activities. Market risk monitoring on Treasury’s activities at least include budget
and unrealized loss, PV01 Government Securities trading, and Government Securities holding period.
Findings in these are periodically reported to the management and all relevant divisions, including
measurement analysis of value at risk VaR to calculate maximum loss potentially suffered in
portfolio trading activities. In order to test the validity of VaR measurement, back-testing process
was also put into test to evaluate the accuracy of VaR model within a specified period.
To conduct trading Book stress testing, the Bank puts into test its PV01, which is a sensitivity factor of interest rate when
correlated with the yield curve movement in the market. Stress testing against market turmoil that leads to shock interest rate
for trading activities is still low because the Bank currently holds no Government securities that can be classified as trading book
at the end of December 2011, so such market shock has shown much less significant impacts. In conducting VaR measurement,
stress testing and sensitivity analysis, the Risk Management Division utilizes OPICS Risk Plus, a risk analytics engine, to avoid
human-error during the analysis process.
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
189
AnnualReport•
b. Risiko Pasar Banking Book Risiko pasar didefinisikan sebagai kemungkinan
suatu bank mengalami kerugian dalam posisi on dan off-balance sheet akibat fluktuasi harga
karena kondisi pasar yang berubah. Meningkatnya risiko pasar bagi perbankan disebabkan oleh
kecenderungan diversifikasi usaha dari fungsi intermediasi bank. Risiko pasar yang meliputi
posisi aset dan kewajiban baik secara on maupun off balance sheet termasuk di dalamnya adalah
banking book. Pengelolaan risiko pasar banking book, Bank
melakukan proses simulasi dan analisa terhadap perubahan gejolak pasar yang meliputi suku bunga
dan nilai tukar. Dampak perubahan gejolak pasar tersebut akan menimbulkan perubahan terhadap
pendapatan bunga bersih bank Net Interest Income maupun posisi devisa netto bank.
Adapun dalam pengukuran fluktuasi nilai tukar, bank mempergunakan model FX EWMA VaR
dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan dengan
menggambarkan dampak
fluktuasi terhadap ATMR Nilai Tukar dan Posisi Devisa Netto.
Adapun dampak fluktuasi nilai tukar dengan skenario mata uang rupiah melemah terhadap
mata uang asing lainnya sebagai berikut:
Skenario Mata Uang Desember 2012
December 2012 CL 99
Upper Kenaikan dari posisi existing
increasing from existing positions Currency Scenario
Krisis Global 2008
+ 75
PDN Absolut 1,25
1,40 1,55
1,87 PDN Absolute
ATMR Risiko Nilai Tukar 56.399
63,033 70.098
84.599 ATMR Risk Exchange Rate
Rasio CAR 17,23
17,22 17,22
17,21 Ratio CAR
Dampak fluktuasi nilai tukar secara signifikan apresiasi hingga 50 terhadap ATMR Risiko
nilai tukar secara metode standar mencapai Rp 84,6 miliar.
Rasio Posisi Devisa Netto Bank pun masih di bawah ketentuan batas maksimum PDN sebesar
20 dimana hasil stress test mencapai persentase
PDN secara keseluruhan 7,64. bank bjb secara
keseluruhan tetap konsisten dalam menjaga rasio posisi devisa netto secara keseluruhan di bawah
20. Per 31 Desember 2012, rasio PDN secara keseluruhan masih rendah dengan persentase
4,37 dari modal. b. Banking Book Market Risk
Market risk is defined as the possibility of a bank to suffer from losses both in on and off-balance
sheet positions caused by price fluctuations due to changing market conditions. Market risk in banking
increases when bank intermediation function tends to diversify businesses. Market risk includes asset
and liability positions both on and off balance sheet including the banking book.
In banking book market risk management, the Bank tries simulation and analyzes changes during
market turmoil, which includes changes in interest rates and exchange rates. This market turmoil
generates impacts that also cause changes to the bank’s net interest income as well as to the bank’s
net foreign exchange positions. As for the measurement of exchange rate
fluctuations, the Bank adopts FX EWMA VaR model with desired confidence level to illustrate the
impact of such fluctuations on exchange rates and Net Open Position. The impact of exchange rate
fluctuations in an assumed scenario where rupiah weakens against other currencies are illustrated as
follow:
The impact of severe exchange rate fluctuations assuming high appreciation of 50 on exchange
rate risk when using standard method reaches Rp 84.6 billion.
The Bank’s Net Open Position Ration is illustrated to be 7.64 or still below the maximum PDN limit set
at 20. In reality, bank bjb consistently maintains
the acceptable ratio of net overall foreign exchange position below 20. As of December 31, 2012,
the Bank’s overall PDN ratio represents 4.37 of its total capital.
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
190
AnnualReport• AnnualReport•
Sebagai upaya mengelola aset dan kewajiban bank yang sensitif terhadap perubahan suku bunga,
bank bjb mempergunakan metode pengelolaan
IRRBB Interest Rate Risk Banking Book dengan metode repricing gap untuk mengukur perubahan
suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih bank NII sensitivity. Hasil analisa tersebut secara
periodik dilaporkan kepada Direksi dan Divisi terkait sebagai rekomendasi yang bertujuan
meningkatkan perolehan laba dengan pengelolaan portofolio yang efektif dan optimal serta mitigasi
terhadap perubahan suku bunga yang berdampak kepada aset Bank.
c. Risiko Operasional Dalam mengidentifikasi serta memitigasi risiko
operasional bank bjb telah menyusun Kebijakan
dan Prosedur serta implementasi sistem manajemen risiko operasional yaitu:
• Business Continuity Management BCM dalam rangka upaya mitigasi bencana dan
memastikan berjalannya proses bisnis kritikal bank untuk meminimalisir kerugian yang
timbul dari kejadian risiko; • Aplikasi Manajemen Risiko Operasional yang
terdiri dari Self Assessment, Laporan Peristiwa Risiko LPR dan Matriks Pendekatan Dini Risiko
MPDR serta identikator sebagai upaya dalam pengembangan metodologi sistem pelaporan
yang didesain untuk mendapatkan data risk loss dan potential loss serta data risiko yang
memiliki kategori Low, Low to Moderat, Moderat, Moderat to High dan High sesuai
kriteria dalam Basel II untuk menuju Advanced Measurement Approach.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 113DPNP perihal Perhitungan Aset
Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional dengan menggunakan
Pendekatan Indikator Dasar PID, Bank telah memasukkan komponen beban modal risiko
operasional terhadap perhitungan ATMR 12,5 X beban risiko operasional, dimana beban
risiko operasional merupakan 15 dari total Average of Gross Income selama 3 tahun
sebagai berikut: As an effort to manage the bank’s assets and
liabilities that are sensitive to changes in interest
rates, bank bjb adopts IRRBB management
method Interest Rate Risk Banking Book to see how changes in interest rates affect the bank’s net
interest income NII sensitivity. Findings in such analysis are periodically reported to the Board of
Directors and relevant divisions as recommendations for profitability improvements through optimum
and effective portfolio management and mitigation efforts against interest rate changes that are most
likely to affect the bank’s assets. c. Operational Risk
In identifying and mitigating operational risk,
bank bjb has compiled Policies and Procedures
while implementing the following operational risk management systems:
• BusinessContinuityManagementBCM,which are efforts to mitigate risk arising in a strike of
a disaster and to ensure that critical business processes can resume so losses incurring in
such event of risk can be minimized; • Operational Risk Management Applications
consisting of Self Assessment, Risk Event Report LPR and the matrix Early Risk Approach
MPDR while identifier as an effort to improve reporting system methodology that is designed
to collect risk loss and potential loss data, and also risk data that are classified as Low,
Low to Moderate, Moderate, Moderate to High, and High according to the criteria set in
Basel II before using Advanced Measurement Approach.
Based on the Circular Letter of Bank Indonesia No. 113DPNP regarding calculation of Risk
Weighted Assets ATMR for Operational Risk using Basic Indicator Approach PID, the Bank
has included operational risk capital expenses AMTR calculation 12.5 x operational risk
expenses, where operational risk expense is 15 of total Average of Gross Income for 3
years as follows:
Risk Management
AnnualReport• AnnualReport•
Performance Good Corporate
Laporan Tahunan 2012 AnnualReport•
bank bjb
191
AnnualReport• Rata-Rata Gross Income 3 tahun
2.768.486 Average Gross Income in 3 years
Beban Modal Risiko Operasional 2011
415.273
Operational Risk Capital Expenses 2011 ATMR Risiko Operasional 2011
5.190.912 ATMR Operational Risk 2011
2011 2010
2009
Pendapatan Bruto 3.104.016
2.807.491 2363.952
Gross Income
d. Profil Risiko Laporan profil risiko memuat semua jenis risiko yang
dihadapi oleh Bank serta efektivitas sistem kontrol dari masing-masing unit bisnis. Dari kedua faktor
tersebut bank dapat mengidentifikasi tingkat risiko komposit Low, Low to Moderat, Moderat, Moderat
to High, High. Bank juga menggunakan laporan profil risiko sebagai acuan untuk menentukan
strategi bisnis. Dari hasil self assessment periode Desember 2011, risiko bank secara keseluruhan
adalah Low.
Jenis Risiko
Jenis Risiko Peringkat Risiko
Inherent Peringkat Kualitas
Manajemen Risiko
Type of Risk
Kredit Low to Moderate
Strong Credit
Pasar Low
Strong Market
Likuiditas Moderate
Strong Liquidity
Operasional Low to Moderate
Satisfactory Operational
Hukum Low to Moderate
Satisfactory Legal
Reputasi Low
Strong Reputation
Strategik Low
Satisfactory Strategic
Kepatuhan Low
Satisfactory Compliance
e. Penerapan Manajemen Risiko termasuk sistem Pengendalian Internal
1 Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko,
b Mengevaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko,
c Mengevaluasi dan
memutuskan permohonan Direksi yang terkait dengan
transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris,
d Melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi
Sistem Informasi Manajemen dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit,
d. Risk Profile Risk profile report lists all types of risks faced by
the Bank and outlines control system effectiveness of each business unit. From these two factors, the
Bank is able to identify the level of composite risk Low, Low to Moderate, Moderate, Moderate to
High, High. The Bank also uses risk profile report as a reference in establishing its business strategy.
Through self assessment on periods ended December 2011, the Bank’s overall risk is Low.
Type of Risk
e. Application of Risk Management including Internal Control system
1 Active Control by BOC and BOD a Accept and evaluate risk management
policy, b Evaluate BOD’s performance in risk
management policies implementation, c Evaluate and make decision on BOD’s
proposals containing transactions that need BOC’s approvals
d Conduct reviews on risk assessment methodology, Management Information
Systems implementation adequacy, and policies, procedures, and limit setting
accuracies,
AnnualReport• Laporan Tahunan 2012
AnnualReport•
bank bjb
192
AnnualReport• AnnualReport•
e Menyediakan sumber daya yang berkualitas untuk menyelesaikan tugas pengelolaan
risiko yang efektif, f Merencanakan
dan merealisasikan
peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia pengelola risiko secara
berkala dan berkelanjutan. 2 Kecukupan Kebijakan Prosedur dan Penetapan
Limit Adanya pedoman tentang manajemen risiko
dimana salah satu hal yang diatur didalamnya adalah mengenai kebijakan dan limit risiko
pasar, risiko kredit dan risiko operasional. 3 Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran,
Pemantauan dan Pengendalian Risiko Membangun dan mengembangkan sistem
informasi manajemen risiko baik untuk risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang
bertujuan untuk dapat melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko sejak dini. 4 Sistem pengendalian Intern
Menerapkan sistem pengendalian intern dengan berkoordinasi dengan Divisi Audit
Intern untuk menyampaikan laporan profil risiko secara triwulanan sebagai bahan referensi
dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban Divisi Audit Intern.
Dalam memenuhi ketentuan PBI tersebut, bank bjb membuat
profil risiko sesuai dengan tingkat kompleksitas aktivitas bisnis dan sistem pengendalian risiko yang dimiliki dengan didukung
tingkat keakuratan data yang optimal sehingga dapat digunakan dalam menyusun sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Profil risiko yang dihasilkan dapat mencapai 4 hal berikut ini: a. Efisiensi
Proses pengukuran profil risiko yang distandardisasi akan mempermudah dalam proses pengerjaan, karena dapat
dilakukan dengan memasukan data yang diperlukan dan model perhitungan akan secara otomatis mengukur dan
menampilkan hasil pengukurannya. 8 Jenis Risiko PBI no.58PBI2003
8 Type of Risk PBI no.58PBI2003
1. Risiko Kredit 2. Risko Pasar